MODUL PERKULIAHAN
MATEMATIKA TEKNIK
INTEGRAL RASIONAL
MEMBAHAS TENTANG:
INTEGRAL RASIONAL
Abstract Kompetensi
Modul ini membahas pengertian Mahasiswa diharapkan
integral fungsi rasional dalam mampu:
penyelesaiannya baik dalam bentuk
linier maupun kuadrat Mahasiswa memahami, menjelaskan dan
dapat mengerjakan serta menyelesaikan
operasi penintegraan baik dalam bentuk linier
maupun kuadratl
INTEGRAL RASIONAL
Suatu fungsi rasional dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua fungsi polinomial
Jika suatu fungsi rasional tidak dapat diintegralkan secara langsung maka hal ini dapat
diselesaikan dengan menggunakan metode pecahan-pecahan parsial
Caranya dengan mengubah pecahan rasional ke dalam fungsi yang lebih sederhana
sehingga kemudian bisa diintegralkan dengan rumus baku
Dalam fungsi rasional dinyatakan:
𝑭(𝒙)
𝑯(𝒙) =
𝑮(𝒙)
Berdasarkan aturan tersebut, maka kita dapat mengubah suatu fungsi rasional pecah
menjadi beberapa suku rasional pecah yang lebih atau paling sederhana, sehingga
penyebut setiap suku tidak dapat difaktorkan lagi
Contoh :
2𝑥−1
1. 𝐹(𝑥) = 𝑥 2 −5𝑥+6
, jadikan pecahan parsial
𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏: 𝑥 2 − 5𝑥 + 6 = (𝑥 − 2)(𝑥 − 3)
2𝑥 − 1 𝑎 𝑏
= +
𝑥 2 − 5𝑥 + 6 𝑥 − 2 𝑥 − 3
2𝑥 − 1 𝑎𝑥 − 3𝑎 + 𝑏𝑥 − 2𝑏
=
𝑥2 − 5𝑥 + 6 (𝑥 − 2)(𝑥 − 3)
2𝑥 − 1 (𝑎 + 𝑏)𝑥 − 3𝑎 − 2𝑏
=
𝑥2 − 5𝑥 + 6 𝑥 2 − 5𝑥 + 6
Dimana , 𝑎 + 𝑏 = 2 𝑑𝑎𝑛 − 3𝑎 − 2𝑏 = −1
Setelah dicari diperoleh 𝑎 = −4 𝑑𝑎𝑛 𝑏 = 6 , jadi:
2𝑥 − 1 −4 6
= +
𝑥2 − 5𝑥 + 6 𝑥 − 2 𝑥 − 3
Jawab:
3𝑥 2 − 14𝑥 + 11 𝑎 𝑏 𝑐
3
≡ + 2
+
(𝑥 − 2) (𝑥 − 2) (𝑥 − 2) (𝑥 − 2)3
3𝑥 2 − 14𝑥 + 11 𝑎𝑥 2 − 4𝑎𝑥 + 4𝑎 + 𝑏𝑥 − 2𝑏 + 𝑐
≡
(𝑥 − 2)3 (𝑥 − 2)3
𝑎=3
4𝑎 − 𝑏 = 14 → 𝑏 = −2
{
4𝑎 − 2𝑏 + 𝑐 = 11
12 + 4 + 𝑐 = 11 → 𝑐 = 5
Jadi:
3𝑥 2 − 14𝑥 + 11 3 2 5
3
≡ − 2
+
(𝑥 − 2) 𝑥 − 2 (𝑥 − 2) (𝑥 − 2)3
Berdasarkan kesamaan yang dibahas tersebut diatas maka kita gunakan mengintegralkan
fungsi rasional pecah pada umumnya
Fungsi dijadikan rasional pecah parsial yang paling sederhana lebih dahulu, barulah
diintegralkan
Adapun langkah-langkah penyelesaian dalam metode integrasi parsial:
1) Buatlah penyebut dari pecahan sebagai hasilkali dari unsur-unsur linier berbentuk 𝑎𝑥 + 𝑏
atau unsur-unsur kuadrat berbentuk 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐
2) Dalam menentukan bentuk pecahanparsial muncul beberapa kasus tergantung pada sifat
dari unsur yang ada dalam penyebutnya.misalnya:
a) Penyebut merupakan unsur linier yang berbeda: 𝑎𝑥 + 𝑏, maka pecahan parsial yang
sesuai adalah:
𝑨
𝒂𝒙 + 𝒃
Di mana: A = konstanta yang ditentukan
𝑨𝟏 𝑨𝟐 𝑨𝒏
𝒂𝒙+𝑩
+ (𝒂𝒙+𝒃) 𝟐 +. . … … . . + (𝒂𝒙+𝒃)𝒏 ,
𝑨𝒙 + 𝑩
𝒂𝒙𝟐+ 𝒃𝒙 + 𝒄
𝑨𝟏 + 𝑩 𝟏 𝑨𝟐 𝒙 + 𝑩 𝟐 𝑨𝒏 𝒙 + 𝑩 𝒏
+ + ⋯………+
(𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄) (𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄)𝟐 (𝒂𝒙𝒏 + 𝒃𝒙 + 𝒄)𝒏
3) Bila suatu pecahan rasional dibagi kedalam pecahan-pecahan parsial maka persamaan
hasilnya merupakan suatu persamaan identitas.
Metode untuk menghitung nilai konstanta yang terdapat dalam pecahan parsial didasarkan
pada dalili aljabar
Jika dua buah polinom mempunyai pangkat yang sama adalah identik, artinya koefisien dari
variabel yang pangkatnya setara dalam kedua polinomial haruslah sama
Contoh soal:
𝒅𝒙
1) Tentukan ∫ 𝒙𝟐−𝟒
Asumsikan bahwa A dan B adalah konstanta tertentu, yang harus kita evaluasi. Hilangkan
penyebutnya dengan mengalikan kedua sisi dengan (𝑥 − 2)(𝑥 + 2)
𝟏 = 𝑨(𝒙 + 𝟐) + 𝑩(𝒙 − 𝟐)
Untuk 𝑥 + 2 = 0 𝑥 = −2
1 = 𝐴(−2 + 2) + 𝐵(−2 − 2)
1 = 0 − 4𝐵
1
𝐵=−
4
Untuk 𝑥 − 2 = 0 𝑥 = 2
1 = 𝐴(2 + 2) + 𝐵(2 − 2)
1 = 4𝐴 + 0
1
𝐴=4
𝑑𝑥 1 𝐴 𝐵
∫ 𝑥 2 −4 = (𝑥−2)(𝑥+2) = 𝑥−2 + 𝑥+2
1/4 −1/4
=∫ 𝑥−2
𝑑𝑥 + ∫ 𝑥+2
𝑑𝑥
1
= 4 (ln|𝑥 − 2| − ln|𝑥 + 2|) + 𝐶
1 𝑥−2
= 4 𝑙𝑛 |𝑥+2| + 𝐶
Fungsi di atas tidak dapat diintegralkan dengan menggunakan rumus-rumus yang sudah
dibahas di muka. Karenannya fungsi tersebut dipecah ke dalam fungsi yang lebih
sederhana sehingga lebih mudah diintegrasi sebagai berikut:
x+3 𝑥+3
∫(x) = x2 +3x+2 = ∫ (𝑥+2)(𝑥+1) 𝑑𝑥
𝑥+3 𝐴 𝐵
(𝑥+2)(𝑥+1)
= (𝑥+2) + (𝑥+1)
𝐴(𝑋+1)+𝐵(𝑥+2)
=
(𝑥+2)(𝑥+1)
𝐴𝑥+𝐴+𝐵𝑥+2𝐵
= (𝑥+2)(𝑥+1)
𝑥+3 (𝐴+𝐵)𝑥+𝐴+2𝐵
(𝑥+2)(𝑥+1)
= (𝑥+2)(𝑥+1)
… … … ….x (𝑥 + 2)(𝑥 + 1)
𝒙 + 𝟑 = (𝑨 + 𝑩)𝒙 + 𝑨 + 𝟐𝑩
Untuk 𝑥 + 2 = 0 𝑥 = −2
𝑥 = −2 −2 + 3 = (𝐴 + 𝐵)(−2) + 𝐴 + 2𝐵 1 = −2𝐴 − 2𝐵 + 𝐴 + 2𝐵
1 = −𝐴𝐴 = −1
Untuk 𝑥 + 1 = 0 𝑥 = −1
𝑥 = −1 −1 + 3 = (𝐴 + 𝐵)(−1) + 𝐴 + 2𝐵 2 = −𝐴 − 𝐵 + 𝐴 + 2𝐵
2=𝐵
𝑥+3 −1 2 1 1
∫ 2 𝑑𝑥 = ∫ 𝑑𝑥 +∫ 𝑑𝑥 = −1 ∫ 𝑑𝑥 +2∫
𝑥 +3𝑥+2 𝑥+1 𝑥+2 𝑥+1 𝑥+2
= 2 ln(𝑥 + 2) − ln(𝑥 + 1)
𝑥+1 𝐴 𝐵 𝐶
𝑥(𝑥−2)(𝑥+3)
= 𝑥 + 𝑥−2 + 𝑥+3
Hilangkan penyebutnya
Untuk 𝑥 = −3
−3 + 1 = 𝐴(−3 − 2)(−3 + 3) + 𝐵(−3)(−3 + 3) + 𝐶(−3)(−3 − 2)
−2 = 𝐴(−5)(0) + 𝐵(−3)(0) + 𝐶(−3)(−5)
−2 = 15𝐶
2
𝐶=−
15
1 3 2
= − ln|𝑥| + ln|𝑥 + 2| − ln|𝑥 + 3| + 𝐶
6 10 15
Catatan:
𝑎 dari penyebut, dimana A adalah konstanta yang tidak diketahui. Selesaikan konstanta
tersebut. Integrasi menghasilkan jumlah suku-suku berbentuk 𝐴 ln|𝑥 − 𝑎|
Faktorkan penyebutnya:
𝑥 3 − 𝑥 2 − 𝑥 + 1 = (𝑥 + 1)(𝑥 − 1)2 , dinyatakan dalam integran menjadi
3𝑥+5 𝐴 𝐵 𝐶
𝑥 3 −𝑥 2 −𝑥+1
= 𝑥+1 + 𝑥−1 + (𝑥−1)2
(3𝑥+5)𝑑𝑥 𝐴 𝐵 𝐶
∫ 3 2 = + + (𝑥−1)2 =
𝑥 −𝑥 −𝑥+1 𝑥+1 𝑥−1
1/2 −1/2 4
∫ 𝑥+1 𝑑𝑥 + ∫ 𝑥−1
𝑑𝑥 + ∫ ((𝑥−1)2 𝑑𝑥
1 1 𝑑𝑥
= 2 ln|𝑥 + 1| − 2 ln|𝑥 − 1| + 4 ∫ (𝑥−1)2
1 1 1
= 2 ln|𝑥 + 1| − 2 ln|𝑥 − 1| + 4 𝑥−1 + 𝐶
1 𝑥+1 4
= 2 ln |𝑥−1| − 𝑥−1 + 𝐶
Catatan
Kasus II:
a) untuk faktor (𝑥 − 1) yang muncul dua kali, terdapat suku-suku yang mempunyai penyebut
(𝑥 − 1) dan (𝑥 − 1)2 .
b) Dalam menentukan faktor linier dari penyebut yang merupakan polinomial dengan koefisien
integral, uji tiap pembagi 𝑟 dari suku konstanta untuk melihat apakah 𝑟 akar polinomial. Jika
ya, maka 𝑥 − 𝑟 adalah faktor polinomial. Pada contoh soal di atas, suku konstantanya
adalah 1. Kedua pembaginya, 1 dan – 1 menjadi akar-akarnya
𝒙𝟒 −𝒙𝟑 −𝒙−𝟏
5) ∫ 𝒙𝟑 −𝒙𝟐
𝒅𝒙
𝑥+1 𝐴 𝐵 𝐶
Kita menuliskan 𝑥 2 (𝑥−1) = 𝑥 + 𝑥 2 + 𝑥−1 kalikan dengan 𝑥 2 (𝑥 − 1)
Untuk 𝑥 = 0, 1 = −𝐵 ; 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 1 , 2 = 𝐶 ;
x4 −x3 −x−1 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
Jadi ∫ x3 −x2
dx = ∫ 𝑥 𝑑𝑥 + 2 ∫ 𝑥
+ ∫ 𝑥 2 − 2 ∫ 𝑥−1
1 𝑥
= 𝑥 2 + 2 ln|𝑥| − − 2 ln|𝑥 − 1| + 𝐶
2 𝑥
1 1 𝑥
= 𝑥 2 − + 2 ln | |+𝐶
2 𝑥 𝑥−1
𝒙
6) ∫ (𝒙+𝟐)(𝒙+𝟑) 𝒅𝒙
Jawab:
𝑥 𝐴 𝐵
Misalkan (𝑥+2)(𝑥+3) = 𝑥+2 + 𝑥+3. Hilangkan penyebutnya
𝑥 = 𝐴(𝑥 + 3) + 𝐵(𝑥 + 2)
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = −2, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝐴 = −2
Untuk 𝑥 = −3 maka −3 = −𝐵 𝐵 = 3
Jadi:
𝑥 1 1
∫ (𝑥+2)(𝑥+3) 𝑑𝑥 = −2 ∫ 𝑥+2 𝑑𝑥 + 3 ∫ 𝑥+3 𝑑𝑥
= −2 ln|𝑥 + 2| + 3 ln|𝑥 + 3| + 𝐶
(𝑥 + 3)3
= ln | |+𝐶
(𝑥 + 2)2
Latihan soal
𝑥−1
1) ∫ 𝑥 3 +𝑥2 −6𝑥 𝑑𝑥
𝑥
9) ∫ (𝑥+2)(𝑥−1) 𝑑𝑥
𝑥 2 −2𝑥−3
2) ∫ (𝑥−1)(𝑥 2 +3𝑥+2)
𝑑𝑥
6𝑥 2 −2𝑥−1
10) ∫ 4𝑥 3 −𝑥
𝑑𝑥
𝑥 3 +1
3) ∫ (𝑥+2)(𝑥−1)3
𝑑𝑥
𝑥 3 +𝑥 2 +𝑥+2
11) ∫ 𝑑𝑥
𝑥 4 +3𝑥 2 +2
𝑥+1
4) ∫ 𝑥 2 −3𝑥+2 𝑑𝑥
𝑥 5 −𝑥 4 +4𝑥 3 −4𝑥 2 +8𝑥−4
12) ∫ (𝑥 2 +2)3
𝑑𝑥
7−2𝑥
5) ∫ 2 𝑑𝑥
𝑥 −2𝑥+1
2𝑥 2 −3𝑥−5
13) ∫ (𝑥−1)(𝑥−2)(𝑥−3)(𝑥−4) 𝑑𝑥
𝑥−3
6) ∫ 𝑥 3 +2𝑥2 𝑑𝑥
(𝑥−1)𝑑𝑥
14) ∫
𝑥(𝑥 2 +1)(𝑥 2 +2)
𝑑𝑥
7) ∫ 𝑥(𝑥 2 +1)2 𝑑𝑥
2𝑥 2 +3
15) ∫ (𝑥 2 +1)2 𝑑𝑥
𝑥 2 +2
8) ∫ 𝑥(𝑥+2)(𝑥−1) 𝑑𝑥
DAFTAR PUSTAKA:
1. Ayres, frank J.R., Diffrensial Equation,Schaum’s Series, Mc. Graw Hill, Singapore, 1981
2. Kreyzig, Erwin, Advanced Engineering Mathematics, Edisi ke-7, John Wiley, 1993
3. Spiegel, Murray R, Advanced Calculus, Schaum’s Series, Mc. Graw Hill, Singapore, 1981
4. Purcell, Rigdon, Vanberzrg, Calculus With Analytic Geometry, 9 th edition, Prentice Hall, Inc,
2009