Penetapan (regulasi) harga dikenal di dunia fiqh dengan istilah tas’ir, yang berarti
menzhalimi pemilik barang dan pembelinya. Dalam konsep ekonomi Islam, penentuan
harga dilakukan oleh kekuatankekuatan pasar, yaitu kekuatan permintaan dan penawaran.
Dalam konsep Islam pertemuan permintaan dengan penawaran harus terjadi secara rela
sama rela. Artinya tidak ada pihak yang terpaksa melakukan transaksi pada tingkat harga
tertentu. Keadaan rela sama rela merupakan kebalikan dari keadaan aniaya, yaitu keadaan
Menurut Ibnu Taimiyah ada dua terma yang sering ditemukan dalam pembahasannya
a) Iwad al Mitsl, adalah penggantian yang sama yang merupakan nilai harga sepadan
dari sebuah benda menurut adat kebiasaan. Kompensasi yang setara diukur dan
ditaksir oleh hal-hal yang setara tanpa ada tambahan dan pengurangan, disinilah
barangnya dapat diterima secara umum sebagai hal yang sepadan dengan
barang yang dijual itu ataupun barang-barang yang sejenis lainnya di
Dalam satu bagian dalam bukunya Fatawa, Ibnu Taimiyah mencatat beberapa faktor
jumlah dari orang-orang yang meminta dalam satu jenis barang dagangan banyak,
permintaannya kecil.
c) Itu juga akan berpengaruh atas menguat atau melemahnya tingkat kebutuhan atas
barang karena meluasnya jumlah dan ukuran dari kebutuhan, bagaimanapun besar
atau kecilnya.
pertukaran barang itu dilakukan (al- mu’awid). Jika ia kaya dan dijamin
membayar utang, harga yang rendah bisa diterima darinya, ketimbang yang
diterima dari orang lain yang diketahui sedang bangkrut, suka mengulur-ulur
e) Harga itu dipengaruhi juga oleh bentuk alat pembayaran (uang) yang dugunakan
dalam jual beli. Jika yang digunakan umum dipakai (naqd ra’ji), harga akan lebih
rendah ketimbang jika membayar dengan uang yang jarang ada di peredaran.
(Islahi.1997)
Semua ibadah pada dasarnya akan menjadi haram jika tidak ada dalil yang
hukumnya halal kecuali ada dalil yang melarangnya, seperti halnya dalil yang berkaitan
dengan muamalah berikut sebagaimana firman Allah swt dalam surat an-Nisa ayat 29:
dengan jalan yang batil (tidak benar. Kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku
atas suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.
Ulama fiqh sepakat menyatakan bahwa ketentuan penetapan harga ini tidak dijumpai di
dalam al-Qur‘an. Adapun dalam hadits Rasulullah saw, dijumpai beberapa riwayat yang
menurut logikanya dapat diinduksikan bahwa penetapan harga itu dibolehkan dalam
kondisi tertentu. Faktor dominan yang menjadi landasan hukum at-tas‘ir al-jabbari,
Artinya: Dari Anas bin Malik, ia berkata: Orang-orang berkata, ‚Wahai Rosulullah, harga
telah naik, maka tetapkanlah harga untuk kami.‛ Lalu Rosulullah SAW bersabda,
kalian tidak menuntutku karena kezhaliman dalam darah atau harta‛. (HR. Abu Dawud)
Ulama fiqih menyatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi di zaman Rasulullah saw
tersebut bukanlah karena tindakan sewenang-wenang dari para pedagang, tetapi karena
memang komoditas yang ada terbatas. Sesuai dengan hukum ekonomi apabila stok
terbatas, maka wajar barang tersebut naik. Oleh sebab itu, dalam keadaan demikian
Rasulullah saw tidak mau campur tangan membatasi harga komoditas tersebut.
memenangkan persaingan apabila memiliki mutu atau kualitas yang tinggi. Sebaliknya
produk yang mutunya rendah akan sukar untuk memperoleh citra dari para konsumen.
Oleh karena itu produk yang dihasilkan harus diusahakan agar tetap bemutu baik
(Indriyo.2000).
Produk pada Al-Qur’an dinyatakan dalam dua istilah, yaitu al- tayyibat dan al-
rizq. Al-tayyibat merujuk pada suatu yang baik, suatu yang murni dan baik, sesuatu yang
bersih dan murni, sesuatu yang baik dan menyeluruh serta makanan yang terbaik. Al-rizq
merujuk pada makanan yang diberkahi tuhan, pemberian yang menyenangkan dan
ketetapan Tuhan. Menurut Islam produk konsumen adalah berdaya guna, materi yang
dapat dikonsumsi yang bermanfaat yang bernilai guna, yang menghasilkan perbaikan
material, moral, spiritual bagi konsumen. Sesuatu yang tidak berdaya guna dan dilarang
dalam Islam bukan merupakan produk dalam pengertian Islam. Barang dalam ekonomi
konvensional adalah barang yang dapat dipertukarkan. Tetapi barang dalam Islam adalah
barang yang dapat dipertukarkan dan berdaya guna secara moral(Zainal dkk hal.380)
Firman Allah swt dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 168 sebagai berikut :
َِّي طَ ان
ْ ات الش ِ َّاس ُك لُ وا مِم َّا يِف ا أْل َ ْر
ِ ض َح اَل اًل طَ يِّ بً ا َو اَل َت تَّبِعُ وا ُخ طُ َو ُ ۚ يَا أَيُّ َه ا الن
itu adalah musuh yang nyata bagimu.” .(Departemen Agama, Op Cit. Hlm 25)
Qurthubi/Syeikh Imam Al-Qurthubi,makna kata halal itu sendiri adalah melepaskan atau
membebaskan. Dan kata ini disebut halal karena ikatan larangan yang mengikat sesuatu
itu telah dilepaskan. Sahal bin Abdillah mengatakan : ada tiga hal yang harus dilakukan
jika seseorang ingin terbebas dari neraka, yaitu memakan makanan yang halal,
kamu mengikuti langkah dan perbuatan syetan. Dan setiap perbuatan yang tidak ada
dalam syariat maka perbuatan itu nisbatnya kepada syetan. Allah swt juga
memberitahukan bahwa syetan adalah musuh dan tentu saja pemberitahuan dari Allah
swt adalah benar dan terpercaya. Oleh karena itu bagi setiap makhluk yang memiliki akal
semestinya berhati-hati dalam menghadapi musuh ini yang telah jelas sekali
permusuhannya dari zaman nabi Adam AS. Syetan telah berusaha sekuat tenaga,
mengorbankan jiwa dan sisa hidupnya untuk merusak keadaan anak cucu Adam As
(Imam Al-Qurthubi.2007).
Kualitas produk mendapat perhatian para produsen dalam ekonomi Islam dan
ekonomi ini dalam penyebab adanya perhatian masingmasing terhadap kualitas, tujuan
kualitas produknya hanya semata-mata untuk merealisasikan tujuan materi. Boleh jadi
tujuan tersebut merealisasikan produk yang bisa dicapai dengan biaya serendah mungkin,
dan boleh jadi mampu bersaing dan bertahan dengan produk serupa yang diproduksi
orang lain. Karena itu acapkali produk tersebut menjadi tidak berkualitas, jika beberapa
motivasi tersebut tidak ada padanya; seperti produk tertentu yang ditimbun karena tidak
menampakkan barang yang buruk dalam bentuk yang nampaknya bagus untuk
mendapatkan keuntungan setinggi mungkin. Firman Allah swt dalam Al-Quran surat Al-
ت َو ْٱل َح َي ٰو َة لِ َيبْل ُ َو ُك ْم أَ ُّي ُك ْم أَحْ َسنُ َع َماًل ۚ َوه َُو ْٱل َع ِزي ُز ْٱل َغفُو ُر
َ ٱلَّذِى َخلَ َق ْٱل َم ْو
“ yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”
Ayat diatas menjelaskan bahwa ujian Allah adalah untuk mengetahui siapa di antara
hamba-hamba-Nya yang terbaik amalnya, lalu dibalas-Nya mereka pada tingkatan yang
berbeda sesuai kualitas amal mereka; tidak sekedar banyaknya amal tanpa menekankan
kualitasnya.
Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produksi adalah satu-
satunya cara yang mubahyang mungkin diikuti produsen muslim dalam memproses
produknya dan meraih keuntungan setinggi mungkin dengan biaya serendah mungkin.
Motivasi kualitas produk mendapat perhatian besar dalam ilmu fiqih Umar Radhiyallahu
Anhu, yang dapat ditunjukkan dari beberapa bukti sebagai berikut diantaranya :
centongnya ; sebab demikian itu akan lebih bagus baginya dan lebih
Islam mengajarakan kepada umatnya untuk saling tolong menolong dalam hal
kebaikan antara satu dengan yang lainnya, begitu juga dalam hal muamalah. Muslim
harus qona’ah mengenai hal-hal yang sudah didapatkan dan tidak diperbolehkan
menggunakan prinsip yang tidak syar’I dengan alasan ingin mendapatkan harta lebih
Allah dan RasulNya kepada mereka, sambil mereka berkata: "Cukuplah Allah bagi
kami Allah akan memberi kepada kami dari limpah kurniaNya, demikian juga RasulNya
Sebuah transaksi ekonomi pasti tak terlepas dari penjualan dan pembelian yang mana hal ini
digambarkan dalam bentuk kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa yang diperoleh dari
penjualan. Berkaitan dengan penyediaan layanan pelanggan, Islam telah mengatur bagaimana
cara untuk menghasilkan layanan yang berkualitas bagi pelanggannya. Pencapaian kualitas
layanan yang terbaik pada organisasi atau perusahaan memerlukan dasar bangunan manajemen
Islam yang kokoh atau disebut juga ”Total Islam Quality” (TIQ), dimana dasar bangunan
tersebut bersumber dari Al-qur’an dan Hadist, dan dapat terbentuk jika ada instrumen-instrumen
berikut, yaitu:
Perilaku konsumen muslim adalah yang dapat merasakan, ketika seorang konsumen
muslim yang beriman dan bertaqwa mendapatkan penghasilan rutinnya, baik harian,
mingguan ataupun bulanan tidak berfikir pendapatan yang diraihnya itu dihabiskan atau
dikonsumsi semuanya untuk dirinya sendiri, tetapi atas kesadarannya bahwa dia hidup di
“kebutuhan” dan melakukan secara rasional. Konsumsi merupakan bagian yang tak
Dalam Islam keputusan pembelian dikenal dengan kata khiyar, yang artinya mencari
yang terbaik diantara dua pilihan, yaitu meneruskan atau membatalkan jual beli.
(Ahmad.2013)
Dengan demikian khiyar dalam pengertian Bahasa dapat berarti memilih dan menentukan
sesuatu yang terbaik dari dua hal atau lebih untuk dijadikan pegangan dan pilihan.
Dalam Islam proses pengambilan keputusan ini diterangkan dalam beberapa ayat Al-
Quran yang lebih bersifat umum, artinya bisa diterapkan dalam segala aktivitas. Selain itu
konsep pengambilan keputusan dalam Islam lebih ditekankan pada sikap adil, dalam
Islam adil didefinisikan sebagai “tidak menzalimi dan tidak dizalimi” yaitu pelaku
ekonomi tidak boleh untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang
lain (Karim.2016). Hal ini disandarkan pada contoh sikap hakim yang harus tegas dan
adil dalam memutuskan suatu perkara peradilan. Ayat ini juga menjelaskan kepada kita
semua jika kita telah memutuskan sesuatu, kita harus bertawakkal kepada Allah.
ض وا ِم ْن
ُّ ب اَل ْن َف َ ت فَ ظًّ ا َغ ل
ِ ِيظ الْ َق ْل ٍ
َ ت هَلُ ْم ۖ َو لَ ْو ُك ْن
َ ِم ا َر مْح َ ة ِم َن اللَّهِ ل ِْن
َ فَ ب
ت َف َت َو كَّ ْل َ او ْر ُه ْم يِف ا أْل َ ْم رِ ۖ فَ إ
َ ِذ ا َع َز ْم ِ ِر هَلُ ْم َو َش
ْ اس َت ْغ ف
ْ ف َع ْن ُه ْم َو
ُ اع
ْ َِك ۖ ف
َ َح ْو ل
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
Terjemahan). Dari kedua ayat di atas dapat diketahui bahwa sebagai umat Islam
hendaknya berhati-hati sebelum memutuskan untuk memilih suatu produk. Ibnu Katsir
untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena bisa jadi berita yang
tersebar adalah berita dusta atau keliru.” Ayat ini juga dapat disandarkan dengan sikap
hati-hati umat Islam dalam mengambil keputusan untuk membeli dan menggunakan suatu
produk. Sesuai dengan teori sebelumnya, ada beberapa tahapan yang harus dilalui
seseorang sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk, dimulai dari pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, pemilihan alternative, pengambilan keputusan dan
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat beberapa peran dalam
Teori-teori tersebut secara tidak langsung mendukung ayat ini, dimana ketika kita
menerima informasi ataupun ingin mengambil suatu keputusan, kita harus melalui
tahapan-tahapan yang ada. Kita juga harus mencari tahu informasi tersebut dari berbagai
5.5 Analisa Pengaruh harga, kualitas produk, kepuasan pelanggan terhadap keputusan
pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pelanggan KFC kali malang,diperoleh hasil bahwa
Harga,kualitas produk dan kepuasan pelanggan berpengaruh secara signifikan dan positif
menentukan pemilihan produk yang akan dibeli. Selain harga pelanggan KFC kalimalang
tersebut. KFC menerapkan harga yang transparan dan terjangkau oleh semua kalangan,
KFC juga berhasil membangun image bahwa kualitas ayam KFC memiliki standar
kualitas yang baik,bahan baku kaya akan gizi dan tidak berbahaya sehingga meyakinkan
sesuai dengan syariat Islam yaitu tidak membohongi deskripsi dari kualitas produk
dengan cara melebih-lebihkan standart kualitas. Dengan harga yang terjangkau dan
kualitas produk yang baik serta image perusahaan yang kuat, baik, dan terpercaya
sehingga KFC dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat, membuat konsumen KFC
merasakan kepuasan dan merasakan nilai yang baik dari produk KFC dan memunculkan
menggunakan produk tersebut. Setelah tercapainya sisi positif yang diharapkan dan
BAB VI
5.1 Kesimpulan
produk, dan kepuasan pelanggan terhadap keputusan pembelian Ayam KFC di KFC
sebagai berikut:
1. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel Harga berpengaruh secara
signifikan terhadap Keputusan pembelian. Hal ini menunjukan bahwa harga menjadi
2. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh secara
signifikan dan positif terhadap Keputusan pembelian. Artinya semakin baik kualitas
produk maka keputusan untuk melakukan pembelian semakin tinggi. Dengan demikian
hipotesa H2 yang menyatakan bahwa “kualitas produk berpengaruh secara signifikan
3. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Kepuasan pelanggan berpengaruh secara
5.2 Saran
saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian yang dapat diberikan sebagai
berikut:
1. Bagi perusahan
Banyaknya pesaing dikategori ayam goreng KFC dipasaran, KFC diharplan tetap
dapat bersaing dipasaran. Kualitas produk KFC perlu untuk terus ditingkatkan
preferensi utama dikategori ayam goreng siap saji, sehingga konsumen selalu