Anda di halaman 1dari 6

Nama : Achmad Muhajjir S.

Nursam
NIM : P27838120002
Kelas : 3C

TUGAS 3
TEORI EKONOMI TEKNIK

 HOMEWORK
1. Apa yang dimaksud dengan suku bunga flat?

Suku bunga flat adalah suku bunga yang perhitungannya mengacu pada jumlah pokok
pinjaman di awal untuk setiap periode cicilan. Perhitungannya sangat sederhana dibandingkan
dengan suku bunga lainnya, sehingga umumnya digunakan untuk kredit jangka pendek untuk
barang-barang konsumsi seperti handphone, peralatan rumah tangga, motor atau Kredit Tanpa
Agunan (KTA).
Keuntungan yang didapat dari suku bunga ini adalah adanya kepastian angsuran karena
nilai angsuran per bulan selalu sama atau tetap dari awal hingga akhir masa kredit. Dengan
begitu debitur tidak dihantui perasaan khawatir dengan nilai angsurannya. Dalam peraturan
keuangan, cicilan yang tetap akan membuat pembuatan anggaran pengeluaran menjadi lebih
mudah karena tidak akan mempengaruhi pengeluaran lainnya.
Keuntungan lainnya adalah ada banyak bank yang memberikan fitur biaya penalti dan
biasa provisi sebesar 1% jika menggunakan sistem bunga flat. Dengan adanya keuntungan itu,
maka sistem bunga flat bisa dibilang sangat cocok untuk digunakan orang-orang yang memiliki
penghasilan tetap dan tidak ingin mengambil resiko.
Kekurangan suku bunga flat adalah nilai angsurannya bisa lebih besar dibandingkan
dengan angsuran KPR berbunga floating. Selain itu, karena sifat bunganya yang flat, apabila
terjadi penurunan BI, maka debitur tidak bisa menikmatinya.

2. Apa yang dimaksud dengan suka bunga floating?

Suku bunga floating (mengambang) adalah suku bunga yang selalu berubah mengikuti
suku bunga di pasaran (pemberlakuan suku bunga dasar dari Bank Indonesia). Jika suku bunga
di pasaran naik, maka suku bunganya juga ikut naik, begitu sebaliknya.
Keuntungan yang didapat dari suku bunga floating adalah ketika suku bunga BI (BI rate)
turun, maka bank juga akan ikut menurunkan bungany yang tentunya akan meringankan
pembayaran cicilan debitur. Sebaliknya kekurangan dari bunga floating didapat ketika BI
memutuskan untuk menaikan tingkat suku bunga dasarnya sehingga bank juga ikut menaikkan
suku bunga KPR-nya. Kenaikan BI rate biasanya terjadi akibat kondisi ekonomi negara sedang
bergejolak atau adanya defisit anggaran negara. Karenanya, jenis suku bunga floating ini lebih
cocok digunakan untuk orang yang siap menerima profil resiko yang cukup besar.

3. Bagaimana penerapannya dalam suku bunga kredit?


Jika seorang pengusaha mengambil pinjaman sebesar Rp. 20.000.000 dalam rentang
waktu selama 5 tahun dengan bunga 6%. Maka bunga yang dibayarkan jika menggunakan
simple interest dapat dihitung sebagai berikut :

A = Jumlah akhir
P = Saldo pokok awal
r = Suku bunga tahunan
n = Jangka waktu
I = Bunga

A = P (1 + r.n)
= Rp. 20.000.000 (1 + (6/100)5)
= Rp. 20.000.000 (1,3)
= Rp. 26.000.000
Maka bunga yang harus dibayarkan sebesar :

I = A-P
= Rp. 26.000.000 – Rp. 20.000.000
= Rp. 6.000.000
Atau bisa dihitung dengan :

I=rxPxn
= 6/100 x Rp. 20.000.000 x 5
= Rp. 6.000.000
Apabila bank menggunakan prinsip compound interest, maka jumlah bunga yang dibayar
debitur dapat dihitung sebagi berikut :

I = P [(1 + r)n – 1]
= Rp. 20.000.000 [(1 + 0.06)5 – 1]
= Rp. 20.000.000 [1,3382 – 1]
= Rp. 20.000.000 [0,3382]
= Rp. 6.764.00
LATIHAN 3-4

1. Perusahaan XYZ merencanakan pembelian suatu ALAT produksi senilai 25 juta rupiah.
Yang diikuti biaya operasional rata-rata 4 juta/periode. Akibat pemakaian mesin tersebut
menjanjikan keuntungan rata-rata 18 juta rupiah/periode.
Disamping itu pada periode ke-4 dan 7 akan dilakukan perawatan berat (overhaul) dengan
biaya 5 juta dan setelah digunakan 10 tahun dapat dijual 10 juta, gambarkanlah cash flow
tersebut dalam bentuk tabel dan grafik cash-flow!
a. Tabel Cash Flow :

Cash Flow
Periode (t)
Cash-out (-) (Rp) Cash-in (+) (Rp)
0 25.000.000
1 4.000.000 18.000.000
2 4.000.000 18.000.000
3 4.000.000 18.000.000
4 4.000.000 + 5.000.000 = 9.000.000 18.000.000
5 4.000.000 18.000.000
6 4.000.000 18.000.000
7 4.000.000 + 5.000.000 = 9.000.000 18.000.000
8 4.000.000 18.000.000
9 4.000.000 18.000.000
10 4.000.000 18.000.000 + 10.000.000 = 28.000.000
b. Grafik Cash Flow :

2. Seorang Pengusaha meminjam uang di Bank sebesar 25 juta pada tahun 2011, pada tahun
2017 utangnya tercatat sebesar 70 juta, berapa bunga yang harus dibayar pengusaha?
Berapa rate of interest?
Jawaban :
Diketahui : Pinjaman 2011 = 25.000.000 Bunga yang dibayarkan per-tahun :
Pinjaman 2018 = 70.000.000
Rp 45.000.000 : 6 tahun = Rp 7.500.000,-
Ditanya : Rate of Interest ?

Interest = Rp 70.000.000 – Rp 25.000.000


= Rp 45.000.000,-

× 100%
Rate of Interest =

Rp 7.500 .000 ,−(per tahun)


Rate of Interest = × 100%
Rp 25.000.000 ,−¿ ¿

= 30%
3. Buatlah simple & compound interest?
a. Simple Interest

Tahu Pinjaman Bunga i = 7% Pinjaman akhir periode


n awal
1 Rp 500.000,- 7% × Rp 500.000 = Rp 35.000,- 500.000 + 35.000 = Rp
535.000,-
2 Rp 500.000,- 7% × Rp 500.000 = Rp 35.000,- 535.000 + 35.000 = Rp
570.000,-
3 Rp 500.000,- 7% × Rp 500.000 = Rp 35.000,- 570.000 + 35.000 = Rp
605.000,-
4 Rp 500.000,- 7% × Rp 500.000 = Rp 35.000,- 605.000 + 35.000 = Rp
640.000,-
Total bunga = Rp 140.000,-

b. Compound Interest

Tahu Pinjaman Bunga i = 7% Pinjaman akhir periode


n awal
1 Rp 500.000,- 7% × Rp 500.000 = Rp 35.000,- 500.000 + 35.000 = Rp
535.000,-
2 Rp 500.000,- 7% × Rp 535.000 = Rp 37.450,- 535.000 + 37.450 = Rp
572.450,-
3 Rp 500.000,- 7% × Rp 572.450 = Rp 40.072,- 572.450 + 40.072 = Rp
612.522,-
4 Rp 500.000,- 7% × Rp 612.522 = Rp 42.877,- 612.522 + 42.877= Rp 655.399,-
Total bunga = Rp 155.399,-

Anda mungkin juga menyukai