Anda di halaman 1dari 10

Model Daya Saing Berlian Porter

Berbagai model untuk mempelajari klaster industri telah dikembangkan oleh berbagai
peneliti dan pakar selama beberapa dekade terakhir. Salah satu model yang sering
dijadikan sebagai acuan dan rujukan dalam pengembangan klaster industri adalah
Model Berlian Porter (Porter’s Diamond Model). Konsep “the four diamond” Porter
ini mengajukan empat faktor yang saling terkait yang merupakan penentu keunggulan
daya saing suatu industri, yaitu:

 Strategi perusahaan, struktur dan persaingan,


 Kondisi permintaan,
 Kondisi faktor,
 Industri terkait dan pendukung.

Porter selanjutnya juga menambahkan faktor chance dan government dalam model
berlian tersebut, dimanakedua faktor tambahan ini bukanlah determinan tetapi
berpengaruh terhadap keempat determinan di atas. Keenam faktor tersebut secara
bersamaan membentuk sebuah sistem yang berbeda dari suatu lokasi dengan lokasi
yang lain, dan hal ini menjelaskan mengapa beberapa perusahaan (industri) hanya
berhasil di suatu lokasi tertentu saja. Tidak semua faktor harus optimal dalam
menjamin keberhasilan sebuah perusahaan atau industri, (Porter, 2000).
Secara lebih detail, masing-masing faktor dari model berlian Porter dapat dijelaskan
sebagai berikut (Porter, 1990) :

 Strategi perusahaan, struktur, dan persaingan (firm strategy, structure, and


rivalry) merupakan suatu kondisi yang menentukan bagaimana perusahaan
muncul/tumbuh, terorganisasi dan dikelola, serta sifat persaingan usaha di
negara yang bersangkutan.
 Kondisi permintaan (demand conditions) merupakan sifat permintaan
domestik (home demand) untuk produk (barang dan/atau jasa) dari industri
yang bersangkutan. Porter mengemukakan bahwa inti penting dari faktor ini
adalah komposisi permintaan domestik merupakan “akar” bagi keunggulan
daya saing, sementara ukuran dan pola pertumbuhannya dapat memperkuat
keunggulan tersebut dengan mempengaruhi perilaku investasi, timing, dan
motivasi. Hal lain yang juga turut berkontribusi adalah mekanisme
internasionalisasi “penarikan” permintaan domestik ke luar negeri.
 Kondisi faktor (factor conditions) kondisi yang menggambarkan posisi suatu
negara dalam “faktorfaktor produksi” (input yang dibutuhkan untuk bersaing),
seperti tenaga kerja atau infrastruktur, yang diperlukan untuk bersaing dalam
suatu industri.
 Industri terkait dan pendukung (related and supporting industries), kehadiran
industri-industri pendukung dan yang terkait di negara yang bersangkutan
yang memiliki daya saing (kompetitif) secara internasional. Kunci paling
signifikan dalam hal ini adalah industri pendukung dan terkait yang dinilai
penting bagi inovasi suatu industri, atau yang memberikan
kesempatan/peluang untuk berbagi aktivitas kritis suatu industri.

Dalam model berlian tersebut, “kejadian-kejadian yang bersifat kebetulan” (chance


events) dan pemerintah terkait dengan hal-hal di luar kemampuan perusahaan, seperti
adanya penemuan murni, diskontinuitas teknologi yang besar, diskontinuitas dalam
biaya input, perubahan yang signifikan dalam pasar keuangan dunia atau nilai tukar,
berkembangnya permintaan regional atau dunia, keputusan politik pemerintah asing,
dan peperangan.
Setiap atribut yang terdapat dalam Teori Berlian Porter memiliki poin-poin penting
yang menjelaskan secara detail atribut yang ada, dengan penjelasnya sebagai berikut ;

1. Kondisi Faktor Sumberdaya

Posisi suatu bangsa berdasarkan sumberdaya yang dimilikinya merupakan faktor


produksi yang diperlukan untuk bersaing dalam industri tertentu. Faktor produksi
tersebut digolongkan pada lima kelompok ;

a) Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia yang mempengaruhi daya saing industri nasional terdiri dari
jumlah tenaga kerja yang tersedia, kemampuan manajerial dan keterampilan yang
dimilikinya, biaya tenaga kerja yang berlaku (tingkat upah) dan etika kerja (termasuk
moral).

b) Sumberdaya Fisik/Alam

Sumberdaya fisik atau sumberdaya alam yang mempengaruhi dayasaing industri


nasional mencakup biaya, kualitas, aksesbilitas, ukuran lahan (lokasi), ketersediaan
air, mineral dan energi serta sumber daya pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan (termasuk sumberdaya perairan laut lainnya), dan sumber peternakan, serta
sumberdaya alam lainnya, baik yang dapat diperbarui maupun yang tidak dapat
diperbarui. Begitu juga kondisi cuaca dan iklim, luas wilayah geografis, kondisi
topografis dan lain-lain.

c) Sumberdaya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sumberdaya IPTEK mencakup ketersediaan pengetahuan pasar pengetahuan ilmiah


yang menunjang dan diperlukan dalam memproduksi barang dan jasa. Begitu juga
ketersediaan sumber-sumber pengetahuan dan teknologi, seperti perguruan tinggi,
lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga
statistik, literatur bisnis dan ilmiah, basis data, laporan penelitian, asosiasi pengusaha,
asosiasi perdagangan dan sumber pengetahuan dan teknologi lainnya.

d) Sumberdaya Modal

Sumberdaya modal yang mempengaruhi dayasaing nasional terdiri dari jumlah dan
biaya (suku bunga) yang tersedia, jenis pembiayaan (sumber modal), aksesibilitas
terhadap pembiayaan, kondisi lembaga pembiayaan dan perbankan, tingkat tabungan
masyarakat, peraturan keuangan, kondisi moneter dan fiskal, serta peraturan moneter
dan fiskal.

e) Sumberdaya Infrastruktur

Sumberdaya infrastruktur yang mempengaruhi dayasaing nasional dapat

dilihat dari ketersediaan, jenis, mutu, dan biaya penggunaan infrastruktur yang

mempengaruhi persaingan, termasuk sistem transportasi, komunikasi, pembayaran

dan transfer dana, air bersih, energi listrik dan lain-lain.

2. Kondisi Permintaan

Kondisi permintaan dalam negeri merupakan faktor penentu dayasaing

industri nasional, terutama mutu pemintaan domestik. Mutu permintaan domestik

merupakan sarana pembelajaran perusahaan domestik untuk bersaing di pasar

global. Mutu permintaan (pesaingan yang ketat) di dalam negeri memberikan

tantangan bagi setiap pasar domestik. Ada tiga faktor kondisi permintaan yang

mempengaruhi dayasaing nasional ;

a. Komposisi Permintaan Domestik


Karakteristik permintaan domestik sangat mempengaruhi dayasaing

nasional. Karakteristik tersebut meliputi ;

1) Struktur segmen permintaan merupakan faktor penentu dayasaing Industri

nasional. Pada sebagian besar industri, permintaan yang ada telah

tersegmentasi atau dipersempit menjadi beberapa bagian yang lebih

spesifik. Pada umumnya perusahaan lebih mudah memperoleh dayasaing

pada struktur segmen permintaan yang lebih luas dibandingkan dengan

struktur segmen yang sempit.

2) Pengalaman dan selera pembeli yang tinggi akan meningkatkan tekanan

kepada produsen untuk menghasilkan produk yang bermutu dan

memenuhi standar yang tinggi, yang mencakup standar mutu produk, fiturfitur pada
produk dan pelayanan.

3) Antisipasi kebutuhan pembeli yang baik dari perusahaan dalam negeri

merupakan suatu poin dalam memperoleh keunggulan dayasaing.

b. Jumlah Permintaan dan Pola Pertumbuhan

Jumlah atau besarnya permintaan domestik mempengaruhi tingkat

persaingan dalam negeri, terutama disebabkan oleh jumlah pembeli bebas, tingkat

pertumbuhan permintaan domestik, timbulnya permintaan baru, dan kejenuhan

permintaan lebih awal sebagai akibat perusahaan domestik melakukan penetrasi

pasar lebih awal. Pasar domestik yang luas dapat diarahkan untuk mendapatkan
keunggulan kompetitif dalam suatu industri. Hal ini terjadi jika industri dilakukan

dalam skala ekonomis melalui adanya penanaman modal dengan membangun

fasilitas skala besar, pengembangan teknologi dan peningkatan produktifitas.

c. Permintaan Luar Negeri Terhadap Nasional

Pembeli lokal yang merupakan pembeli dari luar negeri akan mendorong

dayasaing industri nasional kerena dapat membawa produk tersebut keluar negeri.

Konsumen yang memiliki mobilitas internasional tinggi dan sering mengunjungi

suatu negara juga dapat mendorong dan meningkatkan dayasaing produk negeri

yang dikunjungi tersebut.

3. Industri Terkait dan Industri Pendukung

Keberadaan industri pendukung dan industri terkait yang memiliki

dayasaing global juga akan mempengaruhi dayasaing industri utamanya. Industri

hulu yang memiliki dayasaing global akan memasok input bagi industri utama

dengan harga lebih murah, mutu yang lebih baik, pelayanan yang cepat,

pengiriman tepat waktu dan jumah sesuai dengan kebutuhan industri utama,

sehingga industri tersebut juga akan memiliki dayasaing global yang tinggi.

Begitu juga industri hilir yang menggunakan produk industri utama sebagai bahan

baku. Apabila industri hilir memiliki dayasaing global maka industri hilir tersebut

dapat menarik industri hulunya untuk memperoleh dayasaing global.


4. Struktur, Persaingan dan Strategi Perusahaan

Tingkat persaingan dalam industri merupakan salah satu pendorong bagi

perusahaan-perusahaan yang berkompetisi untuk terus melakukan inovasi.

Keberadaan pesaing lokal yang handal dan kuat merupakan faktor penentu dan

sebagai motor penggerak untuk memberikan tekanan antar perusahaan untuk

berkompetisi dan terus melakukan inovasi. Keberadaan pesaing lokal yang handal

dan kuat merupakan faktor penentu sebagai motor penggerak untuk memberikan

tekanan pada perusahaan lain untuk meningkatkan dayasaingnya. Perusahaan-

peruahaan yang telah terbukti bersaing ketat dalam industri nasional akan lebih

mudah memenangkan persaingan internasional dibandingkan dengan


perusahaanperusahaan yang belum memliki dayasaing nasional atau berada dalam
industri

yang tingkat persaingannya rendah.

Strukur industri dan struktur perusahaan juga menentukan dayasaing

yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang tercakup dalam industri tersebut.

Struktur industri yang monopolistik kurang memiliki daya dorong untuk

melakukan perbaikan-perbaikan serta inovasi-inovasi baru dibandingkan dengan

struktur industri yang bersaing. Di lain pihak, struktur perusahaan yang berada

dalam industri sangat berpengaruh terhadap bagaimana perusahaan yang

bersangkutan dikelola dan dikembangkan dalam suasana tekanan persaingan, baik


domestik maupun internasional. Di samping itu, juga berpengaruh pada strategi

perusahaan untuk memenangkan persaingan domestik dan internasional. Dengan

demikian secara tidak langsung akan meningkatkan dayasaing global industri

yang bersangkutan.

5. Peran Pemerintah

Peran pemerintah merupakan variabel pendukung dari Teori Berlian

Porter. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat variabel utama. Variabel

kondisi faktor sumberdaya dipengaruhi melalui subsidi, kebijakan pasar modal,

kebijakan pendidikan dan lain sebagainya. Peranan pemerintah dalam membentuk

kondisi permintaan domesik seringkali sulit untuk dijelaskan. Pemerintah juga

bertugas menetapkan standar produk lokal melalui departemen - departemen yang

ada. Pemerintah juga seringkali menjadi pembeli utama, misalnya pembelian alat

telekomunikasi atau penerbangan untuk keperluan negara. Bahkan pemerintah

dapat juga menjadi penjual utama atau memegang kekuasaan atas produk-produk

vital yang menyangkut kepentingan rakyat banyak. Pada bagian industri

pendukung dan terkait, pemerintah dapat membentuk polanya, seperti dengan

mengkontrol media periklanan dan membuat regulasi dari pelayanan pendukung.

Disamping itu, pemerintah juga dapat mempengaruhi persaingan, struktur dan

strategi perusahaan melalui regulasi pasar modal, kebijakan pajak dan


peundangundangan.
6. Peran Kesempatan

Kesempatan mempunyai dampak yang asimetris atau hanya berlaku satu

arah terhadap keempat faktor utama dari Teori Berlian Porter. Faktor Peluang

seringkali merupakan suatu hal yang besar di luar kekuatan dari industri dan juga

pemerintah dalam mempengaruhi keunggulan kompetitif, yaitu hak paten, perang,

keputusan politik dari pemerintah luar negeri dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai