Disusun Oleh :
NPM : 11510050
FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
2015
ABSTRAK
PENGARUH AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI TERHADAP
KINERJA ANGGARAN BERKONSEP VALUE FOR MONEY PADA
PEMERINTAH KOTA MEDAN
Abstrak ................................................................................................................. i
Lampiran
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
Indonesia, namun dalam waktu yang singkat telah mengalami perkembangan yang
pesat. Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh
Sekarang terdapat perhatian yang semakin besar terhadap praktek akuntansi yang
terlihat pada Kepres No. 7 Tahun 1999 di mana pemerintah mewajibkan setiap
pemerintah mengenai kegiatan atau program yang telah dilaksanakan tolok ukur
yang telah dibuat (standar minimum pelayanan publik) atau berdasarkan basis
penggunaan wewenang harus atau diperiksa baik oleh pihak yang berkepentingan
dengan suatu keputusan perlu memiliki akses untuk memperoleh informasi yang
karena itu anggaran digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tercapai nya
anggaran yang baik tidak terlepas dari pengawasan dalam penyusunan maupun
pemborosan, sumber kebocoran dana dan institusi yang selalu merugi. Terutama
penggunaan anggaran yang tidak sesuai sehingga tujuan tidak tercapai secara
ekonomis, efisien dan efektif yang manfaat atau output dari pelayanan publik sulit
diyakini dapat memperbaiki kinerja sektor publik. Value for Money merupakan
prinsip pengelolaan anggaran sektor publik yang mendasar pada tiga elemen
utama, yaitu ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Value for Money dapat tercapai
apabila organisasi telah menggunakan biaya input paling kecil untuk mencapai
banyaknya anggaran yang belum dilakukan secara ekonomi (biaya yang tinggi,
hasil yang minim atau anggaran digunakan tidak berdasarkan pada kebutuhan atau
skala prioritas, serta anggaran yang boros). Tuntutan baru agar Pemerintah Kota
Medan ini meningkatkan pelayanan melalui perwujudan Value for Money dalam
pengelolaan anggaran yang tidak berdasar pada Value for Money. Value for
konteks otonomi daerah, Value for Money merupakan jembatan untuk mengantar
Pengawasan Terhadap Kinerja Anggaran yang Berkonsep Value For Money Pada
pada Pemerintah Kota Medan. Oleh sebab itu peneliti mengambil judul tentang
masalah yaitu :
Kota Medan?
Kota Medan.
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pemerintah
3. Bagi Akademis
kinerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Akuntabilitas
dengan akuntabilitas publik. Hal ini dapat dilihat dari definisi akuntabilitas yang
sasaran atau target kebijakan atau program. Akuntansi kinerja merupakan salah
publik.
1
Pieris dan Jim, Etika Bisnis & Good Corporate Governance, Edisi Kedua : Pelangi
Cendekia, Jakarta, 2008, hal.134
jawaban publik terhadap semakin maraknya kasus-kasus penyimpangan korporasi
di seluruh dunia. Akuntabilitas telah menjadi salah satu item yang tercantum
dalam dasar hukum atau aturan organisasi. Karena organisasi diwajibkan secara
diperolehnya.
2
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010/SAP, hal 7
3
Renyowijoyo, Muindro. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua : Mitra wicana,
Jakarta, 2010, hal.14
mengenai segala aktivitas dan kinerja yang telah dilakukan oleh suatu entitas
Stewardship mengacu pada pengelolaan atas suatu aktivitas secara ekonomis dan
kemudian muncul adalah perlunya dibuat laporan keuangan eksternal yang dapat
Azas akuntabilitas menetapkan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi dalam suatu negara. Menurut Rizal
4
Ibid, hal. 15
e. Adanya sarana bagi publik untuk menilai kinerja pemerintah.5
dan penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan
Terutama hasil output dan outcome dari kinerja pemerintahan harus dapat
dipertimbangkan adalah:
2. Pengelolaan keuangan secara baik, perlindungan aset fisik dan finansial, serta
a. Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dan sasaran dari kebijakan dan
program,
5
Rizal Djalil, Akuntabilitas Keuangan Daerah, Cetakan Pertama: Rmbooks, Jakarta,
2014, hal.409
b. Pola pengukuran tujuan dengan menetapkan indikator keberhasilan dan
menginterprestasikan data.
mendorong akuntabilitas.
publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang
berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
2.2 Transparansi
satu prinsip Good Corporate Governance. Transparansi dibangun atas dasar arus
informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
Dalam PP No.71 Tahun 2010/SAP, “Transparansi berati memberikan
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat
berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk
mengetahui secara terbuka dan meyeluruh atas pertangggungjawaban
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dapat dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan”.6
dan hak masyarakat untuk mengakses informasi yang bebas didapat, siap tersedia
penyelenggaraan pemerintahan daerah dapat dilihat dalam dua hal yaitu: (1) salah
baik dan mengurangi kesempatan praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN).
6
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010/SAP, hal 7
masyarakat implementasi kebijakan mengurangi ketidakpastian dan dapat
Prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan
masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik. Setiap Kebijakan yang
dengan memberi ruang yang cukup bagi masyarakat untuk berpartisipasi secara
luas didalamnya.
2.3 Anggaran
yang akan dicapai selama periode tertentu dan dinyatakan dalam ukuran finansial.
7
Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Ketiga: Penerbit Erlangga, Jakarta
2010, hal. 191
8
Nordiawan dan Hertianti, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Kedua: Salemba Empat,
Jakarta, 2010, hal. 69
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam era otonomi daerah
9
Ibid, hal. 70
adalah proses pengawasan secara terus menerus dan pelaporan capaian kegiatan,
output organisasi dan berkaitan sangat erat dengan visi, misi serta rencana
strategis organisasi”.10
tersebut mencakup pula pada penentuan unit kerja yang bertanggung jawab atas
dengan pendekatan kinerja sangat menekankan pada konsep Value for Money atau
pengawasan atas kinerja output. Dalam pengukuran kinerja value for money,
“Efisiensi alokasi (efisiensi 1), dan efisiensi teknis atau manajerial (efisiensi
2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber
daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis terkait dengan
kemampuan mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output
tertentu”.11
terhadap rakyat.
10
Indra Bastian, Op.Cit., hal. 202
11
Mardiasmo, Perwujudan Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi
Sektor Publik : Suatu Sarana Good Governance, Jurnal Akuntansi Pemerintahan Vol. 2, No. 1,
Mei 2006.
Anggaran kinerja mengalokasikan sumber daya ke program bukan ke
unit organisasi semata dan memakai pengukuran output sebagai indikator kinerja
organisasi. Tujuan dari pengukurun output yang dikaitkan dengan biaya adalah
mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas. Hal ini sekaligus merupakan alat untuk
tradisional karena yang menganggap apabila tidak ada campur tangan terhadap
pemerintah akan dapat diawasi dan dikendalikan audit keuangan, dan audit
kinerja. Dengan kata lain pemerintah dipaksa harus dapat bertindak berdasarkan
cost minded dan harus efisien, serta menggunakan dana secara efisien untuk
organisasi tidak hanya diwajibkan menyusun anggaran atas dasar fungsi, program,
kegiatan dan jenis belanja, tetapi juga merencanakan kinerja yang ingin dicapai.
Kinerja tersebut antara lain dalam bentuk keluaran (output) dari kegiatan yang
akan dilaksanakan dan hasil (outcome) dari program yang telah ditetapkan.
sebagai berikut:
pemerintah. Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan
saja, akan tetapi harus mempertimbangkan input, output, dan outcome secara
dan efektivitas program dan kegiatan atau yang dikenal dengan 3E . Ekonomis
adalah hemat atau tepat guna, efisien adalah Output tertentu dapat dicapai dengan
12
Bastian Indra, Op. Cit., hal. 203
13
Asikin.F.D, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Berbasis
Kinerja, Makassar, 2014, hal. 33
sumber daya yang serendah-rendahnya, dan efektivitas adalah kontribusi output
publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu : ekonomis, efisiensi, dan
1. Ekonomis
Ekonomi yaitu memperoleh input dengan kualitas dan kuantitas
dengan harga yang serendah-rendahnya. Ekonomi merupakan
perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan
moneter. Ekonomi dikaitkan dengan sejauh mana organisasi sektor
publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu
dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.
Input dapat berupa tenaga kerja (tenaga, keahlian, dan
keterampilan), serta aset-aset seperti gedung, peralatan, dan
sebagainya. Input dapat dibagi menjadi dua yaitu : inptu primer dan
input sekunder. Input primer adalah kas, sedangkan input sekunder
adalah bahan baku, orang, infrastruktur, dan masukan lainnya yang
digunakan untuk proses menghasilkan output.
2. Efisiensi
Efisiensi adalah hubungan antara barang dan jasa yang dihasilkan
sebuah kegiatan atau aktivitas dengan sumber daya (input) yang
digunakan. Efisiensi yaitu pencapaian output yang maksimum dengan
input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai
output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang
dikaitkan dengan standar kinerja atau terget yang telah ditetapkan.
Organisasi sektor publik dinilai semakin efisien apabila rasio efisiensi
cenderung diatas satu. Semakin besar rasio, maka semakin tinggi
tingkat efesiensinya.
3. Efektivitas
Efektivitas yaitu : tingkat pencapaian hasil program dengan target
yang ditetapkan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila
proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.
Efektivitas merupakan perbandingan antara Outcome dengan output.
Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap
pencapaian tujuan dan sasaran yang ditentukan maka semakin efektif
proses kinerja suatu unit organisasi. Jika ekonomi berfokus padan
input dan efisiensi berfokus pada output, maka efektivitas berfokus
pada outcome atau hasil. 14
Secara garis besar penerapan penilaian kinerja dengan konsep Value for
Money dibagi menjadi dua indikator kinerja, yaitu: 1) Indikator alokasi biaya
penerapan konsep Value for Money (VFM) penting bagi pemerintah sebagai
1. Pengukuran Ekonomi
a. Apakah biaya organisasi lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh
organisasi?
optimal?
2. Pengukuran Efisiensi
Efisiensi merupakan hal penting dalam konsep Value for Money. Efisiensi
diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output
3. Pengukuran Efektivitas
perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang berapa besar
hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Suatu organisasi, program, atau kegiatan dinilai efektif
4. Pengukuran Outcome
outcome memiliki dua peran, yaitu peran retrospektif yang terkait dengan
penilaian kinerja masa lalu dan peran prospektif yang terkait dengan
yang konsisten, yakni memenuhi ekspektasi pelanggan sasaran. Ada 2 faktor yang
pelayanan yang dirasakan. Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai
memuaskan. Penilian kinerja sektor publik dapat dilakukan secara obyektif dan
ideal, misalnya berkaitan dengan efisiensi biaya dan kualitas pelayanan yang
sesuai dengan tujuan (fitness for purposes), dan konsisten dengan kepuasan publik
masyarakat.
terhadap kinerja anggaran berkonsep value for money yang telah dijelaskan dalam
teoritis dan hasil penelitian Rezky Mulia Anugriani (2014) dengan judul
berkonsep value for money pada pemerintah Kabupaten Bone yang menunjukkan
pengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap
17
Nugrahani Siwi Tri, Analisis Penerapan Konsep Value for Money Pada
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, AKMENIKA UPY, 2007, hal 3
kinerja anggaran berkonsep value for money. Perbedaan penelitian ini dengan
teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan
meningkatkan mutu kinerja anggaran. Salah satu ciri akuntabilitas adalah mampu
memberikan ruang bagi masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan dan
Kerangka Konseptual
X1
Akuntabilitas H1 Y
Kinerja Anggaran
H3
Berkonsep Value For
X2 Money
Transparansi H2
efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan atau program.
aparat atau instansi pemerintah untuk bekerja keras dalam mengelola anggaran
secara ekonomis, efisien dan efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang
ditentukan khususnya hasil output dan outcome dari kinerja pemerintahan yang
akan mengantarkan pemerintahan menjadi pemerintah yang baik. Oleh karena itu,
berkonsep value for money. Dalam penelitian terdahulu oleh Rezky (2014)
berkonsep value for money pada instansi kabupaten Bone” menyimpulkan bahwa
yang digunakan sebagai tolak ukur dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
kinerja anggaran berkonsep value for money agar dapat menghindari KKN dan
mencapai tujuan dengan baik. Sejalan dengan penelitian terdahulu Rezky (2014)
METODE PENELITIAN
Dalam rangka mendapat data dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis
Terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money Pada Pemerintah Kota
Medan dan melakukan penelitian ini di Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota
bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat. Jadi disini ada variabel
dependen.
kuantitatif, berupa nilai atau skor atas jawaban yang diberikan oleh responden
1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini dirancang studi kasus, maka objek
penelitian hanya pada satu pemerintahan daerah saja. Adapun pemerintahan yang
dapat meneliti seluruh populasi (sensus) atau meneliti sebagian dari elemen
money pada pemerintah kota Medan. Pada penelitian ini jumlah responden yang
Tabel 3.1
Jumlah Responden
18
Jadongan Sijabat, Metodologi Penelitian Akuntansi, Cetakan Pertama: FE
Nommensen, Medan, 2014, hal. 67
19
Ibid.
Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan
2. 1
Daerah
Jumlah 35
responden, kemudian akan diterima kembali pada waktu yang disepakati dengan
responden.
3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
sedangkan variabel yang dependen yaitu kinerja anggaran berkonsep value for
money.
Tabel 3.2
mempertanggung - Kepatuhan
pengelolaan sumber
d. Akuntabilitas
- Pertanggungjawab
Kebijakan
an pemerintah
masyarakat.
masyarakat diakses.
berdasarkan - Laporan
mengetahui secara
publik
c. Efektif - Tingkat
pencapaian hasil
program dengan
target yang
ditetapkan atau
pelayanan yang
tepat sasaran.
alokasi belanja
lebih berorientasi
pada kepentingan
publik.
publik secara
merata
20
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, cetakan ke 16 : Alfabeta, Bandung, 2012, hal
132.
3. Netral (N) = diberi skor 3
handal jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu kewaktu. Ukuran reliabilitas pada umumnya dapat dilihat berdasarkan Alfa
statistik Alpa Cronbach semakin dekat Alfa Cronbach dengan 0.6 semakin tinggi
kurang dari 0,6 adalah kurang baik sedangkan diatas 0,7 dapat diterima dan
21
Jadongan Sijabat, Op.Cit., hal. 102
22
Duwi Priyatno, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, Edisi Terbaru: Andi,
Yogyakarta, 2014, hal. 64
3.6.2 Uji Validitas
instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
pengukur data dengan apa yang akan diukur. Biasanya digunakan dengan
regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi antar variabel independen. Jika
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance , apabila nilai VIF lebih kecil dari 10
23
Jadongan Sijabat, Op. Cit., hal 103
24
Duwi Priyatno, Op.cit, hal. 51
dan tolerance lebih dari 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi
multikolinearitas”.25
dari nilai residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut
pada grafik scatterplots, dimana sumbu X adalah sumbu Y yang telah diprediksi
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Menurut Duwi
Priyatno “Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
25
Ibid, hal. 165
26
Ibid, hal. 166
terdistribusi secara normal”.27 Pengujian secara visual dapat dilakukan dengan
metode gambar normal Probability Plots. Terdapat dua metode uji normalitas
yaitu:
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih
Value for Money. Menurut Duwi Priyatno persamaan analisis regresi linear
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
a = Konstanta
X1 = Akuntabilitas
27
Ibid, hal 90
28
Ibid, hal 149
X2 = Transparansi
atau presentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya
variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan melihat besarnya nilai koefisien
Adjusted berkisar antar nol sampai dengan 1 (0≤ ≤ ).29 Hal ini
Uji ini pada dasarnya apakah semua variabel independen yang dimasukan
29
Ibid, hal. 155
dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 5 % ). Menurut Priyatno
apabila hasil signifikasi pada tabel ANOVA < 0,05 maka variabel independen
tabel dilakukan dengan ketentuan yaitu apabila hasil F-hitung > F-tabel maka (Ho
30
Ibid, hal. 145
31
Ibid, hal. 157
BAB IV
Kota Medan. Penyebaran dilakukan pada tanggal 5 Februari 2015 sampai tanggal
10 Februari 2015.
kuesioner yang disebarkan semua kuesioner tersebut kembali. Jadi jumlah total
penyebaran dan pengembalian kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.1 dan dari tabel
Tabel 4.1
Keterangan Jumlah
4.2.1 Visi
Jangka Panjang (Visi 2025), Perda Nomor 8 Tahun 2009 yaitu Kota
4.2.2 Misi
taman kota dan drainase serta penataan pasar tradisional secara simultan.
3. Pelayanan kesehatan, baik akses, mutu maupun manajemen kesehatan yang
semakin kuat.
kapasitas dan prestasi kerjanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
masing-masing.
Catatan : Misi ini tidak ringan dan pencapaiannya akan dipengaruhi faktor
eksternal dan internal untuk itu seluruh pegawai harus bekerja lebih efektif.
Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951,
yang menetapkan luas kota Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan
Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis dan sosial ekonomis.
maka peneliti menggunakan tabel statistik deskriptive pada tebel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
minimum 33,00, nilai maksimum 43,00, mean 37,6857 dan Std. Deviation
29,00, nilai maksimum 38,00, mean 31,8286 dan Std. Deviation 2,28146. Hasil
Pengukuran variabel kinerja anggaran berkonsep value for money (Y) memiliki
nial minimum 40,00, nilai maksimum 53,00, mean 45,4857 dan Std. Deviation
3.14709.
4.5 Uji Kualitas Data
data untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang
Anggaran Berkonsep Value For Money menggunakan uji dua sisi dengan taraf
dinyatakan valid, namun jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid.
Jumlah data (n) = 35 maka r tabel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi
dan (df= n-2) hasilnya df = 35-2 = 33, maka didapat nilai r tabel adalah 0,334.
Tabel 4.3
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-Tabel (0,334).
Berdasarkan hasil ini maka item variabel akuntabilitas dapat disimpulkan lolos uji
Tabel 4.4
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.4 ke delapan item
pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-Tabel (0,334).
Berdasarkan hasil ini maka seluruh item variabel Transparansi dapat disimpulkan
lolos uji validitas karena r hitung ≥ r tabel pada taraf signifikansi 5%.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 4.5 ke sebelas item
pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r-Tabel (0,334).
Berdasarkan hasil ini maka seluruh item variabel Kinerja Anggaran Berkonsep
Value For Money dapat disimpulkan lolos uji validitas karena r hitung ≥ r tabel
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas data yang digunakan dalam penelitian
Tabel 4.6
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha semua variabel telah lebih besar dari 0,60.
Hasil uji reliabilitas untuk variabel akuntabilitas 0,782, variabel transparansi 0,813
dan kinerja anggaran berkonsep value for money sebesar 0,811 sehingga dapat
telah andal dan dapat dipercaya sebagai alat ukur yang menghasilkan jawaban
Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance , apabila nilai VIF lebih kecil dari
10 dan tolerance lebih besar dari 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi
sebagai berikut :
Tabel 4.7
Collinearity Statistics
Variabel Tolerance VIF
semua variabel memiliki nilai sebesar 1,178 lebih kecil dari 10 dan nilai
Tolerance adalah 0,849 lebih besar daripada 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa
yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan di
Scatterplot
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
Dengan melihat gambar 4.1 Menunjukkan bahwa tidak ada pola yang
jelas serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
demikian model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja anggaran yang
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Pengujian secara
visual dapat dilakukan dengan metode gambar normal Probability Plots. Dengan
kriteria jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas dan model regresi ini yang baik. Maka hasil uji normalitas
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
Pada hasil pengolahan data pada gambar 4.2 diatas menampilkan grafik
normal Probability Plot yang menunjukan penyebaran data (titik) disekitar garis
regresi dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, maka
asumsi normalitas.
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen. Analisis regresi linear berganda dilakukan dengan metode enter, karena
Tabel 4.8
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Method
Removed
Transparansi,
1 . Enter
Akuntabilitasb
a. Dependent Variable: Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
Berdasarkan Tabel 4.8 Variabel Entered Removed menunjukkan analisis
Tabel 4.9
Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.9 pada kolom
presentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya atau
Model Summaryb
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan Alat Bantu SPSS, 2015
korelasi (R) sebesar 0,619 yang berarti korelasi atau hubungan antara variabel
Artinya memiliki hubungan yang erat dan bersifat positif sehingga jika
value for money semakin baik juga. Sedangkan nilai R-square atau nilai koefisien
anggaran berkonsep value for money) sebesar 38,3% atau variabel independen
terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money (Y). Nilai F hitung
diperoleh dengan menggunakan alat bantu program statistik seperti pada tabel
4.11 berikut :
Tabel 4.11
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 128.847 2 64.424 9.916 .000b
menunjukkan hasil F hitung sebesar 9,916 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang
lebih kecil daripada 0,05 dimana F-hitung (9,916) lebih besar dari F-tabelnya.
32) adalah sebesar 3,295 sehingga F-hitung (9,916) > F-tabel (3,295) maka H3
positif dan signifikansi terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money.
4.7.4 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)
akuntabilitas (X1) dan transparansi (X2) secara parsial atau individu mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berkonsep value for
money (Y). Nilai t hitung dapat diperoleh dengan menggunakan alat bantu
Tabel 4.12
Hasil Uji T-Hitung
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
hitung sebesar 3,932 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil daripada
alpha α = 0,05 dimana t-hitung 3,932 lebih besar dari t-tabel (pengujian 2 sisi,
signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 35-2-1 = 32,
adalah t tabel sebesar 2,037 dengan kriteria nilai t-hitung (3,932) ≥ t-tabel (2,037)
Medan. Dengan demikian hipotesis pertama telah terbukti dan hasil penelitian ini
money.
hitung sebesar 0,399 dengan tingkat signifikansi 0,692 yang lebih besar daripada
alpha α = 0,05 dimana t-hitung 0,399 lebih kecil dari t-tabel (pengujian 2 sisi,
signifikansi 0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n-k-1 atau 35-2-1 = 32,
adalah t tabel sebesar 2,037 dengan kriteria nilai t-hitung (0,399) < t-tabel (2,037)
signifikan terhadap kinerja anggaran berkonsep Value for Money pada Pemerintah
Dari hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 4.12
maka H1 diterima. Pengaruh variabel akuntabilitas ini dikatakan kuat karena nilai
signifikansi variabel akuntabilitas adalah 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05
sehingga variabel akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja anggaran berkonsep value for money. Semakin kuat dan tinggi akuntabel
pemerintah maka akan semakin berpengaruh baik terhadap hasil kinerja anggaran
pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah kota Medan harus tetap meningkatkan dan
hasil kinerja anggaran agar dapat menjadikan pemerintah lebih baik lagi.
dampak yang positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran berkonsep value for
tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hal ini disebabkan karena
nilai signifikansi variabel transparansi adalah 0,692 lebih besar dari nilai alpha
0,05 dan nilai t-hitung (0,399) < t-tabel (2,037) maka H2 ditolak sehingga
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Rezky Mulya
anggaran berkonsep value for money. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya
menunjukkan hasil F hitung sebesar 9,916 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang
lebih kecil daripada 0,05 dan nilai F-hitung (9,916) > F-tabel (3,295) maka H3
positif dan signifikansi terhadap Kinerja Anggaran Berkonsep Value For Money.
kinerja anggaran berkonsep value for money. Hal ini harus dipertahankan untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap hasil pengelolaan kinerja pemerintah
Pengelolaan anggaran yang baik merupakan prinsip Value for Money dan
mutlak dilakukan serta anggaran yang baik jika dapat dilaksanakan secara
secara jujur dan terbuka kepada masyarakat. Ketika kinerja sudah dapat dikatakan
syarat terwujudnya tata pemerintah yang baik (good governance). Oleh sebab itu
cukup beralasan apabila pemerintah pusat dan masyarakat mewajibkan agar setiap
berkonsep value for money. Alasannya jika anggaran kinerja tidak memberikan
Kota Medan dapat memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap kinerja
anggaran berkonsep value for money. Namun transparansi dalam Pemerintah Kota
Medan tidak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja anggaran
berkonsep value for money sehingga perlu ditingkatkan dan diperbaiki tentang
penerapan transparansi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
hasil analisis data pengujian hipotesis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
Kota Medan.
anggaran kinerja sebesar 0,619. Artinya memiliki hubungan yang erat dan
maka kinerja anggaran berkonsep value for money atau nilai koefisien
5.2 Saran
terbuka.
2. Kinerja anggaran berkonsep value for money harus dapat diterapkan dan
lebih baik.
harus dilakukan pemerintah Kota Medan sesuai dengan rumus (Y= 18,240
publik oleh pemerintah dan hak masyarakat terhadap akses informasi lebih
tujuan secara ekonomis, efesien dan efektif sesuai yang ditetapkan oleh
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
Nordiawan dan Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Nugrahani, Siwi, T. 2007. Analisis Penerapan Konsep Value for Money Pada
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta :
AKMENIKA UPY. Jurnal Vol. 1
Pieris dan Jim. 2008. Etika Bisnis & Good Corporate Governance. Edisi
Kedua. Jakarta : Pelangi Cendekia.
Priyatno, Duwi. 2014. SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis. Edisi Terbaru.
Yogyakarta : Andi.
DATA RESPONDEN
Nama Responden :
Jenis kelamin : P / L
Anggaran dipertanggungjawabkan
kepada otoritas yang lebih tinggi
9. (vertical) dan kepada masyarakat
luas (horizontal)
Laporan pertanggungjawaban