0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
191 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen piutang perusahaan, termasuk kebijakan kredit, opportunity cost, penyesuaian termin kredit, dan perputaran piutang. Tujuannya adalah memahami manajemen piutang dan kebijakan kredit perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen piutang perusahaan, termasuk kebijakan kredit, opportunity cost, penyesuaian termin kredit, dan perputaran piutang. Tujuannya adalah memahami manajemen piutang dan kebijakan kredit perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen piutang perusahaan, termasuk kebijakan kredit, opportunity cost, penyesuaian termin kredit, dan perputaran piutang. Tujuannya adalah memahami manajemen piutang dan kebijakan kredit perusahaan.
Pendahuluan Piutang dan kebijakan kredit Opportunity cost & cash discount Penyesuaian termin kredit Perputaran piutang Tujuan instruksional khusus
1. Megerti dan memahami piutang dan kebija-
kan kredit 2. Memahami dan mengerti opportunity cost dan cash discount 3. Memahami dan dapat mengaplikasikan kebi- jakan kredit 4. Memahami kinerja piutang Pendahuluan
Piutang merupakan klaim perusahaan pada
persediaan yang telah dijual kepada pelanggan secara kredit.
Persediaan Piutang Kas
Perusahaan menggunakan kas untuk membeli
atau memproduksi item dari persediaan, yang kemudian dijual secara kredit kepada kustomer setelah beberapa waktu melalui kebijakan kredit piutang tersebut dikumpulkan menjadi kas Piutang dan kebijakan kredit
Kebanyakan perusahaan inves pada piutang
cukup besar, hal ini disebabkan perusahaan meningkatkan penjualannya dengan cara mem beri kredit pada pelanggannya. Disatu sisi kredit akan sangat menarik pelanggan untuk membeli produk, berarti dapat mendorong naiknya volume penjualan yang berarti pula meningkatkan laba, tetapi disisi lain hal ini dapat pula meningkatkan risiko tidak tertagih nya piutang. Tiga keputusan sebelum memberikan kredit
1. Standar kredit apa yang harus digunakan
untuk mengevaluasi kustomer 2. Termin kredit bagaimana yang harus diguna kan perusahaan untuk menjual produknya kepada kustomer. 3. Bagaimana perusahaan harus menghimpun piutang Standar kredit
Standar kredit adalah kriteria perusahaan yang
digunakan untuk menentukan apakah kustomer layak diberi kredit atau tidak dan apakah kustomer yang ada perlu diberi kredit lebih lanjut. Oleh karena itu perusahaan akan sampai pada kondisi berikut: 1. Memberi kredit sesuai dengan permintaan 2. Memberi kredit kurang dari permintaan 3. Mempertimbangkan kembali pemberian kredit setelah mengalami beberapa waktu Lima C dari kredit
Manajer keuangan sering menggunakan 5 C
dari kredit untuk menentukan apakah pemohon kredit memenuhi standar kredit perusahaan atau tidak . 5 C tersebut adalah : 1. Character (moral dari peminjam) 2. Capacity (Kemampuan membayar) 3. Capital (equity dari peminjam) 4. Collateral (Aset yang menjadi jaminan) 5. Condition (iklim ekonomi secara umum) Termin kredit
Kredit termin merupakan termin penjualan
yakni suatu kondisi dimana kustomer harus setuju agar kredit dapat diberikan. Beberapa termin kredit mendorong kustomer untuk membayar lebih awal dengan mendapatkan potongan tunai. Termin lain adalah beberapa hari setelah pembelian pembeli dengan kredit harus membayar tunai atau diberi waktu hingga akhir bulan untuk membayar hutangnya. Opportunity cost dan cash discount
Perusahaan menciptakan kesempatan (dan
opportunity cost) untuk pelanggannya ketika perusahaan menawarkan potongan tunai untuk pembayaran yang lebih awal. Contoh, PT. X menggunakan termin kredit 2/10 - n/30 Termin ini memberikan informasi kepada kustomer bahwa bila mereka membayar sampai dengan hari ke 10 setelah pembelian, maka akan mendapatkan potongan 2% dari harga beli dan dia boleh membayar sampai dengan hari ke 30 Perhitungan opportunity cost
Contoh, seorang pelanggan membeli produk
Rp.100 dengan termin kredit 2/10-n/30, Tunjukkan bahwa pelanggan akan mengguna kan masa diskon atau tidak. Bila pelanggan membayar dalam masa diskon maka dia hanya akan membayar Rp.98 (100 - 2%x100), dan dia akan membayar Rp.100 bila pembayaran dilakukan setelah periode diskon yakni selama 20 hari terakhir (30-10). Dari kondisi ini, maka opportunity costnya adalah: Opportunity cost yang dimaksud adalah kesempatan yang hilang selama 20 hari ke depan karena uang kasnya telah dipakai untuk membayar pada periode diskon.
Opportunity cost untuk 20 hari =2/98
= 0.0204 atau 2.04% jumlah 20 hari periode dalam satu tahun adalah = 365/20 = 18.25 Opportunity cost tahunan = 0.0204x18.25 = 0.372 atau 37.2% Secara umum perhitungan tersebut dapat diformulasikan dengan rumus sebagai berikut:
Opportunity cost = (D/1-D)X 365/n
D : cash discount yang ditunjukkan dalam decimal n : jumlah hari selama periode antara batas akhir periode diskon dengan periode akhir pembayaran Penyesuaian termin kredit Opportunity cost untuk pelanggan karena hilangnya kesempatan menggunakan uang karena telah digunakan untuk membayar lebih awal (untuk mendapatkan potongan tunai) mempengaruhi perilaku pembayaran mereka. Perilaku tersebut akan sebagai berikut: 1. Bila opportunity cost karena hilangnya kesempatan lebih besar dari tingkat bunga pinjaman kustomer (r) atau OC > r, maka kustomer akan membayar lebih awal 2. Bila sebaliknya OC < r , maka kustomer membayar akhir Keputusan perubahan termin kredit Untuk meminimisasi investasi pada piutang, manajer keuangan harus yakin bahwa opportunity cost dari termin kredit yang diberi kan pada pelanggan adalah lebih besar dari tingkat bunga secara umum. Contoh, Misalnya termin kredit 1/10-n/40 memiliki opportunity cost 12.3%, bila tingkat bunga Bank meningkat menjadi 15%, kemudian manajer keuangan ingin merubah termin kredit menjadi 1.5/10-n/40. Apakah perubahan tersebut mendorong pelanggan membayar lebih awal Perputaran piutang
Jumlah rupiah dari penjualan kredit per-rupiah
piutang dapat membantu manajer keuangan untuk memantau keseimbangan antara opportunity cost dari termin kredit dengan tingkat bunga pinjaman pelanggan. Rasio ini disebut dengan Account receivable turnover atau perputaran piutang. Bila pelanggan menghentikan untuk membayar pada periode diskon karena mereka menganggap bahwa OC<r maka perputaran piutang menjadi rendah Rata-rata periode pengumpulan piutang
ACP atau average collection period adalah
rata-rata waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang. Manajer keuangan dapat menggunakan kedua rasio tersebut untuk menilai cara alternatif termin kredit. Analisis ini mungkin tidak cukup memadai untuk menilai piutang, perputaran piutang yang rendah dan rata-rata pengumpulan piutang yang panjang dibanding dengan termin kredit yang memberitahukan bahwa upaya peningkatan pengumpulan piutang sangat diperlukan Aging schedule
Merupakan klasifikasi jangka waktu piutang
yang tidak tertagih Contoh Jw (hari) Jumlah Nilai Proporsi 0-30 122 397.598 0.603 31-45 38 104.918 0.159 46-60 19 79.819 0.121 61-75 11 21.802 0.033 76-90 6 13.400 0.020 >90 8 41.613 0.064