Anda di halaman 1dari 20

BAB 18

MANAJEMEN PIUTANG DAN UTANG JANGKA PENDEK

NOVIANA C1021161013
BELLA C1021161013

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
Definisi Piutang

1.Mas’ud Machfoedz, 1999


Piutang adalah klaim terhadap pihak lain agar pihak lain tersebut membayar
sejumlah uang atau jasa dalam waktu paling lama satu tahun atau satu periode
akuntansi, jika periode akuntansi tersebut lebih lama dari satu tahun.

2. Efraim Ferdinan G, 1993


Piutang adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang, barang
atau jasa tertentu (aktiva) pada masa yang akan datang, sebagai akibat
penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat ini.

Manajemen piutang adalah sebuah proses yang mendata, mengumpulkan,


dan menagih piutang perusahaan dari tangan konsumen. Sistem manajemen
piutang yang baik akan menghindarkan Anda dari kekurangan dana akibat
dana yang macet di tangan konsumen.
I. Manajemen piutang dan faktor yang
mempengaruhi tingkat piutang perusahaan :
A. Faktor-faktor yang menentukan piutang.
1. Volume penjualan kredit.
2. Periode pengumpulan piutang yang juga dipengaruhi
oleh: (i) kondisi ekonomi, (ii) kebijakan kredit.
3. Kebijakan kredit itu sendiri ditentukan oleh (i) standar
kredit, (ii) jangka waktu, (iii) discount untuk pembayaran
yang lebih awal dan (iv) kebijakan pengumpulan.
B. Standar kredit adalah kriteria untuk menyeleksi permintaan
kredit dari langganan. Kebijakan kredit yang optimal
mensyaratkan bahwa marginal cost atas kredit sama dengan
marginal profit penjualan kredit.
1. Marginal cost termasuk biaya produksi dan biaya
penjualan.
2. Marginal cost yang berkaitan dengan penjualan kredit
terdiri atas: (i) biaya atas piutang yang tak tertagih (bad
debt), (ii) biaya pengumpulan dan administrasi piutang,
(iii) biaya modal yang tertanam dalam piutang.
C. Evaluasi pemberian kredit dapat menggunakan cara
melihatt lima faktor yang sering disebut dengan The
Five C’s Credit yang terdiri atas:
1. Character
2. Capacity
3. Capital
4. Collateral
5. Condition
II. Sumber informsi kredit dan penggunanaan
informasi dalam analisis kredit :

A. Laporan keuangan yang disajikan oleh calon


peminta kredit dianalisis dengan penekanan khusus
pada aspek likuiditas, leverage, dan profitabilitas.
1. Pertukaran informasi kredit,
2. Pusat data industri.
B. Rasio keuangan perusahaan dibandingkan
dengan rasio industri atau standar industri.
1. Analisis trend likuiditas, leverage, dan rasio
profitabilitas.
2. Analisis diskriminan ganda dapat juga
dipergunakan untuk mengembangkan sistem
formal scoring kredit.
3. Informasi pola pembayaran perusahaan dapat
juga dibandingkan dengan persyaratan penjualan
kredit maupun pola pembayaran rata-rata industri.
C. Analisis kualitatif dan kuantitatif akan saling
melengkapi dalam analisis kebijakan kredit.
1. Batas maksismum pemberian kredit yang dapat diukur dari
pengalaman para pelanggan didalam mengelola kreditnya,
kemungkinan kerugian, atau dilihat dari persentase modal
sendirinya.
2. Kelompok resiko yang dapat dikembangkan atas dasar
informasi kredit yang menunjukan adanya kemungkinan
langganan tidak mampu lagi memenuhi kewajiban.
3. Rasio kemungkinan kerugian yang dapat dilihat dari
misalnya profit margin ataupun debt service coverage ratio
nya.
4. Metode statistik seperti regresi sederhana maupun regresi
ganda akan sangat bermanfaat terutama bagi perusahaan
yang memiliki langganan dalam jumlah besar.
III. Persyaratan kredit (Term of Credit)

Persyaratan kredit (Term of Credit) adalah periode tertentu


dimana kredit diberikan dan jika ada discount untuk
pembayaran yang lebih awal.
1. Persyaratan kredit “net 30” berarti bahwa ada discount dan
kredit diberikan selama 30 hari.
2. Periode kredit, besar kecilnya piutang dapat distimulasikan dari
jangka waktu pemberian kredit maupun penjualan kredit yang
semakin besar.
3. Potongan tunai, pemberian potongan tunai yang semakin besar
akan menarik langganan untuk mempertimbangkan tawaran
kredit tersebut.
4. Kebijakan pengumpulan pembayaran melalui beberapa cara
diantaranya: dengan surat telepon, agen pengumpulan.
IV. Evaluasi perubahan kebijakan kredit
A. Model keputusan yang dikenal oleh Sarrtoris-Hill menggunakan kerangka
net present value (NPV) untuk mengintegrasikan semua elemen
manajemen aktiva lancar yang dipengaruhi oleh kebijakan kredit.
1. Interrelationships antara kebijakan kredit, produksi, penjualan dan pengaruhnya
terhadap timing dan kuantitas aliran kas.
2. Model Sartorris-Hill mencari NPV tertinggi operasi harian, dengan model dasar:
NPV = PoQo(1-bo) - CoQo
(1+ ko)

Dimana,
P = harga per unit
C = cost per unit
Q = penjualan harian
b = tingkat kerugian bad debt
t = periode pengumpulan
k = tingkat bunga harian
Subscrips ‘o’ menunjukan kebijakan saat ini sedangkan subscribt ‘1’ dipergunakan untuk menunjukan kebijakn yang
diusulkan.
3. Model tersebut mengasumsikan bahwa persediaan dibeli
atau diproduksi dan dibayar tepat pada hari penjualan.
Model tersebut juga dapat dikembangkan dengan
memasukkan perubahan modal kerja, potongan penjualan,
atau kombinasi variabel tersebut.
4. Validitas atau ketepatan model tersebut sangat tergantung
atas validitas input data. Estimasi harus didasarkan atas
penelitian pasar atau atas dasar product line dan kombinasi
kebijakan kredit.
B. Penggunaan komputer dalam manajemen
piutang sangat membantu terutama dalam hal
pengumpulan, analisis, kompilasi, penyimpanan
dan pengelolaan data. Dengan komputerisasi
akan meningkatkan efisiensi manajemen
piutang.
1. Kapabilitas komputer yang tinggi dapat mengubah
efektivitas staf departemen kredit..
2. Dengan komputerisasi dapat dengan mudah
dimonitor adanya penyimpanan.
3. Pemilihan kebijakan kredit dapat dilakukan atas
dasar pendekatan kuantitatif
V. Penjualan kredit
Penjualan kredit adalah bagian terbesar dari pembelanjaan
jangka pendek. Pembelian bahan baku atau suplies secara
kredit dari perusahaan lain dicatat dalam rekening utang
dagang.
A. Utang dagang merupakan sumber pembelanjaan spontan
karena utang dagang tersebut akan meningkat seiring
dengan transaksi degang yang dilakukan. Adapun
persyaratan kredit ditentukan oleh:
1. Kondisi produk dilihat dari turnover yang tinggi dan tahan lama atau
tidaknya produk tersebut.
2. Dalam jangka panjang- lingkungan penjual, yakni kemampuan
finansial yang tinggi, skala penjualan, penggunaan credit term dalam
promosi penjualan kelebihan kapasitas yang tinggi.
3. Lingkungan pembeli dengan melihat faktor tingkat kemampuan yang
tinggi dan risiko yang rendah yang berkaitan dengan produk tersebut.
B. Pemberian potongan tunai dapat juga dipergunakan untuk
meningkatkan penjualan.
1. Panjang pendeknya periode kredit dipengaruhi oleh besar
kecilnya discount yang ditawarkan.
2. Perdagangan kredit merupakan sumber pembiayaan bagi
perusahaan, selain itu penjualan kredit juga dipergunakan
secara luas oleh perusahaan kepada langganan.
3. Kelebihan penjualan kredit sebagai suatu sumber pemenuhan
dana adalah: (i) sangat baik dan informal, (ii) biaya penjualan
kredit mungkin lebih tinggu atau lebih rendah dari bunga utang
bank, (iii) suatu perusahaan yang tidak memperoleh kredit dari
lembaga keuangan akan dapat mencari kredit dari penjual
karena pengetahuan dan pengalaman yang tinggi dari
perusahaan.
C. Didalam kondisi inflasi maka suplier akan lebih selektif lagi
dalam pemberian kredit. Selain itu perusahaan harus dapat
mempertahankan rasio keuangan yang baik, pembayaran
yang tepat, penawaran rencana yang realistik yang
diperlukan.
Contoh Soal dan Penyelesaiannya
1. PT Indomerco sedang mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan
kredit. Saat ini perusahaan menjual 100 unit setiap hari dengan harga Rp
10.000,00 per unit. Harga pokok penjualan (cost) per uit adalah Rp 8.500,00.
Perusahaan menawarkan potongan 2% untuk pembayaran yang lebih awal, dan
35% langganan perusahaan memanfaatkan potongan tersebut serta membayar
hingga akhir dari ke 10. Periode pengumpulan piutang saat ini adalah 40 hari
dengan tingkat bad debt sebesar 2%.
Perusahaan telah memberitahukan kepadalangganan bahwa harga pokok
penjualan mengingkat menjadi Rp 9.000,00 dan merencanakan untuk
meningkatkan harga jual menjadi Rp 11.500,00. Penjualan diharapkan menjadi
125 unit setiap hari namun demikian jumlah langganan yang diharapkan akan
membayar dalam waktu 10 hari akan turun menjadi 25% dan rata-rata periode
pengumpulan piutang 60 hari. Bad debt diperkirakan menjai 4%. Biaya modal
perusahaan 9%. Dengan data tersebut haruskah perusahaan mengubah
kebijaksanaan penjualan?
Jawaban:
Po = Rp 10.000,00 P1 = Rp 11.5000,00
Qo = 100 unit Q1 = 125 unit
Co = Rp 8.500,00 C1 = Rp 9.000,00
do = 2% d1 = 2%
Do =35% D1 =25%
bo = 2% b1 = 4%
to = 40 t1 = 60 hari
ko = 9%/360 = 0,025% k1 = 9%/360 = 0,025
tdo = 10 hari td1 = 10 hari
Dimana,
P = harga per unit
Q = kuantitas penjualan per hari
C = cost per unit
d = potongan tunai
D = persentase langganan yang memanfaatkan potongan tunai
b = tingkat bad debt
t = rata-rata periode pengumpulan piutang
k = tingkat bunga harian
2. PT Makmur sedang mengalami pertumbuhan, sedang
mempertimbangkan untuk megubah kebijakan kreditnya agar
penjualannya meningkat. Dengan pelonggaran standar kredit
yang akan ditempuh, diharapkan penjualan akan meningkat
sebesar 25% dari penjualan saat ini sebesar Rp 5.200.000,00.
Namun demikian bed debt diperkirakan akan meningkat dari 4%
menjadi 5% dari penjualan. Dan rata-rata periode pengumpulan
piutang meningkat dari 75 hari menjadi 110 hari. Contribution
margin perusahaan adalah 40%. Required rate of return 15%.
Haruskan perusahaan menempuh kebijakan baru?
Jawaban:
• Peningkatan penjualan = 25%(5.200.000,00)
= 1.300.000,00
• Laba atas tambahan penjualan = 40%(1.300.000,00)
= 520.000,00 (A)
5.200.000,00+1.300.000,00
• Piutang baru = (110)
360
= 1.986.111,00
5.200.000,00
• Piutang lama =
360
= 1.083.333,00
• Tambahan piutang = 1.986.111,00 – 1.083.000,00
= 902.778,00
• Tingkat keuntungan yang disyaratkan atas
• Tambahan investasi piutang = 902.778,00(15%)
= 135.417,00 (B)
• Tambahan bad debt = 6.500.000,00(5%) – 5.300.000,00(4%)
= 117.000,00 (C)
• Tambahan manfaat netto = A-(B+C) = 520.000-(135.417+117.000)
= 267.583,00
Dengan demikian karena kebijakan yang baru memberikan manfaat netto yang positif
maka sebaiknya perusahaan menempuh kebjikan yang baru tersebut.

Anda mungkin juga menyukai