Anda di halaman 1dari 6

PERBANDINGAN KEWIRAUSAHAAN ISLAM DAN REGULAR

Dosen Pengampu:

WAZRI ABDULLAH AFIFI

Oleh:
Rania Tasya Tazkiya Syarif
(0802517139)

Disusun Untuk Melengkapi Tugas


Mata Kuliah Kepemimpinan dan Kewirausahaan (JK2)

PEMINATAN PUBLIC RELATIONS


PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2020
KEWIRAUSAHAAN REGULAR

Pengertian

Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan yang berkaitan dengan kreatifitas dan


inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber, mengelola sehingga
peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan laba atau nilai dalam
jangka waktu yang lama. (Prof. Yuyun Wirasasmita)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan


atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
(Harvey Leibenstein)

Kesimpulan yang bisa ditarik adalah bahwa kewirausahaan dipandang sebagai fungsi
yang mencakup eksploitasi peluang-peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut
sebagian besar berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta
sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan inovatif.

Ciri dan Watak dalam Kewirausahaan

a) Ciri-ciri Kewirausahaan

1. Percaya diri.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil.

3. Pengambilan resiko.

4. Kepemimpinan.

5. Keorisinilan.

6. Berorientasi ke masa depan.

b) Watak Kewirausahaan

1. Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis, dan optimisme.

2. Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad


kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energetik dan inisiatif

3. Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan

4. Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran


dan kritik

5. Inovatif dan kreatif serta fleksibel.


6. Pandanga ke depan, perspektif.

Tahap-tahap dan Proses dalam Kewirausahaan

Tahap-tahap Kewirausahaan:

a) Kepercayaan diri

b) Berorientasi pada action

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:

a) Tahap memulai

b) Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”

c) Mempertahankan usaha

d) Mengembangkan usaha

Proses Kewirausahaan:

a)    proses inovasi

b)   proses pemicu

c)    proses pelaksanaan

d)   proses pertumbuhan

Aspek-aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Wirausaha

1. Kemampuan memotivasi diri

2. Kemampuan berinisiatif

3. Kemampuan membentuk modal (capital)

4. Kemampuan mengatur waktu (Time management skill)

5. Kemampuan mental yang dilandasi agama

6. Kemampuan mengambil hikmah dari pengalaman

Faktor-faktor Motivasi Dalam Berwirausaha

1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas.

2. Inisiatif dan selalu proaktif.

3. Berorientasi pada prestasi.

4. Berani mengambil risiko. Kerja keras.


5. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun
yang akan datang.

6. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus
ditepati. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik
yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak.

Kewirausahaan Menurut Pandangan Islam

Islam memang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit terkait konsep tentang
kewirausahaan (entrepreneurship) ini, namun di antara keduanya mempunyai kaitan yang
cukup erat, memiliki ruh atau jiwa yang sangat dekat, meskipun bahasa teknis yang
digunakan berbeda. Dalam Islam digunakan istilah kerja keras, kemandirian (biyadihi), dan
tidak cengeng. Setidaknya terdapat beberapa ayat al-Qur’an maupun Hadis yang dapat
menjadi rujukan pesan tentang semangat kerja keras dan kemandirian ini, seperti: “Amal
yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran keringatnya
sendiri, amalurrajuli biyadihi “(HR.Abu Dawud).

Dengan bahasa yang sangat simbolik ini Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras
supaya memiliki kekayaan, sehingga dapat memberikan sesuatu pada orang lain), atuzzakah.
(Q.S. Nisa : 77).

Nash  ini jelas memberikan isyarat agar manusia bekerja keras dan hidup mandiri.
Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan. Prinsip kerja keras, menurut
Wafiduddin, adalah suatu langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan (rezeki), tetapi
harus melalui proses yang penuh dengan tantangan (resiko). Dengan kata lain, orang yang
berani melewati resiko akan memperoleh peluang rizki yang besar. Kata rizki memiliki
makna bersayap, rezeki sekaligus reziko.

Motif Berwirausaha Dalam Bidang Perdagangan menurut ajaran agama Islam, yaitu:

1.    Berdagang untuk Cari Untung

2.      Berdagang adalah Hobi

3.      Berdagang adalah Ibadah

4.      Perintah Kerja Keras

5. Perdagangan Pekerjaan Mulia dalam Islam

Sifat Terpuji Dalam Perdagangan:

1. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia dagang, yaitu
menjual barang lebih murah dari saingan atau sama dengan pedagang lain yang sejenis.
2. Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang miskin, ini adalah amal yang lebih
baik dari pada sedekah biasa. Jika membeli barang dari seorang penjual yang miskin
maka lebihkanlah pembayaran dari harga semestinya.

3. Memurahkan harga atau memberi potongan kepada pembeli yang miskin, ini akan
memiliki pahala yang berlipat ganda.

4. Bila membayar hutang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang ditentukan.

5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya. Ini sesuai dengan prinsip
bahwa pembeli adalah raja.

6. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih
bila orang miskin itu tidak mampu membayarnya dan membebaskan mereka dari
hutang jika meninggal dunia.

Karakteristik Seorang Wirausaha Islam:

1. Kewirausahaan adalah bagian integral dalam agama Islam.

2. Berdasarkan fitrahnya, wirausahawan Muslim adalah ‘khalifah’ dan memilikitanggung


jawab untuk membangun kesejahteraan dan memandang bisnis sebagai ibadah.

3. Motivasi. Sukses dalam Islam tidak hanya diukur dari hasil akhirnya, melainkan juga
dari cara dan alat-alat yang digunakan untuk mencapainya.

4. Ibadah. Aktivitas bisnis adalah bagian dari ibadah.

5. Islam mendorong umatnya untuk berbisnis.

6. Kewirausahaan Islami harus bergerak didalam kerangka sistem ekonomi Islam, dan
berperan sebagai kendaraan (vehicle) menuju penerimaan dunia atas sistem Ekonomi
Islam.

7. Prinsip-prinsip pemandu Kewirausahaan Islami adalah Qur’an dan Hadits

8. Etika kewirausahaan didasarkan oleh contoh-contoh Nabi Muhammad SAW.

Etika Kewirausahaan Islam:

1. Menghindari tindakan merusak

2. Menghindari pemborosan

3. Menghindari sifat kikir

4. Membayar zakat

5. Bisa dipercaya

6. Selalu beribadah

7. Tawakkal
8. Sabar

9. Qana’ah.

Kesimpulan
Dari pernyataan diatas, perbedaanya kewirausahaan terletak dari tujuannya, dalam
kewirausahaan regular tujuannya untuk mencapai atau menghasilkan suatu laba atau nilai
dalam jangka waktu yang lama, sedangkan dalam islam kewirausahaan dalam Al-Qur’an dan
Hadits dijelaskan harus bekerja keras maka dari itulah muncul kewirausahaan dengan dasar
beribadah kepada Allah SWT dan mendapat rezeki.

Referensi

http://rizcaamirapuspa.blogspot.com/2017/04/wirausaha-umum-dan-wirausaha-islam.html

Reynolds, Paul D. (2007). Entrepreneurship in the United States: The Future is Now.
Retrieved December 14, 2014, from Google Books Preview

Mohd. Jan, Nawawi B, and Adnan Alias. (2012). Theories and Concept of Entrepreneurship.
Unpublished Lecture Material.

Anda mungkin juga menyukai