Kondisi Struktur
Modal Perusahaan
Asumsi:
1. Laba operasi (EBIT) yang diperoleh setiap tahunnya
dianggap konstan.
2. Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham
dibagikan sebagai deviden.
3. Utang yang dipergunakan bersifat permanen.
Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional berpendapat bahwa:
Terdapat struktur modal optimal, yaitu struktur modal yang
memaksimalkan nilai perusahaan atau meminimalkan biaya
modal.
Struktur modal mempengaruhi nilai perusahaan, oleh karenanya
nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan dapat dirubah
dengan cara merubah struktur modal
Pendekatan Tradisional
Contoh 1
PT. ABC struktur modalnya 100% modal sendiri, laba operasi bersih
per tahun Rp 10 juta. Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik
modal (ks) adalah 20%. Tentukan nilai PT. ABC!
Diketahui:
EBIT = Rp 10 juta
Ks = 20% atau 0,2
Ditanya: V ?
Jawab:
ks = E/S S = E/ks = Rp 10 juta/0,2 = Rp 50 juta
V = S = Rp 50 juta
Pendekatan Tradisional
Contoh 1
EBIT = Rp 10 juta
I = Rp 0 -
E = Rp 10 juta
ks = 20% atau 0,20
S = E/ks = Rp 10juta/0,20 = Rp 50 juta
D = Rp 0 -
V = Rp 50 juta
V = Rp 52,27 juta
Jawab:
EBIT (Laba bersih operasi) Rp 10.000.000
I (Bunga) = 5% x Rp 30.000.000 = Rp 1.500.000 -
E (Laba bagi pemegang saham) Rp 8.500.000
ks (keuntungan yg disyaratkan oleh ekuitas)
0,11 :
S (modal sendiri atau saham) Rp 77.272.727
D (utang obligasi) Rp 30.000.000 +
V (nilai perusahaan) Rp107.272.727
Latihan Soal 1
Jawab:
EBIT (Laba bersih operasi) Rp 10.000.000
I (Bunga) = 6% x Rp 60.000.000 = Rp 3.600.000 -
E (Laba bagi pemegang saham) Rp 6.400.000
ks (keuntungan yg disyaratkan oleh MS) 0,14 :
S (modal saham) Rp 45.714.286
D (utang obligasi) Rp 60.000.000+
V (nilai perusahaan) Rp105.714.286
Latihan Soal 2
Dari hasil perhitungan No. 1 dan 2 dengan pendekatan tradisional di atas, dapat
dilihat bahwa struktur modal yang optimal adalah pada no.1, yaitu nilai perusahaan =
Rp 107.272.727,00, memiliki biaya modal = 9,32% dan memberikan harga saham =
Rp 90.909,- dibandingkan dengan No. 2
Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi, baik untuk modal saham
maupun utang setelah perusahaan berubah struktur modalnya.
Pendekatan Modigliani & Miller (MM)
Pada tahun 1950-an, dua orang ekonom menentang
pandangan tradisional struktur modal. Mereka
berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi
nilai perusahaan. kemudian pada awal tahun 1960-an,
kedua ekonom tersebut memasukkan faktor pajak ke
dalam analisis mereka. Mereka sampai pada kesimpulan
bahwa nilai perusahaan dengan utang lebih tinggi
dibandingkan nilai perusahaan tanpa utang. Kenaikan nilai
tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak dari
penggunaan utang.
Pendekatan Modigliani & Miller (MM) – Tanpa Pajak
Menurut Modigliani dan Miller, dalam keadaan pasar modal sempurna
dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan.
Artinya penggunaan utang ataupun tidak, akan memberikan dampak yang
sama terhadap nilai perusahaan.
Atau dengan kata lain, nilai perusahaan tidak tergantung pada leverage
finansial (menggunakan utang atau tidak). Tingkat keuntungan dan risiko
usaha (keputusan investasi) yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.
V
levered = Vunlevered
EBIT = EBIT
WACC ksu
Pendekatan Modigliani & Miller (MM) – Tanpa Pajak
WACC = D . kd + S . ksl
V V
Pendekatan Modigliani & Miller (MM) – Tanpa Pajak
Contoh:
Diketahui bahwa EBIT PT. X adalah Rp 2,8 juta per tahun.
Biaya utang (kd) = 10% dan biaya modal saham jika PT. X
tidak menggunakan utang (ksu) = 14%. Bagaimanakah nilai
perusahaan dan WACC jika struktur modal PT. X :
a.Seluruhnya modal sendiri
WACC = D . kd + S . ksl
V V
= 10 juta . 10% + 10 juta . 18%
20 juta 20 juta
= 5% + 9%
WACC = 14% Vl = EBIT/WACC = 2,8 juta/14% = Rp 20 juta
Pendekatan Modigliani & Miller (MM) – Tanpa Pajak
c. Jika menggunakan utang Rp 15 juta
ksl = ksu + (ksu – kd) (D/S)
= 14% + (14% –10%) (15juta/5 juta)
= 14% + 12%
ksl = 26%
dimana:
Vl = nilai perusahaan yg menggunakan utang
Vu = nilai perusahaan yg tdk menggunakan utang
T = tax rate (pajak)
D = utang
Pendekatan Modigliani & Miller (MM) – Ada Pajak
Nilai perusahaan jika sama sekali tidak menggunakan
utang:
Vu = S = EBIT (1 - T)
ksu
Nilai perusahaan jika menggunakan utang
Vl = EBIT (1 - T)
WACC
Pendekatan Modigliani & Miller (MM) – Ada Pajak
Tingkat kapitalisasi atau keuntungan yg disyaratkan
oleh modal sendiri pada perusahaan yg menggunakan
utang:
ksl = ksu + (ksu – kd)(1-T)(D/S)
Dibawah ini terdapat perhitungan rugi laba untuk PT. A (yang tidak
mempunyai utang) dan PT. B (yang mempunyai utang).
PT. A PT. B
EBIT (Rp) 10.000.000 10.000.000
INTEREST (Rp) - 4.000.000
EBT (Rp) 10.000.000 6.000.000
TAX 25% (Rp) 2.500.000 1.500.000
EAT 7.500.000 4.500.000
Jika ksu PT. A = 20% dan Kd = 16%, tentukan nilai PT. A dan PT. B!