Nama Kelompok: 1. Matthew Gomies 37408003 2. Venny Dwiyanti 37408010 3. Inge Talia 37408018 4. Gentry DSG 37408039
Struktur Modal
Struktur Modal (Capital Structure) adalah kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Jika kita mengetahui apakah benar struktur modal dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi struktur modal optimal , maka keputusan finansial akan dapat dibuat dengan akurat.
5. Leverage ratio nampaknya berhubungan terbalik dengan perkiraan biaya financial distress. 6. Existing shareholder konsisten menganggap meningkatnya hutang sebagai peristiwa baik dan sebaliknya. 7. Biaya emisi sekuritas baru tidak banyak berpengaruh terhadap pola struktur modal.
8. Struktur kepemilikan nampaknya mempengaruhi struktur modal namun hubungan yang sebenarnya dari keduanya belum jelas. 9. Perusahaan yang terpaksa mengubah struktur modalnya karena suatu sebab akan kembali berusaha ke struktur modal semula.
2.
Pecking Order Hypothesis (Myers,1984) Dibangun dengan landasan asumsi : A. Adanya Assymetric Information. B. Manajer bertindak untuk kepentingan existing shareholder. Teori ini mengatakan bahwa perusahaan akan memprioritaskan penggunaan sumber pendanaan berdasar principle of least effort (Internal Financing-Debt-Equity) dan equity financing dianggap sebagai jalan terakhir pendanaan. Jadi internal funds akan digunakan pertama kali untuk pendanaan , setelah habis maka perusahaan akan menggunakan hutang untuk pendanaan , dan setelah hutang perusahaan dianggap sudah mencapai batasnya maka barulah dilakukan pendanaan dari ekuitas.
3. Signaling Model of Financial Structure Teori ini dibangun berdasarkan asumsi adanya asymmetric information. Karena adanya Assymetric Information maka manajer akan berusaha memberi sinyal kepada investor bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal. Sinyal yang diberikan adalah dipakainya porsi hutang yang lebih besar di perusahaan ,karena hanya perusahaan yang kuat yang berani menanggung resiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi hutang yang relatif tinggi. Investor kemudian akan menilai perusahaan yang lebih tinggi porsi hutangnya dengan harga yang lebih mahal.
Irrelevance Theory
Dibangun oleh Modigliani dan Miller (1958) Asumsi : A. Pasar modal bersifat frictionless (tidak ada pajak dan biaya transaksi , jual beli terjadi secara instan) B. Perusahaan hanya menerbitkan 2 jenis sekuritas yaitu risky equity dan risk-free debt. C. Perusahaan dapat pinjam atau meminjamkan dana dengan tingkat bunga bebas resiko. D. Investor memiliki homogeneous expectation tentang aliran laba perusahaan dimasa mendatang. E. Semua perusahaan diklasifikasikan dalam equivalent return classes sehingga return atas saham dalam satu kelas akan saling berkolerasi sempurna.
Preposisi I Misal suatu perusahaan j. Dj = Nilai pasar Hutang Sj = Nilai pasar Ekuitas Vj = Total nilai Sekuritas Vj = Dj + Sj Preposisi yang dinyatakan MM adalah sbb: Vj = Dj + Sj = NOIj/pk Nilai pasar suatu perusahaan tergantung pada nilai kapitalisasi (present value) dari ekspektasi return pada tingkat p dan bukan tergantung pada struktur modal perusahaan.
MM membuktikan bahwa akan ada proses arbitrage jika ada perbedaan nilai pasar antara suatu perusahaan yang memiliki hutang dengan nilai pasar yang tidak punya hutang, padahal kedua perusahaan berada dalam kelas yang sama. Tetapi karena semua orang akan memanfaatkan peluang arbitrage yang terjadi maka peluang arbitrage akan menjadi sangat kecil , dan jika pasar berfungsi secara baik maka proses arbitrage akan membuat berlakunya (Law of one price)
Equilibrium
Perusahaan U Perusahaan L
100,000 -
100,000 30,000
Net Income (NOI-rD) Return yang diminta (p) Total Nilai Perusahaan (NOI/p) Required return on equity (k)
1,000,000 500,000 6%
- 500,000
Disequilibrium Misal k perusahaan L menjadi 12.5% Return saham investor yang memiliki 1% saham L adalah 12.5%*5,600 = 700 Arbitrage yang dapat dilakukan : Investor menjual semua saham perusahaan L dan memperoleh 5,600 Meminjam 1% dari hutang perusahaan L (5000) dengan bunga 6%. Sehingga harus membayar bunga 300 Dari cara tersebut investor telah memperoleh 10600. Gunakan 10,000 untuk membeli 200 lembar saham U (1%) @50. Sehingga sekarang investor mempunyai portofolio 10,000 saham U dan 5000 hutang di saham L. saham U akan menghasilkan return 10%*10,000 = 1,000 dan mengharuskan investor membayar bunga 300 . Sehingga return bersihnya 700 Namun investor masih memiliki sisa dana 600 yang dapat diinvestasikan kembali membeli saham L dan memperoleh 12.5%*600 = 75 tanpa ada resiko.
Disequilibrium
Perusahaan U Perusahaan L
NOI
100,000
100,000
30,000
Net Income (NOI-rD) Return yang diminta (p) Total Nilai Perusahaan (NOI/p) Required return on equity (k)
1,000,000
560,000 6%
500,000
Jadi proses Arbitrage ini akan membawa nilai saham L turun kembali ke titik keseimbangan yaitu 500,000 .Hal ini dikarenakan investor akan berbondong-bondong menjual saham L dan membeli saham U, sehingga harga saham U akan naik dan proses arbitrage akan berhenti saat nilai saham L dan nilai saham U telah menjadi sama.
Preposisi II Preposisi ini dikemukakan MM untuk mengetahui berapa besar ekspektasi return dari perusahaan yang berhutang dalam keadaan equilibrium. kj = pc+ [(pc-r)*Dj]/Sj Sesuai dengan contoh tabel equilibrium 14%= 10% +[(10%-6%)*500,000]/500,000
Preposisi II sebenarnya menyatakan bahwa required return pada levered equity haruslah membuat total nilai pasar perusahaan tidak berubah dengan berubahnya struktur modal. Dengan preposisi I dan II, MM membuktikan bahwa nilai ekonomis suatu perusahaan ditentukan sepenuhnya oleh aliran Operating Profit dan Nilai perusahaan tidak akan turun atau naik hanya karena perubahan proporsi hutang dalam modal perusahaan. Keputusan struktur modal adalah irrelevance.
Dalam sub bab ini diuraikan secara berturut- turut pelonggaran asumsi model irrelevance MM dgn memasukkan adanya:
Pajak pendapatan perseroan Pajak perseorangan atau pendapatan investasi baik berupa dividen, capital gain, atau bunga Beban biaya kebangkrutan dan financial distress Masalah dan biaya agensi antara manajer, pemegang saham, dan bondholders Biaya kontrak terkait dengan pembuatan dan pemaksaaan berlakunya financial agreements Karateristik asset, earning volatility dan investment opportunity set perusahaan Strukstur kepemilikan dan corporate control
Utk perusahaan yang tidak membagikan dividen dan tdk secepatnya merealisasikan capital gain, maka : GL = { 1 [(1 0,35 )(1-0)/ ( 1 0,40)} DL
= ( - 0,083) DL
3. Struktur Modal dengan Adanya Biaya Kebangkrutan dan Financial Distress Secara rinci, Megginson mensyaratkan bahwa biaya
kebangkrutan dan financial distress akan menghambat hutang jika :
1. Adanya kesulitan keuangan akan berakibat menurunnya permintaan produsen perusahaan atau meningkatkan biaya produksi 2. Adanya kesulitan keuasngan akan mendorong manajer untuk melakukan tindakan yang dpt mengurangi nilai perusahaan secara keseluruhan 3. Proses kebangkrutan akan memunculkan biaya yang jika perusahaan tidak dalam proses bangkrut maka biaya tersebut tidak perlu ada, di mana biaya tersebut dikelompokkan menjadi 2 yaitu langsung dan tidak langsung Karena biaya kebangkrutan dinilai berpengaruh sangat besar pada struktur modal, maka : VL = VU + PV Tax Shield PV Bankruptcy Cost
Jika meningkatkan hutang akan mengurangi masalah agensi antara manajer dan pemegang saham, mengapa tidak menggunakan hutang sebesar- besarnya ( meskipun tidak 100%) ?
Karena ada masalah agensi antara pemberi hutang dan manajer >>> Dikhawatirkan manajer akan menyalahgunakan kekayaan bondholder untuk kepentingan pribadi dan pemegang saham
Menyadari kemungkinan tersebut, dibuatlah covenants yang sayangnya membuat gerak manajer kurang bebas sehingga tidak dapat mengoptimalkan keputusan bagi perusahaan, hambatan dari pemegang obligasi ini dinamakan sebagai agency cost of debt VL = VU + PV Tax Shield PV Bankruptcy Cost + PV Agency Cost of Outside Equity PV Agency Cost Of Outside Debt
Temuan pecking order model dilandasi oleh adanya asymmetric information, di mana diasumsikan, yang pertama manajer lebih mengetahui kinerja perusahaan dan kesempatan investasi dibandingkan dengan investor, dan yang ke- 2 manajer bertindak sesuai kepentingan pemegang saham lama.
Kebijakan Dividen
Pendahuluan
Dahulu kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan mengenai berapa besar dividen kas yang harus dibayarkan dan berapa kali dividen tersebut dibayarkan dalam satu tahun. Dua pertanyaan pokok yang mendasar: 1. Apakah nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh perubahan besar dividen? 2. Jika dividen memang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, faktor apa yang menentukan level dividend payout yang optimal?
di mana: dj(t) = dividend per share yang dibayar perusahaan j pada periode t pj(t) = harga saham perusahaan j pada awal periode t
j(t) = [dj(t) + pj(t+1)] / [1+ (t)]
PERUSAHAAN R (t) = [dj(t) + pj(t+1) pj(t)] / pj(t) = [0 + Rp220 Rp200] / Rp200 = 10% V(t)= [D(t) + n(t)p(t+1)] /[1+ (t)] = [0 + 100juta (Rp220)] / 1.10 = Rp20 M PERUSAHAAN P (t) = [dj(t) + pj(t+1) pj(t)] / pj(t) = [Rp20 + Rp200 Rp200] / Rp200 = 10% V(t)= [D(t) + n(t)p(t+1)] /[1+ (t)] = [Rp2M + 100juta (Rp200)] /1.10 = Rp20M
3.Teori Residual Dividen hanya akan dibayarkan jika masi ada uang tersisa setelah semua investasi yang menghasilkan NPV positif didanai. Teori ini menjelaskan bahwa perusahaan lebih mementingkan kebijakan struktur modalnya ketimbang dividen.
4.Dividen Sebagai Penyampai Informasi Kebijakan Dividen dapat menjadi penilaian bagi Investor tentang kinerja perusahaan
Dividen naik laba perusahaan meningkat Dividen turun /tidak membayarkan sama skali Kesehatan perusahaan sedang memburuk dan tidak tahu kapan menjadi sehat kembali
Penelitian Aharony dan Swary (1980) Respon investor di pasar modal terhadap peningkatan,penurunan,dan tidak berubahnya dividen harga saham meningkat rata-rata 0.35% Dividen tidak berubah harga saham tidak mengalami perubahan Dividen turun harga saham mengalami penuruna relatif besar antara 1.13% - 1.46% Dividen naik 0.35%
G. Agency Cost
Konflik agensi antara manajer dan pemegang saham karena adanya pemisahan antara kepemilikan dan kontrol di perusahaan besar Dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi dividen manajer harus dapat menganalisis kebijakan apa yang lebih disukai investor
I.
Share Repurchases
Perusahaan memiliki 2 pilihan mendistribusikan kas kepada pemegang saham Membayar dividen Membeli kembali saham yang beredar ( Share Repurchases) Memilih share repurchases karena Sisi pajak Share Repurchases dibiayai dengan dana potensial untuk kenaikan dividen