Anda di halaman 1dari 4

Ancaman Pemain Baru (Moderate)

Dalam industri properti, pendatang baru pada bisnis ini cenderung sedikit karena

pasar yang cenderung oligopoli, hanya sedikit pemain di industri ini. tidak lain karena

modal yang dibutuhkan perusahaan properti sangat besar. Ada beberapa pendatang baru

di bisnis properti. Setiap tahunnya saja dari 2010-2019 hanya ada 3 perusahaan

pendatang baru yang memasuki bursa saham.

2. Ancaman Produk Substitusi (Low)

Bisnis utama perusahaan ini meliputi pengembangan ritel, perumahan,

perdagangan dan perhotelan. BSDE merupakan salah satu pelopor konsep superblok di

Indonesia yang mengembangkan pusat perbelanjaan ritel, perkantoran, kondominium

dan hotel yang berskala besar. Ancaman substitusi produk atau jasa Bumi Serpong ini

meliputi apartemen, ruko, guest house dan lain sebagainya. Sinarmas land, induk

perusahaan Bumi Serpong, mengembangkan sebuah ekosistem digital yang


memungkinkan penduduknya menetap, belajar, sampai membuka usaha di BSD City

dengan ditunjang infrastruktur, lingkungan dan budaya yang berbasis teknologi. Smart

city yang diusung ini tidak memiliki produk pengganti dengan perusahaan pesaing

lainnya. Terlebih lagi, Sinarmas Land telah melakukan kerja sama dengan Microsoft

untuk pengembangan konsep smart city.

3. Daya Tawar Supplier (Moderate)

Pada Bumi Serpong Damai, setiap proyek yang dikerjakan memerlukan berbagai

macam bahan baku. Bahan baku yang paling banyak digunakan adalah semen,

aluminium, besi, dan kaca. Perusahaan yang memproduksi bahan baku tersebut tidak

terlalu banyak karena memang mereka sudah pemain lama dengan kapabilitas yang

besar. Switching cost tinggi karena memang produsen bahan baku yang tidak terlalu

banyak. Sementara, ketersediaan substitusi input BSDE juga tidak terlalu banyak antara

pemasok. Bumi Serpong pun membutuhkan perusahaan-perusahaan penyedia bahan


baku untuk setiap proyek smart city.

4. Daya Tawar Konsumen (High)

Kekuatan tawar menawar dengan pembeli pada dasarnya dipengaruhi oleh

sensitivitas harga dan kekuatan tawar menawar relatif. Bumi Serpong dalam industri

properti sedang berada pada posisi yang kuat karena tingginya tingkat permintaan

residensial, ritel dan bangunan perkantoran dan properti lainnya. Dapat dilihat dari

peningkatan harga properti karena permintaan yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh

kebutuhan masyarakat terhadap properti semakin besar seiring pertambahan jumlah

penduduk terlebih di kota besar seperti Jakarta terutama dengan produk perusahaan

yaitu smart city. Pengembangan kota mandiri dengan hunian terpadu menggunakan

teknologi pintar menjadi nilai lebih untuk ditawarkan kepada konsumen

5. Tingkat Persaingan dengan Kompetitor (High)


Adanya beberapa perusahaan dalam suatu industri akan mempengaruhi tingkat

profitabilitas perusahaan-perusahaan itu. Untuk mendapatkan laba sebesar-besarnya,

setiap perusahaan mempunyai strategi dan taktik khusus dalam menjalani usahanya

sekaligus untuk mengatasi tekanan persaingan dari perusahaan lainnya. Bisnis properti

yang menjanjikan memunculkan para pemain baru yang memberi warna pada

persaingan bisnis properti. Tetapi, pemain lama masih bisa mempertahankan 3 posisi

teratas dan salah satunya adalah Bumi Serpong Damai. Intensitas persaingan masih

tinggi karena berbagai proyek di Jawa masih tersebar dengan emiten properti lainnya.

Persaingan paling ketat berada di kawasan superblok yang terletak di Jakarta dan

Surabaya. HHI untuk 5 pemain terbesar (PWON, LPKR, CTRA, dan POLL)

Anda mungkin juga menyukai