Anda di halaman 1dari 22

TSAQOFAH :

JURNAL: Pendidikan Islam


Volume 4, Nomor 2, Juli 2020, Hal. 1-23

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Yudi Ardian Rahman


STIT AL-Ishlah Bondowoso, Jl Raya Jember No 17-19 Dadapan Grujugan Bondowoso
Email: yudiardianrahman1978@gmail.com

ABSTRACT

In the Islamic perspective, education has played an important role in the effort to
give birth to humans who are reliable and can answer the challenges of the times.
Human Resources (HR) has a central position in realizing development
performance, which places humans in their function as development resources.
Human resources play a role in determining a country's progress. The existence of
the Indonesian nation in the midst of the current global era, will be influenced by
the ability of Indonesian human resources, especially those characterized by the
ability to master science and technology and the establishment of faith and taqwa
to the Supreme God. One of the most important resources in management is human
resources.

Keyword: Management, Human resources

ABSTRAK

Dalam perspektif Islam, pendidikan telah memainkan peran penting dalam upaya
melahirkan manusia yang handal dan dapat menjawab tantangan zaman. Sumber
Daya Manusia (SDM) mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan kinerja
pembangunan, yang menempatkan manusia dalam fungsinya sebagai Resource
pembangunan. Sumber daya manusia sangat berperan dalam menentukan kemajuan
suatu negara. Eksistensi bangsa Indonesia ditengah percaturan era global sekarang,
akan dipengaruhi kemampuan sumber daya manusia Indonesia, terutama yang
bercirikan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pemantapan

1
2

iman dan taqwa terhadapTuhan Yang Maha Esa. Salah satu sumber daya yang
penting dalam manajemen adalah sumber daya manusia human resources.

Kata Kunci: Manajemen, Sumber Daya Manusia

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Walaupun negara mempunyai sumber daya alam yang sangat
melimpahruah tapi kalau tidak ditopang atau didukung dengan sumber daya
manusia yang berkualitas, negara tersebut tidak akan bisa maju .Maka
banyak para ahli menyatakan bahwa sumber daya manusia (SDM)
merupakan faktor sentral dalam suatu organisasi atau dalam suatu lembaga.
Apapun bentuk serta tujuan organisasi atau lembaga, dibuat
berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia pula. Jadi, manusia
merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan organisasi atau lembaga
kegiatan organisasi.
Pentingnya sumber daya manusia ini, perlu disadari oleh semua
tingkatan manajemen termasuk juga manajemen pendidikan Islam.
Bagaimanapun majunya teknologi saat ini, namun faktor manusia tetap
memegang peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Bahkan
dapat dikatakan bahwa manajemen itu pada hakikatnya adalah manajemen
sumber daya manusia atau manajemen sumber daya manusia adalah identik
dengan manajemen itu sendiri. Hakikat sumber daya manusia pada setiap
organisasi atau perusahaan khususnya padalembaga pendidikan diperlukan
adanya suatu sumber daya manusia sebagai tenaga kerja.
Dari permasalahan-permasalahan inilah penulis merasa penting untuk
membahas tentang manajemen pendidikan sumber daya manusia di
lingkungan pendidikan islam dalam bentuk maupun isi yang sangat
sederhana.
3

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen Sumber Daya Manusia ?
2. Bagaimana komponen MSDM di lingkungan pendidikan Islam?
3. Apa tugas dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga
Pendidikan ?
4. Bagaimanakah prinsip-prinsip Islam dalam MSDM?
5. Bagaimanakah usaha-usaha peningkatan mutu dalam MSDM di
lembaga pendidikan Islam?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Untuk mengetahui komponen MSDM di lingkungan pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui tugas dan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
di Lembaga Pendidikan
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Islam dalam MSDM
5. Untuk mengetahui usaha-usaha peningkatan mutu dalam MSDM di
lembaga pendidikan Islam
TSAQOFAH :
JURNAL: Pendidikan Islam
Volume 4, Nomor 2, Juli 2020, Hal. 1-23

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia


Secara bahasa manajemen berasal dari bahasa inggris “management”
yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.1
Secara istilah manajemen memiliki beberapa pengertian, yaitu:
1. Menurut Harold Koontz & O’ Donnel dalam bukunya yang berjudul
“Principles of Management” mengemukakan, “Manajemen adalah
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui
dan dengan orang-orang lain”.2
2. Menurut George R. Terry dalam buku dengan judul “Principles of
Management” memberikan definisi: “Manajemen adalah suatu proses
yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan
pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun
seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya”.3
3. Menurut Ensiclopedia of The Social Sciences, Manajemen diartikan
sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang diselenggarakan.4

Sumberdaya manusia (SDM) dalam ensiklopedi bahasa indonesia


adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan
dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga
merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan atau
lembaga. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di

1
John M. Echols, kamus inggris indonesia(Jakarta: PT Gramedia, 2005), hal. 372.
2
Sondang P siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hal. 9.
3
George R. Terry, Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M(Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), hal. 7.
4
Sondang P siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia. Hal. 9.

3
4

sebuah organisasi atau lembaga sebagai penggerak untuk mencapai tujuan


organisasi itu.5

Menurut Hadari Nawawi mengenai pengertian Sumber Daya Manusia,


yaitu:

a. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja di


lingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja,
pekerja atau karyawan).
b. Sumber Daya Manusia adalah potensi manusiawi sebagai penggerak
organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.
c. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang merupakan asset dan
berfungsi sebagai modal (non material/non financial) di dalam
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real)
secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi.6
Terry memberikan gambaran tentang fungsi manajemen dalam 5
kombinasi:
1. Perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi
dorongan (actuating), dan pengawasan (controlling).
2. Perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi (motivating), dan
pengawasan.
3. Perencanaan, pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan, dan
pengawasan.
4. Perencanaan, pengroganisasian, staffing, memberi pengarahan,
pengawasan, inovasi, dan memberi peranan.
5. Perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan dan
koordinasi.7

5
Wikipedia, Manajemen sumber daya manusia, dalam...
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diunggah pada selasa, 21 februari 2017
pukul 11.10 WIB.
6
Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia(Yogyakarta: Gadjah
MadaUniversity Press, 2011), hal. 40.
7
Ibid, hal. 15-16.
5

Jadi manajemen sumber daya manusia adalah proses mendayagunakan


manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan
psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan
organisasi.

B. Komponen Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Lembaga


Pendidikan Islam
Strategi pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW meliputi:
a. Merencanakan dan menarik sumber daya manusia yang berkualitas
b. Mengembangkan sumber daya manusia agar berkualitas
c. Menilai kinerja sumber daya manusia
d. Memberikan motivasi, dan
e. Memelihara sumber daya yang berkualitas.8

Sejalan dengan langkah yang diambil Nabi Muhammad tersebut,


Mujamil Qomar mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia
mencakup tujuh komponen, yaitu:

(1) perencanaan pegawai


(2) pengadaan pegawai
(3) pembinaan dan pengembangan pegawai
(4) promosi dan mutasi
(5) pemberhentian pegawai
(6) kompensasi
(7) penilaian pegawai.9

Komponen MSDM tersebut merupakan proses yang dilakukan suatu


lembaga agar memperoleh sumber daya manusia yang unggul dan mampu
mengemban tanggung jawab sesuai keahliannya.

8
M. Suyanto, Muhammad Business Strategy & Ethics, Etika dan Strategi Bisnis Nabi
Muhammad SAW(Yogyakarta: Andi Offset, 2008), hal. 223.
9
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam(Jakarta: Erlangga, 2009), hal. 131.
6

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia (Human Resources Planning)


Perencanaan merupakan langkah awal dari suatu tindakan yang
menentukan sebuah strategi secara efektif bisa mencapai hasil yang
maksimal. Sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Shad ayat 27,
bahwa Allah menciptakan semesta beserta isinya ini dengan sebaik-
baik perencanaan.

‫ين َك َف ُروا ِم َن‬ ِِ


َ ‫ين َك َف ُروا فَ َويْ ٌل للَّذ‬
ِ َّ َ ِ‫ض َوَما بَ ْي نَ ُه َما ََب ِط اًل ذَل‬
َ ‫ك ظَ ُّن الذ‬ َ ‫الس َماء َو ْاْل َْر‬
َّ ‫َوَما َخلَ ْقنَا‬

‫النَّا ِر‬

“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-
orang kafir. Maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan
masuk neraka.”(Qs. Ash-Shad : 27)10

Veitzal Rivai mengatakan bahwa perencanaan sumber daya


manusia adalah langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajemen
dalam suatu lembaga guna lebih menjamin bahwa dalam lembaga
tersedia SDM yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan,
jabatan dan pekerjaan yang tepat pada waktu yang tepat pula.11

Manajer lembaga pendidikan Islam harus membuat perencanaan


pegawai untuk memenuhi kebutuhan lembaga ke depan dan mengontrol
atau menghindari kesalahan penerimaan pegawai. Dalam melakukan
perencanaannya, manajer harus mempertimbangkan jumlah pegawai
yang direncanakan, keahlian apa yang dibutuhkan, tingkat pendidikan
apa yang sedang dibutuhkan, dan lain sebagainya. Suatu perencanaan
yang baik adalah perencanaan yang bisa terlaksana sepenuhnya. Oleh

Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya(Jakarta: Pustaka Al-Fatih, 2009),


10

hal. 455.
11
Veitzal Rivai & Ella Jauvani Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Lembaga
dari Teori ke Praktek(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal33.
7

karena itu, perencanaan harus didasarkan pada tiga dimensi waktu,


yaitu masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.12

2. Penyediaan Sumber Daya Manusia (Personnel Procurement)


Islam memperbolehkan seseorang atau institusi untuk merekrut
kemudian mengontrak tenaga kerja atau sumber daya manusia, agar
mereka bekerja untuk orang atau institusi tersebut. Allah SWT
berfirman:

ْ ‫يشتَ مه ْم ِف‬
ۚ ‫ياْلَيَاةِالدُّنْيَا‬ َ ِ‫ك ۚ ََْننم َق َس ْمنَابَْي نَ مه ْم َمع‬
َ ِ‫أ مَُهْيَ ْق ِس ممونََر ْْحََََتب‬
ِ ِ ‫ض َدرجاتٍلِي ت‬
ٍ
َْ ‫اس ْخ ِراًّي ۚ َوَر ْْحَمََتبِ َك َخ ْْيٌِم‬
‫َّاَي َمعمو َن‬ ‫ض م‬ً ‫ض مه ْمبَ ْع‬
‫َّخ َذبَ ْع م‬ َ َ َ ‫ض مه ْم َف ْوقَبَ ْع‬
َ ‫َوَرفَ ْعنَابَ ْع‬
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian
yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat Tuhanmu lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan.”(Qs. Az-Zukhruf: 32)13

Sumber daya manusia yang baik adalah suatu individu muslim


yang memiliki dua sifat mendasar, yaitu kuat dan amanah. Sebagaimana
dalam surat al-Qashash ayat 26, Allah berfirman:
ِ ُّ ‫ت الْ َق ِو‬ ِ ِ ْ ‫ت‬ ِ ‫اُهَا َي أَب‬
‫ي‬
ُ ‫ي ْاْلَم‬ َ ‫ْج ْر‬
َ ‫استَأ‬ َ ْ ‫استَأْج ْرهُ ۖ إ َّن َخ‬
ْ ‫ْي َم ِن‬ َ َ ُ ‫َت إِ ْح َد‬
ْ ‫قَال‬
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia
sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang
yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya".(Qs. Al-Qashash: 26)14

12
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, hal. 131.
13
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 491.
14
Ibid, hal. 388.
8

Ayat inilah yang menjadi dasar hukum dalam proses rekrutmen dan
seleksi calon pegawai yang dilakukan oleh suatu institusi. Selain itu,
Sinn mengungkapkan, calon pegawai harus dipilih berdasarkan
kepatutan dan kelayakan. Sinn menambahkan, prosesi pemilihan calon
pegawai yang dilakukan institusi dewasa ini merupakan pengembangan
dan penyempurnaan prinsip-prinsip seleksi di awal perkembangan
Islam. Calon pegawai diseleksi pengetahuan dan kemampuan teknisnya
sesuai dengan beban dan tanggung jawab pekerjaannya. Rasulullah dan
Khulafaur Rasyidin senantiasa menerapkan prinsip untuk tidak
membebankan tugas dan tanggung jawab kepada orang yang tidak
mampu mengembannya.15

3. Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Training and


Development)
Pegawai yang telah dimiliki lembaga pendidikan Islam, harus
diberi wahana untuk proses pembinaan dan pengembangan agar
memberikan kontribusi yang sebaik-baiknya bagi lembaga. Oleh karena
itu, Islam mendorong untuk melakukan pembinaan dan pengembangan
sumber daya manusia melalui pelatihan (training) terhadap para
pegawai dengan tujuan mengembangkan kompetensi dan kemampuan
teknis pegawai dalam menunaikan tanggung jawab pekerjaannya

Menurut Yusanto, SDM yang profesional adalah SDM yang


kafa’ah (memiliki keahlian), amanah (terpercaya), serta himmatul amal
(memiliki etos kerja yang tinggi). Untuk menciptakan SDM yang
profesional tersebut, diperlukan pembinaan yang bertumpu pada tiga
aspek, yaitu:
a) Syakhshiyyah Islamiyyah atau kepribadian Islamnya
b) skill atau keahlian dan keterampilannya
c) kepemimpinan dan kerjasamanya dalam tim.

15
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah: Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, terj. Dimyauddin Djuwaini(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 105.
9

Selain itu, Cecep Darmawan mengungkapkan, pola pembinaan dan


pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan Rasulullah
diwujudkan dalam empat jenis, yaitu:
a. Metode Tilawah, implikasinya adalah membudayakan membaca Al-
Quran sebagai bentuk pembinaan psikologis untuk meningkatkan
kesalehan pribadi, dengan mengajak pegawai untuk membaca ayat
Allah
b. Metode Taklim, implikasinya ialah dengan mengajarkan kepada
karyawan perihal etos kerja, sosialisasi nilai-nilai, teori-teori, kiat-
kiat sukses, kiat kerja produktif, aturan, atau tata tertib, visi, misi
lembaga serta tugas/kewajiban karyawan. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kinerja atau mengingatkan kembali motivasi kerja
yang sebenarnya;
c. Metode Tazkiyyah, implikasinya pelatihan untuk mengubah
perilaku dan kinerja yang perlu diperbaiki;
d. Metode Hikmah, yaitu kemampuan untuk menarik suatu pelajaran
tersembunyi atau pengetahuan filosofis dari suatu kejadian16.

4. Penilaian Prestasi Kerja


Pada dasarnya, menurut Sadili Samsudin, penilaian prestasi kerja
merupakan suatu evaluasi terhadap penampilan kerja SDM dalam suatu
institusi. Jika pelaksanaan pekerjaan sesuai atau melebihi uraian
pekerjaan, maka SDM dalam lembaga tersebut melakukan pekerjaan
dengan baik. Begitu pula sebaliknya, bila pelaksanaan pekerjaan
menunjukkan hasil di bawah uraian pekerjaan, berarti pelaksanaan
tersebut kurang baik.17

16
Willson Gustiawan & Yulyanti Fahruna, Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pelatihan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu Perspektif Syariah(Bandung: t.p.,
2009), hal. 16-17.
17
Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya Manusia(Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal.
162.
10

5. Kompensasi
Werther & Davis dalam Wibowo mendefinisikan kompensasi sebagai
apa yang diterima SDM sebagai tukaran atas kontribusinya kepada
lembaga. Penentuan upah bagi para pegawai sebelum mereka mulai
menjalankan pekerjaannya, telah dijelaskan dalam hadis Nabi SAW.
Rasulullah memberikan petunjuk bahwa dengan memberikan informasi
gaji yang akan diterima, diharapkan akan memberikan dorongan
semangat bagi pegawai untuk memulai pekerjaan, dan memberikan rasa
ketenangan.18

Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan. Hal ini merupakan asas


pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah dalam
firman-Nya surat al-Ahqaf ayat 19:

‫ات ِِمَّا َع ِملُوا ۖ َولِيُ َوفِيَ ُه ْم أَ ْع َما ََلُ ْم َو ُه ْم ََل يُظْلَ ُمو َن‬
ٌ ‫َولِ ُك ٍّل َد َر َج‬

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah


mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)
pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.”(Qs. Al-
Ahqaf: 19)19

6. Pemanfaatan Sumber Daya Manusia (Personnel Utilization)


Pada dasarnya, langkah ini merupakan upaya untuk memelihara
pegawai agar senantiasa sejalan dengan perencanaan strategis suatu
lembaga. Lembaga biasanya melakukan beberapa program untuk tetap
memastikan tenaga kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan
yang telah ditetapkan lembaga. Di antara program tersebut adalah
promosi, demosi, transfer ataupun separasi.
Promosi adalah proses pemindahan tenaga kerja ke posisi yang
lebih tinggi secara struktural dalm suatu lembaga, dengan kata lain

18
Wibowo, Manajemen Kinerja(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 348. Wibowo,
Manajemen Kinerja(Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 348.
19
Ibid, hal. 504.
11

“naik pangkat”. Yang menjadi kebalikan dari promosi adalah demosi,


yaitu penurunan tenaga kerja ke bagian kerja yang lebih rendah karena
adanya penurunan kualitas SDM dalam pekerjaannya. Sedangkan
transfer merupakan upaya untuk memindahkan tenaga kerja ke bagian
lain. Dan separasi adalah upaya lembaga untuk melakukan pemindahan
lingkungan kerja tertentu dari tenaga kerja ke lingkungan yang lain.
Berbagai bentuk perlakuan tersebut dikarenakan berbagai faktor
yang mempengaruhinya, sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam
pekerjaan, pelaksanaan tanggung jawabnya, serta prestasi kerja.

C. Tugas dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia di Lembaga


Pendidikan
Berdasarkan undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 39:
1) Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis
untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.
2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi manajemen sumber daya manusia
dalam pendidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh
peraturan pemerintah maupun masyarakat lain :
1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi
dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
Tenaga pendidik dan kependidikan memiliki hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas yaitu:
12

1. Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :


 Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai
 Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja
 Pembinaan karier sesuai dengan tuntunan pengembangan kualitas
 Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual
 Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2. Pendidikan dan tenaga kependidikan berkewajiban
 Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis
 Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan
mutu pendidikan
 Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang di berikan tenaga
pendidik dan kependidikan.20

D. Prinsip-Prinsip Islam dalam Manajemen Sumber Daya Manusia


(MSDM)
Prinsip-prinsip islam dalam MSDM telah dijelaskan oleh Allah dan
RasulNya dalam beberapa ayat Al-qur’an dan hadits, diantaranya:
1. Dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr Allah berfirman:

‫َّم ْتلِغَ ٍّد َواتَّ ُقوااللَّ َهِإ ََّّنللَّ َه َخبِْيٌِِبَاتَ ْع َملُو َن‬ ِ
َ َ‫ََيأَيُّ َهاالَّذين‬
ٌ ‫آمنُوااتَّ ُقوااللَّ َه َولْتَ ْنظُْرنَ ْف‬
َ ‫س َماقَد‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Qs. Al-Hasyr: 18)21

20
Ria Prendhiana, Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam....
http://riaprend.blogspot.co.id/2012/11/manajemen-sumber-daya-manusia-pendidikan.html.
Diungguh pada Rabu, 11 Desember 2016, pukul 18.11 WIB.
21
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 548.
13

Menurut Muhammad Ali Al Shabuni, yang dimaksud dengan “wa al


tandzur nafsun maa qaddamat li ghadin“ adalah hendaknya masing –
masing individu memerhatikan amal – amal shaleh apa yang diperbuat
untuk mengahadapi Hari Kiamat atau hari esok.22 Ayat ini memberi pesan
kepada orang – orang yang beriman untuk memikirkan masa depan. Dalam
Bahasa Manajemen, pemikiran masa depan yang dituangkan dalam konsep
yang jelas dan sistematis ini disebut perencanaan (planning). Perencanaan
ini menjadi sangat penting karena berfungsi sebagai pengarah bagi
kegiatan, target – target dan hasil – hasilnya di masa depan sehingga apa
pun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan tertib.

2. Rasulullah SAW dalam suatu riwayat menyebutkan:

َِّ ‫ول‬
‫ « إِذَا‬- ‫ صلى هللا عليه وسلم‬- ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬- ‫ رضى هللا عنه‬- َ‫َع ْن أَِِب ُه َريْ َرة‬
َ َ‫ال ق‬

‫ُسنِ َد اْل َْم ُر‬ َِّ ‫ول‬ َّ ‫ت اْل ََمانَةُ فَانْ تَ ِظ ِر‬
ِ ‫ضيِ َع‬
ْ ‫ال « إِذَا أ‬
َ َ‫اَّلل ق‬ َ ‫اعتُ َها ََي َر ُس‬
َ‫ض‬ َ ِ‫ف إ‬
َ ‫ال َك ْي‬
َ َ‫ ق‬. » َ‫اعة‬
َ ‫الس‬ ُ

» َ‫اعة‬ َّ ‫ فَانْ تَ ِظ ِر‬، ‫إِ ََل غَ ِْْي أ َْهلِ ِه‬


َ ‫الس‬
“Dari Abu hurairah ia berkata, telah bersabda Rasulullah SAW: “apabila
amanah telah diabaikan maka tunggulah hari kiamat (akan segera
datang)”. Ia menjawab bagaimanakah mengabaikannya itu Ya Rasulullah?
Beliau menjawab: “apabila diberikan suatu perkara kepada yang bukan
ahlinya, maka tunggulah hari kiamat (akan segera tiba). (HR. Bukhari)23

Hadits tersebut menjelaskan tentang kewajiban untuk memberikan


amanah kepada yang memiliki kompetensi dalam menjalankan amanah
tersebut. Jika hal tersebut tidak dilakukan dan tidak dilakukan pelatihan

22
Muhammad Ali al Shabuni , Shafwat al Tafsir, Jilid IV(Beirut : Dar al Fikr, tt), hal. 355.
Muhammad Ibnu Ismail Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ja’fi, al-Jami’ ash-Shahiih al-
23

Mukhtashar,Juz I(Beirut: Daaru Ibnu Katsir), hal. 33


14

dan pengembangan, maka yang terjadi adalah kiamat. Kiamat dalam


organisasi adalah ketika organisasi menjadi stagnan tidak berkembang.
MSDM diharapkan dapat menempatkan orang yang tepat pada tempat
yang tepat. Sehingga ketika orang yang tepat mendapatkan amanah yang
tepat, yang terjadi adalah proses melengkapi satu sama lain. Ada
tanggungjawab sosial antara seorang pendidik dengan yang lain.

3. Dalam ayat Al-Qur’an disebutkan:

ِ‫ادة‬
َ ‫الش َه‬ ِ ‫ُتدُّو َن إِ ََل َع ِاِل الْغَْي‬
َّ ‫ب َو‬ ِ َّ ‫ْيى‬
َُ ‫اَّللُ َع َملَ ُك ْم َوَر ُسولُهُ َوال ُْم ْؤمنُو َن َو َس‬ َ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا ف‬
ََ ‫س‬
‫فَيُ نَ بِئُ ُك ْم ِِبَا ُك ْن تُ ْم تَ ْع َملُو َن‬
“Dan katakanlah: "Bekerjalahkamu, maka Allah danRasul-Nyaserta
orang-orang mukminakanmelihatpekerjaanmuitu,
dankamuakandikembalikankepada (Allah) Yang Mengetahuiakan yang
gaibdan yang nyata, laludiberitakan-Nyakepadakamuapa yang
telahkamukerjakan". (QS.At-Taubah: 105)24

Allah Swt, memerintahkan kita untuk senantiasa bekerja, bekerja itu


diniatkan tidak hanya untuk kepentingan duniawi tetapi juga untuk
kebaikan di akhirat kelak. Karena apapun yang dikerjakan oleh manusia
langsung atau tidak langsung tanpa disadari akan memberikan pengaruh
kepada orang lain. Dan Allah menyaksikan itu semua dan akan
disampaikan di akhirat kelak. Maka dalam pendidikan, seorang guru tidak
hanya bekerja untuk urusan dunia namun akhirat juga, karena mereka
bertugas untuk memberikan pendidikan agama serta penanaman akhlak
kepada peserta didiknya.

E. Usaha-usaha Peningkatan Mutu dalam manajemen Sumber Daya


Manusia pada Lembaga Pendidikan Islam

Departemen agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, hal. 204.


24
15

Dalam upaya membangun sumber daya manusia yang Qur’ani dan


unggul, diperlukan adanya aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Said Agil Husin al-Munawar bahwa secara
normatif, proses aktualisasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pendidikan meliputi
tiga dimensi atau aspek kehidupan yang harus dibina dan dikembangkan
oleh pendidikan yaitu:
a. Dimensi Spiritual, yakni iman, takwa, dan akhlak yang mulia. Dimensi
ini ditekankan kepada akhlak. Akhlak merupakan alat kontrol psikis
dan sosial bagi individu dan masyarakat. Pendidikan akhlak dalam
Islam tersimpul dalam prinsip “berpegang teguh pada kebaikan dan
kebajikan serta menjauhi keburukan dan kemungkaran” berhubungan
erat dalam upaya mewujudkan tujuan dasar pendidikan Islam, yaitu
ketakwaan, ketundukan, dan beribadah kepada Allah SWT. Terbinanya
akhlak yang baik dapat menjadikan terbentuknya individu dan
masyarakat dalam kumpulan suatu masyarakat yang beradab.
b. Budaya, Dimensi yakni kepribadian yang mantap dan mandiri,
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dimensi ini
menitikberatkan pembentukan kepribadian muslim sebagai individu
yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan faktor dasar
dan faktor ajar (lingkungan) dengan berpedoman pada nilai-nilai ke-
Islaman. Faktor dasar dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan
melalui bimbingan dan kebiasaan berpikir, bersikap, dan bertingkah
laku menurut norma Islam. Sedangkan faktor ajar dilakukan dengan
cara mempengaruhi individu melalui proses dan usaha membentuk
kondisi yang mencerminkan pola kehidupan yang sejalan dengan pola-
pola kehidupan Islam.
c. Dimensi Kecerdasan, merupakan dimensi yang dapat membawa
kemajuan, yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, dll. Dimensi
kecerdasan dalam pandangan psikologi merupakan suatu proses yang
mencakup tiga proses yaitu analisis, kreativitas, dan praktis. Tegasnya
16

dimensi kecerdasan ini berimplikasi bagi pemahaman nilai-nilai Al-


Qur’an dalam pendidikan.25

Tilaar mengungkapkan strategi untuk peningkatan kualitas guru adalah:


a. Profesi guru harus memiliki status yang sama dengan profesi yang lain
yang selalu membutuhkan pengembangan. Guru profesional harus
memenuhi syarat berikut: memiliki program pendidikan yang jelas,
kuat dan aktif dalam program pendidikan secara umum, unggul, cerdas
dan antusias untuk membantu peserta didik.
b. Pendidik profesional harus mendapatkan sumber yang cukup.
c. Profesionalisme guru harus diimbangi dengan peningkatan kinerja yang
baik. Kinerja suatu organisasi sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumber daya manusianya
memiliki motivasi tinggi, kreatif dan mampu mengembangkan inovasi,
kinerjanya akan menjadi semakin baik. Oleh karena itu, diperlukan
adanya upaya untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.
Berdasarkan pendekatan sifat usaha peningkatan mutu sumber daya
manusia dapat dilakukan dengan dua jalan, yaitu top-down, dari atasan
kepada bawahan berupa pelatihan dan pengembangan atau biasa
disebut pembinaan sumber daya manusia. Dan bottom-up, yaitu
pengembangan sumber daya manusia melalui pemberdayaan, yaitu
mendorong mereka menjadi lebih terlibat dalam keputusan dan
aktivitas yang memengaruhi pekerjaan mereka26

25
Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan
Islam (Ciputat: Ciputat Press, 2005), hal. 8.
26
H.A.R Tilaar, Manajemen Pendidikan NasionalKajian Pendidikan Masa
Depan(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 142-143.
TSAQOFAH :
JURNAL: Pendidikan Islam
Volume 4, Nomor 2, Juli 2020, Hal. 1-23

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses mendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang
dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi.
2. Mujamil Qomar mengungkapkan bahwa manajemen sumber daya manusia
mencakup tujuh komponen, yaitu: (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan
pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi,
(5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai.
3. Tenaga Kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan. pendidik merupakan tenaga profesional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
4. Prinsip-Prinsip Islam dalam Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM):
a. Memikirkan masa depan. Dalam Bahasa Manajemen, pemikiran masa depan
yang dituangkan dalam konsep yang jelas dan sistematis ini disebut
perencanaan (planning). Perencanaan ini menjadi sangat penting karena
berfungsi sebagai pengarah bagi kegiatan, target – target dan hasil – hasilnya
di masa depan sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan dapat berjalan
dengan tertib.
b. Kewajiban untuk memberikan amanah kepada yang memiliki kompetensi
dalam menjalankan amanah tersebut.
c. Memberikan upah kepada yang berhak sebelum mengering keringatnya.
d. seorang guru tidak hanya bekerja untuk urusan dunia namun akhirat juga,
karena mereka bertugas untuk memberikan pendidikan agama serta
penanaman akhlak kepada peserta didiknya.

17
18

5. 5. Usaha-usaha Peningkatan Mutu dalam manajemen Sumber Daya Manusia


padaLembaga Pendidikan Islam
Menurut Said Agil Husin al-Munawar ada 3 dimensi
1) Dimensi Spiritual, yakni iman, takwa, dan akhlak yang mulia
2) Dimensi Budaya yakni kepribadian yang mantap dan mandiri, tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
3) Dimensi Kecerdasan, merupakan dimensi yang dapat membawa kemajuan,
yaitu cerdas, kreatif, terampil, disiplin, dll.
TSAQOFAH :
JURNAL: Pendidikan Islam
Volume 4, Nomor 2, Juli 2020, Hal. 1-23

DAFTAR PUSTAKA

Abu Abdilllah Muhammad Ibnu Yazid Al-Qazawayny. 2003.Sunanu Ibnu Maajah,


Juz 7. Mesir; Kementrian Wakaf
Abu Sinn, Ahmad Ibrahim. 2008. Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, terj. Dimyauddin Djuwaini. Jakarta; Raja Grafindo Persada
Al-Munawar, Said Agil Husin. 2005. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem
Pendidikan Islam. Ciputat; Ciputat Press
Al Shabuni Muhammad Ali, tanpa tahun. Shafwat al Tafsir, Jilid IV. Beirut; Dar al
Fikr
Departemen agama RI. 2009. Al-Qur’an dan terjemahnya. Jakarta; Pustaka Al-
Fatih
Echols, John M. 2005. kamus inggris indonesia. Jakarta; PT Gramedia.
Muhammad Ibnu Ismail Abu Abdillah Al-Bukhori Al-Ja’fi. Tanpa tahun. al-Jami’
ash-Shahiih al-Mukhtashar,Juz I. Beirut; Daaru Ibnu Katsir
M. Suyanto, Muhammad Business. 2008. Strategy & Ethics, Etika dan Strategi
Bisnis Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta; Andi Offset.
Nawawi, Hadari. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta; Gadjah
Mada University Press.
PrendhianaRia.Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam....
http://riaprend.blogspot.co.id/2012/11/manajemen-sumber-daya-manusia-
pendidikan.html. Diungguh pada Rabu, 11 Desember 2016, pukul 18.11
WIB.
Qomar, Mujamil. 2009. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta; Erlangga
Samsudin, Sadili. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung; Pustaka
Setia
Siagian, Sondang P. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta; Bumi
Aksara
Terry, George R. 2009. Guide to Management, Alih Bahasa J. Smith. D.F.M.
Jakarta; Bumi Aksara

19
20

Tilaar, H.A.R. 2008.Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Pendidikan Masa


Depan. Bandung; Remaja Rosdakarya
Veitzal Rivai & Ella Jauvani Sagala. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Lembaga dari Teori ke Praktek. Jakarta; Rajawali Pers
Wikipedia, Manajemen Sumber Daya Manusia, dalam...
https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia. Diunggah pada selasa,
22 februari 2017 pukul 11.10 WIB.
Willson Gustiawan & Yulyanti Fahruna. 2009.Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pelatihan sebagai Pengembangan Sumber Daya Manusia Suatu
Perspektif Syariah. Bandung; t.p
Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta; Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai