SKRIPSI
Oleh
Anissa Arianti
NIM: 06111381520025
Program Studi Pendidikan Fisika
i
ii
iii
iv
DAFTAR ISI
v
3.8 Hipotesis Statistik ............................................................................. 19
3.9 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 19
3.10 Teknik Analisa Data......................................................................... 19
3.10.1 Uji Prasyarat Analisa Data ...................................................... 19
3.10.1.1 Uji Normalitas Data ............................................................. 19
3.10.1.2 Uji Homogenitas Data ......................................................... 20
3.10.2 Uji Hipotesis .......................................................................... 21
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Sintaks Model PBL ......................................................................... 9
3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 14
4.1 Observasi Keterlaksanaan Model PBL ............................................ 26
4.2 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...... 27
4.3 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis .............. 29
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
3.1 Gambar Alur Penelitian .................................................................. 17
4.1 Grafik Keterlaksanaan Model PBL ................................................. 25
4.2 Sebaran Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................................................................... 27
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
potensial tak terbatas. Potensi yang hanya dapat digunakan dengan menciptakan
suasana yang bisa terus mengidentifikasi, membawa ke permukaan, memelihara
dan menggunakan kemampuan manusia (Thai & Anh, 2017).
Pentingnya akan SDM yang memiliki kemampuan dalam pemecahan
masalah sangat dibutuhkan pada saat ini. Maka dari itu, peran pendidikan sangat
penting dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan mampu memecahkan
masalah dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam dunia pendidikan, dibutuhkan
guru yang berkualitas agar mampu menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Melalui proses pembelajaran, diharapkan peserta didik terlatih untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Berdasarkan hasil PISA 2015 dalam kategori
sains, Indonesia masih dibawah rata-rata. Itu berarti masih kurangnya kemampuan
peserta didik Indonesia dalam mata pelajaran sains. Banyak faktor yang
mempengaruhinya, seperti kurangnya minat peserta didik dalam mempelajari
sains, metode pembelajaran yang tidak tepat, bahkan model pembelajaran yang
tidak sesuai. Salah satu solusi untuk menghadapi permasalahan tersebut ialah
memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran.
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 menjelaskan beberapa model
pembelajaran yang diutamakan pada kurikulum 2013 yang diharapkan dapat
membentuk perilaku saintifik, perilaku sosial, serta mengembangkan rasa
keingintahuan. Model pembelajarannya adalah: Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek
(Project Based Learning), model Pembelajaran Penyingkapan (Discovery
Learning), dan model Pembelajaran Penemuan (Inquiry Learning).
Pembelajaran Berbasis Masalah membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir kreatif kooperatif dan pemecahan masalah interdisipliner.
Siswa belajar untuk bekerja secara mandiri dan kolaboratif. Meskipun siswa
terlibat dalam pembelajaran mandiri melalui PBL, mereka secara teratur
berdiskusi untuk berbagi, mengevaluasi, dan mengkritik karya masing-masing
selama pertemuan kelompok (Awang & Ramly, 2008). Terdapat penelitian
tentang penggunaan model PBL diantaranya : Mushlihuddin, dkk. (2018)
2
mengenai Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah matematika dalam menganalisis vektor. Simamora, dkk. (2017)
mengenai penggunaan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
aktivitas pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah dalam topik aritmatik
sosial. Argaw, dkk. (2016) untuk mengetahui efektivitas Problem Based Learning
terhadap motivasi dan pemecahan masalah peserta didik.
Fisika merupakan mata pelajaran yang berada dalam kelompok sains.
Proses pembelajaran fisika tidak hanya berlandaskan teori pelajaran, tetapi lebih
menekankan pada prinsip-prinsip belajar yang menggunakan berbagai model,
strategi, pendekatan dan teknik pendekatan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru untuk memilih model dan metode pembelajaran yang akan
diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu karakteristik materi,
karakteristik siswa, sarana dan prasarana serta kemampuan guru dalam
menerapkan model pembelajaran Fisika (Derlina & Pane, 2016). Siswa
mengenali, menyusun, mengembangkan kembali, dan mengubah pengetahuan
awal melalui interaksi antara lingkungan, kegiatan kelas dan pengalaman, serta
interaksi dengan siswa lain. Pembelajaran yang demikian diharapkan dapat
mencapai tujuan pembelajaran fisika (Destianingsih, dkk., 2014).
Berdasarkan nama model yang digunakan yaitu “Problem Based
Learning” tentunya peserta didik akan dihadapkan dengan permasalahan pada
saat proses pembelajaran. Penelitian ini dibatasi pada materi getaran dan
gelombang, karena materi tersebut sangat berkaitan dengan kehidupan sehari –
hari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liza, dkk. (2016) bisa
disimpulkan bahwa masih banyak peserta didik yang salah dalam memahami
konsep getaran dan gelombang.
Melalui pembelajaran berbasis masalah diharapkan peserta didik terlatih
untuk menyelesaikan masalah baik dalam proses pembelajaran maupun dalam
kehidupan sehari – hari. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Patra Mandiri
1 Palembang. Peneliti menggunakan sekolah ini dikarenakan dalam segi fasilitas
memungkinkan peneliti untuk bereksperimen. Sesuai dengan pemaparan yang
sudah dijelaskan, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul
3
“Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Peserta Didik di SMP Patra Mandiri 1
Palembang” untuk membantu peserta didik lebih aktif di dalam proses
pembelajaran sehingga terciptanya peserta didik yang kreatif dalam memecahkan
masalah yang berguna dalam kehidupan bermasyarakat.
Penelitian ini membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian yang
dilakukan dapat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Karena luasnya materi
pembelajaran fisika, peneliti membatasi materi yang akan diuji yaitu getaran,
gelombang, dan bunyi
4
2. Peserta Didik
Penelitian ini dapat membantu peserta didik dalam meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah melalui proses pembelajaran dan
meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
3. Peneliti
Sebagai penambah pengetahuan bagi peneliti, menjadi referensi dalam
melaksanakan penelitian selanjutnya, dan sebagai bekal untuk menjadi
guru di masa yang akan datang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2 Hakikat Fisika
7
2.3.1 Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)
Menurut Arends (1997) (dalam Suprihatiningrum, 2016) model PBL memiliki
karakteristik sebagai berikut:
3. Penyelidikan autentik
8
No. Tahap Tingkah Laku Guru
9
jumlah besar kepada peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) benar-
benar dirancang untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan
keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan
intelektualnya untuk mempelajari peran orang dewasa melalui berbagai situasi
real dan situasi yang distimulasikan sehingga peserta didik akan menjadi pelajar
yang mandiri dan otonom.
1. Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran.
10
8. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
10. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Kelemahan :
1. Ketika siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa
enggan untuk mencoba.
11
rencana dengan melakukan operasi matematis. Kelima, check and evaluate,
mengevaluasi solusi yang didapatkan dengan mengecek kelengkapan jawaban,
tanda, satuan dan nilai.
Pemecahan masalah tidak hanya membuat peserta didik mampu
menyelesaikan permasalahan, namun peserta didik juga mendapatkan seperangkat
pengetahuan baru. Pemecahan masalah tidak hanya yang biasa mereka ketahui,
namun mereka menemukan sesuatu yang baru dan memungkinkan meningkatkan
kemandirian dalam berpikir (Sari, Putra, & Mirna, 2018).
12
Bunyi merupakan mata pelajaran yang penting karena bunyi sangat dekat
dengan kehidupan siswa sehari-hari (Eshach, 2014). Materi getaran, gelombang,
dan bunyi menyediakan berbagai macam eksperimen ataupun penyelidikan yang
dapat dilakukan oleh peserta didik sehingga mereka dapat memecahkan masalah
lebih mudah, menemukan solusi masalah dengan lebih mandiri, dan menghasilkan
gagasan atau jawaban dari masalah dengan lebih inovatif dan kreatif.
Melalui tahapan-tahapan yang ada pada model Problem Based Learning
diharapkan peserta didik dapat menemukan solusi dari setiap permasalahan yang
ada pada proses pembelajaran dan juga memahami konsep pada materi getaran,
gelombang dan bunyi.
13
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O1 Y O2
Keterangan :
14
Y = pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
Direct Instruction.
15
Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini merupakan kemampuan
pemecahan masalah. Pada aspek kognitif diukur melalui test tertulis berbentuk
essai terstruktur dengan jumlah 3 soal, setiap soal memiliki struktur dari a sampai
dengan e yang digunakan pada saat pretest dan posttest. Instrumen soal yang
dibuat berdasarkan lima tahap dalam pemecahan masalah, yaitu:
visualisasi/deskripsi permasalahan, pendekatan fisika, aplikasi konsep fisika,
prosedur matematika, dan kesimpulan logis.
16
3.6.3 Tahap Akhir Penelitian
1. Analisis terhadap kemampuan pemecahan masalah peserta didik yang
dilihat dari tes.
2. Analisis kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan model
Problem Based Learning (PBL).
3. Membahas dan menyimpulkan hasil penelitian.
4. Memberikan saran atau rekomendasi berdasarkan hasil penelitian
5. Membuat laporan penelitian.
17
3.7 Alur Penelitian
MASALAH
PERSIAPAN
PELAKSANAAN PENELITIAN
Tes Awal
Tes Akhir
Analisa Data
Pembahasan
KESIMPULAN
3.1 Gambar Alur Penelitian
18
3.8 Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Hipotesis penelitian diperlukan untuk menguji apakah data penelitian
yang diuji dengan sampel dapat diberlakukan untuk populasi atau tidak
(Sugiyono, 2014). Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini :
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan penggunaan model Problem Based Learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik di SMP Patra
Mandiri 1 Palembang.
Ha : Ada pengaruh signifikan penggunaan model Problem Based Learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik di SMP Patra
Mandiri 1 Palembang.
19
1. Klik menu analyze
2. Pilih menu descriptive statistics
3. Pilih explore
4. Selanjutnya akan muncul menu bar explore
5. Masukkan nilai pretest dan posttest pada bagian dependent list
6. Masukkan kelompok pada bagian factor list
7. Pilih menu plots
8. Beri checklist pada bagian normality plots with test
9. Klik continue
10. Klik OK
20
10. Klik OK
21
BAB IV
22
dan hari Sabtu jam pelajaran 3-4. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan
menggunakan model PBL. Pelaksanaan pembelajaran fisika pada kelas kontrol
dilaksanakan pada hari Senin jam pelajaran 5-6, hari Kamis jam pelajaran 7-8, dan
hari Jum’at jam ke-1. Proses pembelajaran menggunakan model Direct
Instruction.
Pada pertemuan pertama peneliti melakukan perkenalan kepada peserta
didik serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, selanjutnya digunakan
peneliti untuk melakukan pretest. Pertemuan ke-dua, menjelaskan kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan selama proses penelitian, memberikan
permasalahan mengenai materi getaran yaitu memperhatikan animasi jam antik
yang memiliki bandul lalu menanyakan “Apa yang akan terjadi apabila tali bandul
dipanjangkan?”, setelah membuat hipotesis lalu menjelaskan tujuan pembelajaran,
dan membagi peserta didik menjadi 5 kelompok. Pada pertemuan ke-dua ini,
peserta didik mempelajari materi getaran dan melakukan praktikum untuk
mengetahui jawaban dari hipotesis awal yang mereka buat.
Pertemuan ke-tiga peserta didik masih melanjutkan praktikum getaran
dikarenakan belum selesai pada saat pertemuan ke-dua. Pertemuan ke-empat,
menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, memberikan
permasalahan mengenai gelombang bunyi yaitu mendemonstrasikan peristiwa
yang akan terjadi apabila sebuah sendok dipukulkan ke gelas kaca yang berisi air
dan bertanya “Mengapa gelas tersebut dapat berbunyi? Bagaimana jika air dalam
gelas ditambahkan?”, setelah membuat hipotesis awal lalu menjelaskan tujuan
pembelajaran, dan membagi peserta didik menjadi 5 kelompok seperti pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan ini peserta didik mempelajari materi gelombang
bunyi dan melakukan praktikum mengenai gelombang bunyi.
Pertemuan ke-lima, peserta didik masih melanjutkan pembelajaran
sebelumnya. Pertemuan ke-enam peneliti menjelaskan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan, memberikan permasalahan mengenai sistem sonar dengan
pertanyaan “Kita dapat mengukur panjang pensil dengan penggaris, dan juga
mengukur tinggi menggunakan meteran. Lalu, bagaimana cara kita mengukur
kedalaman laut?”, setelah membuat hipotesis awal lalu menjelaskan tujuan
23
pembelajaran, dan membagi peserta didik menjadi 5 kelompok seperti pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan ini peserta didik mempelajari tentang sistem sonar.
Pertemuan ke-tujuh peserta didik masih melanjutkan pembelajaran dengan
mengisi LKPD. Pertemuan ke-delapan digunakan peneliti untuk melakukan
posttest untuk melihat kemampuan pemecahan masalah peserta didik melalui
instrumen soal esai yang sama seperti pretest.
Pertemuan pertama pada kelas kontrol, dilakukan perkenalan kepada
peserta didik, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, selanjutnya melakukan
pretest. Pertemuan ke-dua, menjelaskan tujuan pembelajaran setelah itu
memberikan materi mengenai getaran dan melakukan praktikum tentang getaran.
Pertemuan ke-tiga peserta didik masih melanjutkan praktikum getaran
dikarenakan belum selesai pada saat pertemuan ke-dua. Pertemuan keempat,
peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran setelah itu memberikan materi tentang
gelombang bunyi dan melakukan praktikum gelombang bunyi.
Pertemuan ke-lima, masih melanjutkan pelajaran sebelumnya dikarenakan
belum selesai. Pertemuan ke-enam, menjelaskan tujuan pembelajaran dan
memberikan materi mengenai sistem sonar dengan menggunakan model Direct
Instruction. Setelah itu, peneliti memberikan soal-soal kepada peserta didik
mengenai materi yang telah dipelajari. Pertemuan ke tujuh, pembelajaran masih
dilakukan dengan menggunakan model Direct Instruction. Pertemuan ke-delapan,
peneliti melakukan posttest kepada peserta didik untuk mengetahui kemampuan
pemecahan masalah peserta didik setelah dilakukan pembelajaran menggunakan
model Direct Instruction. Pertemuan ke-enam digunakan peneliti untuk
melakukan posttest untuk melihat kemampuan pemecahan masalah peserta didik
melalui instrumen soal essai yang sama seperti pretest.
24
observasi ini digunakan untuk melihat keterlaksanaan model Problem Based
Learning. Persentase hasil observasi keterlaksanaan model Problem Based
Learning di kelas eksperimen disajikan pada Tabel 4.1.
Penghitungan poin per-pertemuan berdasarkan indikator pada model Problem
Based Learning. Setiap indikator memiliki poin maksimal yang berbeda. Indikator
pertama poin maksimalnya 5, indikator ke-dua 2 poin, indikator ke-tiga 2 poin,
indikator ke-empat 2 poin, dan indikator ke-lima 4 poin. Jadi, jumlah maksimum
yang didapatkan tiap pertemuan sebanyak 15 poin.
1 5 5 5 5 5 5
2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
4 1 1 1 1 2 2
5 3 3 3 3 4 4
Jumlah 13 13 14 14 15 15
25
Persentase Keterlaksanaan
100% 100%
100%
Model PBL
80%
75%
1 2 3 4 5 6
Pertemuan Ke-
Gambar 4.1 Grafik Keterlaksanaan Model PBL
4.3.1.3 Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan didapat hasil pretest
kelas eksperimen dengan nilai rata-rata 18,20 dan untuk hasil posttest diperoleh
nilai rata-rata 63,33. Hasil pretest kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 12,54 dan
hasil posttest diperoleh nilai rata-rata 44,5. Kedua kelas mengalami peningkatan
rata-rata pada saat posttest. Peningkatan rata-rata pretest di kelas eksperimen lebih
tinggi dibadingkan dengan kelas kontrol. Nilai data pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2.
26
Tabel 4.2 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data Pretest Data Posttest
N 28 29 28 29
Hasil penelitian ini berupa data hasil tes dan observasi. Data tes dianalisis
dengan menggunakan uji statistik yang meliputi uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS Versi 20.0 for Windows.
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data yang meliputi normalitas dan uji
homogenitas diperoleh bahwa data terdistribusi normal. Setelah itu dilakukan uji
homogentias menggunakan ANOVA tes dan diperoleh bahwa data tidak homogen.
Dikarenakan data tidak homogen, maka untuk menguji hipotesis penelitian
menggunakan uji Mann Whitney.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas, Uji Homogenitas, dan Uji Hipotesis
Variabel Nilai Hitung Nilai Signifikan Keterangan
27
Wilk) normal
Berdasarkan data yang diperoleh, nilai hitung <0,05 (0,012 < 0,05) yang
berarti Ha diterima dan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa “terdapat pengaruh
model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika
peserta didik di SMP Patra Mandiri 1 Palembang”.
4.4 Pembahasan
Penelitian dengan menerapkan model Problem Based Learning ini
bertujuan untuk melihat pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah
fisika peserta didik di SMP Patra Mandiri 1 Palembang. Dalam penelitian ini
digunakan tes sebagai alat pengumpulan data. Tes digunakan untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada pembelajaran fisika. Sebelum
diberi perlakuan baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama
diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik dalam
menyelesaikan soal-soal berbasis kemampuan pemecahan masalah. Kemudian
diakhir pertemuan kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan posttest untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik. Instrumen soal yang digunakan untuk
pretest dan posttest merupakan instrumen yang mengukur kemampuan pemecahan
masalah.
Berdasarkan tabel 4.1, hasil rata-rata dari nilai pretest kelas eksperimen
sebesar 18,20 dan kelas kontrol sebesar 12,54. Data tersebut menunjukkan bahwa
sebelum diberikan perlakuan kelas ini memiliki kemampuan awal yang sama
mengenai materi getaran dan gelombang. Ini penting dalam pengaturan
eksperimen semu, di mana perlakuan berbeda diterapkan pada lingkungan yang
relatif sama. Dalam hal ini, perubahan atau peningkatan keterampilan pemecahan
28
masalah peserta didik pada akhir percobaan hanya dapat dikaitkan dengan
perlakuan berbeda di antara dua kelas (Parno, dkk., 2019).
Proses pembelajaran di kelas eksperimen selalu diawali dengan pemberian
masalah. Pada pertemuan pertama, guru memberikan masalah mengenai getaran
bandul jam antik yang bertujuan agar peserta didik dapat memecahkan
permasalahan pada instrumen soal nomor 1. Pemecahan masalah ini juga
didukung dengan praktikum yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh panjang
tali bandul terhadap periode getaran.
Pada pertemuan selanjutnya, guru memberikan masalah mengenai
gelombang bunyi yang dihasilkan gelas kaca yang diisi dengan sedikit air.
Pemberian masalah ini juga berhubungan dengan instrumen soal nomor 2 untuk
mengetahui cepat rambat gelombang bunyi. Pada pertemuan ini juga didukung
dengan praktikum yang dapat membantu peserta didik mengembangkan
pengetahuan mengenai gelombang bunyi. Permasalahan ke-tiga yang
dimunculkan yaitu mengenai sistem sonar yang berhubungan dengan instrumen
soal ke-tiga. Jadi, pemberian masalah di awal pembelajaran dapat melatih
kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Setelah dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,
dilakukan posttest pada kedua kelas tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh
diketahui bahwa nilai rata-rata hasil posttest kelas eksperimen sebesar 66,30 dan
nilai rata-rata hasil posttest kelas kontrol sebesar 44,51. Dari data posttest tersebut
dapat diketahui bahwa kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami
peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Peningkatan
kemampuan pemecahan masalah peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada saat proses
pembelajaran di kelas eksperimen peserta didik lebih diikutsertakan dalam proses
pembelajaran. Pada fase mengorientasi, peserta didik berdiskusi dan
menyampaikan hipotesis awal terhadap permasalahan yang diberikan oleh guru.
Pada fase ini peserta didik cukup mengalami kesulitan untuk menjawab
permasalahan fisika, oleh karena itu proses pembelajaran memiliki tujuan agar
peserta didik dapat menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru. Lalu pada
29
fase menganalisis dan mengevaluasi, peserta didik dibimbing untuk membuat
kesimpulan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan dan dapat menjawab
hipotesis di awal pembelajaran. Sehingga, peserta didik di kelas eksperimen lebih
diikutsertakan dalam setiap fase pembelajaran.
Model Problem Based Learning juga mengharuskan peserta didik lebih
kreatif dalam memecahkan permasalahan. Selain itu, kegiatan praktikum yang
dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan berdasarkan pembelajaran
berbasis masalah menjadikan peserta didik terlibat langsung sehingga
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna. Hal ini menyebabkan peserta didik
memahami materi tidak hanya pada konsep saja tapi mampu memahami proses
penemuannya.
Data posttest kemudian dianalisis secara statistik, mulai dari uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis
dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah data diperoleh dalam distribusi
normal atau tidak (Ali, dkk., 2019). Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan uji Saphiro Wilk dengan taraf signifikan 0,05, diperoleh bahwa
kedua kelas mendapatkan hasil 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔. Dengan demikian data
kedua kelompok terdistribusi normal.
Pengujian selanjutnya, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui
apakah sampel berasal dari populasi yang sama atau berbeda. Uji homogenitas
dilakukan dengan menggunakan ANOVA Test (Uji ANOVA) dengan taraf
signifikan 0,05. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔, sehingga kedua kelas dinyatakan tidak homogen.
Berdasarkan hasil uji prasyarat analisis data yang meliputi normalitas dan
uji homogenitas data tersebut diperoleh bahwa data terdistribusi normal dan tidak
homogen, oleh karena itu uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
adalah statistik non parametris. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan statistik non parametrik dengan menggunakan 2 independent
samples yaitu uji Mann Whitney. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai hitung
0,012 (0,012 < 0,05). Berdasarkan syarat uji wilcoxon, maka 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻𝑎
30
diterima yang berarti model PBL memberikan pengaruh signifikan terhadap
kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik di SMP Patra Mandiri 1
Palembang.
Pembelajaran berbasis masalah dalam proses pembelajaran mengharuskan
peserta didik melakukan investigasi autentik pada masalah nyata untuk
menemukan solusi dari masalah tersebut (Surya & Syahputra, 2017). Model
pembelajaran berbasis masalah mengarahkan peserta didik ke arah merenungkan,
menginterpretasikan dan mencari solusi untuk masalah yang mereka hadapi, tidak
hanya di kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari (Akinoglu & Tandogan,
2007).
Berdasarkan analisis hasil posttest dengan uji hipotesis menggunakan uji
Mann Whitney, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning ini
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik di
SMP Patra Mandiri 1 Palembang. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) menunjukkan tingkat signifikan yang sangat relevan. Dengan meninjau
kembali kelemahan serta kelebihan model Problem Based Learning dan model
Direct Instruction, dapat diketahui bahwa model Problem Based Learning dapat
memberikan hasil yang signifikan dibandingkan model Direct Instruction. Hal ini
selaras dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sagala, dkk. (2017)
dengan judul “The Influence of Problem Based Learning Model on Scientific
Process Skill and Problem Solving Ability of Student”, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan pemecahan masalah peserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada peserta didik yang diajar
dengan model Direct Instruction. Selain itu hasil penelitian lain yang dilakukan
oleh Nasution (2018) menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
peserta didik menggunakan model PBL lebih baik dibandingkan dengan model
konvensional.
31
BAB V
5.1 Simpulan
5.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Ali, A., Islamiah, D., & Zulkifli, Z. (2019). The Effectiveness of Problem - Based
Learning Methods in Improving Improving High-Order Thinking Skills.
IOP Publishing, 1-12.
Argaw, A. S., Hile, B. B., Ayalew, B. T., & Kuma, S. G. (2017). The Effect of
Problem Based Learning (PBL) Instruction on Students' Motivation and
Problem Solving Skill of Physics. Eurasia Journal of Mathematics Science
and Technology Education, 857-871.
Awang, H., & Ramly, I. (2008). Creative Thinking Skill Approach Through
Problem-Based Learning: Pedagogy and Practice in the Engineering
Classroom. International Journal of Educational and Pedagogical
Sciences, 334-339.
Destianingsih, E., Pasaribu, A., & Ismet. (2014). Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Pembelajaran Fisika Kelas XI di SMA Negeri 1 Tanjung Lubuk. Jurnal
Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 1-6.
33
Fitriani, D., Milama, B., & Irwandi, D. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa Pada Materi
Laju Reaksi. Edusains, 119-126.
Heller, P., Keith, R., & Anderson, S. (1991). Teaching Problem Solving through
Cooperative Grouping. Part 1: Group Versus Individual Problem Solving.
American Journal of Physics, 627-636.
Hidayat, S. R., Setyadin, A. H., Hermawan, Kaniawati, I., Endi Suhendi, Siahaan,
P., et al. (2017). Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Pemecahan
Masalah pada Materi Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Jurnal Penelitian
& Pengembangan Pendidikan Fisika, 157-166.
Jumadin, L., Hidayat, A., & Sutopo. (2017). Perlunya Pembelajaran Modelling
Instruction pada Materi Gelombang. Jurnal Pendidikan, 325-330.
Liza, M. M., S, S., & AR, M. (2016). Identifikasi Miskonsepsi Siswa Pada Materi
Getaran dan Gelombang Kelas VIII di MTsN Rukoh. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika, 212-217.
34
Nidawati. (2013). Belajar dalam Perspektif Psikologi dan Agama. Jurnal Pionir,
13-28.
Nurlaila, N., Suparmi, & Sunarno, W. (2013). Pembelajarn Fisika dengan PBL
Menggunakan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari
Kreativitas dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Inkuiri, 116.
Priyatno, D. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20.
Yogyakarta: ANDI.
Sari, A. T., Bektiarso, S., & Yushardi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran
Generatif dengan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Fisika di
SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika, 145.
Sari, D. S., Putra, A. A., & Mirna. (2018). Pengaruh Model Problem Based
Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik.
Jurnal Pendidikan Matematika, 25-30.
35
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan,Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.
Surya, E., & Syahputra, E. (2017). The Effect of Problem Based Learning to
Students' Mathematical Problem Solving Ability. Research Gate, 3441-
3446.
Thai, H. V., & Anh, M. A. (2017). The 4.0 Industrial Revolution Affecting Higher
Education Organizations' Operation in Vietnam. International Journal of
Management Technology, 2.
Zuhriyati. (2013). Penerapan Model Inquiry dengan Teknik Mind Mapping dalam
Pembelajaran IPA Fisika di MTs. Jurnal Pembelajaran IPA Fisika, 1-9.
36
LAMPIRAN A
DATA
PENELITIAN
37
Data Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen
38
Data Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol
39
29 K-29 6.60 28.30
40
UJI NORMALITAS
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelas
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
eksperimen .143 28 .148 .940 28 .107
Pretest *
kontrol .123 29 .200 .935 29 .075
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
kelas
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
eksperimen .155 28 .082 .938 28 .099
posttest
kontrol .119 29 .200* .954 29 .231
Analisa :
a. Rumusan Hipotesis :
Ho : Populasi berdistribusi normal
Ha : Populasi tidak berdistribusi normal
b. Dasar pengambilan keputusan adalah berdasarkan probabilitas. Jika nilai
probabilitas > 0,05 maka Ho diterima. Jika nilai probabilitas <= 0,05 maka Ho
ditolak
c. Sehingga dari hasil Shapiro-Wilk diatas maka
Pretest eksperimen = 0,107 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi
normal
Posttest eksperimen = 0,99 yang artinya > 0,05 maka populasi berdistribusi
normal
Pretest kontrol = 0,075 yang artinya >0,05 maka populasi berdistribusi normal
Posttest kontrol = 0,231 yang artinya >0,05 maka populasi berdistribusi normal
41
UJI HOMOGENITAS
UJI ANOVA
Descriptives
Kemampuan Pemecahan Masalah
N Mean Std. Std. Error 95% Confidence Interval for Minimum Maximum
Deviation Mean
Lower Bound Upper Bound
Pretest Kelas
28 18.2000 8.84618 1.67177 14.7698 21.6302 3.00 33.00
Eksperimen
Pretest Kelas Kontrol 29 12.5483 7.09027 1.31663 9.8513 15.2453 3.00 28.30
Posttest Kelas
28 63.3357 16.30654 3.08165 57.0127 69.6587 33.30 90.00
Eksperimen
Posttest Kelas Kontrol 29 44.5172 14.67690 2.72543 38.9344 50.1000 21.60 73.30
Total 114 34.5430 23.86113 2.23480 30.1154 38.9705 3.00 90.00
42
Test of Homogeneity of Variances
Kemampuan Pemecahan Masalah
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
8.960 3 110 .000
Kriteria Pengujiannya yaitu :
jika signifikansi < 0,05, maka varian kelompok data tidak sama.
jika signifikansi > 0,05, maka varian kelompok data sama
Dari output dapat dilihat bahwa signifikansi < 0,05 (0,00 < 0,05) , maka varian
kelompok data tidak sama
43
UJI HIPOTESIS
Test Statisticsa
Kemampuan
Pemecahan
Masalah
Mann-Whitney U 249.000
Wilcoxon W 684.000
Z -2.512
Asymp. Sig. (2-tailed) .012
Analisa :
1. Merumuskan hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan rata – rata nilai tes pemecahan masalah antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Ha : Ada perbedaan rata – rata nilai tes pemecahan masalah antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol
Kesimpulan : Berdasarkan uji hipotesis menggunakan Mann Whitney Test
diperoleh bahwa Sig. 0.012 (0.012<0.05), berarti bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya, terdapat perbedaan rata-rata nilai tes pemecahan masalah antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
44
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
Tanggal/pertemuan :
45
4. Mengembangkan dan 1. Meminta perwakilan tiap
menyajikan hasil kelompok untuk
karya menyampaikan hasil
diskusi di depan kelas
2. Memberikan kesempatan
kepada peserta didik
bertanya tentang hal-hal
yang belum mereka
pahami mengenai hasil
diskusi
5. Menganalisis dan 1. Guru membimbing
mengevaluasi proses peserta didik untuk
pemecahan masalah membuat kesimpulan
tentang hasil diskusi
2. Guru memberikan soal
untuk mengevaluasi
pengetahuan peserta didik
3. Guru memberikan
apresiasi kepada
kelompok terbaik
4. Menutup pertemuan
dengan memberi salam
dan menyampaikan
rencana pembelajaran
berikutnya
46
LAMPIRAN B
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
47
SILABUS MATA PELAJARAN IPA
48
peranan manusia dalam diisi air gelombang dan elektronik
lingkungan serta bunyi
mewujudkannya dalam 2. Membuat
Menanya laporan
pengamalan ajaran agama
eksperimen
yang dianutnya Diskusi tentang:
getaran,
2.1 Menunjukkan gelombang dan
1. Pengaruh panjang
perilaku ilmiah bunyi
tali bandul pada
(memiliki rasa jam antik
ingin tahu; objektif;
2. Pengaruh suara
jujur; teliti; cermat; Portofolio
yang dihasilkan
tekun; hati-hati; gelas kaca yang Mengumpulkan:
bertanggung jawab; diisi air
terbuka; kritis; 1. Laporan tertulis
3. Bagaimana cara
kreatif; inovatif dan kelompok
untuk mengukur
peduli lingkungan) (LKPD)
kedalaman laut
dalam aktivitas
sehari-hari sebagai
wujud Eksperimen Tes (Tulis)
implementasi sikap
dalam melakukan Eksperimen tentang: 1. Latihan soal
pengamatan,percob
aan, dan berdiskusi 1. Getaran (bandul
berayun)
2.2 Menghargai kerja 2. Gelombang bunyi
individu dan yang dihasilkan
kelompok dalam gelas kaca yang
aktivitas sehari-hari diisi air
sebagai wujud
49
implementasi Asosiasi
melaksanakan
percobaan dan 1. Menganalisis data
melaporkan hasil untuk membuat
percobaan kesimpulan
3.10 Memahami konsep tentang getaran
getaran, gelombang, 2. Menganalisis data
bunyi, dan untuk
pendengaran, serta mendapatkan
penerapannya dalam konsep gelombang
sistem sonar pada bunyi
hewan dan dalam
kehidupan sehari-hari
Komunikasi
4.10 Melakukan
pengamatan atau 1. Membuat laporan
percobaan tentang eksperimen
getaran, gelombang, 2. Mempresentasikan
dan bunyi hasil eksperimen
50
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Patra Mandiri 1
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII A/Genap
Materi Pokok : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Alokasi Waktu : 3 x 40 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
51
4.10 Menyajikan hasil percobaan 4.10.1 Melakukan demonstrasi
tentang getaran, gelombang, dan mengenai getaran
bunyi
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi dan percobaan peserta didik dapat menjelaskan pengertian
getaran, frekuensi, dan periode
2. Melalui percobaan peserta didik dapat menghitung periode getaran pada
bandul
3. Melalui diskusi dan percobaan peserta didik dapat menghitung frekuensi
pada bandul
4. Melalui diskusi dan percobaan peserta didik dapat menjelaskan hubungan
periode dan frekuensi getaran
D. Materi Pembelajaran
Getaran
Gelombang
Bunyi
Cepat rambat bunyi
Efek Doppler
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Praktikum dan diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
Laptop
LCD
Alat dan Bahan :
Statif
Tali/benang dengan panjang 20 cm, 30 cm, dan 40 cm
Bandul
Stopwatch
52
G. Sumber Belajar
Buku IPA Siswa Kelas VIII
Buku / artikel referensi yang relevan
H. Langkah Pembelajaran
(3) Memunculkan
masalah, contoh:
“Apa yang akan
terjadi apabila tali
53
bandul (3) Peserta didik
dipanjangkan?” terlibat dalam
(4) Melibatkan peserta diskusi
didik dalam diskusi
untuk menemukan
pengaruh panjang
tali pada bandul
(5) Membagikan
LKPD kepada (4) Berdiskusi dan
peserta didik menyampaikan
dugaan
sementara
54
eksperimen
(2) Mengarahkan
peserta didik untuk
melakukan diskusi. (2) Melakukan
Mendorong peserta diskusi dengan
didik untuk teman satu
bertanya kelompok untuk
(3) Guru mengawasi membahas hasil
peserta didik temuan
selama proses (3) Memecahkan
pembelajaran dan masalah dengan
membantu peserta teman satu
didik yang kelompok
kesulitan
55
pembelajaran sudah
tercapai
(2) Memberikan soal
untuk (2) Mengerjakan
mengevaluasi soal yang
pengetahuan diberikan guru
peserta didik
(3) Memberikan
umpan balik atau
penghargaan bagi
(3) Memberi respon
kelompok terbaik
positif
(4) Menutup
pertemuan dengan
memberi salam dan
menyampaikan
rencana (4) Memperhatikan
pembelajaran penjelasan guru
berikutnya
56
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Patra Mandiri 1
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII A/Genap
Materi Pokok : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
57
4.10 Menyajikan hasil percobaan 4.10.1 Melakukan demonstrasi
tentang getaran, gelombang, dan mengenai gelombang
bunyi
C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui percobaan peserta didik dapat mejelaskan tinggi rendah suatu
nada
2. Melalui demonstrasi peserta didik dapat memahami resonansi dari
gelombang suara
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menghitung cepat rambat gelombang
suara di udara
D. Materi Pembelajaran
Getaran
Gelombang
Bunyi
Cepat rambat bunyi
Efek Doppler
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Praktikum dan diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
Laptop
LCD
Alat dan Bahan :
4 buah gelas kaca
Air
Sendok alumunium
G. Sumber Belajar
Buku IPA Siswa Kelas VIII
Buku / artikel referensi yang releva
58
H. Langkah Pembelajaran
Rincian Kegiatan Nilai
Tahap (Fase)
Guru Peserta Didik Karakter
59
peserta didik
60
didik yang
kesulitan
61
menyampaikan
rencana
pembelajaran (4) Memperhatikan
berikutnya penjelasan guru
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP Patra Mandiri 1
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VIII A/Genap
Materi Pokok : Getaran, Gelombang, dan Bunyi
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
63
4.10 Menyajikan hasil percobaan 4.10.1 Melakukan demonstrasi
tentang getaran, gelombang, dan mengenai getaran
bunyi
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokan bunyi berdasarkan
frekuensinya
2. Peserta didik dapat menghitung jarak kedalaman laut menggunakan data
waktu dan cepat rambat bunyi di air laut
3. Peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan sistem sonar dalam
kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
Getaran
Gelombang
Bunyi
Cepat rambat bunyi
Efek Doppler
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model Pembelajaran : Problem Based Learning
Metode : Praktikum dan diskusi
F. Media Pembelajaran
Media :
Laptop
LCD
G. Sumber Belajar
Buku IPA Siswa Kelas VIII
Buku / artikel referensi yang relevan
64
H. Langkah Pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi (20 menit)
65
kedalaman laut (4) Membaca LKPD
(4) Membagikan yang dibagikan
LKPD kepada guru
peserta didik
66
kesulitan
67
rencana
pembelajaran
berikutnya
68
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
NAMA : :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
KELOMPOK :
TUJUAN :
1. Melalui percobaan peserta didik dapat menghitung periode getaran pada
bandul
2. Melalui percobaan peserta didik dapat menghitung frekuensi pada bandul
3. Melalui percobaan peserta didik dapat menjelaskan hubungan periode dan
frekuensi getaran
Sumber: SlidePlayer.info
MATERI
Getaran adalah gerak bolak-balik secara periodik melalui suatu titik seimbang,
berikut ilustrasi gambarnya.
69
simpangan terbesar.
- Periode (T) getaran adalah waktu yang dilakukan untuk melakukan satu kali
getaran. Secara matematis dapat dihitung menggunakan rumus :
𝑡
𝑇=
𝑛
- Frekuensi getaran (f) yaitu banyaknya jumlah getaran yang terjadi dalam satu
detik. Satuan frekuensi dalam Sistem Internasional (SI) adalah Hertz (Hz). Secara
matematis dapat dihitung menggunakan rumus :
𝑛
𝑓=
𝑡
Keterangan :
T = periode (s)
f = frekuensi
t = waktu (s)
n = banyaknya getaran
70
5. Catatlah waktu yang ditunjukkan stopwatch pada saat bandul bergerak
bolak- balik sebanyak 10 kali.
6. Ulangi langkah 1-5 untuk tali sepanjang 30 cm dan 40 cm
7. Masukkan data hasil percobaan pada tabel berikut!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................
2. Hitunglah periode dari masing-masing percobaan 1!
Percobaan 2
1. Rangkailah alat seperti gambar dibawah ini
71
3. Tariklah bandul ke samping 15 cm untuk memberikan simpangan pada
bandul,lalu lepaskan.
4. Bersamaan dengan melepaskan bandul, hidupkan stopwatch.
5. Catatlah waktu yang ditunjukkan stopwatch pada saat bandul bergerak
bolak- balik sebanyak 5, 10, 15 dan 20 kali.
6. Masukkan data hasil percobaan pada tabel di bawah ini
Jumlah
No. Panjang Tali Waktu Periode Frekuensi
Getaran
1. 30 cm 5
2. 30 cm 10
3. 30 cm 15
4. 30 cm 20
72
3. Bagaimana hubungan antara nilai periode dan nilai frekuensinya?
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.............................................
4. Bagaimana hubungan panjang tali dengan periode?
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
73
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
NAMA : :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
KELOMPOK :
TUJUAN :
1. Melalui percobaan peserta didik dapat mejelaskan tinggi rendah suatu
nada
2. Melalui demonstrasi peserta didik dapat memahami resonansi dari
gelombang suara
3. Melalui diskusi peserta didik dapat menghitung cepat rambat gelombang
suara di udara
MATERI
Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang terjadi karena adanya sumber
getaran. Pada perambatannya gelombang merambatkan energi gelombang, sedangakan
perantaranya tidak ikut merambat. Menurut zat perantaranya gelombang dibedakan
menjadi dua macam yaitu :
74
Berdasarkan arah rambat dan arah getaranya, gelombang dibedakan atas gelombang
transversal dan gelombang longitudinal.
1. Gelombang transversal
adalah gelombang yang arah rambatanya tegak lurus terhadap arah getaranya.
Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah gelombang yang
merambat. Contoh: gelombang pada tali, permukaan air dan gelombang cahaya.
2. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah
rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan. Contohnya:
gelombang bunyi.
75
5. Buatlah kesimpulan dari hasil percobaan!
1. ¼ gelas
2. 2/4 gelas
3. ¾ gels
4. 1 gelas penuh
Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan!
Jawab:.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.............................................
76
Latihan Soal
77
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
NAMA :
KELOMPOK :
Tujuan :
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengelompokan bunyi berdasarkan
frekuensinya
2. Peserta didik dapat menghitung jarak kedalaman laut menggunakan data
waktu dan cepat rambat bunyi di air laut
3. Peserta didik dapat menjelaskan pemanfaatan sistem sonar dalam
kehidupan sehari-hari
78
Pernahkah kamu berdiri di trotoar jalan kemudian mendengar suara sirine
mobil ambulan? Dapatkah kamu menjelaskan mengapa bunyi sirine mobil
berubah-ubah ketika mobil bergerak mendekati/menjauhi kamu?
Jawab :
Sistem sonar adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan
pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik). Sonar atau Sound
Navigation and Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik
untuk menaksir ukuran, bentuk, dan kedalaman benda-benda.
Dengan menggunakan data waktu dan cepat rambat bunyi di air laut, orang dapat
menghitung jarak kedalaman laut dengan persamaan
𝑣 ×𝑡
𝑆=
2
s = kedalaman lautan,
v = kecepatan gelombang ultrasonik, dan
t = waktu tiba gelombang ultrasonik
79
1. Sebuah kapal mengukur kedalaman laut menggunakan perangkat suara.
Jika bunyi ditembakkan ke dasar laut, bunyi pantul diterima setelah 8
detik. Tentukan kedalaman laut tersebut jika cepat rambat bunyi 1500 m/s.
80
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama :
Kelas :
No. Soal Jawaban
1.
Gambar berikut merupakan diagram sebuah
bandul yang sedang berosilasi (bergetar).
Definisi satu getaran, adalah gerakan yang
dilakukan dari ....
(A) P-R-P
(B) P-Q-R-Q
(C) Q-R-Q
(D) P-Q-R-Q-P
2. Diagram di bawah ini memperlihatkan gam-
bar pegas yang sedang bergetar.
(A) jarak ab
(B) jarak oc
(C) jarak oa
(D) jarak bc
81
4. Amplitudo sebuah getaran didefinisikan se-
bagai ....
(A) simpangan maksimum benda
terhadap titik seimbangnya
(B) simpangan total gerak benda
(C) jumlah getaran dalam sekon
(D) simpangan minimum benda terhadap
titik seimbangnya
5. Seorang siswa SMP menggetarkan osilator
yang menghasilkan getaran-getaran dengan
frekuensi 0,25 kHz, maka besar periodenya
adalah ....
(A) 0.004 detik
(B) 0.25 detik
(C) 40 detik
(D) 250 detik
6. Diketahui suatu gelombang dengan panjang
gelombang 0,75 m. merambat dengan kece-
patan 150 m/s. Berapakah frekuensinya?
(A) 225 Hz
(B) 50 Hz
(C) 200 Hz
(D) 20 Hz
7. Sebuah sumber getar, bergetar di udara dan
menghasilkan 600 getaran tiap menit. Apa-
bila cepat rambat bunyi di udara 430 m/
detik. Hitunglah berapa jauh getaran itu
merambat di udara dalam satu waktu
getaran ....
(A) 24 m
(B) 34 m
(C) 240 m
(D) 340 m
8. Jika sebuah sumber getaran dengan frekuensi
50 Hz memancarkan gelombang dengan
panjang 0.2 m, berapa lama waktu yang
diperlukan bagi gelombang tersebut untuk
menempuh jarak 400 m?
(A) 2 s
(B) 4 s
(C) 40 s
(D) 50 s
9. Seorang anak mendengar bunyi yang memiliki
panjang gelombang sebesar 5 m rambat bunyi di
82
udara adalah 340 m/s, tentukan:
a) frekuensi sumber bunyi
b) periode sumber bunyi
83
84
85
86
87
88
89
LAMPIRAN C
INSTRUMEN
PENELITIAN
90
Lampiran B.2 Kisi-kisi tes keterampilan pemecahan masalah
91
Pendekatan Fisika b. Sebutkan dan jelaskan konsep fisika Konsep tentang periode getaran. Periode
apa saja yang digunakan untuk getaran adalah waktu yang dibutuhkan oleh
menyelesaikan permasalahan tersebut! suatu benda untuk melakukan satu buah
getaran.
Aplikasi khusus konsep c. Persamaan apa yang harus digunakan 𝑡
𝑇=
fisika untuk mencari periode getaran? 𝑛
Dengan :
T = periode
t = waktu
n = jumlah getaran
92
Prosedur matematika d. Jika diperoleh data percobaan sebagai Periode masing-masing percobaan
berikut:
8,90
Panjang Jumlah Waktu (s) 𝑇1 = = 0,89 𝑠
tali (cm) Getaran 10
8,90 10,90
20 10 𝑇2 = = 1,09 𝑠
10
30 10 10,90
12,60
𝑇3 = = 1,26𝑠
12,60 10
40 10
Berapakah periode dari masing-masing
percobaan berikut?
Kesimpulan logis e. Apa kesimpulan yang kamu dapatkan Jadi, pada percobaan getaran bandul,
dari permasalahan tersebut? Apa yang semakin panjang tali yang digunakan maka
harus dilakukan Agus agar gerakan periode getarannya semakin lama (periode
bandul jam antiknya lebih cepat? getaran sebanding dengan panjang tali yang
digunakan). Hal yang harus dilakukan Agus
adalah memendekkan tangkai bandul jam
antiknya.
93
Indikator
No. Indikator Soal Keterampilan Soal Jawaban
Pemecahan Masalah
2. Memecahkan Saat cuaca mendung dan terjadi sebuah
permasalahan petir, Bayu mendengar bunyi guntur 2
konsep cepat detik setelah ia melihat kilat. Ia pun ingin
rambat mengetahui berapa jarak petir dengan
gelombang yang lokasi dirinya berada. Bantulah Bayu
timbul dalam untuk mengetahui jarak antara dirinya dan
kehidupan sehari- lokasi terjadinya petir. (Diketahui cepat
hari rambat bunyi di udara pada keadaan saat
itu adalah 340 m/detik).
Pendekatan fisika b. Sebutkan dan jelaskan konsep fisika Konsep yang digunakan adalah cepat rambat
apa saja yang digunakan untuk gelombang bunyi di udara. Cepat rambat
menyelesaikan permasalahan tersebut
94
gelombang adalah kecepatan suatu
gelombang merambat dalam suatu medium
Aplikasi khusus konsep c. Tuliskan formula yang harus Formulasi cepat rambat gelombang di udara
fisika digunakan untuk menghitung jarak 𝜆 𝑆
antara lokasi petir dan Bayu! 𝑣 = 𝜆𝑓 atau 𝑣 = 𝑇 atau 𝑣 = 𝑡
Kesimpulan logis e. Ungkapkan kesimpulan yang kamu Jadi, jarak lokasi terjadinya petir dengan
peroleh lokasi Bayu adalah 680 m.
95
3. Sistem sonar Sebuah kapal memancarkan sinyal
gelombang ultrasonik untuk mengetahui
seberapa dalamnya lautan. Saat kapal
memancarkan sinyal gelombang
ultrasonik, selang waktu antara
pemancaran sinyal dari kapal diterimanya
sinyal pantulan oleh kapal adalah 2 detik
Visualisasi/ deskripsi a. Buatlah sketsa permasalahan sesuai
permasalahan deskripsi soal
Pendekatan fisika b. Sebutkan dan jelaskan konsep fisika Konsep pemantulan gelombang ultrasonik.
apa saja yang digunakan untuk Pemantulan gelombang adalah peristiwa
mengetahui kedalaman laut di lokasi yang terjadi saat suatu gelombang menemui
bidang pantul. Gelombang ultrasonik adalah
96
tersebut? gelombang bunyi yang memiliki frekuensi
lebih dari 20 kHz
97
Nama :
Kelas :
Sekolah :
98
2. 30 cm 10 10,90 s
3. 40 cm 10 12,60 s
99
mendapatkan jarak antara lokasi petir dan Bayu!
e. Ungkapkan kesimpulan yang kamu peroleh!
100
tersebut?
c. Tuliskan formulasi untuk menentukan kedalaman laut di
lokasi tersebut! Jelaskan tiap simbol pada formula/rumus
tersebut!
101
102
103
104
105
106
107
LAMPIRAN D
ADMINISTRASI
PENELITIAN
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
LAMPIRAN E
120
DOKUMENTASI
PENELITIAN
DOKUMENTASI
121
122