Oleh
Tobias Evantiodore Saputra
2015-012-095
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Akuntansi
Program Studi Akuntansi
i
4.3.4 Opini Auditor ................................................................................. 79
4.3.5 Pergantian Direksi ........................................................................ 80
4.3.6 Politisi CEO .................................................................................. 81
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................. 82
5.2 Saran .................................................................................................. 84
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Daftar Sampel Perusahaan Penelitian ............................... 86
LAMPIRAN 2: Hasil Perhitungan Variabel Penelitian ............................... 89
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................. 102
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR INDEKS
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
2015-2017”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk
dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, bantuan, serta doa dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
1. Ibu Vonny Sulaimin, S.E., M.Si., CPA., CA. selaku Dosen Pembimbing
Jaya.
vi
3. Para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Indonesia
4. Keluarga, yaitu Papa dan Mama yang dengan sabar dan penuh kasih
vii
ABSTRAK
adalah sebanyak 297 data observasi. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan
data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi
ix
BAB I
PENDAHULUAN
tolak ukur dari kinerja operasional suatu perusahaan dan memuat berbagai
kegiatan investasi dan pendanaan. Oleh karena itu, pihak manajemen akan
kepentingan (conflict of interest) yang terjadi antara agen dan prinsipal ini
suatu perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena agen cenderung menempuh
1
2
dari perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan agen adalah tindakan
laporan keuangan atau biasa disebut dengan istilah financial statement fraud
prinsip akuntansi yang diterima secara umum. Fraud menyangkut tiga aspek,
ini telah merugikan berbagai pihak, seperti pihak investor merugi atas
investor juga merugi atas informasi laporan keuangan yang tidak sesuai
dengan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini akan berdampak pada
Perusahaan juga akan dilabel sebagai perusahaan yang buruk karena telah
mencoreng nilai-nilai akuntansi yang ada. Selain itu, yang perlu dipertanyakan
financial reporting yang sudah terungkap dan terekspos dalam dunia bisnis
pada saat perusahaan sedang merugi. Tidak berhenti disitu, kasus ini juga
melibatkan salah satu Kantor Akuntan Publik (KAP) ternama, yaitu Arthur
Arthur Andersen terseret keluar dari the big five dan kedua perusahaan
diketahui sudah terjadi sejak tahun 2013 ini gagal dideteksi oleh PwC dan baru
lebih lanjut, modus yang terjadi dalam kecurangan laporan keuangan ini
invoice dan transaksi palsu dari vendor. Dampak dari fraud yang terjadi di
British Telecom ini menyebabkan pihaknya harus merugi karena harga saham
2018).
financial reporting, mulai dari teori fraud triangle yang digagaskan oleh
laporan keuangan yang terjadi dapat dikaitkan dengan tiga kondisi, yaitu
(rationalization). Hingga saat ini, teori fraud triangle masih banyak digunakan
lanjut dari teori fraud triangle. Dalam teori ini, Wolfe dan Hermanson (2004)
dengan mencetuskan The Crowe’s Fraud Pentagon. Dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Horwath (2011), tindakan fraud juga dapat dipengaruhi oleh
Horwath (2011) merumuskan fraud pentagon atas dasar lima elemen, yaitu
karena teori ini merupakan paling baru dan lebih komprehensif dalam meneliti
dan fraud diamond. Elemen-elemen yang ada di The Crowe’s Fraud Pentagon
tidak dapat diteliti secara langsung, sehingga elemen-elemen yang ada harus
terhadap financial statement fraud. Research gap ini dapat terjadi karena
penentuan proksi, serta perbedaan pada sampel dan periode waktu penelitian
penelitian kembali untuk menguji pengaruh kelima fraud risk factor dari The
7
keuangan.
sebagai berikut:
financial reporting?
financial reporting?
yang digunakan untuk menganalisis pengaruh lima fraud risk factor dari The
2. Bagi investor, sebagai alat dan acuan yang dapat digunakan oleh pihak
berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan
Bab ini menjelaskan landasan teori yang relevan dan hasil studi empirik yang
Bab ini menjelaskan waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian, definisi
Bab ini membahas gambaran umum objek/data penelitian, analisis data, dan
Bab ini berisi simpulan hasil penelitian dan saran bagi penelitian selanjutnya
LANDASAN TEORETIS
Teori keagenan (Agency Theory) merupakan salah satu basis teori yang
oleh Jensen dan Meckling (1976) yang berjudul Theory of the Firm: Managerial
kontrak yang telah disepakati tersebut. Demikian juga setiap pihak memiliki
tujuannya masing-masing.
dari pihak pemegang saham atas kinerja yang telah diberikan dalam rangka
11
12
berguna bagi pihak investor. Manajemen atau agen yang memiliki kendali
yang ada kepada para pemengang saham. Keadaan ini sering disebut sebagai
menyewa jasa auditor eksternal (pihak ketiga) yang dapat berfungsi sebagai
mediator pada kontrak agensi yang terjadi. Selain itu, principal juga dapat
beberapa orang, baik itu pihak manajemen dan Those Charged with
dilakukan dengan adanya unsur kesengajaan, tetapi error terjadi tanpa adanya
bagan berbentuk pohon yang disebut fraud tree. Secara garis besar, fraud tree
financial statement fraud. Ketiga cabang tersebut terbagi lagi menjadi cabang-
1. Corruption
keuntungan pribadi. Korupsi merupakan jenis fraud yang paling sulit untuk
lain atau biasa disebut sebagai kolusi. Korupsi dalam fraud tree terbagi
2. Asset Misappropriation
umumnya dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang untuk mengelola aset
berbeda atau pengakuan lebih awal dari waktu transaksi sebenarnya. Kedua
kategori ini disebut sebagai timing difference (Septriani dan Handayani, 2018).
yang membuat para pelanggar kepercayaan (trust violators) itu tergoda untuk
1. Tekanan (Pressure)
kecurangan oleh karena adanya suatu motivasi atau dorongan. Tekanan juga
dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, tuntutan ekonomi dan lainnya baik dalam
yaitu:
18
tekanan finansial memiliki peran sebesar 95% dari semua tindakan fraud
seperti:
1) Keserakahan (Greed)
Debt)
Needs)
kepada majikannya dan orang lain. Hal itu terakit dengan kurangnya
2. Peluang (Opportunity)
kecurangan apabila fraud tersebut dinilai memiliki risiko terdeteksi yang kecil.
Semakin kecil risiko sebuah kecurangan terdeteksi, semakin yakin juga para
mendeteksi fraud
3. Rasionalisasi (Rationalization)
untuk melakukan tindakan tersebut tanpa adanya motivasi yang jelas. Dalam
21
praktiknya, rasionalisasi menjadi salah satu elemen dari fraud triangle yang
sulit untuk diterapkan karena setiap orang memiliki sifat, karakter dan pola pikir
pengembangan dari teori fraud triangle oleh Cressey (1953). Di dalam teori
melakukan tindakan fraud dan adanya tekanan yang kuat merupakan sebuah
kondisi yang situasional. Sebagian besar tindakan fraud dapat terjadi karena
kecurangan.
1. Position/function
kemampuan tersebut tidak tersedia bagi orang lain karena memiliki posisi atau
fungsi yang berbeda. Seseorang yang memiliki jabatan tinggi (seperti CEO
2. Intelligence
Tidak hanya memiliki jabatan dan fungsi saja, seseorang yang mempunyai
3. Ego/Confidence
Seseorang dengan karakter ego yang kuat serta memiliki keyakinan yang
besar bahwa dirinya tidak akan terdeteksi merupakan salah satu sifat yang
orang tersebut percaya bahwa dirinya dapat dapat dengan mudah keluar dari
4. Coercion Skills
tetap dalam jalur dengan tujuan agar kebohongannya tidak terkesan dibuat-
buat dan dapat menggambarkan keseluruhan cerita yang jelas. Untuk itu,
6. Immunity to Stress
mengelola sebuah tindakan kecurangan dalam jangka waktu yang lama dapat
menyebabkan tingkat stres melonjak ke level yang tinggi. Hal ini terutama
terjadinya fraud. Teori ini dikemukakan pada tahun 2011 yang dinamakan The
dijelaskan di dalam teori fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson (2004).
internal, kebijakan, dan peraturan perusahaan tidak berlaku bagi dirinya dan
sikap arogan tidak lain karena adanya rasa superioritas atas hak yang
akrual agar dapat mengatur seberapa besar atau kecilnya laba karena adanya
dikatakan sebagai suatu perilaku oportunis dari manajer yang berusaha untuk
kebutuhan jangka pendek, tindakan manajemen laba juga dinilai lebih rasional
dan lebih adil untuk dilakukan. Dengan menggunakan konsep dasar akrual
maksud untuk memikat lebih banyak investor. Tetapi bagi para pemegang
manajemen untuk melakukan tindakan manajemen laba antara lain, (1) Bonus
28
mempunyai kinerja usaha yang baik; (4) Stock Offerings, terkait dengan IPO
manajemen laba. Salah saji atau manajemen laba yang terjadi pada laporan
pelaporan keuangan, seperti yang terjadi pada Enron di tahun 2002, dimana
Karya sebesar Rp400 Milyar; dan yang terakhir adalah kasus yang menimpa
transaksi palsu.
Model ini dipakai secara luas karena dinilai merupakan model yang paling baik
untuk mendeteksi adanya manajemen laba. Selain itu, model ini juga
yang ada pada fraud diamond theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset,
financial need, external pressure dan financial target), dua variabel dari
lain financial stability, external pressure dan frequent number of CEO’s picture.
dengan perubahan total rasio aset (changes in total asset ratio), external
oleh Total Accrual to Total Asset (TATA) dan number of CEO’s picture tidak
fraud.
laporan keuangan. Hal ini dapat terjadi terutama karena sampel penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fraud risk factor dari
bawah ini:
33
financial reporting
total aset. Leverage ratio menunjukkan seberapa besar utang yang dimiliki
perusahaan tersebut memiliki hutang yang besar dan risiko kredit yang tinggi
(Tessa dan Harto, 2016). Perusahaan yang mempunyai risiko kredit tinggi
Oleh karena itu, manajemen perusahaan dihadapi oleh tekanan yang datang
yang telah ditentukan perusahaan. Tekanan inilah yang menjadi pemicu bagi
reporting
usaha pada periode tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ada
35
2018).
manajemen yang baik. Hal ini akan berdampak pada minat investor dalam
(Norbarani dan Rahardjo, 2012). Dalam penelitian ini, cara lain yang
dengan ROA.
financial reporting
organisasi dalam industri. Salah satu bentuk dari nature of industry yaitu
memiliki kondisi usaha ideal jika mempunyai piutang usaha yang lebih sedikit
tak tertagih dan akun persediaan usang (obsolete inventory). Dengan adanya
reporting
dengan prinsip akuntansi berterima umum. Opini auditor ini dapat digunakan
auditor dapat digunakan sebagai tolak ukur adanya indikasi kecurangan yang
ada pada perusahaan yang diauditnya. Salah satu opini auditor yang dapat
dibuatnya tidak salah dikarenakan telah ditolerir oleh auditor melalui bahasa
penjelas dalam opini yang diberikannya. Hasil penelitian Sukirman dan Sari
reporting. Lebih lanjut, disebutkan dalam hasil penelitian tersebut bahwa opini
financial reporting
financial reporting
direksi yang ada dengan perekrutan direksi baru. Hal ini tentu dinilai sebagai
tindakan yang baik apabila direksi baru mempunyai kompetensi yang tinggi.
kerja barunya.
reporting
Penelitian yang dilakukan oleh Yusof, Khair, dan Simon (2015) menjelaskan
salah satu fraud risk factor, yaitu arogansi, dapat diukur dengan menilai
dan memanfaatkan segala koneksi yang ada. Dalam hal ini, CEO merasa
yang dapat ditolerir. Atas alasan tersebut, maka dapat dibangun sebuah
hipotesis:
financial reporting
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel dependen dan
risiko kecurangan yang terdapat dalam teori fraud pentagon. Adapun definisi
oleh variabel independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel
hal ini dapat terjadi karena adanya keleluasaan pihak manajemen untuk
Jumlah akrual dapat tercermin dalam perhitungan laba yang terdiri dari
40
41
laba diukur dengan discretionary accruals (DACC), yaitu selisih total accruals
𝑻𝑨𝑪𝑪𝒊𝒕
𝑫𝑨𝑪𝑪𝒊𝒕 = ( ) − 𝑵𝑫𝑨𝑪𝑪𝒊𝒕 (3.1)
𝑨𝒊𝒕−𝟏
Keterangan:
diperoleh perusahaan pada tahun t dengan arus kas dari aktivitas operasi
Keterangan:
Keterangan:
tahun t
tahun t
e : error
Keterangan:
tahun t
tahun t
e : error
1. External Pressure
Smith, dan Wright, 2009). Untuk mengetahui kas yang dihasilkan dari
44
tersebut. Oleh karena itu, external pressure pada penelitian ini diproksikan
dengan leverage ratio (LEV) yang dihitung dengan rumus leverage berikut:
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
𝑳𝑬𝑽 = (3.2)
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
2. Financial Target
menetapkan tingkat laba tertentu yang harus dicapai atas usaha yang telah
dikeluarkan atau biasa disebut sebagai financial target. Salah satu cara
al., 2009). Selain itu, ROA juga digunakan untuk menentukan bonus dan
𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆𝒕
𝑹𝑶𝑨 = (3.3)
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒕
3. Nature of Industry
dalam penelitian ini adalah rasio perubahan piutang yang dihitung dengan
rumus:
𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆𝒕 𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆𝒕−𝟏
𝑹𝑬𝑪 = − (3.4)
𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔𝒕−𝟏
4. Opini Auditor
rationalization.
perusahaan tersebut. Salah satu opini yang dapat diberikan oleh pihak
Opini inilah yang dianggap sebagai bentuk tolerir auditor terhadap tindakan
46
2015-2017.
5. Pergantian Direksi
6. Politisi CEO
adanya sifat arogan (Yusof et al., 2015). Politisi CEO (POLCEO) diukur
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang dikumpulkan dari catatan atau basis data secara tidak langsung.
tahun 2015, 2016, dan 2017. Data-data tersebut diperoleh dari Indonesia
target, nature of industry, opini auditor, pergantian direksi, dan politisi CEO.
Adapun sumber data lain yang digunakan dalam penelitian ini antara lain studi
pustaka atau literatur berupa buku dan jurnal-jurnal akuntansi keuangan terkait
perusahaan terkait atau di situs resmi BEI dan dinyatakan dalam mata
2017).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier
berganda. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
for Social Science (SPSS) Statistics 23. Berikut metode analisis data yang
meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan nilai
minimum dari variabel yang diteliti. Mean digunakan untuk menghitung rata-
sedangkan nilai minimum untuk jumlah atribut paling kecil yang diungkapkan
di sektor manufaktur.
Uji asumsi dasar klasik yang dilakukan dalam penelitian ini berfungsi untuk
menguji kualitas data pada pengujian linier berganda. Uji asumsi dasar klasik
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji statistik yang digunakan untuk menguji variabel bebas
dan variabel terikat telah memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
50
normal (Ghozali, 2013). Adapun dua cara yang dapat ditempuh untuk
normal pada umumnya akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika
data tidak mengikuti garis normal, maka data tersebut tidak terdistribusi
normal.
Kedua, uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
menunjukkan hasil yang sudah lebih besar dari nilai signifikansi 0,05 atau 5%
2. Uji Multikolinieritas
bebas yang ditemukan dalam model regresi. Model regresi yang baik
1. Jika nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi
multikolinieritas
2. Jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10, maka terjadi
multikolinieritas
3. Uji Autokorelasi
pada pada periode kini (t) dengan kesalahan pengganggu pada periode
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini dapat terjadi karena residual
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya atau dengan kata lain,
satu cara untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah uji statistik run test.
Suatu persamaan regresi dikatakan terbebas autokorelasi jika hasil uji statistik
4. Uji Heteroskedastisitas
residual yang diperoleh dari selisih antara nilai aktual variabel dependen
dengan nilai estimasi variabel dependen dari hasil regresi terhadap variabel
kecil dari 0,05 atau 5% terhadap nilai residu yang diperlakukan sebagai
signifikansinya lebih besar dari 0,05 atau 5% terhadap nilai residu, maka
ini digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
menggunakan software IBM SPSS Statistics 23. dengan tujuan agar hasil
𝑫𝑨𝑪𝑪 = 𝒌 + 𝜷𝟏 𝑿𝟏 + 𝜷𝟐 𝑿𝟐 + 𝜷𝟑 𝑿𝟑 + 𝜷𝟒 𝑿𝟒 + 𝜷𝟓 𝑿𝟓 + 𝜷𝟔 𝑿𝟔 + 𝒆 (3.5)
Keterangan:
e = error
variabel dependen.
dependen.
koefisiensi determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang yang semakin
Uji statistik t dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel
b) Jika signifikansi < 0,05, maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari lima fraud risk factor The
perusahaan terbesar dari sektor lainnya yang terdaftar di BEI. Selain itu,
laporan keuangan.
menerbitkan laporan keuangan tahunan (annual report) pada situs BEI dan
situs perusahaan terkait. Selain itu, perusahaan yang dipilih ada perusahaan
56
57
Analisis data yang digunakan dalam penlitian ini menggunakan analisis regresi
linier berganda. Dalam analisis regresi linier berganda ini, ada tiga bagian
analisis yang dilakukan, yakni analisis statistik deskriptif, uji asumsi dasar
program IBM Statistical Package for Social Science (SPSS) Statistics 23.
58
Dari total 297 data, diperoleh sebanyak 261 data yang bebas dari data-
data outlier. Hal ini disebabkan oleh adanya 36 data outlier yang harus
Box and Whisker Plots atau yang sering disebut dengan BoxPlot. Tabel diatas
penjumlahan nilai seluruh data yang dibagi dengan banyaknya data; dan std.
deviation merupakan akar dari jumlah kuadrat selisih nilai data dengan rata-
1. Variabel Dependen
0,0087599158 atau 0,876% dari total akrual dalam laporan keuangan yang
dari nilai rata-rata yang berarti bahwa penyebaran data tidak secara merata.
60
2. Variabel Independen
a. External Pressure
(LEV). Dari total 261 data perusahaan manufaktur memiliki nilai rasio
yang lebih rendah dari total aset yang dimiliki perusahaan. Nilai leverage
terkecil yakni 0,0707400386 yang dimiliki oleh PT Industri Jamu & Farmasi
Sido Muncul Tbk (SIDO) pada tahun 2015. Artinya, PT Industri Jamu &
Farmasi Sido Muncul Tbk hanya memiliki total liabilitas sebesar 7,07% dari
dimiliki oleh PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX) pada tahun 2016
total liabilitas sebesar 157,11% dari total asetnya pada tahun 2016.
deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata yang menunjukkan bahwa tidak terjadi
b. Financial Target
hingga 0,0400826425 dari total aset yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA
61
Inti Keramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) pada tahun 2015. Hal ini berarti
dari total aset yang dimiliki selama tahun 2015. Sedangkan ROA terbesar
0,5267035526 pada tahun 2017. Artinya, sebesar 52,67% dari total aset
yang dimiliki PT Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan laba bersih yang
0,0940323747. Nilai standar deviasi tersebut lebih besar dari nilai rata-rata
ROA yang berarti data tidak menyebar secara merata dikarenakan adanya
beberapa data yang memiliki nilai terlalu tinggi dan beberapa data lainnya
c. Nature of Industry
PT Alam Karya Unggul Tbk (AKKU) di tahun 2017. Standar deviasi sebesar
62
1,017052936 dan lebih besar dari nilai rata-rata, artinya data penelitian
d. Opini Auditor
Opini auditor yang diukur dengan variabel dummy 1 dan 0. Kode 1 berarti
atau 60,2% dan kode 1 sebanyak 104 data atau 39,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa dari total 261 data perusahaan sampel untuk tahun
e. Pergantian Direksi
(DCHANGE) memiliki nilai frekuensi untuk kode 0 sebanyak 226 data atau
86,6% dan kode 1 sebanyak 35 data atau 13,4%. Hal ini menunjukkan
63
bahwa dari total 261 data perusahaan sampel untuk tahun 2015-2017 telah
f. Politisi CEO
Politisi CEO yang diukur dengan variabel dummy 1 dan 0. Kode 1 diberikan
sebanyak 257 data atau 98,5% dan kode 1 sebanyak 4 data atau 1,5%.
Hal ini menunjukkan bahwa dari total 261 data perusahaan sampel untuk
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini mencakup uji normalitas,
1. Uji Normalitas
Test melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi
normal. Distribusi data sebuah model regresi dapat dikatakan normal apabila
grafik distribusi normal, maka model regresi tersebut tidak terdistribusi normal.
Dari hasil grafik uji normalitas P-Plot Test diatas, terlihat bahwa titik-titik
sumbu diagonal tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa model regresi layak
65
untuk digunakan dalam penelitian ini karena data terdistribusi normal dan
Selain uji P-Plot Test, penulis juga melakukan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test:
Dari data tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi atau Asymp. Sig.
(2-tailed) adalah sebesar 0,200 yang berarti nilai signifikan > 0,05. Dengan
2. Uji Multikolinieritas
Untuk menguji apakah model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas
tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10. Berikut hasil uji multikolinieritas pada
penelitian ini:
Dari data tabel diatas, hasil uji multikolinieritas dalam dilihat pada kolom
berada pada rentang 0,6-0,9. Sedangkan nilai VIF untuk keenam variabel
independen tersebut berada pada rentang 1,0-1,5. Hal ini menunjukkan bahwa
semua variabel independen memiliki nilai tolerance diatas 0,1 dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10. Dapat disimpulkan bahwa hasil uji
67
3. Uji Autokorelasi
Model regresi dapat dikatakan baik apabila model regresi tersebut bebas dari
autokorelasi. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji statistik run test
persamaan regresi dikatakan terbebas dari autokorelasi jika hasil run test-nya
tidak signifikan atau diatas 0,05. Berikut adalah hasil uji run test:
Berdasarkan data tabel diatas, hasil olahan data SPSS atas uji
autokorelasi run test menunjukkan nilai signifikan atau Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,577. Nilai signifikan tersebut berada diatas 0,05. Oleh karenanya,
tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi, sehingga model regresi layak
4. Uji Heteroskedastisitas
uji Glejser. Jika variabel independen mempunyai signifikansi lebih besar dari
penelitian ini memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 atau 5%.
Analisis ini dilakukan guna menguji pengaruh dua atau lebih variabel
suatu variabel, maka semakin besar pula kontribusi yang diberikan oleh
memperoleh nilai dari beberapa uji, seperti uji signifikansi simultan (uji statistik
F), uji koefisien determinasi (R2), dan uji signifikansi parsial (uji statistik t).
Keterangan:
variabel dependen atau terikat yang ada dalam model penelitian. Dalam
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka secara simultan semua variabel
Statistik F:
72
dengan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka
dijelaskan oleh variabel independen. Untuk menilai model penelitian yang diuji,
maka dapat dilihat dari besarnya nilai Adjusted R Square dengan rentang nilai
antara nol dan satu. Nilai Adjusted R Square yang kecil mengindikasikan
sebesar 0,152. Artinya, bahwa 15,2 % variasi DACC atau manajemen laba
auditor, pergantian direksi, dan politisi CEO. Sedangkan sisa variasinya, yaitu
Uji statistik t digunakan untuk menguji seberapa jauh satu variabel independen
atau terikat yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Pengujian hipotesis
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan variabel independen
74
Hasil pengujian untuk setiap hipotesis yang ada dalam penelitian ini
a. External Pressure
memiliki hasil uji dengan nilai t sebesar 3,175 dengan tingkat signifikansi
reporting.
b. Financial Target
Variabel financial target yang diproksikan dengan ROA memiliki hasil uji
c. Nature of Industry
memiliki hasil uji dengan nilai t sebesar 5,639 dengan tingkat signifikansi
d. Opini Auditor
e. Pergantian Direksi
f. Politisi CEO
Variabel politisi CEO (POLCEO) memiliki hasil uji dengan nilai t sebesar -
financial reporting.
4.3 Pembahasan
Hipotesis pertama yang diuji dalam penelitian ini yaitu external pressure
Adapun hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel external pressure
(LEV), yaitu nilai t sebesar 3,175 dengan signifikansi 0,002 dan nilai koefisien
regresi (β) 0,064. Berdasarkan tingkat signifikansi (0,002) yang lebih kecil dari
0,05 dan tanda positif pada koefisien regresi (β), dapat disimpulkan bahwa H 1
tidak dapat ditolak dan variabel external pressure berpengaruh positif terhadap
hasil penelitian Tiffani dan Marfuah (2015) serta Tessa dan Harto (2016) yang
laporan keuangan (Lou dan Wang, 2009). Semakin tinggi leverage ratio
keuangan semakin besar (Tessa dan Harto, 2016). Jadi, dapat dikatakan
bahwa utang yang besar pada perusahaan merupakan sumber tekanan bagi
keuangan.
Hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini yaitu financial target
Adapun hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel financial target (ROA),
yaitu nilai t sebesar 2,072 dengan signifikansi 0,039 dan nilai koefisien regresi
(β) 0,103. Berdasarkan tingkat signifikansi (0,039) yang lebih kecil dari 0,05
dan tanda positif pada koefisien regresi (β), dapat disimpulkan bahwa H 2 tidak
penelitian Norbarani dan Rahardjo (2012) serta Veranita dan Nuritomo (2017).
target Return on Asset (ROA). Target ROA yang terlampau tinggi dan
78
Hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini yaitu nature of industry
Adapun hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel nature of industry
(REC), yaitu nilai t sebesar 5,639 dengan signifikansi 0,000 dan nilai koefisien
regresi (β) 0,022. Berdasarkan tingkat signifikansi (0,000) yang lebih kecil dari
0,05 dan tanda positif pada koefisien regresi (β), dapat disimpulkan bahwa H3
tidak dapat ditolak dan variabel nature of industry berpengaruh positif terhadap
terjadinya fraudulent financial reporting. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
perusahaan ingin menarik minat investor, salah satu cara yang dapat
Hipotesis keempat yang diuji dalam penelitian ini yaitu opini auditor
Adapun hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel opini auditor
(AUDREPORT), yaitu nilai t sebesar -2,207 dengan signifikansi 0,035 dan nilai
koefisien regresi (β) -0,018. Berdasarkan tingkat signifikansi (0,035) yang lebih
kecil dari 0,05 dan tanda negatif pada koefisien regresi (β), dapat disimpulkan
bahwa H4 tidak dapat ditolak dan variabel opini auditor berpengaruh negatif
dengan hasil penelitian Sukirman dan Sari (2013) serta Ulfah, Nuraina, dan
penjelas, maka semakin rendah praktik manajemen laba yang dilakukan oleh
80
kehilangan investor.
Hipotesis kelima yang diuji dalam penelitian ini yaitu pergantian direksi
Adapun hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel pergantian direksi
(DCHANGE), yaitu nilai t sebesar -2,120 dengan signifikansi 0,028 dan nilai
koefisien regresi (β) -0,026. Berdasarkan tingkat signifikansi (0,028) yang lebih
kecil dari 0,05 dan tanda negatif pada koefisien regresi (β), dapat disimpulkan
direksi sebelumnya dengan direksi baru yang lebih kompeten dan cermat.
Hipotesis keenam yang diuji dalam penelitian ini yaitu politisi CEO
Adapun hasil uji hipotesis yang dilakukan untuk variabel politisi CEO
(POLCEO), yaitu nilai t sebesar -1,066 dengan signifikansi 0,287 dan nilai
koefisien regresi (β) -0,036. Berdasarkan tingkat signifikansi (0,287) yang lebih
besar dari 0,05 dan tanda negatif pada koefisien regresi (β), dapat disimpulkan
5.1 Simpulan
pada tahun 2015, 2016, dan 2017 dan melalui beberapa tahap penelitian
mengenai pengaruh lima fraud risk factor The Crowe’s Fraud Pentagon
sebagai berikut:
dengan nilai signifikansi sebesar 0,002 < 0,05 dan nilai koefisien regresi
Hal ini terjadi karena adanya tekanan pihak eksternal (kreditur) yang
signifikansi sebesar 0,039 < 0,05 dan nilai koefisien regresi (β) 0,103.
82
83
reporting.
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi
(β) 0,022. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah piutang yang
financial reporting dengan nilai signifikansi sebesar 0,035 < 0,05 dan
investor.
0,05 dan nilai koefisien regresi (β) sebesar -0,026. Hasil penelitian ini
reporting karena mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,287 > 0,05 dan
reporting.
5.2 Saran
Penelitian ini tentunya tidak terlepas dari berbagai keterbatasan yang ada.
Oleh sebab itu, terdapat beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk
periode pengamatan agar memperoleh hasil yang lebih baik dan akurat.
86
87
Horwath, C. (2011a). The mind behind the fraudster crime: Key behavioral and
environmental elements. Retrieved from https://www.crowe.com/.
Diakses pada 29 September 2018.
102
103
Husmawati, P., Septriani, Y., Rosita, I., Handayani., D. (2017). Fraud pentagon
analysis in assessing the likelihood of fraudulent financial statement
(Study on manufacturing firms listed in bursa efek Indonesia period
2013-2016). International Conference of Applied Science on
Engineering, Business, Linguistics, and Information Technology (ICo-
ASCNITech), p. 45-51.
Siddiq, F. R., Achyani, F., dan Zulfikar. (2017). Fraud pentagon dalam
mendeteksi financial statement fraud. Seminar Nasional dan the 4th Call
for Syariah Paper, p. 1-14.
104
Skousen, C. J., Smith, K. R., dan Wright C. J. (2009). Detecting and predicting
financial statement fraud: The effectiveness of the fraud triangle and
SAS no. 99. Retrieved from http://ssrn.com/abstract=1295494. Diakses
pada 29 Agustus 2018.
Ulfah, M., Nuraina, E., dan Wijaya, A. L. (2017). Pengaruh fraud pentagon
dalam mendeteksi fraudulent financial reporting (Studi empiris pada
perbankan di Indonesia yang terdaftar di bei). Forum Ilmiah Pendidikan
Akuntansi, Vol. 5 (1), p. 399-418.
105
Yung-I Lou dan Ming-Long Wang. (2009). Fraud risk factor of the fraud triangle
assessing the likelihood of fraudulent financial reporting. Journal of
Business and Economics Research, Vol. 7 (2), p. 61-78.
Yusof, M., Khair, A., dan Simon, J. (2015). Fraudulent financial reporting: An
application of fraud models to malaysian public listed companies. The
Macrotheme Review, Vol. 4 (3), p. 126-145.