ERGONOMI
MODUL 1
FAAL KERJA
Disusun oleh:
Angel Maria Mawikere 01033180019
Eirene Beatrix Rumagit 01033180038
Marrintya Safitri 01033180031
Nicole Kusdenia 01033180024
Silvia Juliasari 01033180025
Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
praktikum ergonomi modul 1 dengan materi faal kerja. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Agustina Christiani, M. Eng.SC selaku dosen mata kuliah
Adapun tujuan laporan praktikum ini sendiri adalah untuk memenuhi tugas
praktikum ergonomi. Selain itu, penulis juga berharap laporan praktikum ini
kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum..................................................................................2
1.4 Batasan Masalah....................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Aktivitas Kerja ......................................................................................4
2.2 Faal Kerja ..............................................................................................4
2.3 Pengukuran Beban Kerja Fisik .............................................................5
2.4 Grades of Work .....................................................................................6
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Energi .........................7
2.6 Siklus Istirahat Kerja ..........................................................................11
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA....................................13
3.1 Perhitungan dan Pengolahan Data Denyut Jantung Percobaan 1 .......13
3.2 Perhitungan dan Pengolahan Data denyut Jantung Percobaan 2.........17
BAB IV ANALISIS DATA...................................................................................27
4.1 Analisis Hasil Percobaan I...................................................................27
4.2 Analisis Hasil Percobaan II.................................................................28
BAB V PENUTUP........................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..........................................................................................31
5.2 Saran....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
DAFTAR GAMBA
iii
Gambar 2.1 Kebutuhan Oksigen Relatif pada 7 metode pengangkatan beban yang
berbeda (Sanders dan Cormick,1992)......................................................................8
Gambar 2.2 Konsumsi Energi Manusia pada 5 Postur Kerja yang Berbeda pada
Pengambilan Tang Logam di Lantai. (Sanders dan Cormick,1992)........................8
Gambar 2.3 Detak Jantung Pada Dua Kecepatan Kerja yang Berbeda (Sanders dan
Cormick,1992).........................................................................................................9
Gambar 2.4 Pengaruh Desain Sekop pada Konsumsi Energi Manusia (Sanders dan
Cormick,1992).......................................................................................................10
Gambar 2.5 Rest Allowance (Sanders dan Cormick,1992)....................................11
Gambar 2.6 Effect of Length of Work and Rest Period on Recovery and
Physiological Strain (Sanders dan Cormick,1992)................................................12
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Pekerjaan Jongkok.................................................................................................16
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Pekerjaan Membungkuk........................................................................................16
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Jalan Cepat dan Jalan Lambat................................................................................25
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Sepeda Magnetic Beban Berat dan Ringan............................................................25
Gambar 3.5 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Air
Bike Beban Berat dan Ringan................................................................................26
DAFTAR TA
iv
Tabel 2.1 Grade of Physical Work Based on Energy Expenditure Level (Sanders
danCormick,1992)....................................................................................................7
Tabel 3.1 Tabel Data Percobaan 1........................................................................13
Tabel 3.2 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Treadmill...................................17
Tabel 3.3 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Sepeda Magnetic.......................18
Tabel 3.3 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Air Bike......................................19
Tabel 4.1 Tabel Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat Percobaan 1....................27
Tabel 4.2 Tabel Konsumsi Energi Percobaan 2.....................................................28
Tabel 4.3 Tabel Waktu Istirahat Percobaan 2........................................................29
v
BAB I
PENDAHULUAN (MARRIN)
praktikum.
1
pada tubuh pekerja akan lebih besar. Cedera pada
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana posisi tubuh yang sesuai dalam melakukan suatu pekerjaan atau
aktivitas tertentu?
perancangan kerja?
pekerjaan/aktivitas tertentu
3
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam melakukan praktikum dan
pengolahan data.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kata aktivitas. Aktivitas yang dilakukan
pun beragam, baik secara fisik maupun mental. Ketika denyut jantung mengalami
melakukan aktivitas, tentunya diperlukan fisik maupun mental yang sehat agar
Menurut Morin (2008), kerja merupakan aktivitas yang penting bagi manusia
dan masyarakat dimana mereka dapat melatih talenta, menemukan jati diri,
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa aktivitas kerja adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas yang dilakukan pun harus
pekerja tersebut.
kehidupan (Hutabarat, 2017). “Faal” diambil dari kata Arab yang berarti pertanda,
fungsi, kerja. Menurut Hutabarat (2017), faal kerja adalah ilmu yang mempelajari
tentang tubuh manusia saat bekerja. Faal kerja berfokus pada aktivitas yang
dilakukan secara fisik atau menggunakan otot. Karena adanya kerja otot, maka
5
aktivitas yang dilakukan memerlukan energi dari tubuh. Peran jantung, peredaran
darah dan alat pernafasan lainnya sangat penting guna memainkan fungsi masing-
(Hutabarat, 2017).
Beban kerja fisik (physical workload) adalah porsi yang dikeluarkan dari suatu
sumber daya fisik saat melakukan pekerjaan/tugas yang diberikan dan dapat
mental. Perubahan yang terjadi akibat kerja fisik dapat dideteksi melalui konsumsi
konsentrasi asam laktat dalam darah, komposisi kimia dalam darah dan air seni,
dilakukan untuk menghitung energi yang dikonsumsi oleh suatu pekerja yaitu
meter.
sebagai berikut:
6
- Resting pulse: Detak jantung rata-rata sebelum memulai pekerjaan.
- Total work pulse (cardiac cost): Jumlah detak jantung dari awal
(W −60)
E=1,33+
10
Dimana:
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang dapat dibagi menjadi beberapa
kategori diantaranya yaitu rest, very light work, moderate work, heavy work, very
heavy work dan unduly heavy work. Dari pembagian kelas tersebut dapat
7
Gambar 2.1 Grade of Physical Work Based on Energy Expenditure Level
energi, denyut jantung dan konsumsi oksigen yang diperlukan dari setiap kategori
pekerjaan.
Menurut Mark S. Sanders, Ph.D. dan Ernest J. McCormick, Ph.D. pada buku
Human Factors In Engineering and Design, terdapat empat faktor yang dapat
tersebut yaitu metode kerja, postur kerja, Kecepatan kerja dan desain alat.
Metode kerja adalah cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Metode
kerja dapat mnentukan konsumsi energi yang diperlukan. Salah satu contoh
metode kerja yaitu cara pembawaan beban. Menurut Datta dan Ramanathan
akan memberi pengaruh pusat gravitasi tubuh paling rendah. Berikut adalah
8
Gambar 2.1 Kebutuhan Oksigen Relatif pada 7 Metode Pengangkatan Beban yang Berbeda
(Sanders dan McCormick,1992)
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan oksigen relatif yang
membutuhkan oksigen relatif sebesar 100 sedangkan metode hands sebesar 144.
Postur kerja yaitu bentuk tubuh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.
yang dilakukan oleh Vos (1973) yaitu pengukuran energi dalam melakukan
pengambilan tang logam pada lantai yang dilakukan dalam berbagai postur kerja.
Gambar 2.2 Konsumsi Energi Manusia pada 5 Postur Kerja yang Berbeda pada Pengambilan Tang
Logam di Lantai. (Sanders dan Cormick, 1992)
9
Dari gambaran di atas dapat diketahui bahwa setiap postur tubuh
energi yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tiga postur kerja lainnya.
pada jumlah energi yang diperlukan manusia. Pengerjaan suatu kegiatan dengan
dikarenakan beban kerja yang membesar pula. Berikut adalah gambaran denyut
Gambar 2.3 Detak Jantung pada Dua Kecepatan Kerja yang Berbeda
(Sanders dan Cormick, 1992)
Desain alat dapat diartikan rancangan atau kerangka benda yang akan
digunakan dalam melakukan suatu kegiatan. Rancangan pada alat kerja dapat
10
dan jumlah pekerjaan yang dilakukan. Pada buku Human Factors In Engineering
and Design, jumlah konsumsi energi dapat berbeda sesuai dengan desain alat
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa desain suatu alat dalam melakukan
sekop dengan shape A yang memiliki pegangan pendek dan berat yang paling
ringan dibanding desain sekop yang lain. Namun, bentuk dari sekop bentuk A
memiliki wadah yang lebih kecil dibandingkan sekop yang lainnya sehingga dapat
membuat jumlah pekerjaan lebih besar dibandingkan sekop dengan wadah yang
besar. Hal tersebut membuat energi yang dibutuhkan sekop A lebih besar
11
2.6 Siklus Istirahat Kerja (Silvia)
Human Factors In Engineering and Design, apabila beban kerja yang diperlukan
terlalu besar dan melewati batas yang disarankan sehingga tidak dapat lagi
Terdapat berbagai cara untuk menentukan jumlah waktu istirahat yang tepat.
jumlah waktu istirahat yang diperlukan. Cara yang dapat digunakan selain dari
12
dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Berikut adalah formula yang disarankan oleh
Murrell:
T (W −S)
R=
K −1,5
pekerjaan (kcal/min)
Gambar 2.6 Effect of Length of Work and Rest Period on Recovery and Physiological Strain
(Sanders dan Cormick, 1992)
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan dengan waktu kerja dan
istirahat lebih sedikit akan memberikan pemulihan fisiologis yang lebih baik dan
13
tingkat stress yang lebih rendah dibandingkan waktu kerja dan istirahat yang
lama.
BAB III
Bab ini berisi data praktikum yang mencakup perhitungan dan pengolahan
data denyut jantung dan waktu istirahat pada saat melakukan percobaan yang
(ANGEL)
14
arm support) 4 105
01:30 = 81
5 104
02:00 = 83
6 102
7 95
8 98
Total waktu kerja 02:26 9 103
1. Jongkok
80+77+80+ 90+77
X= =¿ 80,8
5
80,8+136
W= = 108,4
2
(W −60) (108,4−60)
E = 1,33 + = 1,33 + = 6,17 kkal/menit
10 10
102+ 90+88+81+83
X= =¿ 88,8
5
88,8+142
W= = 115,4
2
15
(W −60) (115,4−60)
E = 1,33 + = 1,33 + = 6,87 kkal/menit
10 10
3.1.2 Perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan dengan berbagai posisi kerja
1. Jongkok
T (W −S)
R=
W −1,5
2,20(6,17−4)
R= = 1,02 menit
6,17−1,5
= 1,43 menit
16
Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.
Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 2,26 menit sebagai berikut:
T (W −S)
R=
W −1,5
2,26(6,87−4 )
R= = 1,21 menit
6,87−1,5
= 1,47 menit
17
3.1.3 Grafik hubungan antara denyut jantung dengan waktu (Marrin)
Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Berjongkok
1.
160 1.
140 1.
120
1.
100
Denyun Nadi
80 Jongkok
1.
60
1.
40
20
1.
0 1.
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 After 1 2 3 4 5
work
1.
Waktu
1.
1.
Jongkok
18
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Jongkok
Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Membungkuk
160
140
120
100
Denyun Nadi
80 Membung
kuk
60
40
20
0
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 After 1 2 3 4 5 6 7 8 9
work
Waktu
19
Grafik 3.2 Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Membungkuk
1. Treadmill
Berikut tabel hasil praktkum percobaan 2 dengan menggunakan treadmill:
20
234 11:00 91
Lebar Langkah =
12:00 87
69,5 cm
Speed = 5421
cm/menit = 3.253
km/jam
Tabel 3.2 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Treadmill
2. Sepeda Magnetic
Berikut tabel hasil praktkum percobaan 2 dengan menggunakan sepeda magnetic:
21
02:00 = 99 02:30 140 08:00 103
03:00 142 09:00 100
3. Air Bike
Berikut tabel hasil praktkum percobaan 2 dengan menggunakan air bike:
22
Speed = 25.767
km/jam
1. Treadmill
a. Jalan Lambat
(W −60) 113,83−60
E=1,33+ =1,33+ =6,713 kkal /menit
10 10
b. Jalan Cepat
108+119+129+123+119+ 114
W= =118,87 bpm
6
(W −60) 118,7−60
E=1,33+ =1,33+ =7,197 kkal/menit
10 10
2. Sepeda Magnetic
23
a. Beban ringan
108+107 +107+102+100+101
W= =104,167 bpm
6
(W −60) 104,167−60
E=1,33+ =1,33+ =5,747 kkal/menit
10 10
b. Beban berat
112+ 125+128+136+140+142
W= =131 bpm
6
(W −60) 131−60
E=1,33+ =1,33+ =8,43 kkal/menit
10 10
3. Air Bike
a. Beban ringan
(W −60) 83,17−60
E=1,33+ =1,33+ =3,65 kkal /menit
10 10
b. Beban berat
96+107+106+108+ 110+107
W= =105,67 bpm
6
(W −60) 105,67−60
E=1,33+ =1,33+ =5,9 kkal/menit
10 10
24
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan nilai utntuk
konsumsi energi beban ringan sebesar 3,65 kkal/menit dan beban berat
sebesar 5,90 kkal/menit.
3.2.3 Perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan dengan berbagai posisi kerja
(ANGEL)
1. Treadmill
a. Jalan Lambat
T (W −S)
R=
W −1,5
3(6,71−5)
R= = 0,98 menit
6,71−1,5
= 1,95 menit
b. Jalan Cepat
25
Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.
Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:
T (W −S)
R=
W −1,5
3(7,19−5)
R= = 1,15 menit
7,19−1,5
= 1,95 menit
2. Sepeda magnetic
a. Beban Ringan
T (W −S)
R=
W −1.5
3(5,75−5)
R= = 0,53 menit
5,75−1,5
26
Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 0,53 menit.
= 0,9 menit
b. Beban Berat
T (W −S)
R=
W −1,5
3(8,43−5)
R= = 1,48 menit
8,43−1,5
= 1,95 menit
27
Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat
sebesar 1,95 menit.
3. Air Bike
a. Beban Ringan
T (W −S)
R=
W −1,5
3(3,65−5)
R= = -1,88 ≈ 0 menit
3,65−1,5
= 0,3 menit
b. Beban Berat
28
T (W −S)
R=
W −1,5
3(5,9−5)
R= = 0,61 menit
5,9−1,5
= 0,9 menit
29
3.2.3 Grafik hubungan antara denyut jantung dengan waktu (MARRIN)
1. Treadmill
80 Jalan
Cepat
60 Jalan
Lamb
40 at
20
0
00 30 00 30 00 30 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0: 0: 1: 1: 2: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8: 9: 10: 11: 12:
Waktu
30
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan jalan cepat dan jalan
lambat
2. Sepeda Magnetic
Ringan
80
Sepeda
60 Magnetic
Berat
40
20
0
00 30 00 30 00 30 00 00 00 00 00 00 00 00
0: 0: 1: 1: 2: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8: 9: 10:
Waktu
31
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Sepeda Magnetic
Beban Berat dan Ringan
3. Air Bike
Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Air Bike
beban120
Ringan dan Berat
100
80
Denyut Nadi
Air
Bike
60 Ringan
Air
40 Bike
Berat
20
0
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00
Waktu
Gambar 3.5 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Air Bike Beban
Berat dan Ringan
32
BAB IV
Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil data
praktikum percobaan pertama dan kedua yang telah diolah pada bab sebelumnya.
Membungkuk tanpa
Jongkok dukungan tangan
(squatting) (bending with no arm
support)
Waktu Istirahat
Grafik Kelonggaran 1,43 1,47
(menit)
Hasil Praktikum 1 1
33
istirahat dengan grafik kelonggaran. Diketahui, bahwa konsumsi energi
berbanding lurus dengan lamanya waktu istirahat, semakin besar konsumsi energi,
semakin lama waktu istirahat yang diperlukan.
Hal ini sesuai dengan teori yang ada pada gambar 2.3 di bab sebelumnya,
bahwa posisi jongkok adalah posisi yang lebih sedikit mengonsumsi energi
dibandingkan dengan posisi membungkuk tanpa dukungan tangan.
kegiatan treadmill jalan lambat dan cepat, sepeda magnetic beban ringan dan
Berikut adalah tabel hasil konsumsi energi dari perhitungan pada bab
sebelumnya pada 3 kegiatan dengan 2 jenis pembebanan kerja:
34
berat konsumsi energinya sebesar 8,43 kkal/menit, lebih besar dibandingkan
beban ringan yakni sebesar 5,747 kkal/menit. Hal yang serupa juga terjadi pada
kegiatan dengan air bike, bahwa beban berat mengkonsumsi lebih banyak energi
sebesar 5,9 kkal/menit, daripada beban ringan sebesar 3,65 kkal/menit.
Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat pada gambar 2.1 di bab
sebelumnya bahwa semakin tinggi beban kerja yang dilakukan, maka semakin
tinggi pula nilai konsumsi energi yang ada.
35
Tingkat keakuratan dari kedua metode pada 3 kegiatan ini bervariasi, lebih
akurat menggunakan rumus Murrel pada kegiatan treadmill jalan lambat, dan
sepeda magnetic beban berat karena memiliki selisih dengan hasil praktikum lebih
kecil. Metode grafik kelonggaran lebih akurat pada kegiatan treadmill jalan cepat,
sepeda magnetic beban ringan, air bike beban ringan dan berat, karena selisih
waktu istirahat antara grafi kelonggaran dan hasil praktikum lebih minim.
36
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Posisi tubuh yang sesuai dalam melakukan suatu pekerjaan merupakan hal
menanam padi adalah jongkok, karena dengan posisi ini energi yang
2. Hubungan antara denyut jantung dan konsumsi energi yang dihasilkan saat
denyut jantung maka semakin besar juga nilai konsumsi energi yang akan
diperoleh.
37
jantung seseorang ketika melakukan aktivitas/pekerjaan. Variabel yang
grafik kelonggaran dan waktu istirahat dari Murrell. Dalam percobaan atau
kerja, durasi kerja, dan konsumsi energi yang dihasilkan yang akan
5.2 Saran
percobaan, praktikan harus dalam kondisi tubuh yang fit atau sehat sehingga
dalam pengukuran energi itu benar-benar sesuai dengan kemampuan mereka dan
dapat menentukan perancangan kerja yang tepat. Selain itu, sebaiknya praktikum
dilakukan dengan alat yang lebih lengkap sehingga didapatkan hasil yang lebih
38
DAFTAR PUSTAKA
39