LOGO
UNIVERSITAS
Disusun Oleh:
NAMA
NPM
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
kuliah]. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang [topik
kuliah] yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
PENULIS
(NAMA MAHASISWA)
NPM: xxxxxxxxxxxxxx
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan 4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5
.1 Definisi Ergonomi 5
.2 Tujuan, Manfaat Pelaksanaan dan Ruang Lingkup dari Ergonomi ditempat kerja........38
.3 Aspel Ergonomi dari Resiko Psychososial ditempat kerja..............................................41
.4 Evaluasi dan Analisa Resiko Ergonomi...........................................................................46
.5 Prinsip-prinsip Ergonomi...............................................................................................49
.6 Aspek Ergonomi............................................................................................................50
.7 Teknologi Ergonomi......................................................................................................50
.8 Balance Ergonomic........................................................................................................51
.9 Ergonomic Approach.....................................................................................................51
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Goniometer................................................................................................................ 18
Gambar 2. 2 Macam-macam antropometer.................................................................................. 19
Gambar 2. 3 Kursi Antropometri................................................................................................. 19
Gambar 2. 4 Mengukur Lebar Telapak Tangan........................................................................... 20
Gambar 2. 5 Penggunaan Antropometer Papan Kepala Bergeser (Sliding Head Board)..............21
Gambar 2. 6 Penggunaan Antropometer Dengan Sistem Grid dan Board di Sudut..................... 21
Gambar 2. 7 Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan Untuk Merancang Produk........... 23
Gambar 2. 8 Antropometri Struktural Posisi Berdiri dan Duduk .................................................24
Gambar 2. 9 Antropometri Struktural Kepala, Wajah, Tangan dan Kaki..................................... 25
Gambar 2. 10 Antropometri Fungsional/dinamis......................................................................... 27
Gambar 2. 11 Antropometri Fungsional Posisi Kerja.................................................................. 28
Gambar 2. 12 Tulang Duduk (Ischial Tuberosities) dalam Posisi Duduk.................................... 29
Gambar 2. 13 Potongan Tulang Duduk Pada Bagian Posterior................................................... 29
Gambar 2. 14 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi.................................................. 31
Gambar 2. 15 Tempat Duduk Terlalu Tinggi............................................................................... 32
Gambar 2. 16 Tempat Duduk Terlalu Rendah .............................................................................33
Gambar 2. 17 Landasan Tempat Duduk Terlalu Lebar................................................................ 34
Gambar 2. 18 Landasan Tempat Duduk Terlalu Sempit.............................................................. 35
Gambar 2. 19 Sandaran Punggung............................................................................................... 37
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang
sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segi
antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain
yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai
pada alat sederhana ini menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal
memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang
bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan
menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi
1
dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang
mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai resiko
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan
cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini
Ergonomik yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti
penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek. Akan tetapi sering
kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomi bagi para pekerjanya,
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupaka hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Di era globalisasi menunutu
risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta
2
Pada umumnya ergonomi belum diterapkan secara merata pada sektor
perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan
baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan,
secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan
Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman
merupakan hal yang diinginkan oleh semua pekerja. Di era globalisasi menuntut
risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta
3
1.2 Rumusan Masalah
ditempat kerja?
4. Apa saja skill untuk melakukan evaluasi dan analisa risiko ergonomi dalam
suatu aktivitas?
1.3 Tujuan
aktivitas
4
BAB II
PEMBAHASAN
adalah komponen kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi
penyerasian pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal balik untuk efisiensi dan
kenyamanan kerja.
Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon
memiliki arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum; jadi pengertian Ergonomik itu
sendiri secara garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system
stasiun kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil
5
menengah. Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat
menimbulkan resiko kerja baik dari segi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap
yang lebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan
kerja aman, sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien
dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993)
1. Secara fokus
2. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi
3. Secara pendekatan
tersebut sehari-hari.
6
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat
manusia.
membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien).
Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang
kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa
manusia. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress atau
tekanan yang akan dihadapi. Salah satu upaya yang dilakukan antara lain
menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan,
pengaturan suhu, cahaya dan kelembapan. Hal ini bertujuan agar sesuai dengan
7
kebutuhan tubuh manusia. Ada salah satu definisi yang menyebutkan bahwa
ergonomi bertujuan untuk “fitting the job to the worker”. Ergonomi juga bertujuan
sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi
pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang maksimal
dengan bekerja di meja kerja, mengatur tata ruangan menjadi lebih baik,
lain-lain. Dengan usaha ini, keluhan-keluhan tenaga kerja berkurang dan produksi
Sedangkan kata ergonomi itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu ergon
secara luas di Eropa. Di Amerika Serikat dikenal istilah human factor atau
8
Ergonomi telah menjadi bagian dari perkembangan budaya manusia
sejak 4000 tahun yang lalu (Dan Mac Leod, 1995). Perkembangan ilmu
kebetulan.
yang lalu pada saat Taylor (1880-an) dan Gilberth (1890-an) secara terpisah
produk dengan manusia. Pada tahun 1924 sampai 1930 Hawthorne Works
9
2.1.2 Pengelompokan Bidang Kajian Ergonomi
bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat
yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-
lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-
10
Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-alat
seseorang.
otot-otot.
11
atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara
lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02, dan
(tremor).
Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam
ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-
12
tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-
1. Pembagian Kerja
jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik dan
kerja mental.
a. Kerja fisik
macam, yaitu:
1) Kerja statis
13
Kontraksi otot bersifat isometris
2) Kerja dinamis
Menghasilkan gerak
b. Kerja mental
1. Kriteria Faal
14
Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan
kerja.
2.1.2.2 Antropometri
antropometri berasal dari " anthro " yang berarti manusia dan " metri
bentuk, ukuran (tinggi, lebar dsb.) berat dll. Yang berbeda satu
15
perancangan (desain) produk maupun sistem kerja yang akan
manusia, yaitu:
a. Umur
16
Jenis kelamin pria umumnya memiliki dimensi tubuh yang
lainnya.
d. Sosio ekonomi,
a. Goniometer
17
Gambar 2. 1 Goniometer
b. Macam-macam Antropometer
manusia.
18
Gambar 2. 2 Macam-macam antropometer
c. Kursi antropometri
Dipakai untuk mengukur data-data antropometri manusia dalam
posisi duduk. Data yang diperoleh biasanya dipakai untuk merancang
kursi dan ketinggian meja kerja serta untuk perancangan fasilitas
kerja yang berhubungan dengan manusia pemakainya. Orang yang
akan diukur data antropometrinya harus duduk di kursi ini.
Gambar 2. 3 Kursi
Antropometri
19
Cara Pengukuran
Secara umum deskripsi dari pengukuran data
antropometrik terdiri dari setidaknya tiga buah tipe
terminology dasar yaitu :
20
Gambar 2. 5 Penggunaan Antropometer Papan Kepala Bergeser (Sliding Head
Board)
21
Data Antropometri
Dimensi tubuh manusia untuk perancangan produk
terdiri dari dua jenis, yaitu struktural dan fungsional. Di
mensi tubuh struktural yaitu pengukuran tubuh manusia
dalam keadaan tidak bergerak. Sedangkan dimensi tubuh
fungsional adalah pengukuran tubuh manusia dalam
keadaan bergerak. Secara umum data antropometri yang
sering digunakan untuk merancang produk dan stasiun
kerja ada pada gambar 2.7.
A. Antropometri Struktural
Pengukuran manusia pada posisi diam dan linier
pada permukaan tubuh. Ada beberapa metode
pengukuran tertentu agar hasilnya representative.
Disebut juga pengukuran dimensi struktur tubuh
dimana tubuh diukur dalam berbagai posisi standar
dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Dimensi
tubuh yang diukur dengan posisi tetap antara lain
meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi
berdiri maupun duduk, ukuran kepala, tinggi atau
panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang
lengan, dan sebagainya.
22
Gambar 2. 7 Ukuran Tubuh Manusia yang Sering Digunakan Untuk Merancang Produk
23
Gambar 2. 8 Antropometri Struktural Posisi Berdiri dan Duduk
24
Gambar 2. 9 Antropometri Struktural Kepala, Wajah, Tangan dan Kaki
B. Antropometri Fungsional
Antropometri fungsional adalah pengukuran
keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan
bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan
kegiatannya. Hasil yang diperoleh merupakan
ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat
dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan
25
tubuh untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan
tertentu. Antropometri dalam posisi tubuh
melaksanakan fungsinya yang dinamis akan banyak
diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas
ataupun ruang kerja.
26
Gambar 2. 10 Antropometri Fungsional/dinamis
Posisi Kerja
Data ini berfungsi untuk merancang ruang mekanik dan
utilitas, ruang latihan fisik, ruang terapi fisik, dan area
sejenis lainnya.
27
Gambar 2. 11 Antropometri Fungsional Posisi Kerja
28
Sumbu penyangga dari batang tubuh yang diletakkan dalam
posisi duduk adalah sebuah garis pada bidang datar koronal,
melalui titik terendah dari tulang duduk (ischial tuberosities)
di atas permukaan tempat duduk. Gambar berikut
memperlihatkan tuberosities.
29
Gambar 2. 13 Potongan Tulang Duduk Pada Bagian Posterior
30
Tekanan-tekanan ini menimbulkan perasaan lelah dan
tidak nyaman. Bertahan pada posisi duduk dalam jangka
waktu yang lama tanpa mengubah-ubah posisinya, di bawah
kondisi tekanan kompresi yang terjadi, dapat menyebabkan
kurangnya aliran darah pada suatu daerah, gangguan pada
sirkulasi darah, menyebabkan nyeri, sakit dan rasa kebal.
Suatu perancangan tempat duduk harus diupayakan
sedemikian rupa sehingga berat badan yang disangga oleh
tulang duduk tersebar pada daerah yang cukup luas. Alas
yang tepat pada landasan tempat duduk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut. Harus diupayakan agar subyek yang
sedang duduk di atas tempat duduk tersebut dapat mengubah-
ubah posisi atau postur tubuhnya untuk mengurangi rasa
ketidaknyamanannya. Kondisi ini mendasari diperlukannya
data antropometri yang tepat. Berikut ini data-data
antropometri untuk perancangan kursi.
31
Gambar 2. 14 Dimensi Antropometri untuk Perancangan Kursi
Keterangan:
A = Tinggi lipatan dalam lutut F = Rentang antar siku
B = Jarak pantat-lipatan dalam lutut G = Rentang panggul
C = Tinggi siku posisi istirahat H= Rentang bahu
D = Tinggi bahu I = Tinggi lumbar
E = Tinggi duduk normal
32
Gambar 2. 15 Tempat Duduk Terlalu Tinggi
33
Gambar 2. 16 Tempat Duduk Terlalu Rendah
34
yang digunakan untuk menentukan tinggi landasan tempat
duduk. Rentang data terkecil, misal data persentil ke-5, akan
menjadi pedoman yang tepat karena data ini mencakup
bagian populasi mereka yang berukuran tubuh paling kecil.
Alasannya jelas, bahwa tinggi duduk yang dapat
mengakomodasi mereka dengan ukuran tinggi lipatan lutut
paling pendek, juga dapat mengakomodasi mereka dengan
ukuran tinggi lipatan lutut yang lebih tinggi. Kedalaman
Tempat Duduk Pertimbangan dasar lain dari perancangan
sebuah kursi adalah kedalaman landasan tempat duduk (jarak
yang diukur dari bagian depan sampai bagian belakang
sebuah tempat duduk). Bila kedalaman landasan tempat
duduk terlalu besar, bagian depan dari permukaan atau ujung
dari tempat duduk tersebut akan menekan daerah tepat di
belakang lutut, memotong peredaran darah di bagian kaki,
seperti pada gambar berikut ini.
35
Gambar 2. 17 Landasan Tempat Duduk Terlalu Lebar
36
menyebabkan berkurangnya penopangan pada bagian bawah
paha.
37
bervariasi sesuai dengan jenis dan maksud pemakaian suatu
kursi. Sebuah kursi untuk sekertaris lebih cocok bila
penopang lumbarnya hanya pada suatu daerah kecil saja.
Kursi santai akan lebih cocok bila sandarannya mencapai
bagian belakang kepala ataupun tengkuk. Perlu diingat untuk
menyediakan ruang tambahan bagi penonjolan daerah pantat.
Jarak bersih ini dapat berupa daerah terbuka berbentuk ceruk
antara permukaan tempat duduk dan penopang lumbar.
Bantalan yang empuk pada bagian ini akan mengakomodasi
penonjolan bagian pantat ini.
Gambar 2. 19 Sandaran
Punggung
38
Sandaran Lengan
Kerja
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomi akan
39
dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja, serta dapat
menciptakan sistem serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman dan sehat.
5. Produktivitas membaik.
40
8. Kepuasan kerja meningkat
1. Teknik
3. Pengalaman psikis
5. Sosiologi
aktifitas otot
7. Desain
41
9. Ergonomi Organisasi, berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik,
dll.
FAKTOR PSYCHOSOSIAL
melaksanakan proses produksi, yang harus diikuti oleh para pekerja, pengawas,
ASPEK ERGONOMI
Dalam penerapan prinsip ergonomi di tempat kerja dilihat tiga aspek yaitu
batasan manusia sebagai tenaga kerja (Bridger, 2003; Manuaba, 2004). Disini cara
42
pengelompokannya yang sedikit berbeda. Apabila ditinjau dari 3 aspek ergonomi
oleh NIOSH maupun oleh ILO dan WHO, maka aspek ergonomi dari risiko
Dari tugas yang diberikan tersebut berbagai hal bisa terjadi yang bisa
para pekerja, selalu harus memperhatikan alat, cara yang dipakai dalam
otot, ketegangan.
2. Organisasi
43
yang sibuk sementara bagian lain santai, ada yang selalu diberikan
berbuat salah, dsb. Demikian pula dalam pengaturan giliran kerja. Para
giliran atau jam kerja secara ketat sering menimbulkan knflik dan
pelaksanann tugas.
kerja: 2-2-2, 2-2-3 atau 7-7-7 - work and rest period, berapa jam kerja
dan berapa jam istirahat, kapan istirahat d. Financial dan aspek ekonomi
44
3. Faktor Lingkungan
Lingkungan di tempat kerja berasal dari berbagai faktor seperti lingkungan fisik,
kimia, biologi, psychologi dan sosial budaya. Dalam hal ini aspek ergonomi
Di samping itu faktor lingkungan dari luar tempat kerja, juga akan berpengaruh
b. Gangguan keamanan seperti pristiwa bom Bali tahun 2002 dan 2005
yang lalu, hampir semua perusahaan hotel dan restoran, industri kecil
ikut kena dampak, sehingga para tenaga kerja yang sangat menderita
dampak psychososial.
45
c. Penyakit menular yang menyerang masyarakat banyak. Penyakit-
friksi.
Kondisi tenaga kerja harus selalu diperhatikan seperti klan mereka, dari
46
mereka penting sekali mendapatkan perhatian. Paling tidak dipakai
dsb.
47
2.4 Evaluasi dan Analisa Resiko Ergonomi
lingkungan kerja. Evaluasi ergonomi mencakup beberapa hal yang meliputi analisis
dalam ergonomi mencakup lingkungan kerja fisik, kimia, biologi maupun faktor
ergonomi.
faktor-faktor potensi tidak aman dan tidak sehat, melakukan koreksi terhadap faktor-
faktor yang menyebabkan tidak aman dan tidak sehat, serta menentukan faktor-faktor
Fitrihana, menyatakan ada 8 jenis tool yang dapat digunakan untuk melakukan
48
Kuisioner untuk mengetahui persepsi faktor-faktor yang menimbulkan resiko
Model ekonomi
Kekuatan otot dan keluhan pada otot merupakan salah satu indicator untuk
dari pekerjaan yang dapat mempengaruhi kekuatan otot dan biasanya menyebabkan
Metode/cara kerja
Selain faktor diatas, ada juga yang mempengaruhi seperti faktor lingkungan
Menurut buku Healt and Safety Executive (HSE, 2006) dalam artikel
49
tersebut mengenai mereka, melakukan evaluasi resiko bahaya dan menentukan
jika diperlukan.
dasar, yaitu:
gangguan kesehatan
yang terbaik
50
bentuk desain komponen, mesin dan peralatan, memperbaiki metode kerja
dan lainnya
dan mengatur shift kerja, memberikan istirahat yang cukup dan lainnya
dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip
51
g. Minimalisasikan titik beban;
l. Mengurangi stres.
1. Status Gizi
3. Sikap Tubuh
4. Kondisi Lingkungan
5. Kondisi Waktu
7. Kondisi Informasi
1. Hemat Energi
2. Ekonomis
3. ANSE
4. Sosiokultural
52
5. Teknis
6. Ramah Lingkungan
53
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis dapat menarik
manusia.
2. Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu
dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat
melaksanakan proses produksi, yang harus diikuti oleh para pekerja, pengawas,
pekerjaan
54
3.2 Saran
2. Pendekatan khusus yang ada dalam disiplin Ergonomi ialah aplikasi yang
55
DAFTAR PUSTAKA
Suma’mur. 1987. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji
Masagung
56