Anda di halaman 1dari 14

Bagaimana sistem atau cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola sebagai contoh pembagian

keuntungan dalam perseroan terbatas didasarkan atas apa saja? Blog Mekari Jurnal akan mengulasnya
disini.

Memulai sebuah bisnis tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit.

Bagi yang mempunyai tabungan usaha, permodalan bukan menjadi masalah utama yang dihadapi.

Namun berbeda halnya jika Anda belum mempersiapkan segala sesuatunya dan mempunyai dana yang
terbatas.

Anda bisa tetap memulai usaha dengan sistem bagi hasil.

Jika Anda salah satu yang mempunyai masalah tersebut, melakukan kerja sama dengan cara sistem bagi
hasil usaha pemodal dan pengelola bisa menjadi solusi terbaik.

Pada sistem bagi hasil, bukan hanya Anda yang mendapatkan bantuan dana untuk membangun usaha,
pemodal pun akan mendapatkan keuntungan sebagai balasannya.
Mengenal Tentang Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil adalah sebuah bentuk perjanjian yang dilakukan oleh pengusaha dengan investor untuk
mendapatkan laba atau keuntungan.

Hal ini ditandakan dengan adanya kontrak kerja sama antara kedua belah pihak di mana jika perusahaan
menghasilkan keuntungan, maka akan dilakukan pembagian dari hasil laba.

Tidak hanya keuntungan saja, jika sebaliknya bisnis mengalami kerugian, maka kedua pihak juga harus
menanggungnya bersama sesuai dengan pembagian yang telah disepakat.

Rasio tingkat angka sangat menentukan perjanjian bagi hasil yang dilakukan oleh kedua pihak.

Bahkan jika bisnis yang dijalankan mengalami kerugian pihak-pihak tersebut akan menanggung bersama
sesuai dengan porsi yang sudah disepakati.

Baca juga: Mengenal Tentang Sistem Pemrosesan Transaksi ( Transaction Processing System)

Jenis Metode yang Digunakan dalam Sistem Bagi Hasil


Ada beberapa cara, metode, ataupun skema dalam menentukan sistem bagi hasil antara pihak pengusaha
dan investor, apa saja itu?

1. Profit Sharing
Profit sharing adalah jenis sistem bagi hasil di mana keuntungan yang berasal dari jumlah pendapatan yang
telah dikurang dengan biaya operasional.

Dengan begitu, hasil yang diperoleh merupakan keuntungan atau laba bersih.

2. Gross Profit Sharing


Gross profit sharing atau pembagian laba kotor adalah pembagian hasil keuntungan yang dihitung dari
pendapatan yang kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan ( HPP ) sebuah produk.
Perhitungan laba belum dikurangi dengan beban atau biaya lain seperti biaya pemasaran, administrasi,
pajak, dan lainnya.

3. Revenue Sharing
Revenue sharing adalah jenis pendapatan yang umumya berlaku dalam sistem perbankan.

Hal ini dihitung dari total pendapatan pengelolaan di mana belum dikurangi dengan biaya operasional dan
komisi.

Pola ini dapat digunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah berdasarkan
perjanjian atau akad antara kedua belah pihak.

Baca Juga : Pentingnya Memahami Aplikasi Akuntansi untuk Pengusaha

Cara Menghitung Keuntungan Bagi Hasil Pemodal Dan


Pengelola Usaha
Ada tiga jenis pemberi modal pada sistem bagi hasil yang masing-masing memiliki perhitungan pembagian
keuntungan dalam perseroan terbatas berbeda, berikut adalah cara menghitung dan contoh perhitungannya.

Contoh Perhitungan Bagi Hasil Pemodal Sekaligus Rekan Kerja


Sistem bagi hasil pertama yang bisa Anda temukan adalah pemodal sekaligus rekan kerja.

Jika Anda melakukan patungan bisnis dengan teman, sistem ini sangat mungkin terjadi.

Misalnya, teman Anda memberikan modal sekaligus menjadi rekan kerja aktif.

Namun, ingat bahwa rekan kerja aktif juga merupakan karyawan.

Oleh sebab itu, ia juga berhak mendapatkan dua penghasilan, yakni dividen dari modal dan gaji dari hasil
kerjanya.
Dividen atau keuntungan bersih didapatkan setelah dipotong investasi kedepan dan biaya operasional.

Pembagian keuntungan juga disesuaikan oleh besar persentase modal yang ditanamkan di awal oleh
masing-masing pemilik modal.

Sistem bagi hasil keuntungan yang didapatkan pemodal nantinya akan diakumulasi dan diberikan setahun
sekali.

Hak keduanya adalah gaji untuk kinerja selama ini.

Berbeda dari keuntungan, Anda harus memberikannya setiap bulan, bisa di awal atau di akhir bulan
tergantung sistem bisnis yang dianut.

Sebagai contoh, A dan B mendirikan sebuah toko sepatu.

Masing-masing dari mereka mengeluarkan modal untuk pendiriannya sebesar Rp 100 juta dari A dan Rp
200 juta dari B.

Maka modal awal secara keseluruhan sebesar Rp 300 juta.

Dari sini bisa terhitung berapa persentase modal oleh masing-masing pemilik.

Kepemilikan A sebesar

(100 juta/300juta) x 100% = 34%

Kepemilikan B sebesar

(200 juta/300 juta) x 100% = 66%

A dan B sepakat untuk menerima gaji perbulan masing-masing sebesar Rp 6 juta.

Pastikan Anda Sudah Pakai Aplikasi Jurnal! Software Akuntansi Online Terpercaya!
Saya Mau Coba Gratis Jurnal Sekarang!

atau

Saya Mau Bertanya Ke Sales Jurnal Sekarang!

Lantas bagaimana sistem cara menghitung bagi hasil usaha pemodal dan pengelola?

Katakanlah toko sepatu mereka mendapatkan keuntungan sekitar Rp 400 juta pada tahun ini maka estimasi
pembagian keuntungan adalah sebagai berikut.

Keuntungan Rp 400 juta

Investasi tahun depan Rp 200 juta

Biaya operasional Rp 50 juta

Dividen = Rp 150 juta

Perhitungan dividen untuk A dan B:

Dividen untuk A = 34% x Rp 150 juta = Rp 51 juta

Dividen untuk B = 66% x Rp 150 juta = Rp 99 juta

Dan pendapatan masing-masing dari mereka adalah sebagai berikut.

Pendapatan A:

Gaji Rp 6 juta x 12 bulan Rp 72 juta


Dividen Rp 51 juta

Total Rp 123 juta

Pendapatan B:

Gaji Rp 6 juta x 12 bulan Rp 72 juta

Dividen Rp 99 juta

Total Rp 171 juta

Gunakan sistem cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola yang tepat, seperti contoh di atas.

Baca juga : Fitur-Fitur Aplikasi Akuntansi UKM (usaha kecil dan mikro)
Contoh Perhitungan Bagi Hasil Pemodal dalam Bentuk Saham
Sistem investasi pemodal yang membiayai perusahaan dalam bentuk saham sering disebut sebagai
investor.

Karena itu biasanya pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas didasarkan atas berapa saham yang
dimiliki oleh seseorang.

Seorang investor biasanya hanya memberikan modal dan tidak ikut terlibat dalam kegiatan operasional.

Lalu pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas berdasarkan atas apa saja?

Cara pembagian keuntungan pada sistem bagi hasil permodalan ini adalah pengelola mendapatkan gaji
bulanan serta dividen.

Sementara pemodal mendapat penghasilan dari dividen.

Sebelum memulai bisnis, kedua pihak ini harus membuat kesepakatan terlebih dahulu mengenai berapa
persen pembagian untuk masing-masing.

Misalnya C, D, dan E bersepakat untuk membuka bisnis binatu. Lalu, C dan E yang mempunyai modal
sedikit meminta E untuk menjadi investor.

C memberikan Rp 60 juta, D memberikan Rp 60 juta dan E memberikan modal sebesar Rp 180 juta.

Maka modal keseluruhan yang terkumpul yaitu Rp 300 juta.

Baca Juga : Mengenal Definisi, Jenis, dan Cara Menghitung Rasio Profitabilitas
Dari masing-masing modal ini akan memperoleh persentase sebagai berikut:

C mengeluarkan modal sebesar Rp 60 juta

(60 juta/300 juta) x 100% = 20%

D mengeluarkan modal sebesar Rp 60 juta


(60 juta/300 juta) x 100% = 20%

E mengeluarkan modal sebesar Rp 180 juta

(180 juta/300 juta) x 100% = 60%

Bagaimana cara menghitung sistem bagi hasil usaha pemodal dan pengelola, berdasarkan contoh di atas?

Jika pengelola dan investor sepakat, maka persentase pemberian modal ini bisa digunakan sebagai
persentase pembagian keuntungan nantinya.

Ingat kembali bahwa pengelola berhak untuk mendapatkan gaji atas kinerja mereka.

Dan mereka sepakat untuk menggaji diri mereka sebesar RP 5 juta per bulan.

Tahun ini bisnis laundry yang telah berjalan mempunyai keuntungan sekitar RP 300 juta pula.

Selain harga saham, pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas biasanya berdasarkan atas dividen.

Maka estimasi pembagian dividennya sebagai berikut:

Keuntungan Rp 300 juta

Investasi tahun depan Rp 100 juta

Biaya operasional Rp 100 juta

Dividen Rp 100 juta

Baca Juga : Mengenal Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan dan Jenisnya


Selanjutnya perhitungan dividen untuk C, D dan E sebagai sistem cara bagi hasil usaha pemodal dan
pengelola adalah sebagai berikut:
Nominal Dividen untuk C = 20% x Rp 100 juta = Rp 20 juta

Dividen untuk D = 20% x Rp 100 juta = Rp 20 juta

Dividen bagi E = 60% x Rp 100 juta = Rp 60 juta

Dan pendapatan masing-masing mereka adalah sebagai berikut:

Pendapatan C:

Gaji Rp 5 juta x 12 bulan Rp 60 juta

Dividen Rp 20 juta

Total Rp 80 juta

Pendapatan D:

Gaji Rp 5 juta x 12 bulan Rp 60 juta

Dividen Rp 20 juta

Total Rp 80 juta

Pendapatan E

Dividen Rp 60 juta

Baca Juga : Contoh Pencatatan Jurnal Penyesuaian untuk Perusahaan


Contoh Perhitungan Bagi Hasil Pemodal dalam Bentuk Hutang
Bagaimana cara bagi hasil usaha pemodal dan pengelola dalam bentuk ini?
Pemodal jenis ini biasa menyebut dirinya sebagai kreditur.

Seorang kreditur hampir sama dengan investor dalam sebuah bisnis, yakni sekadar memberikan modal.

Namun yang membedakan adalah kreditur memberikan modal dalam bentuk hutang.

Sama ketika Anda berhutang dengan lembaga seperti bank dan lain-lain, dalam perjanjian hutang pasti
terdapat pokok hutang, bunga dan jatuh tempo.

Status modal adalah hutang dan tidak ada keterikatan antara pengelola bisnis dan kreditur.

Sehingga melakukan pelunasan sesuai dengan perjanjian awal dan seberapa banyak pun dividennya tidak
berpengaruh pada pembayaran hutang kemudian.

Begitu juga pada saat bisnis terpuruk, kreditur tidak bisa terlibat dan pengelola bisnis harus tetap menjalani
kewajiban untuk membayar hutang.

Anda harus tetap membayar sesuai dengan jatuh tempo.

Jika melewati tempo yang sudah kedua belah pihak sepakati, maka resiko bunga semakin bertambah, maka
pengelola bisnis harus mampu menghadapinya.

Oleh karena itu sebelum memutuskan untuk mengambil permodalan melalui kreditur, Anda harus
menghitung secara rinci jumlah yang akan dipinjam, kemampuan bisnis dalam memperoleh uang, dan
jangka waktu untuk Anda bisa mengembalikan dana yang dipinjam.

Jangan sampai angka yang Anda keluarkan tidak realistis dan memberatkan Anda ketika harus membayar.

Itu tadi tiga bentuk pembagian keuntungan yang kerap kali Anda temui ketika mendirikan sebuah bisnis.

Anda sah-sah saja melakukan sistem di atas, namun Anda tetap harus memperhatikan beberapa hal.
Buatlah kesepakatan yang jelas apakah modal hanya Anda dapat dari investor atau dari kedua belah pihak.
Khususnya untuk modal dari investor.

Anda harus melakukan kesepakatan dengan sejelas-jelasnya agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.

Untuk semua jenis permodalan, mitra harus mengetahui perkembangan bisnis, batasan waktu pembagian
hasil harus jelas, dan apa model wujud dari pembagian keuntungan tersebut.

Baca Juga : Manfaat dan Fitur Lengkap Dari Aplikasi Akuntansi Online

Gunakan Jurnal Untuk Kelola Keuangan Bisnis Dan


Permudah Sistem Cara Bagi Hasil
Perhatikan pengelolaan keuangan Anda. Jangan sampai menghabiskan keuntungan hanya untuk dinikmati
oleh pemilik bisnis.

Biaya promosi dan investasi perlu menjadi perhatian Anda. Anda harus memastikan ada dana yang tersisa.

Ketahui proporsi yang tepat pada pembagian ini, dengan perhitungan keuangan yang jelas.

Jurnal By Mekari sebagai software sistem akuntansi online nomor satu di Indonesia bisa menjadi solusi
pengelolaan keuangan.

Dengan Jurnal, Anda juga bisa mendapatkan kemudahan pencatatan dan pembukuan untuk modal awal
usaha kapan pun dan di mana pun.

Nikmati uji coba gratis aplikasi akuntansi Mekari Jurnal selama 7 hari disini dan manfaatkan berbagai fitur
yang akan mempermudah bisnis Anda.

Nah, sekarang Anda sudah tahu bagaimana cara menghitung dan contoh sistem bagi hasil usaha pemodal
dan pengelola juga pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas bukan?
Sekarang Anda juga bisa menjawab pertanyaan terkait “Pembagian keuntungan dalam perseroan terbatas
didasarkan atas apa?”

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda yang memerlukannya. Bagikan ke sosial media ya!

Anda mungkin juga menyukai