Anda di halaman 1dari 2

CHAPTER 9 – NEW PRODUCT DEVELOPMENT

BUILD-BORROW-BUY FRAMEWORK penggabungan dengan perusahaan yang lebih mengerti pasar yang
Konseptual yang membantu perusahaan untuk menentukan mana yang lebih ditargetkan akan menjadi nilai plus untuk bisa lebih mudah masuk ke pasar
baik dipilih antara: tersebut.
- Build (bangun system baru untuk perkembangan internal firm nya) • Hedge against uncertainty (melindungi diri dari ketidakpastian)
- Borrow (buat perjanjian kontrak antar 2 firm untuk perkembangan masing2 Melindungi perusahaan dari ketidakpastian pasar yang selalu bergerak
firm – risk-an karena salah satu firm bisa sewaktu-waktu pergi ketika sudah dinamis dan tidak pasti. Misalkan, google berusaha untuk melakukan
unggul) strategic alliances dan berujung pada akuisisi perusahaan kecil agar tidak
- Buy (peroleh sumber baru, kompetensi baru & kapabilitas baru yang sudah mengganggu pasar dalam memasarkan produk-produknya.
bisa langsung dioperasikan/digunakan. Opsi ini jika punya modal besar, cth • Access critical complementary assets (untuk mengakses asset perusahaan
akuisisi) target yang penting/krusial)
Perusahaan dapat peroleh sumber daya baru untuk atasi resource gap Ketika punya produk atau layanan baru, pasti butuh asset yang baik dari segi
(kesenjangan sumber daya) karena keunggulan kompetitif yang dimiliki produksi, hingga pemasarannya. Membangun/membuat asset baru (seperti
perusahaan competitor nya dengan 3 model ini. keahlian pemasaran dan peraturan atau tenaga penjualan) seringkali mahal
dan menghabiskan waktu. Aliansi strategis memungkinkan perusahaan untuk
PERTANYAAN BUILD-BORROW-BUY FRAMEWORK: (PERTANYAAN BERTAHAP mencocokkan keterampilan dan sumber daya untuk lengkapi kebutuhan atas
& TERINTEGRASI SATU SAMA LAIN) asset yang dibutuhkan secara memadai. Selain itu, perjanjian lisensi
semacam ini memungkinkan mitra untuk mendapatkan keuntungan dari
pembagian kerja, memungkinkan masing-masing untuk secara efisien fokus
pada kompetensi intinya.
• Learn new capabilities (untuk pelajari kapasitas & kapabilitas baru)
Kerjasama dapat mengarah pada perlombaan belajar dalam aliansi strategis,
situasi di mana kedua mitra termotivasi untuk membentuk perjanjian
penggabungan untuk saling belajar untuk dapat kapabilitas/keterampilan
baru, tapi sebenarnya mereka sama-sama bersaing. Perusahaan yang belajar
lebih cepat dan mencapai tujuannya lebih cepat potensi untuk berhenti
melakukan kerjasama atau, setidaknya, untuk mengurangi dalam berbagi
pengetahuan perusahaannya.

GOVERNING STRATEGIC ALLIANCES

• Relevancy – apakah sumber daya internal perusahaan bisa hadapi resource


gap yang ada atau harus build sumber daya baru untuk keunggulan
kompetitif?
Jika sumber daya internal relevan untuk dapat mengatasi resource gap antara
perusahaannya dengan perusahaan competitor, maka perusahaan harus
membangun resource yang dibutuhkan itu sendiri dengan pengembangan
internal nya sendiri.
• Tradability – apakah sumber daya yang dibutuhkan tersedia di eksternal
perusahaan?
Jika sumber daya tesedia di eksternal, perusahaan dapat meminjam sumber
daya dengan melakukan perjanjian kontrak dengan perusahaan lain untuk
bisa miliki sumber daya secara sementara (seperti waralaba, atau lisensi)
• Closeness - seberapa dekat perusahaan kita dengan mitra?
Perusahaan peroleh sumber daya baru dengan melakukan strategic alliance
(penggabungan strategis) dengan perusahaan lain yang menjadi mitra
perusahaan kita (perusahaan kenal dekat dengan perusahaan yang dituju
untuk melakukan aliansi). Aliansi strategis dilakukan karena akuisisi&merger
sangat mahal
• Integration – seberapa baik kita dapat berintegrasi dengan perusahaan
yang dituju?
Perusaahan harus pertimbangkan seberapa baik integrasi yang akan tercipta
dengan perusahaan yang akan dituju ketika melakukan merger/akuisisi yang • Non-equity alliances
keluarkan banyak biaya. Karena strategic alliances lebih murah, maka Bukan berdasarkan modal. Berdasarkan kontrak antar perusahaan yang
strategic alliances akan jadi opsi terbaik untuk digunakan terlebihdulu melakukan non-equity alliances (sifat: aliansi strategis vertikal). Perusahaan
mengetahui integrase kita dengan firm target sebelum melakukan akuisisi. berbagi pengetahuan eksplisit (pengetahuan yang bukan dari segi
operasional, seperti belajar sifat&kondisi pasarnya). sifatnya tidak intim atau
STRATEGI ALIANSI (STRATEGIC ALLIANCES) tidak menjangkau hingga core business. Karena sifat kontraktualnya, aliansi
Aliansi strategis adalah pengaturan secara sukarela antar 2/lebih perusahaan non-ekuitas bersifat fleksibel dan mudah untuk dimulai dan diakhiri. Namun,
dalam berbagi pengetahuan, sumber daya & kapabilitas dengan maksud untuk karena sifatnya sementara, mereka juga terkadang menghasilkan ikatan yang
kembangkan proses, produk atau pelayanan yang dimiliki 2/lebih perusahaan lemah antara mitra aliansi, yang dapat mengakibatkan kurangnya
yang melakukan aliansi/penggabungan secara strategis. Aliansi strategis kepercayaan dan komitmen.
dilakukan perusahaan untuk dapat mengambil sumber daya atau nilai yang • Equity alliances
dimiliki perusahaan yang dijadikan target nya serta dapat ciptakan kombinasi Dalam perjanjiannya, ada salah satu perusahaan yang menjadi partner
sumberdaya yang berharga, mahal, langka, dan sulit ditiru karena kombinasi ownership (memiliki kepemilikan secara parsial) karena perusahaan ini
sumber daya antar perusahaan yang beraliansi strategis itu unik. memberi modal ke perusahaan lainnya dengan tujuan agar bisa tau detail
spesifik internal perusahaan target nya. Hal tersebut dilakukan agar bisa
KENAPA PERUSAHAAN MELAKUKAN STRATEGIC ALLIANCES (ALIANSI mempelajari detail internal perusahaan yang didanai dan mengerti cara-cara
STRATEGIS/PENGGABUNGAN DENGAN PERUSAHAAN LAIN) yang dilakukan perusahaan yang didanainya.
• Strengthen competitive position (memperkuat posisi persaingan yang • Joint ventures
kompetitif dari perusahaannya) Bentuk yang paling erat dalam strategic alliances. Sifat tidak permanen.
dapat memperkuat perusahaannya dengan mengembangkan focus industry Memerlukan negosiasi panjang dan investasi yang signifikan. Merupakan 2
yang dijalaninya (produk/jasa yang ditawarkan berasal dari industry yang atau lebih perusahaan yang bergabung dan melakukan perjanjian dan
beragam, tidak hanya satu, dan makin dikembangkan terus menerus). Maka menghasilkan perusahaan baru (anak perusahaan) yang melakukan kegiatan
perusahaan melakukan strategic alliances dengan perusahaan yang telah usaha juga atas hasil modal yang dilakukan antar perusahaan dalam
berkecimpung di bidang untuk dapat mengerti industry yang akan membuat perusahaan baru tersebut. Bisa jadi opsi bagi perusahaan sebelum
dimasukinya. melakukan akuisisi/merger, yang ingin tau apakah perusahaan target dapat
• Enter new markets (untuk masuk ke pasar baru yang lebih luas) terintegrasi secara baik dengan perusahaan kita untuk dapat nantinya bisa
Masuk ke pasar baru yang lebih luas dengan cara penggabungan dengan diakuisisi/di merger.
perusahaan lain yang telah lebih dulu menguasai pasar tersebut. Melakukan
CHAPTER 9 – NEW PRODUCT DEVELOPMENT
KEMAMPUAN MANAJEMEN ALIANSI 1. Untuk mendapatkan akses ke new market dan memperluas jaringan
Kemampuan manajemen aliansi adalah kemampuan perusahaan untuk secara distribusi
efektif mengelola tugas-tugas yang berhubungan dengan aliansi secara 2. Untuk mendapatkan kemapuan dan kompetensi baru
bersamaan, seringkali melintasi portofolio dari banyak aliansi yang berbeda. 3. Untuk menyaingi/ mendahului sangingan (rival)
3 Kemampuan manajemen aliansi :
APAKAH MERGER & AKUISISI MENCIPTAKAN KEMAMPUAN BERSAING?
Secara actual, rata-rata merger dan akuisisi malah berdampak buruk, tapi masih
banyak dilakukan kebanyakan perusahaan, alasannya adalah:
MASALAH UTAMA (PRINCIPAL – AGENT PROBLEMS)
Untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang berkorelasi dengan prestige,
power, and pay yang dimana hal tersebut membutuhkan kompensasi yang
lebih tinggi dan meningkatkan tunjangan perusahaan, sehingga perusahaan
PEMILIHAN MITRA DAN PEMBENTUKAN ALIANSI membutuhkan sumber daya yang lebih banyak dan akhirnya memilih untuk
Kecocokan antar mitra akan menciptakan penyesuaian budaya dari perusahaan melakukan merger / akuisisi.
yang berbeda. KEINGINAN UNTUK MENGATASI KETIDAKMAMPUAN DALAM BERSAING
DESAIN DAN TATA KELOLA ALIANSI (COMPETITIVE DISADVENTAGE)
Setelah dua atau lebih perusahaan aliansi setuju (mengizinkan), manajer Dalam beberapa kasus merger & akuisisi bukan untuk tujuan meningkatkan
kemudian harus merancang dan memilih mekanisme tata kelola yang tepat dari keunggulan bersaing (competitive adventage), tetapi tujuannya adalah untuk
antara tiga opsi: non-equity contractual agreement, equity alliances, or joint mengatasi ketidakmampuan dalam bersaing (competitive disadventage).
venture. AKUSISI SECARA SUPERIOR (SUPERIOR ACQUISITION) KAPASITAS INTEGRASI
MANJEMEN ALIANSI PASCA-PEMBENTUKAN (INTEGRATION CAPABILITY)
Untuk menjadikan hubungan kemitraan menjadi sumber dari keunggulan Akuisisi secara superior dan kapasitas integrasi tidak terdistribusi secara merata
bersaing, kemitraan perlu menciptakan kombinasi sumber daya yang saling di seluruh perusahaan. Meskipun biasanya merger dan akuisisi, rata-rata,
menguntungkan. Hal yang harus dilakukan untuk menciptakan hal tersebut berdampak buruk, itu tidak mengecualikan kemungkinan bahwa beberapa
adalah: perusahaan secara konsisten dapat mengidentifikasi, memperoleh, dan
mengintegrasikan perusahaan yang diakuisisi untuk memperkuat posisi
kompetitif perusahaan. Saat hal tersebut menghasilkan hasil yang bernilai,
langka, dan sulit ditiru, akuisisi secara superior dan kapasitas integrasi yang
unggul, jika disandingkan dengan pelajaran dari pengalaman masa lalu, dapat
menghasilkan competitive adventage.

KETERLIBATAN DALAM MANAJEMEN STRATEGI


Kita sekarang telah dapat menyimpulkan bahwa Akuisisi dan aliansi adalah
salah satu tunggangan (fasilitas) utama dalam menjalankan strategi
perusahaan, dengan kelebihan dan kekurangannya. Dari bab ini juga jelas
bahwa aliansi strategis, serta merger dan akuisisi, adalah fenomena global.
Dalam bab berikutnya, kita membahas strategi dalam a
dunia global
- Membangun hubungan investasi khusus
- Menciptakan rutinitas dalam berbagi pengetahuan
- Membangun kepercayaan

Dalam tim aliansi, terdapat 3 jenis anggota:


- The alliance champion – Eksekutif yang memiliki tanggung jawab untuk
memberikan dukungan tingkat tinggi dan bertanggung jawab atas semua
kesalahan
- The alliance leader – Memiliki kemampuan dan pengetahuan spesifik terkait
bidang teknikal
- The alliance manager – Me-manage pengolahan sumberdaya dan menjadi
penghubung bisnis antar partner aliansi. Manager juga bertanggung jawab
untuk melakukan pelatihan dan pengembangan aliansi.

MERGER (penggabungan) DAN AKUISISI


- Merger = 2/ lebih Perusahaan bergabung secara sukarela/ tidak sukarela,
melebur perusahaannya dan membentuk perusahaan baru (A+B=C)
- Acquisition = 2/ lebih Perusahaan bergabung dengan adanya pihak yang lebih
berkuasa/ lebih mendominasi. Perusahaan yang lebih lemah menjual
perusahaannya keperusahaan yang lebih kuat. (A+B=A)
- Hostile Takeover = 2/ lebih Perusahaan bergabung karena adanya
perusahaan yang lebih lemah menjual perusahaannya ke perusahaan yang
lebih kuat secara terpaksa. Hal tersebut dikarenakan perusahaan lemah
tersebut memiliki utang terhadap perusahaan yang lebih kuat dan tidak
mampu membayar utangnya sehingga perusahaan yang lebih kuat berhak
mengambil alih kekuasaan di perusahaan yang lebih lemah tersebut.

KENAPA PERUSAHAAN MELAKUKAN PENGGABUNGAN DENGAN


KOMPETITOR?
Di point pembahasan ini penggabungan/merger difokuskan dengan jenis
penggabungan ‘Integrasi horizontal’
- Integrasi horizontal = Proses penggabungan perusahaan dengan competitor
yang memiliki industry yang sama.
Terdapat 3 keuntungan dari strategi integrasi horisontal :
1. Mengurangi intensitas persaingan
2. Mengurangi biaya (karena persaingan berkurang)
3. Menciptakan perbedaan (dari kompititor lain, kenapa beda? karena ada
2 hal yang ‘menyatu’ sehingga menciptakan produk baru yang berbeda)

KENAPA PERUSAHAAN MENGAKUISISI PERUSAHAAN LAIN?


Terdapat 3 alasan perusahaan mengakuisisi perusahaan lain :

Anda mungkin juga menyukai