Anda di halaman 1dari 1

Nama : Rahmat Darmawan

NIM : K7718062

Reviu Akuntansi Perbankan Syariah

Asumsi Dasar Akuntansi Bank Syariah

Sumber Acuan : Buku “Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer” (Rizal Yaya,
dkk. 2014)
Hasli Reviu :

Dalam buku Akuntansi Perbankan Syariah: Teori dan Praktik Kontemporer yang ditulis oleh
Rizal Yaya, dkk. menyatakan ada dua asumsi dasar akuntansi bank syariah yaitu dasar akrual dan
kelangsungan usaha. Penggunaan dasar akrual ini dapat memberikan informasi transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas, kewajiban yang harus dibayar, dan penerimaan kas di
masa yang akan datang sehingga dalam laporan keuangan dapat diperbandingkan dengan bank lain.

Pada pargraf ke-2 halaman 75 dasar akrual, tertulis bahwa dalam perhitungan pendapatan
untuk pembagian hasil usaha (laba bruto) tidak lagi menggunakan dasar akrual, namun menggunakan
dasar kas. Hal tersebut karena di dalam syariat terdapat prinsip kehati-hatian yang tercantum pada QS.
Luqman ayat 34 yang berbunyi “… Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan
diusahakannya besok…”, sehingga dalam perhitungan dan pembagian hasil usaha tidak lagi
menggunakan dasar akrual melainkan menggunakan dasar kas, dalam hal ini ketika pendapatan telah
benar-benar diterima.

Pada dasarnya bank syariah bertujuan untuk menerapkan sistem akuntansi yang sesuai dengan
aturan-aturan yang berpedoman Al-Qur’an dan hadis. Maka dari itu, dalam kaitannya dengan akuntansi
harus memerhatikan syariat yang ada. Misalnya syariat yang terdapat QS. Luqman ayat 34 yang sudah
dijelaskan tadi bahwa tidak ada yang mengetahui kepastian di masa depan, maka dalam perhitungan
pendapatan bagi hasil harus diperhitungkan ketika pendapatan benar-benar diterima. Sementara itu
dalam beban menggunakan dasar akrual karena jelas bahwa beban tersebut telah dikeluarkan (dapat
diketahui secara pasti).

Referensi :

Al-Qur’an Tafsir Al-Mukhtashar

Yaya, R., Martawireja, A.E., & Abdurahim, A. (2014). Akuntasni Perbankan Syariah: Teori dan
Praktik Kontemporer. Yogyakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai