HASIL PENELITIAN
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
Oleh
REXSI
171930893
i
ABSTRAK
Oleh:
Rexsi
ii
ABSTRACT
By:
Rexsi
This study aims to determine: (1) The effect of workload on work stress in
Blud Nurses at Benyamin Guluh Hospital, Kab. Kolaka. (2) The Effect of Work
Life Balance on Work Stress in Blud Nurses at Benyamin Guluh Hospital, Kab.
Kolaka.
Based on the results of the study it is known that there is a positive and
significant influence between workload variables on work stress. What is shown is
the statistical value of 11.066, the original sample value is 0.669 and the P-value
is 0.000. for the variable work life balance has a negative and insignificant effect
on work stress showing a statistical value of 1.109, the original sample value is -
0.105 and the P-value is 0.268.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
iv
3.3.2 Sumber Data ............................................................................ 26
3.4 Populasi Dan Sampel Penelitian ...................................................... 27
3.4.1 Populasi Penelitian................................................................... 27
3.4.2 Sampel Penelitian .................................................................... 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 28
3.6 Variabel Dan Defenisi Operasional .................................................. 29
3.6.1 Variabel Operasional ............................................................... 29
3.6.2 Defenisi Operasional ................................................................ 30
3.7 Pengujian Instrument Peneltian ........................................................ 32
3.7.1 Uji Validitas Penelitan ............................................................. 32
3.7.2 Uji Reliabilitas Penelitian ........................................................ 33
3.8 Teknik Analisis Data ......................................................................... 34
3.8.1 Model Pengukuran Atau Outher Model .................................. 37
3.8.2 Model Structural Atau Inner Model ........................................ 39
v
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 41
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Data Pembagian Sift Masing Masing Ruangan Di BLUD Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2022 .................................. 5
1.2 Data Perawat Belum Menikah Dan Sudah Menikah Di BLUD Rumah
Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2022 ......................... 6
2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 18
3.1 Waktu Penelitian Tahun 2022 ................................................................. 27
3.2 Data Berdasarkan Jenis Ketenagaan Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab.
Kolaka Tahun 2021 ................................................................................. 28
3.3 Skala Likert ............................................................................................. 30
3.4 Variabel dan Indikator Penelitian............................................................ 31
3.5 Hasil Uji Validitas ................................................................................... 34
3.6 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 35
3.7 Tabel Interpretasi Data ............................................................................ 45
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 49
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan status penikahan......................... 49
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan unit kerja atau ruangan .............. 50
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan masa kerja .................................. 51
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian................... 51
4.6 Nilai Interval ........................................................................................... 52
4.7 Statistik Deskripsi Variabel Stres Kerja .................................................. 53
4.8 Statistik Deskripsi Variabel Beban Kerja................................................ 54
4.9 Statistik Deskripsi Variabel Work Life Balance ..................................... 56
4.10 Hasil Outer Loadings ............................................................................ 58
4.11 Hasil Cross Loading .............................................................................. 59
4.12 Hasil Construct reliability and validity ................................................. 60
4.13 Nilai Korelasi Antar Konstrak .............................................................. 61
4.14 Nilai Composite Reliability (rho_a) dan (rho_c) .................................. 61
4.15 Nilai R-square dan R-square adjusted ................................................... 63
4.16 Hasil Path Coefficients.......................................................................... 64
vii
4.17 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ................................................... 65
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................ 23
2.3 Konsep Hipotesis .................................................................................... 25
3.1 Jalur Hubungan Antar Konstruk ............................................................. 38
4.1 Struktur Organisasi BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka 46
4.2 Output PLS Algorithm............................................................................. 57
4.3 Output PLS Algorithm............................................................................. 57
4.4 Hasil Model Penelitian PLS Boostsrapping........................................... 62
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
menyelesaikan hasi penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Beban Kerja Dan
Work Life Balance Terhadap Stres Kerja Pada Perawat BLUD Rumah
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan penyusunan hasil penelitian ini
sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Sarjana (S-1) pada
Program Studi Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
sebesar-besarna terkhusus kepada orang tua penulis yaitu Bapak Yohanis Pamasi
dan Ibu Mince Marimbun serta keluarga besar yang selama ini selalu mendo’akan
denga penuh rasa tulus dan beribadah terbaik demi pendidikan penulis.
Selain itu, penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang lain yang terlibat dalam penyusunan hasil penelitian ini, penulis
2. Bapak Nursamsir, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
3. Ibu Niar Astaginy, SE., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen
x
November Kolaka yang telah memberikan bimbingan serta saran selama
6. Kepada Dewan Penguji mulai dari ujian proposal hingga ujian Hasil
penelitian.
xi
9. Sahabat-sahabatku yang selama ini selalu memberikan doa, dukungan.
Penulis sungguh menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata
Untuk itu, penulis mengharapkan keritik serta saran dari pembaca supaya tulisan
ini nantinya dapat menjadi karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Terakhir, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi
para pembacanya untuk di jadikan bahan referensi baik dengan belajar sendiri
Penulis
Rexsi
Nim.171930893
.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
sosial yang memberikan pelayanan prima kepada masyarakat luas dalam hal
dalam hal ini timbulnya stress kerja. Stres merupakan respon tubuh yang bersifat
tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. hasil penelitian
Tinggi rendahnya tingkat stress seseorang seringkali memberikan baik dan buruk
hasil suatu pekerjaan yang dilakukan. Stres kerja merupakan kondisi individu
sehingga individu merasa tidak nyaman dan tidak tenang dalam menjalankan
suatu pekerjaan (Mulyati & Aiyub, 2018). Dalam prosesnya stress kerja tidak
terjadi begitu saja melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor satu diantaranya
adalah beban kerja (Paramita, 2019). Sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi stress kerja, beban kerja menjadi salah satu faktor yang
1
2
pekerjaan yang di lakukannya. Beban kerja merupakan tugas dan tanggung jawab
dalam diri seseorang sehingga menimbulkan stress (Maharani & Budianto, 2019).
terbentuknya stress kerja yang di alami oleh seseorang. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh (Rizky & Afrianty, 2018) yang menghasilkan
temuan bahwa salah satu karasteristik yang mendorong terbentuk stress kerja
adalah beban kerja, dimana setiap individu dalam menjalankan sebuah aktivitas
dibahwa tekanan dengan tuntutan perkerjaan yang tinggi sering kali menemukan
berbagai kendala yang berujung pada stres. Dari beberapa hasil penelitian tersebut
secara langsung beban kerja di posisikan sebagai salah satu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lain yaitu work life balance. work life balance
pekerjaan yang ada di rumah. sebagai seorang tenaga kerja yang sudah memiliki
sebagai bagian dari keluarga hal ini di maksudkan dengan work life balance
(Wenno, 2018). Sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi stress kerja, work
3
life balance juga dikatakan sebagai salah satu variabel yang mampu memberikan
balance berpengaruh terhadap stres kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Nurendra & Saraswati, 2017) yang menemukan bahwa work life
balance berpengaruh dalam proses terbentuknya stres yang dialami oleh seseorang
tersebut dapat diasumsikan bahwa work life balance dapat menjadi prediktor
maupun penghubung terbentuknya stress kerja yang dialami oleh setiap individu.
kerja dan work life balance terhadap stres kerja seperti yang di uraikan pada
paragraf sebelumnya lebih banyak berfokus pada bagaimana stress kerja itu bisa
terbentuk. Hal ini didasari oleh hasil penelitian yang di lakukan (Sitanggang &
Ikram, 2021) tentang variabel beban kerja dan variabel work life balance hasil
work-life balance dan beban kerja mempunyai pengaruh terhadap stres kerja yang
tersebut mempengaruhi stes keja, tenaga kerja yang memiliki beban kerja yang
tinggi akan menimbulkan stres keja dan stres kerja terjadi karena tidak memiliki
keseimbangan hidup kerja dapat mengurangi stres kerja. Ketika tenaga kerja
memiliki keseimbangan hidup kerja yang baik maka karyawan tersebut mampu
4
menghadapi beban kerja dan juga dapat mengurangi stres kerja pada tenaga kerja.
Berbedah dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dhania, 2010) tentang variabel
beban kerja terhadap stres kerja yang menyatakan beban kerja berpengaruh tapi
menemukan bahwa variabel work life balance tidak memberikan pengaruh yang
variabel penting yang dapat mendukung terbetuknya stres kerja yang dialami oleh
penulis meyakini bahwa stres kerja di kalangan tenaga yang bekerja di rumah
sakit menjadi sesuatu hal yang perlu diketahui. Dalam hal ini stres kerja di
kalangan tenaga kerja dalam sebuah instansi Rumah Sakit di katakan penting di
karenakan semakin besar beban kerja atau tuntutan pekerjaan dan work life
balance yang dialami oleh seseorang maka tenaga kerja cenderung memiliki stress
yang tinggi. Begitupun sebaliknya, jika semakin kecil tuntutan pekerjaan dan
work life balance yang dialami oleh seseorang maka tenaga kerja cenderung
Dari data yang di dapat pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka. Peningaktan pasien dari tahun
stres pekerjaan yang disebabkan oleh beban kerja dan kondisi kerja.
Perubuhan sift, lama bekrja dan perbadingan perawat dengan kamar akan menjadi
beban kerja fisik maupun mental yang akan di rasakan perawat. peraturan yang
telah dibuat tentang shift kerja para perawat, yang di bagi masing-masing kepala
ruangan. Berikut dengan data jumlah perawat dalam ruangan, data pembagian sift
kerja dan lama kerja di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit
Tabel 1.2
Data Pembagian Sift Masing Masing Ruangan Di BLUD Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2022
menikah mengalami konflik antara mengurus keluarga dan merawat pasien yang
6
sudah menjadi tanggung jawabnya. Ketika perawat bekerja pada shift malam
maka di pagi hari mereka juga harus mengurus pekerjaan rumah seperti mengurus
anak dan lain sebagainya, sehingga kurangnya istirahat yang membuat perawat
perawat di Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah sakit benyamin guluh
sekaligus, yaitu peran sebagai orang tua ketika dirumah serta peran sebagai
perawat ketika di tempat kerja. Perawat yang sudah menikah dan mempunyai
anak memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih berat dari pada yang belum
menikah. Berikut data perawat badan layanan umum daerah (BLUD) Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka yang sudah menikah dann belum menikah
Table 1.2
Data Perawat Belum Menikah Dan Sudah Menikah Di BLUD Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Tahun 2022
menujukkan bahwa dari total perawat yang bertugas di masing ruangan yang telah
7
keperawatan pada setiap shift, yaitu 4-5 orang kecuali pada shift pagi yaitu 6-7
orang perawat. Harus menagani kamar 16-19 kamar dalam satu hari, terutama sift
pagi selain merawat pasien, perawat juga harus mengurus administrsasi pasien.
Selain itu, dari berapa perawat di ruang rawat pasien di dapatkan hasil bahwa
terdapat beberapa kemungkinan gejala stres kerja, yaitu 30% sering mengalami
lelah pada otot, 20% sering mengalami sakit kepala, 30% mengalami gangguan
pencernaan, 10% sering merasa tegang dan 50% merasa tidak cukup tidur. Dari
hasil ini perawat yang mengalami stres kerja rata-rata perawat yang sudah
pengaruh beban kerja dan work life balance terhadap stress kerja penting untuk di
kaji lebih dalam melalui penelitian tentang pengaruh beban kerja dan work life
balance terhadap stress kerja pada perawat Badan Layanan Umum Daerah
Ratnasari, 2018) dan menemukan bahwa beban kerja dan work life balance
memiliki pengaruh terhadap stress kerja. Sedangkan hasil penelitian oleh (Alianto
& Anindita, 2014) menemukan bahwa beban kerja dan work life balance tidak
memiliki pengaruh terhadap stress kerja. Maka dapat diidentifikasi masalah pada
1. Bagaimana pengaruh beban kerja terhadap stress kerja pada perawat Badan
2. Bagaimana pengaruh work life balance terhadap stress kerja pada perawat
Kolaka.
Guluh Kolaka.
2. Untuk mengetahui pengaruh work life balance terhadap stress kerja pada
Guluh Kolaka.
mengenai variabel beban kerja dan work life balance, serta dapat digunakan
2. Manfaat Praktis: Sebagai bahan acuan pada perawat Badan Layanan Umum
Stres dalam pekerjaan merupakan salah satu gangguan potensial yang akan
berdampak pada kinerja sumber daya manusia dan akan berpengaruh pada
Menurut Gibson (Adolfina & Tawas, 2017:138) Stres kerja merupakan sebagai
individual, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau
Stress kerja merupakan Gangguan yang terjadi secara fisik dan emosional sebagai
akibat ketidaksesuaian antara kapasitas, sumber daya atau kebutuhan pekerja yang
berasal dari lingkungan pekerjaan (Samura & Sitompul, 2020). stress kerja
merupakan kejenuhan dalam bekerja akibat dari berbagai tekanan dalam pekerjaan
oleh setiap karyawan ketika bekerja dan diatasi secara berbeda menggunakan cara
10
11
adanya tekanan atau ketegangan di alami individu dalam berkerja akibat tuntutan
1) Stresor ekstraorganisasi
keluarga, relokasi, kondisi ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, serta kondisi
2) Stressor organisasi
3) Stresor kelompok
4) Stresor individu
dipelajari, daya tahan psikologis, tingkat konflik antra individu yang berakar
dari frustrasi.
yaitu :
1. Kondisi kerja
Kondisi kerja merupakan semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan
produktivitas kerja.
2. Kondisi fisik
Kondisi fisik secara umurn dapat diartikan dengan keadaan atau kemampuan
3. Tekanan kerja
(Romadhoni et al., 2015). Beban kerja merupakan persepsi dari pekerja mengenai
kegiatan yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu serta upaya dalam
merupakan serangkaian uraian tugas atau volume perkerjaan yang belum maupun
yang telah diselesaikan para pegawai perusahaan dalam satuan waktu tertentu
1. Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pegawai yaitu:
a) Tugas (Task). Meliputi tugas bersifat fisik seperti, stasiun kerja, tata
ruang tempat kerja, kondisi ruang kerja, kondisi lingkungan kerja, sikap
kerja, cara angkut, beban yang diangkat. Sedangkan tugas yang bersifat
dan sebagainya
2. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat dari reaksi
beban kerja eksternal yang berpotensi sebagai stresor, meliputi faktor somatic
(jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan, dan
14
Menurut Putra & Hubeisin (Nabawi, 2019) idikator dari beban kerja yaitu:
2. Kondisi pekerjaan
saat pengerjaan serta dapat mengatasi kejadian yang tak terduga seperti
3. Standart pekerjaan
timbul mengenai beban kerja yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
tertentu.
terjadi karena adanya pegawai yang menyelesaikan pekerjaan agar target bisa
segera dicapai.
15
konsep luas yang melibatkan penetapan prioritas yang tepat antara pekerjaan
(karir dan ambisi) pada satu sisi dan kehidupan (kebahagiaan, waktu luang,
Oleh sebab itu, sebagai seorang tenaga kerja yang sudah memiliki keluarga
dari keluarga hal ini di maksudkan dengan work life balance (Wenno, 2018).
1) Faktor Individual,
neurotisisme, ekstraversi.
2) Faktor Organisasional
e) Teknologi : Membantu
f) pekerjaan kantor dan rumah jauh lebih mudah dan cepat sehingga
3) Faktor Lingkungan
perawatan anak.
4) Faktor Lainnya Umur, tipe keluarga, status orang tua, tipe pekerjaan,
Menurut McDonald (Sigar et al., 2018) indikator dari variabel work life
balane yaitu:
Time balance mwerujuk pada jumlah waktu yang diberikan oleh individu baik
dilihat dari kondisi yang ada pada keluarga, hubungan dengan teman-teman
maupun rekan kerja, serta kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diselesaikan
18
Peneliti/tah
Judul Variabel Populasi Dan Keterbatasan Rekomendasi
No un Hasil Dan Kesimpulan
Penelitian Sampel Penelitian Penelitian
penelitian
1. Pengaruh (Maharani 1.Beban Populasi: Motode Yang Digunakan Dalam
Beban Kerja & Budianto, Kerja Perawat Rawat Penelitian Ini Adalah Deskriptif
Terhadap 2019) 2.Stre Kerja Inap Dalam Di Dan Verifikatif. Hasil Penelitian
Stres Kerja 3.Kinerja BLUD RSU Didapati Besarnya Angka
Dan Kinerja Kota Banjar Adjusted R Square Adalah 0,193
Perawat Sampel: Atau 19,3%. Dapat Disimpulkan
Rawat Inap 40 Responden Bahwa Beban Kerja
Dalam. Mempengaruhi Langsung
Terhadap Stres Kerja Sebesar
19,3%. Dapat Disimpulkan Pula
Bahwa Beban Kerja
Mempengaruhi Tidak Langsung
Terhadap Kinerja Sebagai
Variabel Intervening Lalu Ke
Stres Kerja Sebesar 39,9%.
2. The Effect (Hamna 1.Work-Life Populasi : Berdasarkan Permasalahan Dari Ketiga Variabel
Of Work- Satriansyah, Balance Populasi Dalam Yang Telah Dirumuskan, Hasil Yang Diteliti, Masih
Life Balance 2019) 2. Kepuasan Penelitian Ini Analisis Dan Pengujian Hipotesis Terdapat Variabel-
On Work Kerja Adalah Seluruh Yang Telah Dilakukan Pada Bab Variabel
Satisfaction Karyawan Bank Sebelumnya, Maka Dapat Lain Yang Dapat
3.Stres
With Work Indonesia Kantor Diambil Kesimpulan Sebagai Mempengaruhi Yang
Stress As A Kerja Perwakilan Jawa Berikut: (1) Work-Life Balance Tidak Dibahas Dalam
Mediation Tengah Memiliki Pengaruh Langsung Penelitian Ini. Oleh
Variable Yang Berjumlah Secara Signifikan Terhadap Stres Sebab Itu, Perlu
116 Kerja, (2) Work-Life Balance Diteliti Lebih Lanjut
Karyawan Memiliki Pengaruh Langsung Mengenai Variabel
19
Perwakilan
Provinsi
Sumatera Barat
Yang Berjumlah
54 Orang
4. Pengaruh (Jaeni, 1.Beban Populasi Pada Terdapat Pengaruh Positif Dan
Beban 2020) Kerja Penelitian Ini Signifikan Beban Kerja Terhadap
Kerja Dan 2.Work Life Adalah Seluruh Stres Kerja Karyawan PT BPR
Work Life Balance Karyawan PT Arisma Mandiri Brebes. Terdapat
3.Stres BPR Arisma Pengaruh Negatif Dan Signifikan
Balance
Kerja Mandiri Brebes Work Life Balance Terhadap
Terhadap Yaitu Sebanyak Stres Kerja Karyawan PT BPR
Stres Kerja 42 Orang. Oleh Arisma Mandiri Brebes. Terdapat
Pt Bpr Karena Itu Pengaruh Positif Dan Signifikan
Arisma Jumlah Sampel Beban Kerja Dan Work Life
Mandiri Juga Sama Yaitu Balance Secara Simultan Atau
Brebes 42 Orang Bersama-Sama Terhadap Stres
Karyawan. Kerja Karyawan PT BPR Arisma
Mandiri Brebes.
5. Pengaruh (Sitanggang 1. Work Life Populasi Dalam Berdasarkan Hasil Penelitian Untuk Meneliti
Work Life & Ikram, Balance Penelitian Ini Didapatkan Bahwa Work-Life Variabel Beban
Balance 2021) 2. Beban Adalah Seluruh Balance Memiliki Pengaruh Kerja, Stres Kerja
Dan Beban Kerja Karyawan Yang Terhadap Stres Kerja. Dan Work-Life
Bekerja Di BPJS Berdasarkan Pada Hasil Balance Diharapkan
Kerja 3. Stres
Ketenagakerjaan Penelitianjuga Didapatkan Bahwa Dapat Mengkaji
Terhadap Kerja Kantor Cabang Beban Kerja Memberikan Lebih Dalam Terkait
Stres Kerja Kediri Dengan Pengaruhterhadap Stres Kerja. Permasalahan Dalam
( Studi Jumlah Dengan Penelitian Ini Dan
Pada Bpjs Karyawan Juga Dituntut Lebih
Ketenagake Sebanyak 26 Updateterkait Teori
rjaan Orang. Dalam Penelitian
Kantor Bagan. Selanjutnya.
Cabang Sampel Dengan
Jumlah Populasi
21
daya yang dimiliki individu, semakin tinggi kesenjangan terjadi semakin tinggi
juga stress yang dialami individu, dan akan mengancam (Gusti et al., 2018: 3).
Menurut Putranto, (2013) stres kerja adalah kejenuhan dalam bekerja akibat dari
sehingga beban pekerjaan tidak terselesaikan. Beban kerja merupakan beban yang
dіperlukan dan berkaіtan dengan tuntutan mental berdampak pada kіnerja manuѕіa
berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja. Hidayat, Suwarsi &
dan signifikan terhadap stres kerja. Sedangakan Piscesta, Stefhani (2021) Work-
Life Balance berpengaruh negatif terhadap Stres Kerja. Alianto & Anindita
(2014) menemukan bahwa variabel work life balance tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap stress kerja. Berdasarkan uraian hubungan antar variabel
diatas, maka peneliti dapat membuat kerangka pemikiran yang dapat dijelaskan
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Beban Kerja Dan Work Life Balace Terhadap Stres Kerja
Perawat Pada BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka
a) Kondisi Kerja
b) Kondisi Fisik
c) Tekanan Kerja
Kesimpulan
Saran
telah di berikan. beban kerja yang diberikan melebihi batas kemampuan tenaga
kerja hal ini dapat menimbulkan suatu tekanan yang akan dirasakan tenaga kerja
24
yang dapat meniumbulkan stres kerja. Menurut Budiasa, (2021) Beban kerja
tugas sesuai dengan harapan berbeda dengan kapasitas yang tersedia pada saat itu.
kerja berpengaruh pada stres kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di
lakukan oleh Maharani & Budianto, (2019) bahwa beban kerja berpengaruh
meningkatknya stres kerja. Hal ini dimaksudkan Tenaga kerja diharapkan bisa
berpengaruh terhadap stres kerja. disisi lain, menurut Piscesta, Stefhani, (2021)
Kerja. Sedangkan penelitian yang di lakukan oleh Hidayat et al., (2017) bahwa
Work Life Balance berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Stres kerja.
H2 : Work life balance berpengaruh negative dan signifikan terhadap stres kerja
25
Berdasarkan uraian hubungan antara variabel dia atas, maka peneliti dapat
membuat hipotesis yang dapat di jelaskan melalulii gambar di bahwa ini yaitu
sebagai berikut:
Beban kerja
(X1) H1
H2
Work life
balance(X2)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
teori yang telah dijadikan dasar dalam penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut
adalah model penelitian yang didasarkan pada falsafah positivisme yaitu ilmu
analisis data bersifat kuantitatif statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan. Sedangkan jenis penelitian explanatory research yaitu jenis
penelitian yang menjelaskan dan menekankan pada hubungan atau pengaruh antar
26
27
Tabel 3.1
Waktu Penelitian Tahun 2022
Bulan
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Observasi
Penyusunan
proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan Data
Analisis Data
Penyusunan Skripsi
Sidang Skripsi
Data kualitatif adalah data data yang menunjukkan keadaan, kejadian yang
dinyatakan dengan tidak menggunakan bilangan (Raihan, 2017 : 81). Adapun data
dalam peneltian ini jawaban responden atas peryataan yang ada dalam kuesioner.
Data Kuantitatif, adalah data yang dinyatakan dalam bilangan dan dapat
penelitian ini, data jumlah perawat dalam ruangan, data pembagian sift kerja, data
dari sumber utama dalam hal ini data diperoleh dari individu dimana penelitian
yang terpilih.
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang tidak
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek, subjek yang
penelitian ini adalah Perawat BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten
Kolaka yang berjumlah 246. Sebagian yang ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Data Berdasarkan Jenis Ketenagaan Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab.
Kolaka Tahun 2021
Gerder Laki-Laki Perempuan Jumlah
Perawat PNS 17 81 98
Perawat Non PNS 23 89 112
Bidan pns - 26 26
Bidan non pns - 10 10
Jumlah 40 206 246
29
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti (Sugiyono, 2017).
untuk terpilih sebagai sampel tidak diketahui. Adapun cara Penarikan sampel
cara pembagian populasi ke dalam strata, memilh sampel acak setiaap stratum,
secara sengaja dan orang yang ingin dituju mengerti akan sampel yang dimaksud
(Hair et al., 2010). Rumus Hair digunakan karena ukuran populasi dalam
penelitian ini belum diketahui pasti dan menyarankan bahwa ukuran sampel
minimum 5-10 dikali variabel indikator. Berdasarkan hal tersebut jumlah sampel
= 10 × 10
= 100
30
penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang yang merupakan perawat BLUD Rumah
penyebaran kuesioner.
hal ini untuk mendapatkan data yang bersifat internal dan diberi skor sebagai
berikut:
Tabel 3.3
Skala Likert
No Kategori Skor
1. Sangat setuju 5
2. Setuju 4
3. Tidak berpendapat/Netral 3
4. Tidak setuju 2
5. Sangat tidak setuju 1
31
penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen dan variabel
depnden.
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Surahman, 2016:59).
Tabel 3.4
Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel Defenisi Indikator Penjelasan
Stres Stress kerja 1. Kondisi 1. semua aspek fisik
Kerja merupakan kerja kerja, psikologis kerja
32
mengenai
pekerjaannya,
misalnya perasaan
yang timbul mengenai
beban kerja yang
harus diselesaikan
dalam jangka waktu
tertentu.
4. Waktu yang
digunakan dalam
kegiatan-kegiatan
yang berhubungan
langsung dengan
proses produksi.
Work life Work life balance 1. TimeBalan 1. Time balance merujuk
balance merupakan konsep ce pada jumlah waktu
(X2) luas yang (Keseimba yang diberikan oleh
melibatkan ngan individu baik bagi
penetapan prioritas Waktu) pekerjaannya maupun
yang tepat antara 2. Involvemen hal-hal diluar pekerjaan
pekerjaan (karir dan t Balance misalnya seperti waktu
ambisi) pada satu (Keseimba bagi keluarganya.
sisi dan kehidupan ngan 2. Involvement balance
(kebahagiaan, Keterlibata merujuk pada jumlah
waktu luang, n) atau tingkat
keluarga dan 3. Satisfaction keterlibatan secara
pengembangan Balance psikologis dan
spiritual) di sisi lain (Keseimba komitmen suatu
(Hamna ngan individu dalam
Satriansyah, 2019) Kepuasan) pekerjaannya maupun
Menurut hal-hal diluar
McDonald pekerjaannya
(Sigar et 3. Satisfaction Balance
al., 2018) merujuk pada jumlah
tingkat kepuasan suatu
individu terhadap
kegiatan pekerjaannya
maupun hal- hal di luar
pekerjaannya.
telah di tetapkan dengan tujuan untuk memperoleh data dalam bentuk angka
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
atau indikator mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
membandingkan nilai r-hitung dengan nilai r-tabel unuk df = n-2 dengan alpha
tanpa ada dasar yang jelas. Jika rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut dikatakan
0.361. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan nilai
rtabel. Jika nilai rhitung > nilai rtabel, maka pernyataan tersebut valid.
Dalam penelitian ini dibantu menggunakan Software SPSS 25, hasil uji
Table 3.5
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa rhitung > rtabel = 0,361,
maka dari 10 item pernyataan instrumen dinyatakan valid dan bisa dipakai untuk
analisis selanjutnya.
jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur untuk
instrumen akan dapat dipercaya atau reliabel jika Cronbach Alpha di atas 0,60
Table 3.6
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Cronbach Alpha
Variabel Keterangan
Alpha standariz
Beban Kerja (X1) 0,862 0,600 Reliabel
Work Life Balance 0,783 0,600 Reliabel
36
(X2)
Stres Kerja (Y) 0,744 0,600 Reliabel
(Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2021)
instrument Stres kerja yaitu sebesar 0,744, instrument beban kerja yaitu sebesar
persyaratan.
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model kausalitas atau pengaruh dan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Untuk mendukung hasil penelitian, data yang diperoleh akan
dianalisis dengan alat statistik melalui bantuan Partial Least Square (PLS).
mendapatkan nilai variabel laten untuk tujuan prediksi, secara formal variabel
bobot (weight estimate) untuk menghasilkan skor variabel laten diperoleh hasil
dari spesifikasi inner model dan outher model yaitu, model struktural yang
latennya).
yaitu:
37
c. Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan
variabel laten.
Selain itu model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari
3. Weight relation agar variabel laten bisa diestimasi, dengan asumsi bahwa
variabel laten dan variabel manifest di skala zero means dan unit variance
model.
b. Tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outher model
Selanjutnya pada dua tahap pertama proses interaksi indikator dan variabel
laten diperlukan sebagai deviasi (penyimpangan) dari nilai means (rata-rata). Pada
38
tahap ketiga untuk hasil estimasi dapat diperoleh berdasarkan matriks data asli,
hasil penduga bobot dan koefisien jalur pada tahap kedua digunakan untuk
gambar berikut:
Gambar 3.1.
Keterangan :
= Variabel laten
= Indikator
= Hubungan variabel
= Jalur Indikator
39
variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau
persamaannya :
x1 = x1 1 + 1 x5 = x5 5 + 5
x2 = x2 2 + 2 x6 = x6 6 + 6
x3 = x3 3 + 3 x7 = x7 7 + 7
x4 = x4 4 + 4
y1 = y1 1 + 1ͯ
y2 = y2 1 + 2
y3 = y3 1 + 3
indikator atau variabel manifest di skala zero means dan unit varian sama
Karena PLS di desain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel
laten, setiap variabel laten endogen (dependen) atau sering di sebut causal
3. Weight Relation adalah estimasi nilai kasus variabel laten, inner model dan
antara variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outher relation
manifest. Disamping itu outher model digunakan untuk menguji validitas dan
diperoleh data yang valid dan reliabel. Validitas diukur dengan convergent
reliability.
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner atau
indikator mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2013). Untuk menguji validitas dengan program PLS dilakukan
a) Convergent validity
41
korelasi antara item score atau indikator dengan score konstruknya yang dihitung
dengan PLS, dimana refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi > 0,7
dengan konstruk yang diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 – 0,6 dianggap cukup (Ghozali,
2014). Jika ada indikator yang tidak valid maka harus dibuang/didrop.
b) Discriminant validity
Uji discriminat validity menggunakan nilai cross loading dan juga selain
mengamati nilai cross loading, discriminant validity juga dapat diketahui melalui
1) Cross loading
konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran > dari ukuran
dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar dari pada nilai
dikatakan reliabel ketika memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,7.
Reliabel (Ghozali dan Latan, 2015). Uji reliabilitas dilakukan dengan dua cara
yaitu :
1) Melihat nilai composite reliability, jika nilainya lebih besar dari 0,7 maka
dinyatakan reliabel.
variabel terikat.
ditunjukkan oleh nilai tstatistik > ttabel sebesar 1,98 untuk hipotesis dua arah
(two-tailed) dan tstatistik > ttabel sebesar 1,64 untuk hipotesis satu arah (one-
43
tailed) dan P-values < 0,05 dengan ketentuan taraf signifikan (α) adalah 0,05
c) Kesimpulan pengujian jika thitung > ttabel maka H₀ yang menyatakan bahwa
tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat
suatu proporsi dari varian yang dapat mengukur seberapa jauh kemampuan model
Tabel 3.7
Tabel Interpretasi Data
4.1 Gambaran Umum BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka
4.1.1 Sejarah Singkat BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka
Kabupaten Kolaka (induk) telah dua kali mengalami pemekaran, yakni Kabupaten
Kolaka Utara, dan Kabupaten Kolaka Timur yang disahkan pada akhir tahun
2012. Pasca pemekaran, kabupaten Kolaka mencakup daratan dan kepulauan yang
memiliki wilayah seluas 3.283,59 Km2, dan wilayah perairan (laut) diperkirakan
seluas ± 15. 000 Km2. Jumlah penduduk kabupaten ini pada tahun 2021
dengan luas lahan ± 13.562 km2 dengan luas bangunan ± 2.737 m2.
Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka dibangun pada tahun 1979
dan mulai dimanfaatkan pada bulan Juni 1980, ditahun 2016 telah memiliki 20
gedung dengan luas seluruh bangunan ± 6320,82 m2. Pada awalnya rumah sakit
ini memiliki nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), namun berdasarkan
BLUD) dan berganti nama menjadi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
45
46
Kolaka yang turut serta dalam wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara
Kolaka
Gambar 4.1
Struktur Organisasi BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab.
Kolaka
Direktur
dr. H. Muhammad Rifai
Rawatt Jalan
dr. Hj. Sufiati, M. Kes
Komite Medis
Rawat Inap Dr. Hj. Sri Noviati
dr. H. Muhajir Jamal
Kamar Bedah
H. Parjoko, SKM
Instalasi Radiologi
Syahria, S.Si
Instalsi Farmasi
Megarismanita, M.Farm, Apt
Instalai Gizi
Dian Pravitasari, AMG
4.1.3 Visi dan Misi BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka
Visi BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka adalah “Menjadi
kemampuan rumah sakit memberi pelayanan yang sesuai dengan standar profesi
kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya serta dapat memberikan layanan
dengan bidang keilmuannya, dan ketaatan terhadap etika dan nilai-nilai sosial di
keluarga
Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka. Pengambilan data dilakukan dalam kurun
waktu 4 minggu dan seluruh data kuesioner yang didapat lengkap sehingga
PNS baik perempuan dan laki-laki sebanyak 100 perawat. Berdasarkan hasil
menurut jenis kelamin, statutus pernikahan, unit kerja atau ruangan, masa kerja
responden pada setiap indikator dari masing-masing variabel. Hasil analisis ini
Karakteristik responden ini diuraikan secara rinci ke dalam bentuk tabel dengan
Robbins dan Coulter (2018, 637) Jenis kelamin umumnya tidak ada
perbedaan yang konsisten antara laki-laki dan perempuan dalam hal kemampuan
wewenang, dibandingkan pria yang lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya
dalam memiliki pengharapan untuk sukses, namun tetap saja perbedaanya keci.
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Perempuan 74 74%
2 Laki-Laki 26 26%
Jumlah 100 100%
(Sumber : Data Primer Diolah, 2022)
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti ada 74
orang berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 74%, dan 26 orang berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebesar 26%. Berdasarkan tabel diatas bahwa mayoritas
perempuan lebih lues, lebih lembut dan memiliki tingkat kesabaran tinggi dalam
melayani pasien.
50
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti ada
89 orang yang sudah menikah yaitu sebesar 89%, dan 11 orang yang belum
menikah yaitu sebesar 11%. Berdasarkan tabel diatas bahwa mayoritas responden
adalah sudah menikah, hal ini dikarenakan perawat yang sudah menikah memiliki
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan unit kerja atau ruangan
No Unit kerja/ruangan Frekuensi Persentase
1 IGD 15 15%
2 VVIP/VIP 13 13%
3 KELAS 1 15 15%
4 KELAS II DAN III 26 26%
5 PONEK 11 11%
6 NIFAS 10 10%
7 PATOLOGI 10 10%
Jumlah 100 100%
(Sumber : Data Primer Diolah, 2022)
51
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 100 responden dalam 7 ruangan
atau unit kerja yang di teliti yaitu IGD ada 15 perawat yaitu sebesar 15%,
VIP/VVIP 13 perawat yaitu sebesar 13%, Kelas 1 15 perawat yaitu sebesar 15%,
Kelas 2 dan 3 21 perawat yaitu 26%, Ponek 11 perawat yaitu sebesar 11%, NIFAS
10 perawat yaitu sebesar 10%, dan Partonologi 10 perawat yaitu sebesar 10%
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden berada pada unit kerja atau rungan
Kelas 2 dan 3. Hal ini dikarena jumlah pasien yang harus dilayani dalam ruangan
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan masa kerja
No Masa kerja Frekuensi Persentase
1 1-10 Tahun 55 55%
2 11-20 Tahun 33 33%
3 21-30 Tahun 8 8%
4 31-40 Tahun 4 4%
Jumlah 100 100%
(Sumber : Data Primer Diolah, 2022)
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti ada 55
perawat dengan masa kerja 1 sampai 10 tahun sebesar 55%, 33 perawat masa
kerja 11 sampai 20 tahun yaitu sebesar 33%, 8 perawat masa kerja 21 sampai 30
tahun yaitu sebesar 8%, dan 4 perawat masa kerja 31-40 tahun yaitu sebesar 4%.
Berdasarkan tabel diatas bahwa mayoritas masa kerja responden adalah 1 sampai
10 tahun. Hal ini dikarena perawat yang memilki masa kerja yang muda, masih
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Frekuensi Persentase
1 PNS 41 41%
2 Non PNS 59 59%
Jumlah 100 100%
(Sumber : Data Primer Diolah, 2022)
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti ada
41 perawat dengan status kepegawaian PNS yaitu sebesar 41%, dan 59 perawat
bersatatus kepegawaian Non PNS (honorer) yaitu sebesar 59%. Badasarkan tabel
diatas mayoritas status kepegawaian adalah Non PNS. Hal ini dikarenakan rumah
sakit membutuhkan tenaga kerja yang banyak dalam melayani pasien tanpa
membuat kelompok interval kedalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah
mencari lebar interval yang diperoleh dari skor tertinggi (5) dikurangi skor
terendah (1) dibagi (3) kategori, sehingga diperoleh lebar kelas interval 1,3
selanjutnya berdasarkan lebar kelas interval dapat disusun kategori nilai pada
Tabel 4.6
Nilai Interval
Kelas Interval Keterangan
1,0 - 2,3 Rendah
2.4 - 3,7 Sedang
3,8 - 5,0 Tinggi
(Sumber: Sugiono, 2013)
Dalam penelitian ini terdapat 3 indikator dari variabel stres kerja yaitu
kondisi kerja, kondisi fisik, dan tekanan kerja. Dari ketiga indikator
statistik deskripsi variabel stres kerja yang dapat dilihat pada table 4.7.
Tabel 4.7
Statistik Deskripsi Variabel Stres Kerja
Rata-rata
No Indikator Peryataan jawaban Ket.
responden
Banyaknya pasien yang
1 Kodisi kerja Y1.1 di layani menyebabkan 3.1 Sedang
kondisi saya tertekan..
Setelah melayani banyak
2 Kondisi fisik Y1.2 pasien badan saya terasa 3.5 Sedang
capek.
Saya merasa tertekan
Tekanan apabila menghadapi
3 Y1.3 3.0 Sedang
kerja masalah yang berkaitan
dengan pasien.
Total rata-rata 3.2 Sedang
(Sumber : Data Primer Diolah, 2022)
54
responden terhadap variabel stres kerja adalah sebesar 3,2 yang menunjukkan
bahwa tanggapan responden terhadap variabel stres kerja berada pada kriteria
“setelah melayani banyak pasien badan saya terasa capek” sebesar 3,5 dengan
dengan nilai rata-rata 3,0. Dengan kategori rendah. Dari hasil membuktikan
bahwa perawat akan kelelahan setelah mendaptakan beban kerja berlebihan, hal
Dalam penelitian ini terdapat empat indikator dari variabel beban kerja
yaitu Target Yang Harus Dicapai, Kondisi Pekerjaan, Standart Pekerjaan, Dan
Penggunaan Waktu Kerja. Keempat indikator ini terdiri dari satu pernyataan.
bentuk tabulasi statistic deskripsi variabel beban kerja yang dapat dilihat pada
tabel 4.8.
Tabel 4.8
Statistik Deskripsi Variabel Beban Kerja
Rata-Rata
No Indikator Peryataan Jawaban Ket.
Responden
Target yang Target pasien yang harus
1 X1.1 3.1 Sedang
harus dicapai di layani terlalau tinggi
Standart Saya melayani pasien
2 pekerjaan X1.3 dengan tingkat kesulitan 3.2 Sedang
yang tinggi.
3 Penggunaan X.1.4 Tugas yang selalu 3.2 Sedang
55
responden terhadap variabel beban kerja adalah sebesar 3,3 yang menunjukkan
bahwa tanggapan responden terhadap variabel beban kerja berada pada kriteria
dengan indikator (X1.3) dan (X.4), yaitu “saya melayani pasien dengan tingkat
kesulitan yang tinggi dan “tugas yang selalu diberikan terkadang sifatnya
mendadak dengan jangka waktu yang singkat” sebesar 3,2 dengan kategori
target pasien yang harus di layani terlalau tinggi” dengan nilai rata-rata jawaban
responden 3,1 dengan kategori sedang. Dari hasil membuktikan perawat sering
mendapatkan beban kerja yang harus segera di selesaikan yang sifatnya mendadak
dengan kesulitan yang tinggi, hal ini akan membuat perawat merasakan tekanan
Dalam penelitian ini terdapat 3 indikator dari variabel work life balance
ketiga indikator ini dijabarkan ke dalam bentuk tabulasi statistik deskripsi variabel
Tabel 4.9
Statistik Deskripsi Variabel Work Life Balance
Jawaban
No Indikator Peryataan rata-rata Ket.
responden
1 Time balance
Saya dapat mengatur
(keseimbangan
X2.1 waktu antara pekerjaan 4.0 Tinggi
waktu)
dan untuk keluarga.
2 Involvement
balance Saya dapat membagi
(keseimbangan X2.2 peran antara pekerjaan 3.9 Tinggi
keterlibatan) dan keluarga.
responden terhadap variabel work life balance adalah sebesar 4,0 yang
pada kriteria tinggi. Penilaian tertinggi jawaban rata-rata respoden berada pada
pernyataan dengan indikator (X2.1) dan (X2.3), yaitu “saya dapat mengatur
waktu antara pekerjaan dan untuk keluarga dan dengan system pembagian kerja
(sift kerja), sehingga saya dapat berkumpul dengan keluarga sebesar 4,0 dengan
kategori tinggi. Penilaian terendah terdapat pada peryataan “saya dapat membagi
peran antara pekerjaan dan keluarga”, dengan nilai jawaban rata-rata responden
3,9 dengan kategori tinggi. Dari hasil membuktikan bahwa perawat puas akan
system pembagia kerja (sift) sehingga perawat dapat membagi waktu antara
57
pekerjaan dan untuk keluarga , hal ini work life balance yang dirasakan perawat
Modeling (SEM) dan dibantu dengan Software Smart PLS versi 4.0, memerlukan
beberapa tahap untuk menilai fit model dari sebuah model penelitian.
Gambar 4.2
Output PLS Algorithm
Gambar 4.3
Output PLS Algorithm
validitas) yang ditunjukkan oleh nilai loading factor. Nilai loading factor > 0,7
SmartPLS 4.0 dengan hasil model stuktural dapat kita lihat pada gambar 4.3 dan
Table 4.10
Outer Loadings
Beban Kerja (X1) Work Life Balance (X2) Stres Kerja (Y)
X1.1 0.899
X1.3 0.853
X1.4 0.875
X2.1 0.781
X2.2 0.815
X2.3 0.858
Y1.1 0.870
Y1.2 0.713
Y1.3 0.782
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
59
yang terdiri dari 3 indikator, dimana indikator target yang harus dicapai, standart
pekerjaan, dan penggunaan waktu kerja. loading factor > 0,7 dan ini dinyatakan
valid. Pada variabel work life balance yang terdiri dari 3 indikator yaitu time
factor > 0,7 dan ini dinyatakan valid. Dan variabel stres kerja yang terdiri dari 3
indikator, dimana indikator kondisi kerja, kondisi fisik, dan tekanan kerja
yang baik apabila kolerasi antara konstrak dengan indikatornya > kolerasi
indikator konstrak blok lainnya. Hasil pengolahan data cross loading dapat dilihat
Table 4.11
Hasil Cross Loading
Beban Kerja (X1) Work Life Balance (X2) Stres Kerja (Y)
X1.1 0.899 -0.116 0.699
X1.3 0.853 -0.166 0.527
X1.4 0.875 0.047 0.527
X2.1 -0.174 0.781 -0.115
X2.2 -0.025 0.815 -0.105
X2.3 -0.044 0.858 -0.173
Y1.1 0.650 -0.199 0.870
Y1.2 0.415 -0.040 0.713
Y1.3 0.508 -0.125 0.782
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
60
Dari hasil cross loading pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai kolerasi
konstrak dengan indikatornya > nilai kolerasi dengan konstrak lainnya. Dengan
demikian semua variabel laten sudah memiliki discriminant validity yang lebih
Selanjutnya, Nilai AVE yang baik disyaratkan memiliki nilai > 0,5. Nilai
Table 4.12
Hasil Construct reliability and validity
Average
Composite Composite variance
Cronbach's reliability reliability extracted
alpha (rho_a) (rho_c) (AVE)
Beban Kerja (X1) 0.850 0.874 0.908 0.767
Stres Kerja (Y1) 0.704 0.746 0.833 0.625
Work Life Balance
(X2) 0.763 0.813 0.859 0.670
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
Berdasarkan Tabel 4.12 dimana variabel beban kerja, variabel work life
balance dan stres kerja memiliki Nilai AVE > 0,5 nilai tersebut sudah memenuhi
persyaratan.
nilai AVE varias rata-rata yang diekstraksi untuk masing-masing konstrak >
korelasi antar dua konstrak didalam model maka model discriminant validity
dikatakan lebih baik. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut:
61
Tebel 4.13
Nilai Korelasi Antar Konstrak
Beban Kerja (X2) Stres Kerja (Y1) Work Life Balance (X2)
Beban Kerja
(X2) 0.876
Stres Kerja
(Y1) 0.678 0.791
Work Life
Balance
(X2) -0.093 -0.167 0.819
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai AVE dari varians rata-
rata yang diektraksi untuk masing-masing konstrak lebih besar dari pada nilai
mempunyai nilai > 0,7. Hasil output SmartPLS dapat dilihat pada table 4.14
Tabel 4.14
Nilai Composite Reliability (rho_a) dan (rho_c)
Average
Composite Composite variance
Cronbach's reliability reliability extracted
alpha (rho_a) (rho_c) (AVE)
Beban Kerja (X1) 0.850 0.874 0.908 0.767
Stres Kerja (Y1) 0.704 0.746 0.833 0.625
Work Life Balance
(X2) 0.763 0.813 0.859 0.670
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
Composite Reliability variabel beban kerja, work life balance dan stres kerja
62
memiliki nilai > 0,7, sehingga hasil tersebut memiliki reliabilitas yang baik dan
memenuhi persyaratan.
konstrak dependen dan nilai tstatistik dari pengujian koefisien jalur (path
coefficient). Semakin tinggi nilai r-square maka semakin baik model prediksi dari
Gambar 4.4
Hasil Model Penelitian PLS Boostsrapping
terhadap variabel dependen. Ghozali (2012) membagi level kriteria nilai RSquare
menjadi level kuat, moderat, dan lemah. Nilai R-Square 0,70 mengidentifikasi
model pada level kuat, 0,50 mengidentifikasikan model berada pada level
63
moderate, dan 0,25 mengidentifikasikan model berada pada level lemah. nilai dari
Tabel 4.15
Nilai R-square dan R-square adjusted
R-square R-square adjusted
Stres Kerja (Y1) 0.471 0.460
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
Dari nilai r-square pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa beban kerja dan
work life balance mampu menjelaskan variabilitas konstrak stres kerja sebesar
47,1% dan sisanya sebesar 52,9% diterangkan oleh konstrak lainnya selain yang
yang meliputi output R-square, koefisien parameter dan t-statistik Untuk mengetahui
coefficients antar kostrak untuk melihat signifikan dan juga nilai t-statistik.
Kekuatan hubungan path coefficients dengan nilai berkisar antara -1 hingga +1,
karena semakin mendekati nilai +1 maka hubungan kedua konstrak semakin kuat.
thumb yang digunakan dalam penelitian ini yaitu t statistik > ttabel1,660 dengan nilai
original sample bersifat positif dan taraf signifikan nilai Pvalues < 0,05 atau (5%)
akurasinya bagus tapi tidak terlalu ketat, karena data yang dipakai berhubungan
Dari hasil model penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.3 dan Nilai dari
pengujian hipotesis penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.16 yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.16
Hasil Path Coefficients
Original Standard
sample Sample deviation T statistics
(O) mean (M) (STDEV) (|O/STDEV|) P values
Beban Kerja
(X1) -> Stres
Kerja (Y1) 0.669 0.674 0.060 11.066 0.000
Work Life
Balance (X2)
-> Stres
Kerja (Y1) -0.105 -0.107 0.095 1.109 0.268
(Sumber : Data Primer SmartPLS Diolah, 2022)
4.3.3.1 Hipotesis 1
signifikan terhadap stres kerja. Hasil pengujian menunjukkan nilai tstatistik 11,066 >
ttabel1,64, nilai Orginal sample sebesar 0,669 dan nilai Pvalues yaitu 0.000 < 0,05
yang artinya beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja,
4.3.3.2 Hipotesis 2
negative dan signifikan terhadaps stres kerja. Hasil pengujian menunjukkan nilai
tsatistik 1,109 < ttabel1,64, nilai Original sample sebesar -0,105 dan nilai Pvalues
65
yaitu 0.268 > 0,05, yang artinya work life balance berpengaruh negative dan tidak
signifikan terhadap stres kerja , maka H0 diterima dan H2 ditolak. Hal tersebut
membuktikan bahwa work life balance tidak memberikan pengaruh yang baik
Tabel 4.17
Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis
Keterangan
Hipotesis Hasil
Beban kerja berpengaruh Ori. sampel= 0,669
H1 positif dan signifikan T-statistics = 11,066 Diterima
terhadap stres kerja P values = 0.000
Work life balance
Ori. sampel = -0,105
berpengaruh negatife dan Ditolak
H2 T-statistics = 1,109
tidak singnifikan terhadap
P values = 0.268
stres kerja
(Sumber : Data Primer Diolah, 2022)
pada hasil Penelitian ini menggunakan dua item, yaitu beban kerja dan
work life balance. untuk mengetahuhui faktor penyebab terhadap stres kerja
kerja terhadap stres kerja membuktikan bahwa beban kerja berpengaruh positif
dan siginifikan terhadap stres kerja, artinya jika beban kerja meningkat maka
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada variabel beban kerja bahwa
perawat yang bekerja di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka dapat
di katakan memiliki beban kerja berat , dikarenakan variabel beban kerja pada
66
penelitian jawaban rata-rata responden berada pada kategori sedang yang bisa
dikatakan beban kerja yang di rasakan perawat berat. Beratnya beban kerja yang
dirasakan perawat diperoleh dari target pasien yang harus dilayani perawat tinggi,
setiap hari perawat harus melayani pasien yang segera di sembuhkan, perawat
kadang melayani pasien dengan tingkat kesulitan yang tinggi, dan terkadang
perawat diberikan tugas yang mendadak dengan jangka waktu yang singkat
sehingga adanya tekanan yang dirasakan perawat Beban kerja merupakan sejauh
diberikan kepadanya yang dapat diindikasikan dari jumlah pekerjaan yang harus
kerja adalah tugas-tugas yang diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk
dari tenaga kerja. Sebagai mana yang di ungkapkan bahwa beban kerja yang
tinggi dan tugas rutin yang berulang dapat menyebabkan munculnya kelelahan
fisik, emosional dan mental hal ini menimbulkan stres kerja. (Pratama & Iryanti,
2020).
bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja, yang
artinya jika beban kerja meningkat maka stres kerja akan meningkat, begitupun
balance terhadap stres kerja membuktikan bahwa work life balance berpengsruh
negstiv dan tidak siginifikan terhadap stres kerja, artinya jika work life balnce
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada variabel Work life balance,
bahwa keseimbangan antra pekerjaan dan keluarga dapat di katakan baik bagi
perawat yang bekerja di BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka,
dikarenakan jawaban rata-rata responden pada variabel work life balance berada
pada kategori tinggi, yang berarti perawat mampu dalam menyeimbangkan antara
pekerjaan dan keluarga namun perasaan tertekan yang di rasakan perawat masih
ada sehingga penurunan stres kerja yang di rasakan perawat tidak telalalu baik,
dikarenakan perawat di hadapkan berbagai peran yang harus mereka tangani antar
terlebih duhulu sebelum berangkatdi tempat kerja sehingga pada saat melayani
kehidupan keluarga dan tanggung jawab lainnya sehingga tidak terjadi konflik
yang sudah memiliki keluarga dituntut untuk dapat mengatur keseimbangan antara
68
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian (Alianto & Anindita,
2014) menemukan bahwa variabel work life balance tidak memberikan pengaruh
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
mengetahui judul “pengaruh beban kerja dan work life balance terhadap stres
kerja pada perawat perawat BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten
bahwa beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap stres kerja
pada perawat BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka. Hal
ini variabel beban kerja diwakili tiga indikator yang di gunakan yaitu target
yang harus di capai, standar pekerjaan, dan penggunaan waktu kerja dapat
2. Pada hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa work life balance
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap stres kerja pada perawat
BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh Kabupaten Kolaka Kolaka. Hal ini
stres kerja pada perawat perawat BLUD Rumah Sakit Benyamin Guluh
Kabupaten Kolaka .
70
5.2 Saran
dari hasil penelitian, maka penulis memberikan beberapa saran terkait dengan
yang telah dilakukan untuk diajukan masukan dan bahan pertimbangan yang
representatif.
DAFTAR PUSTAKA
71
Meidilisa, V., & Lukito, H. (2020). Pengaruh Beban Kerja Dan Ketidakjelasan
Peran Terhadap Kinerja Pemeriksa Dengan Stres Kerja Sebagai Variable
Mediasi Pada Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Sumatera
Barat. Jurnal Manajemen Stratejik Dan Simulasi Bisnis, 1(2), 53–82.
Https://Doi.Org/10.25077/Mssb.1.2.53-82.2020
Mulyati, & Aiyub. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja
Perawat. 012(4), 45–50.
Murharyati, A., & Kismanto, J. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress
Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Rsud. 119.
Nabawi, R. (2019). Pengaruh Lingkungan Kerja , Kepuasan Kerja Dan Beban
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai. 2(2), 170–183.
Nurendra, A. M., & Saraswati, M. P. (2017). Model Peranan Work Life Balance,
Stres Kerja Dan Kepuasan Kerja Pada Karyawan. Humanitas, 13(2), 84.
Https://Doi.Org/10.26555/Humanitas.V13i2.6063
Piscesta, Stefhani, A. (2021). Pengaruh Work-Life Balance Terhadap Stres Kerja
Pada Akuntan Pendidik Di Kota Palembang. 129–140.
Pratama, H. A., & Iryanti, H. D. (2020). Transformasi Sdm Dalam Menghadapi
Tantangan Revolusi 4.0 Di Sektor Kepelabuhan. Majalah Ilmiah Bahari
Jogja, 18(1), 71–80. Https://Doi.Org/10.33489/Mibj.V18i1.229
Pratiwi, D. P., & Silvianita, A. (2020). Analisis Faktor-Faktor Work-Life Balance
Pada Pegawai Pt. Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) Bandung.
10(2), 123–131.
Putranto, C. (2013). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Stres Kerja : Studi
Indigenous Pada Guru Bersuku Jawa. Journal Of Sosial And Industrial
Psychology, 2(2), 12–17.
Raharja, K., & Heryanda, K. K. (2021). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres
Kerja Pegawai Bpbd Kabupaten Buleleng Dengan Lingkungan Kerja Sebagai
Variabel Moderasi. Bisma: Jurnal Manajemen, 7(2), 201.
Https://Doi.Org/10.23887/Bjm.V7i2.31936
Raihan. (2017). Metodologi Penelitian. In Journal Of Chemical Information And
Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Rizky, D., & Afrianty, T. W. (2018). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres
Kerja Dengan Work Life Balance Sebagai Variabel Intervening ( Studi Pada
Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Surabaya ). 61(4), 47–53.
Romadhoni, C., Asmony, T., & Suryatni, M. (2015). Pengaruh Beban Kerja,
Lingkungan Kerja, Dan Dukungan Sosial Terhadap Burnout Pustakawan Di
Kota Mataram. Khizanah Al-Hikmah, 3(2), 125–145.
72
Samura, M. D., & Sitompul, F. (2020). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Stres Kerja Pada Karyawan. 1(2).
Sigar, J., Sambul, S., & Asaloei, S. (2018). Pengaruh Pengawasan Terhadap
Disiplin Kerja Karyawan Pada Hotel Sintesa Peninsula Manado. Jurnal
Administrasi Bisnis, 6(003), 269383.
Https://Doi.Org/10.35797/Jab.6.003.2018.20286.
Sitanggang, P. H., & Ikram, M. A. D. (2021). Pengaruh Work Life Balance Dan
Beban Kerja Terhadap Stres Kerja ( Studi Pada Bpjs Ketenagakerjaan Kantor
Cabang Kota Kediri Jawa Timur ). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Feb.
Soep. (2012). Stres Kerja Perawat Berdasarkan Karakteristik Organisasi Di
Rumah Sakit. 3–10.
Wenno, M. W. (2018). Hubungan Antara Work Life Balance Dan Kepuasan Kerja
Pada Karyawan Di Pt Pln Persero Area Ambon. Jurnal Maneksi, 7(1), 47.
Https://Doi.Org/10.31959/Jm.V7i1.86
Zulmaidarleni, Sarianti, R., & Fitria, Y. (2019). Pengaruh Beban Kerja Dan
Lingkungan Kerja Fisik Kecamatan Padang Timur. 2.
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
74
Lampiran 1 Surat Rekomendasi
75
76
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
77
78
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Beban Kerja Dan Work Life Balance Terhadap Stres Kerja Perawat Pada Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Benyamin Guluh Kab. Kolaka
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Status Pernikahan :
Unit Kerja/Ruangan :
Masa Kerja :
Status Kepegawaian :
PETUNJUK PENGISIAN
Kuesioner ditujukan untuk seluruh perawat Pada BLUD Rumah Sakit
Benyamin Guluh Kab. Kolaka
Bapak/Ibu diharapkan dapat memberikan jawaban yang paling sesuai dengan
persepsi Bapak/Ibu terhadap penelitian ini.
Berilah tanda ceklis () pada kolom pertanyaan kuesioner yang sesuai dengan
pilihan jawaban Bapak/Ibu.
Pilihan Jawaban yaitu :
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Atas kesediaan Bapak/Ibu menjawab kuesioner ini, diucapkan terima kasih.
OPSI JAWABAN
No PERTAYAAN 5 4 3 2 1
SS S N TS STS
A. STRES KERJA
Banyaknya pasien yang di layani menyebabkan
1.
kondisi saya tertekan..
Setelah melayani banyak pasien badan saya terasa
2.
capek.
3. Saya merasa tertekan apabila menghadapi masalah
79
yang berkaitan dengan pasien.
B BEBAN KERJA
4. Target Pasien yang harus di layani terlalau tinggi
Saya melayani pasien setiap hari yang harus segera di
5.
selesaikan.
Saya melayani pasien dengan tingkat kesulitan yang
6.
tinggi.
Tugas yang selalu diberikan terkadang sifatnya
7.
mendadak dengan jangka waktu yang singkat.
C. WORK LIFE BALANCE
Saya dapat mengatur waktu antara pekerjaan dan
8.
untuk keluarga.
Saya dapat membagi peran antara pekerjaan dan
9.
keluarga.
Saya merasa puas dengan system pembagian kerja
10. (sift kerja), sehingga saya dapat berkumpul dengan
keluarga.
80
Lampiran 4 Tambulasi Data Responden
Variabel
No Beban Kerja Work Life Balance Stes Kerja
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 Y1.1 Y1.2 Y1.3
1 4 5 3 4 4 4 4 3 3 3
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3
3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4
5 3 4 3 3 5 5 5 3 4 4
6 2 3 1 2 4 5 4 1 2 2
7 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3
8 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
10 1 2 2 1 4 4 4 2 1 1
11 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
12 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3
13 3 3 3 3 4 4 4 5 3 3
14 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
15 3 4 4 3 3 3 4 3 5 5
16 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5
17 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
19 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3
20 5 3 4 5 4 4 4 3 4 5
21 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5
22 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4
23 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3
24 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3
25 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4
26 3 3 4 3 4 4 5 3 3 5
27 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3
28 4 3 3 4 4 3 5 4 4 4
29 3 4 5 3 4 5 5 3 4 4
30 4 3 3 5 5 5 5 4 3 3
31 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
32 4 3 3 3 4 4 4 4 5 4
33 2 3 3 3 4 4 4 2 4 2
81
34 2 3 2 2 5 5 5 2 5 2
35 2 3 3 2 4 4 4 2 3 2
36 3 4 5 5 3 4 5 4 5 1
37 1 4 1 1 5 5 5 1 1 1
38 2 4 3 2 3 3 5 2 2 2
39 2 4 3 2 4 4 4 2 4 1
40 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2
41 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
43 3 5 3 2 4 4 3 2 4 4
44 4 3 3 1 4 4 1 4 4 4
45 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4
46 5 5 5 3 3 3 3 2 5 5
47 2 4 2 4 4 3 5 2 4 1
48 2 4 2 2 4 5 5 2 4 5
49 2 4 4 3 3 3 4 3 3 3
50 2 4 2 2 4 4 4 2 4 2
51 2 4 2 3 4 4 5 2 2 2
52 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3
53 1 2 1 1 5 5 5 1 1 1
54 3 3 3 4 5 4 3 3 3 3
55 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3
56 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2
57 3 4 3 2 4 5 4 2 3 2
58 2 4 2 2 4 5 4 2 3 2
59 2 3 2 2 4 4 4 2 3 2
60 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3
61 2 3 2 2 5 5 5 2 5 2
62 2 2 2 2 5 5 5 2 5 2
63 2 4 2 2 4 5 4 2 5 2
64 3 4 4 2 5 5 5 2 2 2
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
66 2 4 2 2 4 4 4 4 5 4
67 2 2 3 3 4 4 4 2 2 3
68 2 4 2 2 4 4 4 2 3 2
69 2 4 2 3 4 4 5 2 2 2
70 3 4 5 4 4 4 3 4 5 2
71 2 4 3 3 4 4 4 2 3 2
72 2 3 4 5 5 5 5 2 3 3
82
73 2 2 2 3 4 4 5 2 2 2
74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
75 4 5 4 4 4 4 4 4 4 2
76 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
77 3 4 5 5 3 4 3 4 4 3
78 4 4 5 4 4 3 4 3 3 2
79 3 3 4 3 4 3 4 3 3 1
80 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
81 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4
82 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4
83 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3
84 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
85 2 2 1 1 3 2 2 2 2 3
86 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4
87 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
88 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
89 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3
90 3 4 5 5 3 4 3 4 4 3
91 4 5 5 4 4 3 4 3 3 4
92 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
93 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4
94 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3
95 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
96 2 4 1 2 4 2 4 4 3 3
97 2 4 5 2 4 2 2 4 5 3
98 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2
99 2 4 2 2 4 2 2 4 4 2
100 2 2 2 2 4 2 3 4 4 3
83
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1
* **
Y1.1 Pearson Correlation 1 .454 .291 .712
Sig. (2-tailed) .012 .119 .000
N 30 30 30 30
* ** **
Y1.2 Pearson Correlation .454 1 .742 .895
Sig. (2-tailed) .012 .000 .000
N 30 30 30 30
** **
Y1.3 Pearson Correlation .291 .742 1 .837
Sig. (2-tailed) .119 .000 .000
N 30 30 30 30
** ** **
Y1 Pearson Correlation .712 .895 .837 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1
** ** ** **
X1.1 Pearson Correlation 1 .509 .538 .977 .907
Sig. (2-tailed) .004 .002 .000 .000
N 30 30 30 30 30
** ** * **
X1.2 Pearson Correlation .509 1 .670 .457 .776
Sig. (2-tailed) .004 .000 .011 .000
N 30 30 30 30 30
** ** ** **
X1.3 Pearson Correlation .538 .670 1 .493 .796
Sig. (2-tailed) .002 .000 .006 .000
N 30 30 30 30 30
** * ** **
X1.4 Pearson Correlation .977 .457 .493 1 .880
Sig. (2-tailed) .000 .011 .006 .000
N 30 30 30 30 30
84
** ** ** **
X1 Pearson Correlation .907 .776 .796 .880 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2
** ** **
X2.1 Pearson Correlation 1 .745 .479 .867
Sig. (2-tailed) .000 .007 .000
N 30 30 30 30
** * **
X2.2 Pearson Correlation .745 1 .450 .867
Sig. (2-tailed) .000 .013 .000
N 30 30 30 30
** * **
X2.3 Pearson Correlation .479 .450 1 .784
Sig. (2-tailed) .007 .013 .000
N 30 30 30 30
** ** **
X2 Pearson Correlation .867 .867 .784 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
85
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.744 3
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Y1.1 7.2667 2.754 .395 .850
Y1.2 7.2667 2.133 .748 .450
Y1.3 7.2667 2.202 .599 .624
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.862 4
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X1.1 10.6667 3.954 .822 .775
X1.2 10.7333 4.616 .613 .861
X1.3 10.8667 4.533 .643 .850
X1.4 10.6333 3.964 .766 .799
86
3. variabel work life balance
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.783 3
Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
X2.1 8.4000 1.076 .715 .620
X2.2 8.3000 .976 .678 .641
X2.3 8.2333 1.082 .496 .850
87
Lampiran 6 Tabel R
88
Lampiran 7 Gambar Model Penelitian
1. PLS Algorithm
2. PLS Algorithm
3. PLS Boothstapping
89
Lampiran 8 Output Uji SMART PLS
1. Outer Loadings
Beban Kerja (X1) Stres Kerja (Y1) Work Life Balance (X2)
X1.1 0.899
X1.3 0.853
X1.4 0.875
X2.1 0.781
X2.2 0.815
X2.3 0.858
Y1.1 0.870
Y1.2 0.713
Y1.3 0.782
2. Cross Loading
Beban Kerja (X1) Stres Kerja (Y1) Work Life Balance (X2)
X1.1 0.899 0.699 -0.116
X1.3 0.853 0.527 -0.166
X1.4 0.875 0.527 0.047
X2.1 -0.174 -0.115 0.781
X2.2 -0.025 -0.105 0.815
X2.3 -0.044 -0.173 0.858
Y1.1 0.650 0.870 -0.199
Y1.2 0.415 0.713 -0.040
Y1.3 0.508 0.782 -0.125
90
4. Nilai Korelasi Antar Konstrak
Beban Kerja (X2) Stres Kerja (Y1) Work Life Balance (X2)
Beban Kerja
(X2) 0.876
Stres Kerja
(Y1) 0.678 0.791
Work Life
Balance
(X2) -0.093 -0.167 0.819
Average
Composite Composite variance
Cronbach's reliability reliability extracted
alpha (rho_a) (rho_c) (AVE)
Beban Kerja (X1) 0.850 0.874 0.908 0.767
Stres Kerja (Y1) 0.704 0.746 0.833 0.625
Work Life Balance
(X2) 0.763 0.813 0.859 0.670
Original Standard
sample Sample deviation T statistics
(O) mean (M) (STDEV) (|O/STDEV|) P values
Beban Kerja
(X1) -> Stres
Kerja (Y1) 0.669 0.674 0.060 11.066 0.000
Work Life
Balance (X2)
-> Stres
Kerja (Y1) -0.105 -0.107 0.095 1.109 0.268
91
Lampiran 9 Tabel Distribusi T-Student
92
Lampiran. 10 Dokumentasi
93