Anda di halaman 1dari 17

STT Wastukancana

EKONOMI TEKNIK
oleh
Pandena Kicky Basuki Putri, S.T., M.T

KULIAH 3

(Cash Flow & Interest)


CASH FLOW
Cash flow adalah tata aliran uang masuk
dan keluar per periode waktu pada suatu
perusahaan.
Cash flow terdiri dari:
a. cash-in (uang masuk), umumnya
berasal dari penjualan produk atau
manfaat terukur (benefit);
b. cash-out (uang keluar),
merupakan.kumulatif dari biaya-biaya
(cost) yang dikeluarkan.
Cash flow yang dibicarakan dalam ekonomi teknik adalah cash flow investasi yang bersifat
estimasi/prediktif. Karena kegiatan evaluasi investasi pada umumnya dilakukan sebelum
investasi tersebut dilaksanakan, jadi perlu dilakukan estimasi atau perkiraan terhadap cash flow
yang akan terjadi apabila rencana investasi tersebut dilaksanakan. Dalam suatu investasi secara
umum, cash flow akan terdiri dari empat komponen utama, yaitu:
1. investasi;
2. operational cost;
3. maintenence cost;
4. benefit/manfaat.

Secara umum bentuk grafis dari cash flow suatu investasi sebut diperlihatkan pada Gambar
berikut.
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek
dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu

1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas
keluar (cash out flow)

2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk
(cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).

3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek
yaitu penjualan peralatan proyek
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan
antara lain;

a) Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow hanya yang
bersifat tunai.
b) Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel
c) Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan
yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya
diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget
kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam
memenuhi kewajibanya
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam
perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajement.
Diantaranya

1. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan


rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan
kas.
2. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang
dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
3. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
4. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit
yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan data produksi perusahaan periode yang lalu sebagai berikut :
Pembelian bahan baku utama Rp 5 juta
Bahan baku penolong Rp 3 juta
Tenaga kerja langsung Rp 8 juta
Tenaga kerja tidak langsung Rp 2,5 juta
Biaya Overhead Rp 3,4 juta (non depresiasi)
Jumlah produksi 1200 unit
Upah tenaga kerja langsung dibayar berdasarkan hasil produksi, sedangkan upah tenaga
kerja tak langsung tidak terpengaruh pada jumlah produksi
Bahan baku penolong tidak berpengaruh banyak terhadap jumlah produksi

Susunlah cashflow untuk 5 periode kedepan jika jadwal produksi berturut-turut 1500, 2000,
2300, 2600, dan 3000 unit
jawaban
Biaya Tetap (fixed cost)
Bahan baku penolong = Rp 3.000.000
Tenaga kerja tak langsung = Rp 2.500.000
Biaya over head = Rp 3.400.000
Jumlah biaya tetap = Rp 8.900.000

Biaya Variabel
Bahan Baku utama = Rp 5.000.000
Tenaga kerja langsung = Rp 8.000.000
Jumlah biaya variable = Rp 13.000.000

!"#$%& '(%)% *%+(%',$ 4/ 56.888.888


Biaya variable untuk setiap unit produksi adalah = !"#$%& "-(. /+01"23(
= 5988 "-(.
= 𝑅𝑝 10.833/𝑢𝑛𝑖𝑡
Untuk perhitungan perkiraan cash flow lima periode kedepan
diperoleh dengan mempergunakan table berikut

Periode Rencana Variable cost Fixed cost Total Cost


Produksi / unit (cashflow periode)
1 1500 Rp 10.833 Rp 16.250.000 Rp 25.150.000
2 2000 Rp 10.833 Rp 21.666.000 Rp 30.566.667
3 2300 Rp 10.833 Rp 24.916.000 Rp 33.816.667
4 2600 Rp 10.833 Rp 28.166.000 Rp 37.066.667
5 3000 Rp 10.833 Rp 32.500.000 Rp 41.400.000
Bunga (Interest)
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat
pemakaian uang yang dipinjam sebelumnya. Penarikan bunga pada
dasamya merupakan kompensasi dari penurunan nilai uang selama
waktu peminjaman sehingga besarnya bunga relatif sama besarnya
dengan penurunan nilai uang tersebut. Oleh karena itu, seseorang
yang membungakan uangnya sebesar tingkat penurunan nilai uang
(inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis terhadap
uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjamin nilai kekayaan
yang bersangkutan relatiftetap dan stabil.
Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah utang dibayar dengan
utang semula.
Contoh

Perusahaan PT Angin Berembus pada tanggal 1 Januari 2000 meminjam uang di bank
Rp100.000.000,00 dan pada tanggal I Januari 2003 utangnya di bank tercatat sebesar
Rp118.000.000,00 .

Berapa bunga yang harus dibayar perusahaan?

Interest (bunga) = Rp118.000.000 - Rp100.000.000


= Rp18.000.000,00
Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga yang dibebankan
per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode dikalikan 100%,
atau:
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = ×100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙

Contoh menghitung tingkat suku bunga


𝑅𝑝 6000/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = ×100%
𝑅𝑝 100000
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = 6%/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem per- hitungan bunga hanya
didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode sebelumnya yang belum
dibayar tidak ter- masuk faktor pengali bunga.
Dengan demikian, merode perhitungan bunganya dapat dilakukan dengan formula
sederhana.

Contoh:
Bapak Fikri meminjam uang dari temannya 4 tahun yang lalu sebesar Rp200.000,00
dengan kewajiban membayar bunga 5%/tahun dengan metode bunga sederhana,

maka perhitungan bunganya dapat menggunakan perhitungan bunga sederhana atau


menggunakan formula
Secara formula sistem bunga sederhana dapat
Perhitungan Bunga sederhana
dihitung sebagai berikut:
0 1 2 3 4

Rp 200.000,00

Tahun Pinjaman Awal Bunga (i=5%) Pinjaman Akhir Periode


1 Rp 200.000 5% x 200.000=10.000 200.000+10.000 = 210.000
2 Rp 200.000 5% x 200.000=10.000 210.000+10.000 = 220.000
3 Rp 200.000 5% x 200.000=10.000 220.000+10.000 = 230.000
4 Rp 200.000 5% x 200.000=10.000 230.000+10.000 = 240.000
Total bunga =40.000
Contoh soal:
Jika bapak Budiarto mempunyai uang 7,5 juta rupiah disimpan pada bank selama 8 bulan
dengan suku bunga 2,5%/bulan.
Berapa jumlah bunga yang diperoleh bapak Budiarto, jika sistem pembungaan bunga
sederhana?

Jawab:
Jumlah bunga sederhana : ∑ 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 = 𝑖 × 𝑃 × 𝑛
∑ 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 = 2,5% × 7,5 𝑗𝑡 × 8 = 1,5 𝑗𝑢𝑡𝑎
Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan bunga di mana
bunga tidak hanya dihitung terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi perhitungan
didasarkan atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan, dengan kata lain bunga
yang berbunga.

Jika contoh pada slide sebelumnya di mana Bapak Fikri meminjam uang dari temannya 4
tahun yang lalu sebesar Rp200.000,00 dengan kewajiban membayar bunga 5% /tahun
dengan metode bunga majemuk, maka perhitungan bunganya adalah sebagai berikut.
Tahun Pinjaman Awal Bunga (i=5%) Pinjaman Akhir Periode
1 Rp 200.000 5% x 200.000=10.000 200.000+10.000 = 210.000
2 Rp 210.000 5% x 210.000=10.500 210.000+10.500 = 220.500
3 Rp 220.500 5% x 220.500=11.025 220.500+11.025 = 231.525
4 Rp 231.525 5% x 231.525=11.576 231.525+11.576 = 243.101
Total bunga =43.101

Dengan demikian, terlihat bahwa jumlah bunga yang harus dibayarkan dengan sistem
bunga majemuk akan lebih besar dari sistem bunga sederhana untuk pinjaman yang sama.
Dalam praktik ekonomi saat ini, sistem bunga sederhana sudah jarang diterapkan, hampir
pada semua lembaga keuangan / bank nasional maupun internasional menerapkan sistem
pembungaan majemuk (compound interest).

Dengan demikian untuk pembahasan selanjutnya sistem bunga yang dipakai adalah sistem
bunga majemuk (Compound interest), kecuali ada penjelasan langsung.

Anda mungkin juga menyukai