Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KERJA PRAKTIKUM

ERGONOMI
MODUL 1
FAAL KERJA

Disusun oleh:
Angel Maria Mawikere 01033180019
Eirene Beatrix Rumagit 01033180038
Marrintya Safitri 01033180031
Nicole Kusdenia 01033180024
Silvia Juliasari 01033180025

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

kehendak serta kuasa yang diberikan, penulis mampu menyelesaikan laporan

praktikum ergonomi modul 1 dengan materi faal kerja. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada Ibu Agustina Christiani, M. Eng.SC selaku dosen mata kuliah

praktikum ergonomi yang sudah memberikan bimbingan, karenanya penulis

mampu menyelesaikan laporan ini tepat waktu.

Adapun tujuan laporan praktikum ini sendiri adalah untuk memenuhi tugas

praktikum ergonomi. Selain itu, penulis juga berharap laporan praktikum ini

mampu menambah wawasan serta pengetahuan pembaca tentang faal kerja.

Dalam penulisan laporan praktikum ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat

dinantikan penulis. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Tangerang, 16 Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum..................................................................................2
1.4 Batasan Masalah....................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................4
2.1 Aktivitas Kerja ......................................................................................4
2.2 Faal Kerja ..............................................................................................4
2.3 Pengukuran Beban Kerja Fisik .............................................................5
2.4 Grades of Work .....................................................................................6
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Energi .........................7
2.6 Siklus Istirahat Kerja ..........................................................................11
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA....................................13
3.1 Perhitungan dan Pengolahan Data Denyut Jantung Percobaan 1 .......13
3.2 Perhitungan dan Pengolahan Data denyut Jantung Percobaan 2.........17
BAB IV ANALISIS DATA...................................................................................27
4.1 Analisis Hasil Percobaan I...................................................................27
4.2 Analisis Hasil Percobaan II.................................................................28
BAB V PENUTUP........................................................................................................31
5.1 Kesimpulan..........................................................................................31
5.2 Saran....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33

DAFTAR GAMBA

iii
Gambar 2.1 Kebutuhan Oksigen Relatif pada 7 metode pengangkatan beban yang
berbeda (Sanders dan Cormick,1992)......................................................................8
Gambar 2.2 Konsumsi Energi Manusia pada 5 Postur Kerja yang Berbeda pada
Pengambilan Tang Logam di Lantai. (Sanders dan Cormick,1992)........................8
Gambar 2.3 Detak Jantung Pada Dua Kecepatan Kerja yang Berbeda (Sanders dan
Cormick,1992).........................................................................................................9
Gambar 2.4 Pengaruh Desain Sekop pada Konsumsi Energi Manusia (Sanders dan
Cormick,1992).......................................................................................................10
Gambar 2.5 Rest Allowance (Sanders dan Cormick,1992)....................................11
Gambar 2.6 Effect of Length of Work and Rest Period on Recovery and
Physiological Strain (Sanders dan Cormick,1992)................................................12
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Pekerjaan Jongkok.................................................................................................16
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Pekerjaan Membungkuk........................................................................................16
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Jalan Cepat dan Jalan Lambat................................................................................25
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan
Sepeda Magnetic Beban Berat dan Ringan............................................................25
Gambar 3.5 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Air
Bike Beban Berat dan Ringan................................................................................26

DAFTAR TA

iv
Tabel 2.1 Grade of Physical Work Based on Energy Expenditure Level (Sanders
danCormick,1992)....................................................................................................7
Tabel 3.1 Tabel Data Percobaan 1........................................................................13
Tabel 3.2 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Treadmill...................................17
Tabel 3.3 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Sepeda Magnetic.......................18
Tabel 3.3 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Air Bike......................................19
Tabel 4.1 Tabel Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat Percobaan 1....................27
Tabel 4.2 Tabel Konsumsi Energi Percobaan 2.....................................................28
Tabel 4.3 Tabel Waktu Istirahat Percobaan 2........................................................29

v
BAB I

PENDAHULUAN (MARRIN)

Bab ini berisi tentang latar belakang dari

praktikum yang dilaksanakan, rumusan masalah

dari praktikum, tujuan dilakukannya praktikum,

serta batasan– batasan yang dilakukan saat

praktikum.

1.1 Latar Belakang

Aktivitas merupakan hal biasa yang dilakukan

manusia dalam kehidupan sehari–hari. Tentu dalam

beraktivitas pastinya manusia akan membutuhkan

energi untuk melakukannya. Namun energi yang

dikeluarkan tentu akan berbeda–beda sesuai

dengan seberapa berat pekerjaan yang dilakukan

oleh manusia itu sendiri. Istirahat adalah hal

penting yang harusnya dilakukan pekerja apabila

melaksanakan aktivitas karena pada dasarnya

setiap manusia tentu memiliki keterbatasan. Namun

banyak orang mengabaikan hal tersebut karena

beranggapan akan banyak membuang waktu dan

selesainya pekerjaan tentu akan tertunda. Akan ada

dampak negatif yang ditimbulkan akibat

mengabaikan hal tersebut, seperti risiko cedera

1
pada tubuh pekerja akan lebih besar. Cedera pada

tubuh tentu tidak bisa dianggap sepele, cedera pada

tubuh akan mempengaruhi kehidupan kita

kedepannya. Antisipasi tentu harus dilakukan

dengan semua aspek, seperti penyesuaian dengan

lingkungan, proses maupun antar pekerja.

Faal kerja merupakan salah satu ilmu ergonomi

yang mampu membantu kita dalam mengurangi

risiko cedera. Ilmu ini sendiri menggambarkan

tentang hal yang menjadi faktor kelelahan pada

saat beraktivitas dengan pengukuran kinerja secara

fisiologi. Fisiologi ini akan mengukur kecepatan

denyut jantung awal, ketika melakukan pekerjaan,

dan setelah melakukan pekerjaan. Pengukuran

tersebut dlakukan untuk mengetahui jumlah energi

yang dibutuhkan dalam suatu aktivitas. Setelah

mengetahui jumlah energi yang dibutuhkan tentu

kita dapat menentukan waktu recovery yang

harusnya didapatkan seseorang setelah melakukan

aktivitas. Waktu recovery sendiri dimaksudkan

untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi

seperti semula ataupun mendekati kondisi semula.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana posisi tubuh yang sesuai dalam melakukan suatu pekerjaan atau

aktivitas tertentu?

2. Apa hubungan antara denyut jantung dengan konsumsi energi?

3. Bagaimana caranya mengukur energi dalam rangka melakukan

perancangan kerja?

4. Berapa lama waktu istirahat yang diperlukan oleh pekerja?

1.3 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui posisi tubuh yang sesuai dalam melakukan suatu

pekerjaan/aktivitas tertentu

2. Mengetahui hubungan antara denyut jantung dengan konsumsi energi

3. Mengetahui dan dapat melakukan pengukuran energi dalam rangka

melakukan perancangan kerja

4. Dapat menentukan lamanya waktu istirahat yang diperlukan pekerja

1.4 Batasan Masalah

1. Tidak mengubah tension control pada treadmill

2. Menggunakan pedometer untuk menghitung jumlah langkah, untuk

mendapatkan kecepatan jalan praktikan

3
4
BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisikan teori-teori yang digunakan dalam melakukan praktikum dan
pengolahan data.

2.1 Aktivitas Kerja (Eirene)

Kehidupan manusia tidak terlepas dari kata aktivitas. Aktivitas yang dilakukan

pun beragam, baik secara fisik maupun mental. Ketika denyut jantung mengalami

perubahan, aktivitas tersebut dapat dikategorikan sebagai aktivitas fisik. Dalam

melakukan aktivitas, tentunya diperlukan fisik maupun mental yang sehat agar

tidak mengalami kecelakaan saat melakukan aktivitas tersebut.

Menurut Morin (2008), kerja merupakan aktivitas yang penting bagi manusia

dan masyarakat dimana mereka dapat melatih talenta, menemukan jati diri,

mengoptimalkan potensi dan menciptakan nilai. Berdasarkan definisi-definisi

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa aktivitas kerja adalah suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Aktivitas yang dilakukan pun harus

sesuai dengan porsi/kemampuan pekerja sehingga tidak membahayakan kesehatan

pekerja tersebut.

2.2 Faal Kerja (Eirene)

Ilmu faal atau fisiologi adalah ilmu yang mempelajari berlangsungnya

kehidupan (Hutabarat, 2017). “Faal” diambil dari kata Arab yang berarti pertanda,

fungsi, kerja. Menurut Hutabarat (2017), faal kerja adalah ilmu yang mempelajari

tentang tubuh manusia saat bekerja. Faal kerja berfokus pada aktivitas yang

dilakukan secara fisik atau menggunakan otot. Karena adanya kerja otot, maka

5
aktivitas yang dilakukan memerlukan energi dari tubuh. Peran jantung, peredaran

darah dan alat pernafasan lainnya sangat penting guna memainkan fungsi masing-

masing yang nantinya akan mendukung keberlangsungan aktivitas yang dilakukan

(Hutabarat, 2017).

2.3 Pengukuran Beban Kerja Fisik (Eirene)

Beban kerja fisik (physical workload) adalah porsi yang dikeluarkan dari suatu

sumber daya fisik saat melakukan pekerjaan/tugas yang diberikan dan dapat

dipengaruhi oleh berbagai macam faktor eksternal maupun internal. Menurut

Suma’mur (dalam Hutabarat, 2017) mengatakan bahwa kemampuan bekerja

setiap pekerja berbeda-beda, tergantung tingkatan keterampilannya, kesegaran

jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin,usia, dan ukuran tubuh pekerja.

Kerja fisik mengeluarkan energi yang lebih banyak dibandingkan kerja

mental. Perubahan yang terjadi akibat kerja fisik dapat dideteksi melalui konsumsi

oksigen, denyut jantung, peredaran darah dalam paru-paru, temperatur tubuh,

konsentrasi asam laktat dalam darah, komposisi kimia dalam darah dan air seni,

tingkatan penguapan dan faktor lainnya (Hutabarat, 2017). Pengukuran yang

dilakukan untuk menghitung energi yang dikonsumsi oleh suatu pekerja yaitu

dengan mengukur denyut jantung/denyut nadi. Pengukuran dapat menggunakan

alat seperti electromyography (EMG), stethoscope, dan juga chest-strap pulse

meter.

Skala detak jantung menurut Muller (dalam Grandjean, 1997) didefinisikan

sebagai berikut:

6
- Resting pulse: Detak jantung rata-rata sebelum memulai pekerjaan.

- Working pulse: Detak jantung rata-rata selama pekerjaan berlangsung.

- Work pulse: Perbedaan antara resting pulse dan working pulse.

- Total recovery pulse (recovery cost): Jumlah detak jantung dari

berhenti bekerja sampai kembali ke resting pulse.

- Total work pulse (cardiac cost): Jumlah detak jantung dari awal

bekerja sampai tingkat istirahat kembali seperti semula.

Menurut Muller (dalam Freivalds, 2009), rumus yang digunakan untuk

menghitung energi yang dikeluarkan adalah:

(W −60)
E=1,33+
10

Dimana:

E = Energi yang dikeluarkan (Kkal/menit)

W = Detak jantung saat bekerja (denyut/menit)

2.4 Grades of Work (Silvia)

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang dapat dibagi menjadi beberapa

kategori diantaranya yaitu rest, very light work, moderate work, heavy work, very

heavy work dan unduly heavy work. Dari pembagian kelas tersebut dapat

dijelaskan lebih lanjut menggunakan tabel berikut:

7
Gambar 2.1 Grade of Physical Work Based on Energy Expenditure Level

(Sanders dan Cormick,1992)

Dari tabel di atas dapat diketahui beberapa penjelasan mengenai pengeluaran

energi, denyut jantung dan konsumsi oksigen yang diperlukan dari setiap kategori

pekerjaan.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Energi (Silvia)

Menurut Mark S. Sanders, Ph.D. dan Ernest J. McCormick, Ph.D. pada buku

Human Factors In Engineering and Design, terdapat empat faktor yang dapat

memberikan pengaruh dalam penggunaan energi dalam bekerja. Empat faktor

tersebut yaitu metode kerja, postur kerja, Kecepatan kerja dan desain alat.

2.5.1 Metode Kerja (Silvia)

Metode kerja adalah cara seseorang dalam melakukan suatu kegiatan. Metode

kerja dapat mnentukan konsumsi energi yang diperlukan. Salah satu contoh

metode kerja yaitu cara pembawaan beban. Menurut Datta dan Ramanathan

(1971), metode pembawaan beban berdasarkan kebutuhan oksigen dapat

dibedakan menjadi tujuh. Dalam penelitiannya, kesimbangan postur yang baik

akan memberi pengaruh pusat gravitasi tubuh paling rendah. Berikut adalah

penggambaran tujuh metode pembawaan beban menurut Datta dan Ramanathan:

8
Gambar 2.1 Kebutuhan Oksigen Relatif pada 7 Metode Pengangkatan Beban yang Berbeda
(Sanders dan McCormick,1992)
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kebutuhan oksigen relatif yang

dibutuhkan setiap ketujuh metode berbeda-beda. Metode double pack

membutuhkan oksigen relatif sebesar 100 sedangkan metode hands sebesar 144.

2.5.2 Postur Kerja (Silvia)

Postur kerja yaitu bentuk tubuh seseorang dalam melakukan suatu kegiatan.

Postur tubuh merupakan faktor yang dapat mempengaruhi konsumsi energi

sesorang dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan pengukuran dalam studi

yang dilakukan oleh Vos (1973) yaitu pengukuran energi dalam melakukan

pengambilan tang logam pada lantai yang dilakukan dalam berbagai postur kerja.

Dari pengukuran tersebut didapati hasil sebagai berikut:

Gambar 2.2 Konsumsi Energi Manusia pada 5 Postur Kerja yang Berbeda pada Pengambilan Tang
Logam di Lantai. (Sanders dan Cormick, 1992)

9
Dari gambaran di atas dapat diketahui bahwa setiap postur tubuh

membutuhkan jumlah energi yang tidak sama. Postur berlutut dengan

menggunakan tangan sebagai penyangga dan postur jongkok memerlukan jumlah

energi yang lebih kecil bila dibandingkan dengan tiga postur kerja lainnya.

2.5.3 Kecepatan Kerja (Silvia)

Kecepatan dalam melakukan suatu pekerjaan dapat memberikan pengaruh

pada jumlah energi yang diperlukan manusia. Pengerjaan suatu kegiatan dengan

kecepatan yang lebih tinggi akan meningkatkan detak jantung manusia

dikarenakan beban kerja yang membesar pula. Berikut adalah gambaran denyut

jantung pada dua kecepatan kerja yang berbeda:

Gambar 2.3 Detak Jantung pada Dua Kecepatan Kerja yang Berbeda
(Sanders dan Cormick, 1992)

2.5.4 Desain Alat (Silvia)

Desain alat dapat diartikan rancangan atau kerangka benda yang akan

digunakan dalam melakukan suatu kegiatan. Rancangan pada alat kerja dapat

mempengaruhi konsumsi energi pada manusia dalam melakukan pekerjaannya

10
dan jumlah pekerjaan yang dilakukan. Pada buku Human Factors In Engineering

and Design, jumlah konsumsi energi dapat berbeda sesuai dengan desain alat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Pengaruh Desain Sekop pada Konsumsi Energi Manusia


(Sanders dan Cormick,1992)

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa desain suatu alat dalam melakukan

pekerjaan membutuhkan energi yang berbeda. Dalam gambar diketahui bahwa

sekop dengan shape A yang memiliki pegangan pendek dan berat yang paling

ringan dibanding desain sekop yang lain. Namun, bentuk dari sekop bentuk A

memiliki wadah yang lebih kecil dibandingkan sekop yang lainnya sehingga dapat

membuat jumlah pekerjaan lebih besar dibandingkan sekop dengan wadah yang

besar. Hal tersebut membuat energi yang dibutuhkan sekop A lebih besar

dibandingkan bentuk sekop yang lainnya.

11
2.6 Siklus Istirahat Kerja (Silvia)

Menurut Mark S. Sanders, Ph.D. dan Ernest J. McCormick,Ph.D. pada buku

Human Factors In Engineering and Design, apabila beban kerja yang diperlukan

terlalu besar dan melewati batas yang disarankan sehingga tidak dapat lagi

dilanjutkan. Oleh karena, dibutuhkan waktu istirahat bagi pekerja tersebut.

Terdapat berbagai cara untuk menentukan jumlah waktu istirahat yang tepat.

Salah satunya yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.5 Rest Allowance


(Sanders dan Cormick,1992)

Gambar di atas memaparkan sebuah grafik tunjangan istirahat yang

dinyatakan dalam persentase terhadap tingkatan pekerjaan yang menentukan

jumlah waktu istirahat yang diperlukan. Cara yang dapat digunakan selain dari

grafik tersebut yaitu menggunakan formula yang diberikan Murrell (1965).

Formula tersebut dapat memperkirakan jumlah waktu total istirahat yang

12
dibutuhkan dalam suatu pekerjaan. Berikut adalah formula yang disarankan oleh

Murrell:

T (W −S)
R=
K −1,5

Dimana R = Waktu istirahat yang disarankan (min)

T = Total waktu kerja (min)

W = Rata-rata energi yang dikonsumsi dalam melakukan

pekerjaan (kcal/min)

S = Rata-rata pengeluaran energi yang direkomendasikan

(biasanya 4 atau 5 kcal/min)

1.5 = Perkiraan pengeluaran energi (kcallmin)

Gambar 2.6 Effect of Length of Work and Rest Period on Recovery and Physiological Strain
(Sanders dan Cormick, 1992)

Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan dengan waktu kerja dan

istirahat lebih sedikit akan memberikan pemulihan fisiologis yang lebih baik dan

13
tingkat stress yang lebih rendah dibandingkan waktu kerja dan istirahat yang

lama.

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi data praktikum yang mencakup perhitungan dan pengolahan

data denyut jantung dan waktu istirahat pada saat melakukan percobaan yang

berbeda-beda serta grafik hubungan antara denyut jantung dengan waktu.

3.1 Perhitungan dan Pengolahan Data Denyut Jantung Percobaan 1

(ANGEL)

Berikut tabel hasil praktkum percobaan 1:

Tabel 3.1 Tabel Data Percobaan 1


Posisi Denyut awal Denyut Denyut istirahat
(rest pulse) setelah kerja (recovery pulse)
(after work Menit ke Denyut
(bpm)
pulse)
Jongkok (squatting) 00:00 = 80 136 1 94
00:30 = 77 2 78
01:00 = 80 3 86
01:30 = 90 4 93
02:00 = 77 5 83
Total waktu kerja 02:20
Membungkuk tanpa 00:00 = 102 142 1 111
dukungan tangan 00:30 = 90 2 102
(bending with no 01:00 = 88 3 109

14
arm support) 4 105
01:30 = 81
5 104
02:00 = 83
6 102
7 95
8 98
Total waktu kerja 02:26 9 103

3.1.1 Perhitungan konsumsi energi setelah melakukan aktivitas untuk berbagai


posisi kerja

1. Jongkok

Berikut perhitungan untuk mencari nilai energi:

80+77+80+ 90+77
X= =¿ 80,8
5

80,8+136
W= = 108,4
2

(W −60) (108,4−60)
E = 1,33 + = 1,33 + = 6,17 kkal/menit
10 10

Jadi, berdasarkan rumus tersebut nilai energi yang dikonsumsi untuk


melakukan aktivitas dengan posisi jongkok adalah 6,17 kkal/menit.

2. Membungkuk tanpa dukungan tangan

Berikut perhitungan untuk mencari nilai energi:

102+ 90+88+81+83
X= =¿ 88,8
5

88,8+142
W= = 115,4
2

15
(W −60) (115,4−60)
E = 1,33 + = 1,33 + = 6,87 kkal/menit
10 10

Jadi, berdasarkan rumus tersebut nilai energi yang dikonsumsi untuk


melakukan aktivitas dengan posisi membungkuk tanpa dukungan tangan
adalah 6,87 kkal/menit.

3.1.2 Perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan dengan berbagai posisi kerja

1. Jongkok

Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.


Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total waktu kerja sebesar 2,20 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1,5

2,20(6,17−4)
R= = 1,02 menit
6,17−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 1,02 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan durasi


kerja sebesar 2,20 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 6,17 kkal/menit
maka pekerjaan ini tergolong level very heavy dengan rest allowance sebesar
65%.

Waktu istirahat = 65% x 2,20

= 1,43 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat sebesar


1,43 menit.

2. Membungkuk tanpa dukungan tangan

16
Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.
Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 2,26 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1,5

2,26(6,87−4 )
R= = 1,21 menit
6,87−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 1,21 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan total


waktu sebesar 2,26 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 6,87 kkal/menit
maka pekerjaan ini tergolong level very heavy dengan rest allowance sebesar
65%.

Waktu istirahat = 65% x 2,26

= 1,47 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat sebesar


1,47 menit.

17
3.1.3 Grafik hubungan antara denyut jantung dengan waktu (Marrin)

Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Berjongkok
1.
160 1.
140 1.
120
1.
100
Denyun Nadi

80 Jongkok
1.
60
1.
40

20
1.
0 1.
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 After 1 2 3 4 5
work
1.
Waktu
1.
1.
Jongkok

18
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Jongkok

2. Membungkuk tanpa dukungan tangan

Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Membungkuk

160

140

120

100
Denyun Nadi

80 Membung
kuk
60

40

20

0
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 After 1 2 3 4 5 6 7 8 9
work
Waktu

19
Grafik 3.2 Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Pekerjaan Membungkuk

3.2 Perhitungan dan Pengolahan Data denyut Jantung Percobaan 2

1. Treadmill
Berikut tabel hasil praktkum percobaan 2 dengan menggunakan treadmill:

Tensio Denyut Awal Denyut selama kerja Denyut istirahat


n (rest pulse) (working pulse) (recovery pulse)
Control Waktu Denyut Waktu Denyut
1 (Jalan Lambat) 00:00 = 88 00:30 108 04:00 81
00:30 = 95 01:00 109 05:00 77
01:00 = 81
01:30 115 06:00 77
01:30 = 82
02:00 119 07:00 81
02:00 = 82
02:30 113 08:00 77
03:00 119
Jumlah Langkah =71
Lebar Langkah =
69,5 cm
Speed = 1644.83
cm/menit = 0.987
km/jam

1 (Jalan Cepat) 00:30 = 76 00:30 108 04:00 124


01:00 = 80
01:00 119 05:00 112
01:30 = 78
02:00 = 92 01:30 129 06:00 109
02:00 123 07:00 95
02:30 119 08:00 87
03:00 114 09:00 88
Jumlah Langkah = 10:00 84

20
234 11:00 91
Lebar Langkah =
12:00 87
69,5 cm
Speed = 5421
cm/menit = 3.253
km/jam
Tabel 3.2 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Treadmill

2. Sepeda Magnetic
Berikut tabel hasil praktkum percobaan 2 dengan menggunakan sepeda magnetic:

Tabel 3.3 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Sepeda Magnetic


Beban Denyut Awal Denyut selama kerja Denyut istirahat
(rest pulse) (working pulse) (recovery pulse)
Waktu Denyut Waktu Denyut
Ringan 00:00 = 89 00:30 108 04:00 102
00:30 = 93 01:00 107 05:00 92
01:00 = 103
01:30 107 06:00 88
01:30 = 107
02:00 102 07:00 93
02:00 = 102
02:30 100 08:00 92
03:00 101 09:00 109
10:00 101

Berat 00:00 = 102 00:30 112 04:00 114


00:30 = 98 01:00 125 05:00 104
01:00 = 101
01:30 128 06:00 105
01:30 = 100
02:00 139 07:00 106

21
02:00 = 99 02:30 140 08:00 103
03:00 142 09:00 100

3. Air Bike
Berikut tabel hasil praktkum percobaan 2 dengan menggunakan air bike:

Tabel 3.3 Tabel Data Percobaan 2 dengan Alat Air Bike


Beban Denyut Awal Denyut selama kerja Denyut istirahat
(rest pulse) (working pulse) (recovery pulse)
Waktu Denyut Waktu Denyut
Ringan 00:00 = 67 00:30 84 04:00 68
00:30 = 73 01:00 84 05:00 72
01:00 = 73
01:30 82 06:00 67
01:30 = 71
02:00 84 07:00 80
02:00 = 71
02:30 84 08:00
03:00 81 09:00
Speed = 20.83
km/jam
Berat 00:00 = 67 00:30 96 04:00 76
00:30 = 69 01:00 107 05:00 73
01:00 = 74
01:30 106 06:00 66
01:30 = 69
02:00 108 07:00 72
02:00 = 70
02:30 110 08:00
03:00 107 09:00

22
Speed = 25.767
km/jam

3.2.2 Perhitungan konsumsi energi setelah melakukan aktivitas untuk berbagai


posisi kerja (Marrin)

1. Treadmill

Berikut perihtungan konsumsi energi untuk treadmill dengan jalan


lambat dan jalan cepat:

a. Jalan Lambat

108+109+115 +119+113 +119


W= =113,83 bpm
6

(W −60) 113,83−60
E=1,33+ =1,33+ =6,713 kkal /menit
10 10

b. Jalan Cepat

108+119+129+123+119+ 114
W= =118,87 bpm
6

(W −60) 118,7−60
E=1,33+ =1,33+ =7,197 kkal/menit
10 10

Berdasarkan perhitungan di atas, maka didapatkan nilai untuk


konsumsi energi jalan lambat sebesar 6,713 kkal/menit dan jalan cepat
sebesar 7,197 kkal/menit

2. Sepeda Magnetic

Berikut perihtungan konsumsi energi untuk sepeda magnetic


dengan beban ringan dan beban berat :

23
a. Beban ringan

108+107 +107+102+100+101
W= =104,167 bpm
6

(W −60) 104,167−60
E=1,33+ =1,33+ =5,747 kkal/menit
10 10

b. Beban berat

112+ 125+128+136+140+142
W= =131 bpm
6

(W −60) 131−60
E=1,33+ =1,33+ =8,43 kkal/menit
10 10

Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan nilai utntuk


konsumsi energi beban ringan sebesar 5,747 kkal/menit dan beban berat
sebesar 8,43 kkal/menit.

3. Air Bike

Berikut perihtungan konsumsi energi untuk air Bike dengan beban


ringan dan beban berat :

a. Beban ringan

84+84 +82+84+ 84+81


W= =83,17 bpm
6

(W −60) 83,17−60
E=1,33+ =1,33+ =3,65 kkal /menit
10 10

b. Beban berat

96+107+106+108+ 110+107
W= =105,67 bpm
6

(W −60) 105,67−60
E=1,33+ =1,33+ =5,9 kkal/menit
10 10

24
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapatkan nilai utntuk
konsumsi energi beban ringan sebesar 3,65 kkal/menit dan beban berat
sebesar 5,90 kkal/menit.

3.2.3 Perhitungan waktu istirahat yang dibutuhkan dengan berbagai posisi kerja

(ANGEL)

1. Treadmill

a. Jalan Lambat

Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.


Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1,5

3(6,71−5)
R= = 0,98 menit
6,71−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 0,98 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan


total durasi sebesar 3 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 6,71
kkal/menit maka pekerjaan ini tergolong level very heavy dengan rest
allowance sebesar 65%.

Waktu istirahat = 65% x 3

= 1,95 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat


sebesar 1,95 menit.

b. Jalan Cepat

25
Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.
Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1,5

3(7,19−5)
R= = 1,15 menit
7,19−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 1,15 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan


total durasi kerja sebesar 3 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 7,19
kkal/menit maka pekerjaan ini tergolong level very heavy dengan rest
allowance sebesar 65%.

Waktu istirahat = 65% x 3

= 1,95 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat


sebesar 1,95 menit.

2. Sepeda magnetic

a. Beban Ringan

Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.


Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1.5

3(5,75−5)
R= = 0,53 menit
5,75−1,5

26
Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 0,53 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan


total durasi kerja sebesar 3 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 5,75
kkal/menit maka pekerjaan ini tergolong level heavy dengan rest allowance
sebesar 30%.

Waktu istirahat = 30% x 3

= 0,9 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat


sebesar 0,9 menit.

b. Beban Berat

Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.


Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1,5

3(8,43−5)
R= = 1,48 menit
8,43−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 1,48 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan


total durasi kerja sebesar 3 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 8,43
kkal/menit maka pekerjaan tergolong level very heavy dengan rest
allowance sebesar 65%.

Waktu istirahat = 65% x 3

= 1,95 menit

27
Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat
sebesar 1,95 menit.

3. Air Bike

a. Beban Ringan

Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.


Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:

T (W −S)
R=
W −1,5

3(3,65−5)
R= = -1,88 ≈ 0 menit
3,65−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 0 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan


total durasi kerja sebesar 3 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 3,65
kkal/menit maka pekerjaan ini tergolong level moderate dengan rest
allowance sebesar 30%.

Waktu istirahat = 10% x 3

= 0,3 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat


sebesar 0,3 menit.

b. Beban Berat

Untuk mendapatkan waktu istirahat dapat dilakukan dengan dua metode.


Metode yang pertama menggunakan rumus waktu istirahat Murrell dengan
total durasi kerja sebesar 3 menit sebagai berikut:

28
T (W −S)
R=
W −1,5

3(5,9−5)
R= = 0,61 menit
5,9−1,5

Dari rumus tersebut didapatkan waktu istirahat sebesar 0,61 menit.

Untuk metode yang kedua menggunakan grafik kelonggaran. Dengan


total durasi kerja sebesar 3 menit dan energi yang dihasilkan sebesar 3,65
kkal/menit maka pekerjaan ini tergolong level heavy dengan rest allowance
sebesar 30%.

Waktu istirahat = 30% x 3

= 0,9 menit

Sesuai dengan perhitungan di atas, maka didapatkan waktu istirahat


sebesar 0,9 menit.

29
3.2.3 Grafik hubungan antara denyut jantung dengan waktu (MARRIN)

1. Treadmill

Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Jalan


Lambat
140 dan Jalan Cepat
120
100
Denyun Nadi

80 Jalan
Cepat
60 Jalan
Lamb
40 at
20
0
00 30 00 30 00 30 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00
0: 0: 1: 1: 2: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8: 9: 10: 11: 12:

Waktu

30
Gambar 3.3 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan jalan cepat dan jalan
lambat

2. Sepeda Magnetic

Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Sepeda


Magnetic
160
beban Ringan dan Berat
140
120 Sepeda
100 Magnetic
Denyut Nadi

Ringan
80
Sepeda
60 Magnetic
Berat
40
20
0
00 30 00 30 00 30 00 00 00 00 00 00 00 00
0: 0: 1: 1: 2: 2: 3: 4: 5: 6: 7: 8: 9: 10:

Waktu

31
Gambar 3.4 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Sepeda Magnetic
Beban Berat dan Ringan

3. Air Bike

Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Air Bike
beban120
Ringan dan Berat

100

80
Denyut Nadi

Air
Bike
60 Ringan
Air
40 Bike
Berat
20

0
0:00 0:30 1:00 1:30 2:00 2:30 3:00 4:00 5:00 6:00 7:00
Waktu

Gambar 3.5 Grafik Hubungan Waktu dengan Denyut Nadi Ketika Melakukan Air Bike Beban
Berat dan Ringan

32
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN (Nicole)

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil data
praktikum percobaan pertama dan kedua yang telah diolah pada bab sebelumnya.

4.1 Analisis Hasil Percobaan 1

Pada percobaan pertama dilakukan pekerjaan menanam padi dengan 2


posisi berbeda yakni posisi jongkok (squatting) dan membungkuk tanpa dukungan
tangan (bending with no arm support). Berikut adalah tabel hasil perhitungan
konsumsi energi dan waktu istirahat terhadap kedua posisi yang telah dihitung
dari bab sebelumnya:

Tabel 4.1 Tabel Konsumsi Energi dan Waktu Istirahat Percobaan 1

Membungkuk tanpa
Jongkok dukungan tangan
(squatting) (bending with no arm
support)

Konsumsi Energi (kkal/menit) 6,17 6,87

Rumus Murrel 1,02 1,21

Waktu Istirahat
Grafik Kelonggaran 1,43 1,47
(menit)

Hasil Praktikum 1 1

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa posisi jongkok lebih sedikit


mengonsumsi energi yakni sebesar 6,17 kkal/menit dibandingkan dengan posisi
membungkuk tanpa dukungan tangan yang mengonsumsi energi sebesar 6,87
kkal/menit. Posisi jongkok juga membutuhkan waktu istirahat lebih cepat, dengan
metode rumus Murrel didapatkan 1,02 menit waktu istirahat dan grafik
kelonggaran didapatkan 1,43 menit waktu istirahat. Dibandingkan dengan posisi
jongkok, membutuhkan 1,21 menit istirahat dengan rumus Murrel, dan 1,47 menit

33
istirahat dengan grafik kelonggaran. Diketahui, bahwa konsumsi energi
berbanding lurus dengan lamanya waktu istirahat, semakin besar konsumsi energi,
semakin lama waktu istirahat yang diperlukan.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada pada gambar 2.3 di bab sebelumnya,
bahwa posisi jongkok adalah posisi yang lebih sedikit mengonsumsi energi
dibandingkan dengan posisi membungkuk tanpa dukungan tangan.

Untuk perhitungan waktu istirahat, rumus Murrel lebih akurat karena


memiliki selisih yang sangat kecil dengan hasil praktikum daripada menggunakan
grafik kelonggaran.

4.2 Analisis Hasil Percobaan 2

Pada percobaan kedua dilakukan pengukuran denyut jantung dalam

kegiatan treadmill jalan lambat dan cepat, sepeda magnetic beban ringan dan

berat, dan air bike beban ringan dan berat.

4.2.1 Analisis perbedaan tingkat pembebanan kerja (kecepatan berjalan, skala


beban) terhadap konsumsi energi

Berikut adalah tabel hasil konsumsi energi dari perhitungan pada bab
sebelumnya pada 3 kegiatan dengan 2 jenis pembebanan kerja:

Tabel 4.2 Tabel Konsumsi Energi Percobaan 2


Treadmill Sepeda Magnetic Air Bike
Kecepatan Jalan Beban Beban
Lambat Cepat Ringan Berat Ringan Berat
Konsumsi Energi
6,713 7,197 5,747 8,43 3,65 5,90
(kkal/menit)

Berdasarkan hasil perhitungan konsumsi energi, diketahui bahwa pada


kegiatan dengan treadmill, jalan cepat mengkonsumsi energi lebih besar yakni
7,197 kkal/menit, sedangkan jalan lambat mengkonsumsi energi lebih sedikit
yakni 6,713 kkal/menit. Untuk kegiatan dengan sepeda magnetic, dengan beban

34
berat konsumsi energinya sebesar 8,43 kkal/menit, lebih besar dibandingkan
beban ringan yakni sebesar 5,747 kkal/menit. Hal yang serupa juga terjadi pada
kegiatan dengan air bike, bahwa beban berat mengkonsumsi lebih banyak energi
sebesar 5,9 kkal/menit, daripada beban ringan sebesar 3,65 kkal/menit.

Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat pada gambar 2.1 di bab
sebelumnya bahwa semakin tinggi beban kerja yang dilakukan, maka semakin
tinggi pula nilai konsumsi energi yang ada.

4.2.2 Analisis pengaruh pembebanan terhadap lamanya waktu istirahat

Perhitungan lamanya waktu istirahat menggunakan 2 metode yakni rumus


Murrel dan grafik kelonggaran, juga didapatkan dari hasil praktikum. Hasil
perhitungan waktu istirahat dari ketiga kegiatan dengan 2 jenis tingkat
pembebanannya tercantum pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Tabel Waktu Istirahat Percobaan 2


Sepeda
Treadmill Air Bike
Magnetic
Kecepatan
Beban Beban
Jalan
Lambat Cepat Ringan Berat Ringan Berat
Rumus Murrel 0,98 1,15 0,53 1,48 0 0,61
Waktu
Grafik
Istirahat 1,95 1,95 0,9 1,95 0,3 0,9
Kelonggaran
(menit)
Hasil Praktikum 1 4 1 1 1 1

Perhitungan waktu istirahat dilakukan dengan 2 metode yakni rumus


Murrel dan grafik kelonggaran. Pada ketiga kegiatan, dibutuhkan waktu istirahat
lebih lama untuk pembebanan yang lebih berat baik dengan perhitungan rumus
Murrel, grafik kelonggaran maupun dari hasil praktikum. Sama seperti pada
subbab sebelumnya, sesuai dengan teori bahwa tingkat pembebanan yang lebih
tinggi akan membutuhkan waktu istirahat yang lebih lama karena konsumsi energi
yang lebih tinggi, kecepatan detak jantung yang lebih tinggi, dan konsumsi energi
yang lebih tinggi.

35
Tingkat keakuratan dari kedua metode pada 3 kegiatan ini bervariasi, lebih
akurat menggunakan rumus Murrel pada kegiatan treadmill jalan lambat, dan
sepeda magnetic beban berat karena memiliki selisih dengan hasil praktikum lebih
kecil. Metode grafik kelonggaran lebih akurat pada kegiatan treadmill jalan cepat,
sepeda magnetic beban ringan, air bike beban ringan dan berat, karena selisih
waktu istirahat antara grafi kelonggaran dan hasil praktikum lebih minim.

36
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan setelah dilakukannya prkatikum,

perhitungan, dan analisa serta saran untuk praktikum berikutnya.

5.1 Kesimpulan

Setelah praktikan melakukan praktikum percobaan, perhitungan, dan analisa

maka disimpulkan bahwa:

1. Posisi tubuh yang sesuai dalam melakukan suatu pekerjaan merupakan hal

yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan

tertentu karena posisi pekerjaan dapat berpengaruh terhadap energi yang

digunakan. Dalam praktikum ini, posisi yang tepat untuk aktivitas/pekerjaan

menanam padi adalah jongkok, karena dengan posisi ini energi yang

dikeluarkan lebih kecil dibandingkan dengan membungkuk tanpa bantuan

tangan akan berdampak pada pengeluaran energi yang lebih besar.

2. Hubungan antara denyut jantung dan konsumsi energi yang dihasilkan saat

melakukan suatu aktivitas adalah berbanding lurus. Semakin besar nilai

denyut jantung maka semakin besar juga nilai konsumsi energi yang akan

diperoleh.

3. Untuk melakukan perancangan kerja dapat dilihat dari pengukuran energi

seseorang dalam melakukan suatu aktivitas/pekerjaan. Pengukuran energi

dapat ditentukan dengan suatu rumus yang berhubungan dengan denyut

37
jantung seseorang ketika melakukan aktivitas/pekerjaan. Variabel yang

berpengaruh dalam rumus tersebut adalah denyut jantung.

4. Lamanya waktu istirahat dapat dihitung melalui 2 metode yaitu metode

grafik kelonggaran dan waktu istirahat dari Murrell. Dalam percobaan atau

melakukan suatu aktivitas, hal-hal seperti posisi kerja, tingkat pembebanan

kerja, durasi kerja, dan konsumsi energi yang dihasilkan yang akan

mempengaruhi lamanya waktu istirahat.

5.2 Saran

Untuk praktikum selanjutnya disarankan sebaiknya dalam melakukan

percobaan, praktikan harus dalam kondisi tubuh yang fit atau sehat sehingga

dalam pengukuran energi itu benar-benar sesuai dengan kemampuan mereka dan

dapat menentukan perancangan kerja yang tepat. Selain itu, sebaiknya praktikum

dilakukan dengan alat yang lebih lengkap sehingga didapatkan hasil yang lebih

baik dan akurat.

38
DAFTAR PUSTAKA

Freivalds, Andris, dan Benjamin W. Niebel. 2009. Niebel's Method, Standards,


and Work Design. Boston: McGraw-Hill.
Hutabarat, Yulianus. 2017. Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi. Malang: Media
Nusa Creative.
Kroemer, K. H. E., dan E. Grandjean. 1997. Fitting The Task To The Human,
Fifth Edition: A Textbook of Occupational Ergonomics. London: Taylor &
Francis.
Morin, Estelle. 2008. Psychological health Studies and Research Projects Report
R-585: The Meaning of Work, Mental Health and Organizational
Commitment. Quebec: IRSST.

Mark S. Sanders dan Ernest J. McCormick. Human Factors in Engineering and


Design. Singapura: McGraw-Hill, 1992.

39

Anda mungkin juga menyukai