Anda di halaman 1dari 29

PERAN ORGANISASI PROFESI

PERHIMPUNAN AHLI KESEHATAN KERJA INDONESIA


DALAM MENDUKUNG PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KESEHATAN KERJA
Jakarta, 10 November 2020
Dr. Robiana Modjo, SKM,. M.Kes
Ketua Umum PAKKI
Outline Materi Paparan
• Peran organisasi profesi dalam Pengembangan profesi
berkelanjutan/CPD
• Jenis2 pengembangan kompetensi dalam CPD dan hubungannya
dengan pengembangan karir profesionalisme anggotanya.
• Peran PAKKI dalam mendukung pengembangan kompetensi
pejabat fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
Outline Materi Paparan
• Rencana Kerja organisasi profesi dalam pengembangan
kompetensi dan karier pejabat fungsional yang dibinanya
• Integrasi organisasi profesi dengan unit pembina jabatan
fungsional dalam pengemnbangan kompetensi jabfung.
Berdasarkan amanat Undang-Undang No.36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

• Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
• Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat
melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi
profesi bidang kesehatan.
• Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh Tenaga Kesehatan dalam melakukan
pelayanan kesehatan.
• Organisasi Profesi adalah wadah untuk berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi.
• Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi
untuk setiap cabang disiplin ilmu kesehatan yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu
pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
Pasal 30
(1) Pengembangan Tenaga Kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan mutu dan karier Tenaga Kesehatan.
(2) Pengembangan Tenaga Kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan serta kesinambungan dalam menjalankan
praktik.
Berdasarkan amanat Undang-Undang No.36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
BAB VII ORGANISASI PROFESI
Pasal 50
(1) Tenaga Kesehatan harus membentuk Organisasi Profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan/atau mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, martabat,
dan etika profesi Tenaga Kesehatan.
(2) Setiap jenis Tenaga Kesehatan hanya dapat membentuk 1 (satu) Organisasi Profesi.
(3) Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 51
(1) Untuk mengembangkan cabang disiplin ilmu dan standar pendidikan Tenaga
Kesehatan, setiap Organisasi Profesi dapat membentuk Kolegium masing-masing Tenaga
Kesehatan.
(2) Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan badan otonom di dalam Organisasi Profesi.
(3) Kolegium masing-masing Tenaga Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab kepada Organisasi Profesi.
Permenpan RB No. 13 tahun 2013
Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri Sipil
Kategori Jabatan Fungsional,
terdiri atas :
Keahlian Keterampilan

Jenjang ahli utama Jenjang ahli penyelia


Jabatan Fungsional yang adalah
sekelompok Jabatan yang berisi Jenjang ahli madya Jenjang ahli mahir
fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional Jenjang ahli muda Jenjang ahli terampil
yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan Jenjang ahli pertama Jenjang ahli pemula
tertentu.
Penetapan jenjang jabatan dilakukan dengan
memperhatikan : risiko individu, risiko lingkungan, tingkat
kesulitan, kompetensi yang dibutuhkan, beban kerja
Profesi Pembimbing Kesehatan Kerja
Jenjang jabatan Pembimbing
Jabatan Fungsional Kesehatan Kerja dari yang paling
Kesehatan Kerja rendah sampai dengan yang paling
tinggi, yaitu:
adalah jabatan yang Pembimbing Kesehatan Kerja Pertama
memiliki ruang lingkup
tugas, tanggung jawab dan Pembimbing Kesehatan Kerja Muda
wewenang untuk
melaksanakan upaya Pembimbing Kesehatan Kerja Madya
kesehatan kerja

Merupakan jabatan
fungsional tingkat ahli
Sekilas Tentang PAKKI
Latar Belakang Didirikannya PAKKI
Memenuhi tuntutan/kebutuhan professional kesehatan kerja dari
Jabfung Kemenkes yang baru

Persyaratan Profesi Profesional kesehatan Kerja yaitu mempunyai


organisasi profesi kesehatan kerja

Kementerian kesehatan menginisiasi terbentuknya PAKKI sebagai


perhimpunan untuk memelihara, menjaga kepentingan, kewenangan
dan mutu profesi.
Tujuan PAKKI
Menghimpun, membina, mengembangkan dan mengamalkan iptek di
bidang kesehatan kerja dalam mencapai kesehatan kerja yang
optimal dan produktivitas kerja yang tinggi

Meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan Ahli


Kesehatan Kerja

Mengembangkan karir dan prestasi kerja bagi tenaga


ahli kesehatan kerja

Memfasilitasi dan melindungi anggota dalam hal yang


berhubungan dengan hukum

Meningkatkan hubungan kerja sama dengan organisasi lain, lembaga dan


institusi lain, baik di dalam maupun di luar negeri
Peran PAKKI dalam Program Pengembangan profesi berkelanjutan
(P2KB)/Continous Profesional Development (CPD) terhadap anggotanya.

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) adalah upaya pembinaan


bersistem bagi profesional tenaga kesehatan, yang bertujuan meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan, serta mengembangkan sikap agar ia senantiasa dapat menjalankan
profesinya dengan baik.

Proses pengembangan keprofesian yang meliputi


• Meningkatkan Pengetahuan berbagai kegiatan yang dilakukan seseorang dalam
• Meningkatkan Keterampilan kapasitasnya sebagai Pembimbing Kesehatan Kerja, guna
• Mengembangkan Sikap mempertahankan dan meningkatkan profesionalismenya
sesuai standar kompetensi yang ditetapkan
Jenis2 pengembangan kompetensi dalam CPD dan hubungannya
dengan pengembangan karir profesionalisme anggota PAKKI

Kompetensi adalah karakteristik dasar individu dan kemampuan (capability) yang dimiliki oleh
seorang fungsional berupa pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude)
yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, kredibel dan berintegritas.

Jenis Kompetensi yang harus dimiliki oleh PNS sesuai Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, terdiri dari:
• Kompetensi teknis didasarkan pada tingkat pendidikan dan spesialisasinya, pelatihan teknis,
pelatihan fungsional, dan pengalaman kerja secara teknis.
• Kompetensi manajerial didasarkan pada tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan
pengalaman kepemimpinan.
• Kompetensi sosial kultural didasarkan pada pengalaman kerja berhubungan dengan beragam agama,
suku, ras, dan budaya termasuk pengalaman bekerja atau belajar dalam masyarakat internasional
sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
Pengembangan kompetensi SDM adalah aktivitas atau proses yang terencana dan
sistematis oleh organisasi untuk mengembangkan kemampuan pegawai, meliputi
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan sikap (attitude) sesuai dengan
standar kompetensi jabatan dan untuk memenuhi kebutuhan organisasi saat ini dan
masa yang akan datang.

Ahli Pertama Ahli Madya


Kompetensi Basic/tahap awal/Perta Kompetensi Advance/Ketiga/Madya
• Surveilans K3 • Surveilans K3
• SMK3 • SMK3
• Manajemen Risiko K3 • Manajemen Risiko K3
• Pembimbingan dan Pendampingan • Pembimbingan dan Pendampingan
• Pemberdayaan dan Kemitraan • Pemberdayaan dan Kemitraan

Ahli Muda Ahli Utama


Kompetensi Intermediet/Kedua/Muda Kompetensi Expert/Keempat/Utama
• Surveilans K3 • Surveilans K3
• SMK3 • SMK3
• Manajemen Risiko K3 • Manajemen Risiko K3
• Pembimbingan dan Pendampingan • Pembimbingan dan Pendampingan
• Pemberdayaan dan Kemitraan • Pemberdayaan dan Kemitraan
A. Setiap ASN Jabfungkes Pembimbing C. Materi Kompetensi Khusus/Lanjutan
Kesehatan Kerja harus mengikuti 1. SMK3RS
Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional
2. Manajemen Risiko K3
Pembimbing Kesehatan Kerja
3. Keselamatan dan Keamanan Aspek K3
B. Materi kompetensi Dasar: 4. Pengelolaan B3, Limbah B3 Serta Domestik dari Aspek K3
1. K3 Rumah Sakit 5. Kewaspadaan Bencana (HSI dan HVA)
2. K3 Fasyankes
6. Keselamatan Kebakaran
7. Ergonomi di Tempat Kerja
8. Pengelolaan Alat Medis dari Aspek K3
9. Pelayanan Kesehatan Kerja
10. Pengelolaan Sistem Utilitas dari Aspek K3
11. Gizi Pekerja
12. SPO K3
13. PHBS
14. Standar Precaution
15. Teknik Inspeksi K3
16. Teknik Surveilans
Peran PAKKI dalam mendukung pengembangan kompetensi pejabat
fungsional (sebagai anggota organisasi profesi yang bekerja sebagai ASN)

• Ikut menyusun standar kompetensi Bersama unit Pembina dan stake holder
terkait
• Ikut melakukan uji kompetensi Bersama unit Pembina dan stake holder terkait
• Advokasi, sosialisasi dan pendampingan Bersama unit Pembina dan stake holder
terkait

• ASN/PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu


• Pengangkatan dalam jabatan ditentukan berdasarkan perbandingan objektif antara kompetensi, kualifikasi,
dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang
dimiliki oleh ASN
• Pengembangan karier ASN dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan
kebutuhan Instansi Pemerintah.
• Kompetensi Jabatan ASN meliputi Teknis, Manajerial, Sosial Kultural
Rencana Kerja PAKKI dalam pengembangan kompetensi dan karier
Pembimbing Kesehatan Kerja

Analisis kebutuhan pengembangan kompetensi


yaitu menganalisis kesenjangan antara standar/kompetensi yang diharapkan atau uraian tugas dengan
kompetensi saat ini.

Tahapan perencanaan pengembangan kompetensi:


1. Verifikasi rencana pengembangan kompetensi
2. Validasi rencana pengembangan kompetensi

Disesuaikan dengan kebutuhan masing- masing jenis tenaga kesehatan dan dilaksanakan secara berkesinambungan dan
materi pembelajarannya harus mengandung unsur praktek dan teori yang terpadu karena tujuan akhirnya adalah
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Integrasi PAKKI dengan Ditkesjaor Selaku Unit Pembina
Dalam Pengembangan Kompetensi Jabfung
PAKKI bersama-sama Ditkesjaor terlibat dalam:

• Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pembimbing


Kesehatan Kerja
• Pembahasan Bab 5 tentang uraian kegiatan dan hasil kerja jabatan fungsional
pembimbing Kesehatan kerja Pertama-Muda
• Revisi Regulasi Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja
• Kamus Kompetensi Teknis dan Pengelompokan Butir Kegiatan Jabatan Fungsional
Pembimbing Kesehatan Kerja Berdasarkan Output
• Diskusi revisi Kurikulum dan Modul Pelatihan K3 di Fasyankes
• Untuk diubah ke Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau metoda daring/online
• PAKKI bersama unit pembina Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan
bekerja sama dalam penyusunan kurikulum modul diklat dasar jabfung
pembimbing kesehatan kerja dan penyelenggaran diklat dasar tersebut.
Fakta di Lapangan
Situasi pandemi Covid-19, antara lain
01
cukup banyak Tenaga Kesehatan terpapar

Kurangnya pemahaman, kesadaran tentang


02 pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja

Pentingnya Program K3 untuk peningkatan


kapasitas tenaga kesehatan dan pengelola
03 program K3 di Fasyankes

Perlunya adaptasi penyelenggaraan


04 pelatihan K3 di Fasyankes Sistem PJJ
dengan revisi Kurikulum Modul Pelatihan
K3 di Fasyankes yang terakreditasi
Peran PAKKI & Pembimbing Kesehatan Kerja

1. Pembuatan standar profesi ahli kesehan kerja (sedang berlngsung)


2. Pembaharuan STR Online versi 2.0
3. Ikut serta dalam merumuskan buku pedoman kegawat daruratan (selesai)
4. Ikut serta dlm merumuskan buku saku ergonomi
5. Ikut serta sebagai tim penilai green hospital bersama kemenkes (sudh berlangsung
2 tahun)
6. Merumuskan naskah akademik jabfung pemkesja(sedang berlangsung)
7. Merumuskan standr kompetensi jabfung pemkesja
8. Terlibat dalm pembuatan buku saku porto folio skp online (sedang berlangsung)
9. Terlibat dalm pembuatan modul pelatihan
10. Menghasilkan STR JABFUNG pemkesja sebanyak 300 lebih
11. Inventarisir kenggotaan PAKKI nusantara
12. Merumuskn buku pentahelix desa tangguh bencana
Peran PAKKI & Pembimbing Kesehatan Kerja

01 Pemastian Tenaga Kesehatan

Pemastian Sarana dan


Prasarana
02

03 Pemastian Lingkungan

Pemastian Masyarakat 04
Peran PAKKI & Pembimbing Kesehatan Kerja pada Era Covid -
19

Pemastian Tenaga
Kesehatan

Tenaga Kesehatan
Puskesmas Tenaga Non Kesehatan
Edukasi
Program K3
Rumah Sakit Surveilance
Advokasi kesediaan APD
Tracking sumber paparan
Klinik Tracing

Gizi

APD
Memberikan pendalaman
materi mengenai Biosafety
Biosecurity di laboratorium
sebelum petugas
lab bekerja di ruang BSL2
Memberikan safety briefing kepada Satpam, Cleaning Service dan
petugas penerima sampel mengenai cara bekerja yang aman agar
terhindar dari kontaminasi Covid 19
Peran Pembimbing Kesehatan Kerja
pada Era Covid -19
Pemastian Sarana
Prasarana

Zonasi
Pemasangan rambu, akses
dan area terbatas untuk
zona layanan Covid -19
Ruang Isolasi

Safety Induction pada para


pekerja proyek
pembangunan ruang isolasi
terkait K3 dan Covid19
Membantu menyiapkan
karantina pasien Covid 19
untuk kota Banjarbaru
Peran Pembimbing Kesehatan Kerja
pada Era Covid -19
Pemastian
Lingkungan

Desinfeksi permukaan Ruang Isolasi


ruangan
Pemantauan
Pembangunan Ruang
Isolasi Tekanan Negatif
Peran Pembimbing Kesehatan Kerja
pada Era Covid -19

Pemastian Masyarakat

Jemaah UMKM Pesta adat budaya


SKP – Yes
STR - OK
NAKES
PROFESIONAL

Anda mungkin juga menyukai