Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK 7

PERKEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM


LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Prilaku Organisasi dan Kepemimpinan

Oleh:

RINI ASTUTI : 232012046


ZURHIDAYATI : 232012050

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS
BATUSANGKAR
2024

1
KATA PENGANTAR

Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini.
Sesungguhnya kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam
yang kaffah dengan taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah
SAW dan para sahabatnya hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena
terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penyususn dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan
dan bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha
Menyaksikan selalu melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua
atas segala amal sholeh yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat
ganda dari-Nya. Amin.

Batusangkar, September 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................7
A Konsep Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia..............................7
B. Proses Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Lembaga
Pendidikan Islam........................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................16
A. KESIMPULAN..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha strategis yang mesti dilakukan dalam memaksimalkan pengelolaan


lembaga pendidikan adalah pengelolaan sumber daya manusianya (Hidayat and Syam,
2020). Setiap lembaga pendidikan mesti membutuhkan manajemen, baik itu manajemen
sarana dan prasarana, manajemen kurikulum, manajemen pembelajaran, manajemen
pembiayaan, dan yang paling penting itu adalah manajemen sumber daya
manusia(Mubarok, 2020). Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi hari ini menuntut
kita agar dapat bersaing dengan cara yang sehat, canggih dan terbuka dengan seluruh
rekanan pemangku kebijakan yang secara otomatis akan menuntut kepiawaian
Pengelolaan sumber daya manusia (Khoirunnisaa’, 2018). Sudah menjadi syarat wajib
bagi lembaga pendidikan apabila ingin survive di era disrupsi maka tidak ada pilihan
lain kecuali melakukan transformasi sumber daya manusia.
Mengingat kemampuan setiap manusia berbeda-beda maka proses pengembangan
manajemen sumber daya manusia pastilah bukan perkara yang mudah, itu sebabnya
sering kita jumpai dalam beberapa kali pelatihan, dianatara peserta ada yang dengan
cepat mampu bertransformasi, tetapi tidak sedikit juga yang stagnan ditempat. Akan
tetapi mau tidak mau, suka ataupun tidak, jika lembaga pendidikan yang kita pimpin
ingin maju dan berkembangan maka sumber daya manusianya harus siap untuk
bertransformasi mengikuti pola digitalisasi yang ditawarkan era disrupsi, agar mereka
bisa dengan mudah menguasai makna visi, misi dan tujuan lembaga pendidikan yang
dikelolanya. Sedikitnya ada 5 tujuan utama pengembangan manajemen sumber daya
manusia yang wajib diketahui;
1. untuk memperbaiki kinerja,
2. untuk mengupgrade kompetensi,
3. untuk mengupgrade kemampuan TIK,
4. untuk memecahkan permasalahan,
5. untuk promosi (Simamora, 1997).
Kelima tujuan tersebut akan dapat menopang kualitas pendidikan di lembaga
pendidikan islam bila kelimanya dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan sumber

4
daya manusia. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Islam tidak
terjadi begitu saja, semuanya butuh proses, dimasa Rasulullah sallallahu alaihi wasallam
masih berada di Mekkah dan Islam belum bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat
Mekkah, maka jangankan manajemen sumber daya manusianya, berbicara tentang
amalan yang dapat menyelematkan mereka dunia dan akhirat saja akan dimusuhi dan
kemungkinan akan dibunuh. Baru setelah keberadaan Rasulullah sallallahu alaihi
wasallam diterima oleh penduduk Kota Madinah, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam
mulai melakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia melalui lembaga
pendidikan Islam seperti masjid, suffah, dan kuttab ( Ifendi, 2021).
Maju tidaknya, berkembang atau stagnannya suatu lembaga pendidikan Islam
tergantung pada perencanaan, dan pengelolaan yang baik oleh sumber daya manusia
yang ada ( Mubarok, 2019). Itu sebabnya setiap lembaga pendidikan Islam mesti
memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni guna terlaksananya proses
pendidikan yang efektif supaya tujuan lembaga pendidikan mudah untuk diraih. Tak
dapat dipungkiri bahwa Lembaga pendidikan merupakan sarana mempersiapkan
generasi yang unggul sebagai salah satu upaya mencerdaskan kehidupan berbangsa.
Namun realitanya lembaga pendidikan Islam masih banyak yang “ketinggalan” dari
lembaga pendidikan umum, hal tersebut terlihat dari hasil temuan Badan Akreditasi
nasional. Dilihat dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Radit
Hijrawan yang meneliti pengembangan manajemen sumber daya manusia berbasis
TQM. Hasilnya dalam implementasi TQM perlu perubahan perilaku manajer, dan fokus
pada tujuan. Problemnya adalah arogan, tidak fokus, meremehkan potensi bawahan,
mengukur kualitas dengan biaya ( Hijrawan, 2019).
Selanjutnya Hidayatus Sholihah, menemukan hasil penelitian yang tidak
terduga, menurut beliau implementasi manajemen sumber daya manusia dilakukan
dengan cara: (1) menyusun perencanaan berdasarkan visi, (2) merekrut tenaga pendidik
dan kependidikan dan karyawan yang kompeten (3) menetapkan seleksi dan
penempatan berdasarkan kualifikasi akademik dan kompetensinya; (4) melaksanakan
pelatihan dan sharing ide dan pengetahuan, studi banding, presentasi internal, evaluasi
dan koordinasi; (5) penilaian, administrasi dan supervisi. (6) kompensasi (7) jaminan
kesehatan (9) komunikasi (Sholihah, 2018).
Senada dengan penelitian Fahmiah Akilah tentang Peran Sumber daya

5
manusia, Manusia menjadi pemeran utama dalam keberhasilan suatu organisasi, oleh
karenanya setiap komponen sumber daya manusia yang ada di dalamnya harus saling
bekerjasama. Karena pada dasarnya sumber daya manusia yang ada merupakan unsur
yang sangat penting dan diperlukan dalam sebuah manajemen sebelum aspek lainnya.
Sumber daya manusia berperan penting dalam mengelola dan mencapai tujuan
organisasi, paling tidak dalam institusi pendidikan. Sumber daya manusia harus diatur
dengan tepat sesuai fungsinya agar dapat menjalankan peran serta tugas dan fungsinya
di lembaga tempat mereka bekerja ( Akilah, 2018). Berdasarkan fenomena dan literatur
rivew diatas yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah lembaga pendidikan agar
bisa berkembang maksimal adalah mengembangkan sumber daya manusianya terlebih
dahulu. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui konsep pengembangan
manajemen sumber daya manusia, dan proses pengembangan manajemen sumber daya
manusia di lembaga pendidikan Islam.

Rumusan Masalah
Bertolak dari pernyataan diatas, dalam makalah ini penulis mencoba
membahas hal-hal yang berkaitan dengannya, yaitu:
1. Apa itu Konsep Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia?

2. Bagaimana Proses Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia Pada


Lembaga Pendidikan Islam?

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Definisi Manajemen

Manajemen memiliki banyak sinonim diantaranya mengelola, mengatur, mengarahkan.


Manajemen berasal dari kata “to manage” yang secara umum diartikan “mengatur”. Istilah
manajemen itu kemudian didefinisikan dalam berbagai perspektif, seperti perspektif pemimpin
dan kepemimpinan, perspektif administrasi, perspektif pengelolaan, pengurusan, tata laksana,
dan lain sebagainya. Merujuk pada kamus Webster’s New Collegiate kata “manage” bermula
dari kata “manus” atau juga dari kata “hand”, sehingga kata manage dapat bermakna mengurus,
membimbing, dan mengawasi untuk mencapai suatu tujuan (Suheli, 2018). Pada mulanya istilah
“manajemen” lebih dipahami sebagai “pengelolaan”, namun seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan pemakaian istilah “manajemen” ini sudah berkembang dan dapat bermakna luas
sebagaimana orang memahami mengatur, mengarahkan, mengelola atau “memenej” semua
orang sudah memahami. Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen ikut membawa
perkembangan tersendiri dalam memaknai manajemen, sehingga definisi manajemen sebagai
“pengelolaan” sudah mulai jarang digunakan. Definisi tentang manajemen semakin berkembang
dan menjadi suatu definisi yang lebih spesifik lagi yang dikaitkan dengan fungsi- fungsinya
(Mujahid, 2003). Manajemen juga dapat dikenal dengan istilah efisiensi, dimana tujuan dari
penerapan manajemen adalah untuk mengefektifkan dan mengefisienkan waktu dalam mencapai
tujuan tertentu. Mengutip dari Peter Drucker dalam artikel Faizal Rizqi Sawaluddin dan Ridwan
Rustandi bahwa istilah efisiensi merupakan penekanan pada aspek melaksanakan pekerjaan
dengan benar, sementara efektif adalah melaksanakan pekerjaan yang benar (Sawaluddin and
Rustandi, 2020). George Terry dalam Hadari Nawawi juga menjelaskan istilah manajemen
bahwa “manajemen merupakan rangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan dalam sebuah organisasi dengan bantuan pihak lain” (Priyatna,
2017). Sedangkan Mujahid mendefinisikan manajemen sebagai sebuah seni dalam mengatur
orang lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa dalam
pelaksanaan manajemen seorang manajer membutuhkan orang lain dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan untuk sampai pada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Seorang manajer tidak
akan mampu bekerja sendiri, namun membutuhkan orang lain sebagai bawahan dengan
menciptakan iklim kerja yang kolektif kolegial. Manajer sebagai pemegang tanggung jawab
penuh akan mendelegasikan pekerjaan pada bidang tertentu yang sesuai dengan tupoksi untuk

7
mencapai tujuan dengan efektif serta efisien. Jadi, pada intinya manajemen tersebut dilakukan
oleh seorang manajer dengan menggunakan segala sumber daya yang ada (Mujahid, tanpa
tahun).

2. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia dikenal juga dengan istilah ilmu mengelola orang lain
dalam sebuah lembaga tertentu. Dalam lembaga pendidikan Islam, manajemen sumber daya
manusia. merupakan proses yang dilakukan oleh seorang pimpinan (kepala sekolah) kepada
bawahan (tenaga pendidik dan kependidikan) untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
George Terry dalam Restanti menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia adalah
praktek kebijakan yang dilakukan seorang manajer dalam menggerakkan sumber daya manusia
melalui proses penyaringan, perekrutan, pelatihan, penilaian, dan pengimbalan (Restanti, 2019).
Sondang P. Siagian sebagaimana dikutip Sandi dkk. Menjelaskan bahwa manajemen sumber
daya manusia merupakan unsur terpenting dalam lembaga pendidikan (Sandi, dkk, 2019).

Sebuah lembaga pendidikan akan berhasil dalam mencapai tujuan apabila lembaga tersebut
memiliki sumber daya manusia yang handal dan berkualitas yang mampu menghadapi berbagai
tantangan dan rintangan, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Keberhasilan lembaga
tersebut ditentukan oleh kompetensi kepemimpinan dalam mengembangkan dan mengelola
sumber daya manusia yang ada disekitarnya. Manajemen sumber daya manusia di lembaga
pendidikan sangat diperlukan untuk tercapainya pembelajaran yang efektif. Guru sebagai
sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan proses pembelajaran di lembaga pendidikan
tersebut, sehingga perlu untuk dibimbing, diarahkan, dikembangkan sesuai dengan tujuan
lembaga pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya. Guru yang profesional setidaknya harus
menguasai empat standar kompetensi dalam menjalankan tugasnya, empat standar tersebut
adalah (1) penguasaan bidang studi, (2) pemahaman peserta didik, (3) penguasaan pembelajaran
yang mendidik, serta (4) pengembangan kepribadian dan keprofesionalan” (Wismanto dkk,
2023).

Guru yang profesional seringkali mengambil tugas ganda dengan berperan sebagai
demonstrator, pendidik, fasilitator, dan evaluator . Peran guru sampai hari ini tidak akan
mungkin dapat tergantikan oleh mesin sekalipun karena tugas guru terkait dengan pembinaan
moral dan mental (Wardan, 2019). Guru dituntut untuk profesional dalam menjalankan
tugasnya. Guru harus komitmen dengan profesinya sebagai seorang pendidik, pembimbing,
pengarah, dan pengajar di lembaga pendidikan. Guru dikatakan profesional apabila memiliki
sikap dedikatif terhadap tugas, komitmen dengan mutu, selalu berusaha mengembangkan diri
dengan mengupgrade kompetensi yang melekat dalam dirinya (Andiyanto, 2021). Guru sebagai

8
sumber daya manusia di lembaga pendidikan mempunyai tugas yang berat. Disamping tuntutan
profesionalisme guru juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman dan jangan sampai
gaptek, apalagi di Era Disrupsi ini. Seorang guru tidak hanya sebagai pengajar, ia juga harus
menanamkan kesadaran dalam dirinya sebagai orang yang digugu dan ditiru, bahkan seorang
guru tidak jarang harus bisa berperan ganda demi kemajuan peserta didiknya (. Seorang guru
tidak hanya sekedar mengajar ilmu pengetahuan, namun ia juga dituntut membimbing karakter
religius (Wismanto, 2021), karakter jujur peserta didik guna menyiapkan generasi masa depan
yang lebih baik, bermoral, berakhlak mulia dan disegani. Merujuk pada argumen medley
sebagaimana dikutip (Suriadi and Mursidin, 2020),), bahwa hal-hal yang harus dikembangkan
dalam diri seorang guru sebagai sumber daya manusia mesti mengacu kepada: 1)
kepribadiannya, 2) metode pengajarannya, 3) hubungannya dengan siswa, 4) Peningkatan
pengetahuan. Kesimpulannya adalah bahwa sumber daya manusia dalam kontek “guru”
memegang peranan penting dalam keberkelanjutan lembaga pendidikan agar mampu membuat
terobosan-terobosan baru dalam sebuah lembaga pendidikan guna tercapainya tujuan yang
diinginkan

3. Teori Manajemen Sumber Daya Manusia

Membicarakan tentang manajemen, maka kita tidak akan bisa terlepas dari membicarakan
manusia sebagai makhluk yang unik, Eksistensi manajemen dalam sebuah lembaga ditentukan
dari seberapa besarnya potensi sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Bahkan Allah swt
saja telah menceritakan bahwa manusia adalah sebaik-baik makhluk, dan sesempurna ciptaan.
Allah berfirman ; Artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (Q.S. At-Tiin, 4) Manusia diciptakan dalam bentuk yang sempurna,
disempurnakan oleh akal yang diberikan Allah kepadanya, akal itu pula yang digunakan
manusia untuk berfikir termasuk untuk memenej diri mereka sendiri. Kemampuan berpikir
manusia inilah yang menjadikannya mampu untuk membimbing, mengelola, dan
mengembangkan sebuah lembaga pendidikan. Konsep teori tentang sumber daya manusia dalam
mengelola sebuah organisasi atau lembaga pendidikan sangat banyak. Implementasi dari teori
tersebut juga bermacam-macam bentuknya tergantung tujuan yang ingin dicapai oleh
oraginisasi atau lembaga pendidikan tersebut. Apapun bentuk implementasi dan ragam teori
yang digunakan sesungguhnya semua itu bermuara pada sifat dasar seorang manusia. Mula-
mula manusia dikategorikan sebagai alat karena pada hakikatnya manusia adalah seorang
pekerja yang dapat menghasilkan sesuatu. Pada masa awal inilah manusia dipandang sama
dengan alat yang membutuhkan pemeliharaan, perawatan, dan pengendalian. Proses tersebut
terus berlangsung sampai pada masa kini dengan kecanggihan teknologi informasi. Pada

9
perkembangan selanjutnya, pentingnya manajemen sumber daya manusia mulai disadari oleh
para manajer maupun pimpinan lembaga pendidikan, mereka tidak lagi menganggap manusia
sebagai satu-satunya alat yang dapat menentukan hasil. Karenanya pengimplementasian
manajemen yang berorientasi pada kepentingan berbagai macam pihak terkait menempatkan
manusia pada posisi sentral manajemen (Nugroho, 2019). Maka sumber daya manusia perlu
dikelola dengan maksimal guna memperoleh hasil yang berkualitas. Maka manusia menjadi
unsur penentu dalam manajemen.

Pada intinya semua fungsi tersebut merupakan unsur yang saling berkaitan guna
meningkatkan produktifitas. Dalam kontek lembaga pendidikan maka fungsi manajerial tersebut
merupakan fungsi manajemen pendidikan yang meliputi manajemen seluruh aspek pendidikan.
Selanjutnya pada fungsi operasional di lembaga pendidikan merupakan pengelolaan pada proses
pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikan. Berbeda dengan Werner dan De Simon, yang
membagi fungsi manajemen sumber daya manusia menjadi lebih umum bahwa fungsi
manajemen sumber daya manusia terdiri dari fungsi utama dan fungsi pendukung. Fungsi utama
manajemen sumber daya manusia terdiri dari perencanaan, kesempatan dalam kesetaraan,
pengadaan karyawan, rekrutmen dan seleksi, kompensasi dan manfaat, hubungan
kekaryawanan, kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja, pengembangan sumber daya
manusia. Adapun faktor pendukungnya adalah desain pekerjaan, sistem penilaian kinerja
manajemen dan karyawan, penelitian dan sistem informasi. Semua fungsi yang disebutkan di
atas menunjukkan bahwa adanya keterkaitan pada fungsi-fungsi tersebut dimana satu fungsi
dengan bagian bagiannya saling melengkapi dengan fungsi yang lain. Dalam lembaga
pendidikan juga demikian, implementasi manajemen sumber daya manusia di lembaga
pendidikan berkaitan dengan tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan. Dalam hal pengelolaan
tenaga pendidik dan kependidikan di lembaga pendidikan membutuhkan perencanaan,
kesempatan dalam kesetaraan, pengadaan karyawan, rekrutmen dan seleksi, kompensasi dan
manfaat, hubungan kekaryawanan, kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja, dan
pengembangan sumber daya manusia.

B. PROSES PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA


LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, proses pengembangan sumber daya manusia
membutuh waktu yang lama. Dalam proses pengembangan sumber daya manusia ada proses
perencanaan, pelatihan pengorganisasian, pemberian arahan, dan pengawasan sebagaimana
fungsi manajemen pada umumnya.

10
Pengembangan sumber daya manusia harusnya dimulai sejak perekrutan manusianya,
memilih manusia yang berkualitas seharusnya menjadi pilihan utama jika kedepan
menginginkan hasil yang baik, seleksi perekrutan meski diperketat, alasan keluarga tidak bisa
diprioritaskan, agar hasil yang diperoleh kelak bisa maksimal. Pengembangan sumber daya
manusia pada lembaga pendidikan seharusnya melibatkan semua unsur yang terlibat didalam
keorgasnisasiannya, mulai dari kepala sekolahnya, guru, tenaga kependidikan sampai sekuriti
sekolahnya.

Proses pengembangan sumber daya manusia di lembaga pendidikan juga harus


berdasarkan analisis kebutuhan dan perencanaan yang matang sehingga dapat mendukung
proses ketercapaian tujuan lembaga pendidikan. Proses yang baik dan cermat akan
menghasilkan sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas.
Sumber daya manusia yang berkualitas dalam artikel Mona Novita antara lain apabila; (1)
bekerja tidak sembrono, (2) hasil kerjanya bernilai, (3) bekerja secara optimal, (4) komitmen
terhadap pekerjaan, (5) bekerja dengan memperhatikan kualitas serta mutunya, (6)
menggunakan waktu bekerja dengan efektif dan efisien (Mona Novita, 2017).

Tenaga pendidik dan kependidikan pada lembaga pendidikan baru dikatakan berkualitas
apabila; (1) dalam bekerja mempunyai pertimbangan dan perhitungan yang matang dalam setiap
tindakannya, (2) tidak tergesa-gesa saat mengambil keputusan, (3) bekerja penuh perhatian dan
(4) menetapkan nilai-nilai dalam perencanaannya. Dalam tatanan prakteknya juga harus
berimbang; (1) tidak mengajar asal-asalan, (2) mengedepankan kualitas dan mutu pekerjaannya,
(3) menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, (4) mengajar sesuai dengan perangkat
pembelajaran yang telah disusun. Sedangkan untuk tenaga kependidikan minimal memiliki
beberapa syarat; (1) Ikhlas memberikan pelayanan terbaik di lingkungan lembaga
pendidikannya, (2) bekerja dengan senag hati, (disiplin dengan waktu).

Jika dilihat lebih spesifik lagi dalam perspektif Al-Qur’an maka manusia yang
berkualitas ditopang dengan kualitas keimanan, kualitas ilmu pengetahuan, kualitas perbuatan
baik, kualitas kehidupan sosialnya, dan kualitas kerjanya (Muhamad Akip, 2019). Dengan
demikian pengembangan sumber daya manusia di lembaga pendidikan Islam sangat diperlukan
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Nasir Usman Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat dikembangkan dan diupayakan dengan berbagai macam cara, diantaranya; (1)
dapat dikembangkan dengan meningkatkan pendidikannya, (2) dapat dikembangkan melalui
pelatihan, (3) dapat dikembangkan secara mandiri (Nasir Usman, 2012). Proses pengembangan
SDM dengan meningkatkan pendidikan maksudnya adalah dengan memberikan kesempatan
kepada tenaga pendidik atau kependidikan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

11
sesuai dengan kebutuhan kelembagaan. Jika sebelumnya tenaga pendidik masih strata satu,
maka beri kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua. Dengan cara ini
kualitas tenaga pendidik akan semakin bagus, dan keilmuannya secara otomatis akan semakin
berkembang.

Proses pengembangan SDM yang dikembangkan melalui pelatihan juga akan sangat
bermanfaat tidak saja bagi manusianya, tetapi juga bagi kelembagaannya. Tenaga pendidik dan
kependidikan yang sering mengikuti pelatihan akan memiliki segudang pengetahuan dan
pengalaman yang didapat melalui pelatihan, semua itu kelak akan diterapkan di lembaga tempat
dia bekerja. Proses pengembangan SDM yang dikembangkan secara mandiri, hanya bisa
dilakukan oleh pribadi-pribadi yang memiliki kemampuan otodidak utuk berkembang. Sedikit
sekali orang seperti ini ada dalam sebuah organisasi, meski tidak menutup kemungkinan pasti
ada, tapi biasanya jika pimpinan tempat dia bekerja kurang mensupport, maka dia tidak akan
mau berkembang. Oleh karena itu pengembangan sumber daya manusia di lembaga pendidikan
Islam harus diawali dengan perencanaan yang matang. Proses pegembangan manajemen sumber
daya manusia pada lembaga pendidikan Islam harus mampu merencanakan peluang dan
tantangan, mampu memprediksi dan menganalisa kemungkinan-kemungkinan di masa yang
akan datang. Dalam perekrutan sumber daya manusia juga harus memperhatikan kebutuhan
jangka panjang sehingga sumber daya manusia yang ada dapat dioptimalkan dalam jangka
panjang.

Menurut Robert L. Mathius dan John H. Jackson yang diterjemahkan oleh Diana
mengatakan bahwa pengembangan sumber daya manusia dilakukan dengan dua cara, yaitu
merencanakan dan menetapkan siapa sumber daya manusianya yang akan dikembangkan, dan
yang kedua merencanakan dan menetapkan arah pengembangan sumber daya manusia
(Angelica, 2004). Dengan begitu, ada perencanaan pengembangan sumber daya manusianya dan
ada perencanaan pengembangannya, dan kedua proses itu harus memperhatikan kebutuhan
lembaga pendidikan. Kemudian terakhir melakukan evaluasi tingkat keberhasilan proses
pengembangan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan maupun perubahan iklim, kebijakan, dan
masa suatu lembaga pendidikan. Setiap Lembaga pendidikan membutuhkan strategi yang efektif
dalam pengembangan sumber daya manusia (tenaga pendidik), Nasir Usman menyebutkan
sedikitnya daa 4 hal yang mesti dilakukan: (1) membuat desain perencanaan, (2) adanya
program pengembangan tenaga pendidik, (3) melaksanakan program yang telah direncanakan,
(4) melakukan evaluasi proses (Usman, 2018).

12
Sedikitnya ada empat fase dalam proses pengembangan sumber daya manusia, diantaranya:

1. Fase Diagnostik

Fase ini merupakan upaya mencari tahu tentang kebutuhan dalam pengembangan
sumber daya manusia yang berkaitan dengan kebutuhan individu, kelompok, dan
kebutuhan lembaga pendidikan. Rencana yang disusun harus mampu menjawab segala
persoalan dan tantangan lembaga pendidikan.

2. Fase Desain

Pada fase kedua ini yang harus dilakukan adalah merancang bagaimana desain
pengembangan manajemen sumber daya manusia bisa dilakukan. Setelah mengetahui
diagnosa pada fase pertama kemudian mendesain perencanaan berdasarkan; (1) apa
permasalahan yang ada pada lembaga pendidikan, (2) apa kebutuhan program lembaga
pendidikan, (3) apa partisipasi stakeholder, (4) bagaimana merencanakan sumber daya
manusia cadangan, (5) wajib menyusun kalender pendidikan, (6) mengetahui kebutuhan
individu, (7) mengetahui kebutuhan kelompok, (8) mengoptimalkan sumber daya
manusianya, (9) pandai memanfaatkan waktu, (10) mengetahui prosedur, (11)
mengevaluasi setiap hal yang sudah dilakukan.

3. Fase Implementasi

Pada fase ketiga ini kita dituntut untuk bisa melaksanakan dan menjalankan desain yang
sudah kita rencanakan dalam tindakan nyata. Pelaksanaannya harus sesuai dengan
sebelas urutan fase di atas. Dalam fase implementasi ini juga diperlukan dukungan dari
berbagai pihak dan melakukan koordinasi guna mewujudkan sumber daya manusia
yang profesional.

4. Fase Evaluasi

Evaluasi merupakan fase terakhir dalam pengembagan manajemen sumber daya


manusia. Pada fase evaluasi ini harus melihat kinerja dan metode yang digunakan serta
mengevaluasi setiap fase dalam proses pengembangan manajemen sumber daya
manusia.

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Islam tidak terjadi


begitu saja, semuanya melalui proses yang panjang. Pengembangan sumber daya
manusia pada lembaga pendidikan seharusnya melibatkan semua unsur yang terlibat
didalam keorgasnisasiannya, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan
sampai sekuriti sekolahnya. Proses pengembangan sumber daya manusia di lembaga
pendidikan juga harus berdasarkan analisis kebutuhan dan perencanaan yang matang
sehingga dapat mendukung proses ketercapaian tujuan lembaga pendidikan.

Proses yang baik dan cermat akan menghasilkan sumber daya manusia yaitu
tenaga pendidik dan kependidikan yang berkualitas. Sumber daya manusia yang
berkualitas setidaknya memiliki kriteria; (1) bekerja tidak sembrono, (2) hasil kerjanya
bernilai, (3) bekerja secara optimal, (4) komitmen terhadap pekerjaan, (5) bekerja
dengan memperhatikan kualitas serta mutunya, (6) menggunakan waktu bekerja
dengan efektif dan efisien.

Tenaga pendidik dan kependidikan pada lembaga pendidikan dikatakan


berkualitas apabila; (1) dalam bekerja mempunyai pertimbangan dan perhitungan yang
matang dalam setiap tindakannya, (2) tidak tergesa-gesa saat mengambil keputusan,
(3) bekerja penuh perhatian dan (4) menetapkan nilai-nilai dalam perencanaannya.
Sedangkan dalam tatanan prakteknya juga harus berimbang; (1) tidak mengajar asal-
asalan, (2) mengedepankan kualitas dan mutu pekerjaannya, (3) menggunakan waktu
dengan efektif dan efisien, (4) mengajar sesuai dengan perangkat pembelajaran yang
telah disusun. Sedangkan untuk tenaga kependidikan minimal memiliki beberapa
syarat; (1) Ikhlas memberikan pelayanan terbaik di lingkungan lembaga
pendidikannya, (2) bekerja dengan senag hati, (disiplin dengan waktu). Jika dilihat

14
lebih spesifik lagi dalam perspektif Al-Qur’an maka manusia yang berkualitas
ditopang dengan kualitas keimanan, kualitas ilmu pengetahuan, kualitas perbuatan
baik, kualitas kehidupan sosialnya, dan kualitas kerjanya. Sumber daya manusia yang
berkualitas dapat dikembangkan dan diupayakan dengan berbagai macam cara,
diantaranya; (1) dapat dikembangkan dengan meningkatkan pendidikannya, (2) dapat
dikembangkan melalui pelatihan, (3) dapat dikembangkan secara mandiri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akilah, Fahmiah, “Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Lembaga


Pendidikan,” Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 6, No. 1 (2018): 518–
34.
Andiyanto, Tri, “Peran Pendidik Agama Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian
Anak Usia Dini,” Ijigaed: Indonesian Journal Of Islamic Golden Age Education
1, No. 2 (2021): 21–30.

Angelica, Diana, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Salemba Empat, 2004),
H. 352.
Fitri, A., Wismanto, W., Nursikin, M., Mashuri, M., & Amin, K. (2023). Peran Ganda
Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membimbing Siswa Bermasalah Di Sd
Islam Al-Rasyid Pekanbaru. Journal On Education, 5(3), 9710-9717.
Ifendi, Mahfud ,“Pendidikan Islam Rasulullah Saw Periode Madinah: Strategi, Materi
Dan Lembaga Pendidikan,” Al-Rabwah 15, No. 01 (2021): 9–15.
Khoirunnisaa’, “Manajemen Sumber Daya Manusia (Msdm) Pada Lembaga
Pendidikan,” An-Nuha :Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial 5,
No. 2 (2018): 209–30.
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2011).
Moch Charis Hidayat And Aldo Redho Syam, “Urgensitas Perencanaan Strategis Dan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Madrasah Era Revolusi Industri 4.0,” Al-
Asasiyy Journal Of Basic Education 4, No. 1 (2020): 1–13
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003), H. 210.
Mujahid, Manajemen Madrasah Mandiri (Jakarta: Puslitbang, 2003), H. 2. Mujahid,
Manajemen Madrasah Mandiri, H. 1.
Mubarok, Ramdanil, “Pelaksanaan Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Peningkatan Mut
Lembaga Pendidikan Islam,” Al-Rabwah Xiii, No. 1 (2019): 27–44.
Mubarok, Ramdanil, “Manajemen Pembelajaran Santri Taman Pendidikan Al- Qur’an
(Tpa) Darus Sakinah Sangatta Utara,” Al-Rabwah 14, No. 02 (2020): 173–88.
Nugroho Yohanes Arianto Budi, Pelatihan Dan Pengembangan Sdm: Teori Dan
Aplikasi (Jakarta: Penerbit Unika Atma Jaya, 2019), H. 29.
Priyatna ,Muhammad, “Manajemen Pengembangan Sdm Pada Lembaga Pendidikan
Islam,” Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam 5, No. 09 (2017): 21.
Restanti, Anisa Sri, “Sumber Daya Manusia Dalam Pengembangan Perpustakaan: Studi
Pemikiran Lasa Hs.,” Unilib: Jurnal Perpustakaan 6, No. 1 (2019): 41–52.

16
Sandi Qalka, Ahmad Syukri, And Kasful Anwar Us, “Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Meningkatkan Keunggulan Kompetitif,” Al Ghazali 2, No. 2
(2019): 63–84

Suheli Suheli, “Manajemen Peserta Didik Berbasis Pesantren Dalam Pembentukan


Karakter,” Jurnal Kependidikan 6, No. 2 (2018): 207–21.
Suriadi And Mursidin, “Teori–Teori Pengembangan Pendidik: Sebuah Tinjauan Ilmu
Pendidikan Islam,” Jurnal Al-Qiyam 1, No. 2 (2020): 51–62.
Sholihah, Hidayatus “Implementasi Manajemen Sumber Daya Manusia Di Man
Yogyakarta Iii,” Al Fikri: Jurnal Studi Dan Penelitian Pendidikan Islam 1, No.
1 (2018): 58–71
Usman, Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru, Konsep, Teori, Dan Model,H.
110.
Usman, Nasir ,Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru, Konsep, Teori, Dan Model
(Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), H. 17
Wardan Khusnul, “Pembinaan Mutu Guru Melalui Program Sertifikasi Dan Penilaian
Kinerja Guru Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur,” Al-Rabwah 13,
No. 02 (2019): 84–102.
Wismanto, Ww (2021). Pembentukan Awal Generasi Mukmin Dalam Hadits Al-Qur'an Dan
Implikasinya Pada Siswa Sekolah Dasar Islam Terpadu Imam Asy-Syafii
Pekanbaru. Magistra: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar Dan Keislaman , 12
(1), 33-44.

17

Anda mungkin juga menyukai