Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang beragama Islam. Mahasiswa non
Islam harus pula menggali ajaran-ajaran agamanya, yang menyangkut wirausaha
dalam berbagai bidang. Pembahasan dalam makalah ini berkaitan dengan segala
aspek wirausaha yang wajib diketahui dan dipahami serta dilaksanakan dalam
praktik kehidupan berbisnis, berekonomi, jual beli, berdagang, maupun
berwirausaha.
Dimulai dari motif berwirausaha dalam bidang perdagangan,
menganggap berdagang sebagai hobi, meniatkan diri untuk beribadah, bekerja
dengan keras dan tanpa putus asa, sampai pada pandangan berdagang menurut
agama Islam.
Penerapan perilaku yang terpuji dalam berwirausaha hingga pengaturan
dan penataan hidup mengenai utang dan piutang, serta bagaimana cara membina
tenaga kerja dan menciptakan kondisi hubungan yang baik antara majikan dengan
karyawan agar tercipta suasana bekerja yang diridhai Allah dan kehidupan kita
dengan masyarakat disekitar kita menjadi lebih baik.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana motif berwirausaha dalam bidang perdagangan?
2. Bagaimana keterkaitan perbuatan baik dapat menenangkan otak dan
menyehatkan badan?
3. Bagaimana penjelasan mengenai perintah bekerja keras
4. Bagaimana penjelasan mengenai perdagangan merupakan pekerjaan mulia
dalam Islam?
5. Bagaimana perilaku yang terpuji dalam perdagangan?
6. Bagaimana manajemen utang piutang?
7. Bagaimana membina tenaga kerja bawahan?
8. Bagaimana demonstration effect menyebabkan faktor modal menjadi beku?

1
9. Bagaimana sifat-sifat seorang wirausaha?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui motif berwirausaha dalam bidang perdagangan
2. Untuk mengetahui keterkaitan perbuatan baik dapat menenangkan otak dan
menyehatkan badan
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai perintah bekerja keras
4. Untuk mengetahui mengenai perdagangan merupakan pekerjaan mulia dalam
Islam
5. Untuk mengetahui perilaku yang terpuji dalam perdagangan
6. Untuk mengetahui manajemen utang piutang
7. Untuk mengetahui membina tenaga kerja bawahan
8. Untuk mengetahui demonstration effect menyebabkan faktor modal menjadi
beku.
9. Untuk mengetahui sifat-sifat seorang wirausaha.

1.4 Manfaat Penulisan Makalah


Dalam penyusunan makalah ini, pemakalah yang membahas tentang bab ini
berharap makalah ini bisa bermanfaat baik jangka panjang maupun jangka pendek
sebagai informasi yang sangat berharga dan beberapa manfaat lainnya antara lain :
1. Melatih kreativitas mahasiswa dalam menuangkan gagasan pemikirannya
atau ide-idenya dengan sudut kajian atau topik dari ilmu-ilmu yang sudah
didalami.
2. Makalah ini bukan hanya berguna bagi pemakalah saja, tetapi juga sebagai
bahan referensi pengetahuan bagi mahasiswa dan perusahaan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kewirausahaan


Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris,
unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneurship
sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Prancis yaitu “entreprende‟ yang berarti
petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama
kali oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah digunakan
oleh pakar ekonomi J.B Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha
yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas
rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi.
Sebenarnya telah banyak pakar yang mengemukakan pengertian
mengenai kewirausahaan berdasarkan sudut pandangnya masing- masing. Namun
demikian, esensi pengertian yang krusial senantiasa ada di setiap pengertian
yang dikemukakan oleh para ahli tersebut dan menjadi hal mendasar.
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Definisi
tersebut secara lebih luas dikemukakan oleh Hisrich dalam Suryana, yang
mengatakan bahwa kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang
berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti
penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa
uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. Sementara itu, Zimmerer
mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan
inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha).
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30
Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan
Kewirausahaan, bahwasanya ; “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku

3
dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan
produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Masykur Wiratmo dalam buku Pengantar Kewiraswastaan Kerangka
Dasar Memasuki Dunia Bisnis mengungkapkan definisi kewirausahaan sebagai
proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha
dan waktu yang diperlukan, memikul risiko finansial, psikologi, dan sosial yang
menyertainya, serta menerima balas jasa finansial dan kepuasan pribadi.
Kewirausahaan dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan
yang dikelompokkan kedalam masalah mu’amalah, yaitu masalah yang
berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia dan tetap
akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Berusaha dengan bekerja kasar seperti mengambil kayu bakar di hutan
itu lebih terhormat daripada meminta-minta dan menggantungkan diri kepada
orang lain. Begitulah didikan dan arahan Rasulullah saw untuk menjadikan
umatnya sebagai insan-insan terhormat dan terpandang, bukan umat yang lemah
dan pemalas.

2.2 Pengertian Wirausaha


Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan
dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga istilah
entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam
usaha/bisnis.
Menurut Josep Schumpeter wirausaha adalah orang yang mendobrak
sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru,
dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.
Secara sederhana arti wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.
Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai
usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.

4
Dalam Wikipedia, entrepreneur adalah an owner or manager of a
business enterprise who makes money through risk and initiative. Artinya,
pemilik atau manager sebuah perusahaan bisnis yang menghasilkan keuntungan
melalui pengambilan risiko dan tindakan inisiatif.

5
BAB III
MUTIARA KEGIATAN WIRAUSAHA
MENURUT ISLAM

3.1 Motif Berwirausaha Dalam Bidang Perdagangan


1. Dagang Buat Cari Uang?
Perkerjaan berdagang/jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis.
Kebanyakan masyarakat kita jika mereka berdagang selalu ingin mencari laba
besar.Jika ini yang menjadi tujuan usahanya,maka seringkali mereka
menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.Dalam hal ini
sering terjadi perbuatan negatif yang akhirnya menjadi kebiasaan/perilaku
mereka.Adalah sifat tidak baik apabila orang banyak berbicara dan banyak
bohongnya,bila dipercaya selalu khianat,bila berjanji sering ingkar,punya
utang selalu ditunda pembayarannya,bahkan mengelak untuk membayar,bila
punya kekuasaan ia menindas dan mempersulit orang lain,tidak pernah ia
memberi kemudahan dalam hal yang menjadi wewenangnya. Atau dalam
menagih piutang,ia bisa berlaku tidak manusiawi dan sebagainya.Perilaku
demikian sangat ditentang dalam ajaran islam,seperti diungkapkan dalam
sebuah hadist yang artinya: Allah mengasihi orang yang bermurah hati waktu
menjual,waktu membeli dan waktu menagih piutang.
Seorang muslim bila menjual barang,harus dengan senang
hati,gembira,ikhlas,dan memberikan kesan baik terhadap pembeli.Begitu pula
bila seorang muslim membeli barang,tidak membuat kesal si
penjual,usahakan agar terjadi transaksi secara harmonis,suka sama suka,tidak
bersitegang dengan penjual.Dalam hal menagih piutang,juga ada ajaran yang
sangat tinggi dalam islam,jangan menekan,menghina,memeras,memaksa
orang yang berhutang.
Perilaku negatif yang dijumpai dalam kegiatan perdagangan
merupakan merek yang melekat pada diri pedagang dan ini pula merupakan
“image” negatif terhadap pedagang yang melekat di hati masyarakat kita pada
umumnya.Masyarakat kita masih belum dapat menerima profesi pedagang

6
sebagai profesi elit. Profesi dagang masih dianggap pekerjaan rendah yang
mungkin juga paling rendah. Mengapa? Karena sudah melekat dalam
anggapan masyarakat bahwa pekerjaan dagang dilakukan penuh dengan
trik,penipuan,ketidakjujuran,pelit,terlalu hitungan,dan pribadi yang terlibat
didalamnya,pribadi kurang utuh.Demikian anggapan masyarakat yang
negatif,disamping pandangan yang positif. Memang demikian keadaannya
jika menganggap pekerjaan dagang bertujuan untuk mencari laba semata,
tujuan utamanya ialah laba, maka segala cara untuk mendapat laba,
dipraktekkan, seperti yang banyak kita alami sehari-hari.
Penjual buah-buahan berusaha memasukkan buah yang sudah rusak
atau busuk kedalam bungkusan dan ditimbang tanpa sepengetahuan
pembeli.Kadang-kadang dalam tempat itu sudah dimasukkan lebih dulu buah
yang rusak dan diatasnya buah yang dipilih oleh pembeli.Ini semua adalah
sebagai contoh perilaku yang meruntuhkan martabat kaum pedagang.
Akan begitukah tabiat kaum pedagang kita? Tentu tidak,karena
banyak pula pedagang yang betul-betul telah mempraktekan ajaran agama
islam dalam kegiatan bisnisnya,dan sekurang-kurangnya image masyarakat
yang negatif,akan menyentuh hati pemuka agama,agar dapat meluruskan
praktek perdagangan dinegara kita,yang sebagian besar pedagangnya adalah
seorang muslim.
2. Berdagang adalah Hobi
Konsep berdagang adalah hobi, kebanyakan dianut oleh para pedagang Cina.
Mereka memang menekuni dunia perdagangan dalam keseharian perihidup
mereka.Pagi,siang,malam,perhatian mereka tidak terlepas dari hobi
ini.Mereka berusaha membeli barang,membersihkan barang yang mereka
jual,menjaga kerapihan rak pajangan,melayani pembeli sebaik
mungkin,karena pembeli itu datang melihat dan membeli hobi yang ia
tekuni.Jadi mereka sangat respek pada pembeli.Bila barangnya laku,mereka
cepat mendatangkan barang baru,dan dipajangkan ditempat yang baik,desain
tata letak serasi dengan tata warna disorot cahaya neon yang membuat
suasana menarik dan indah dipandang mata,terutama untuk memancing

7
pandangan para pembeli.Inilah yang disebut dengan “display”.Mereka dapat
melakukan open display,yaitu pajangan yang dilakukan dihalaman
terbuka,untuk menarik orang yang lewat dijalan.Ada lagi window
display,yaitu pajangan didepan toko untuk menarik ejalan kaki masuk
kedalam toko.Demikian pula didalam toko terdapat interior display agar
pembeli lebih tertarik lagi.
Close display juga dilakukan untuk barang-barang yang berharga
mahal,agar tidak diambil oleh orang-orang yang berniat tidak baik.Semua ini
dilakukan oleh pedagang sebagai pelaksanaan hobinya.Demikian pula dalam
pergaulan,orang Cina selalu mengembangkan hubungan dengan para
relasi.Pada mulanya dalam pergaulan mereka sangat hati-hati,tidak mau
terlibat dalam piutang atau meminjamkan sesuatu pada orang lain.Akan tetapi
setelah kepercayaan tertanam pada diri mereka terhadap relasinya,maka
berapapun jumlahnya barang yang diambil oleh orang relasi tersebut,ia akan
diperkenankan.Inilah suatu karakter dari orang Cina yang selalu berusaha
tampil baik agar dipercaya oleh orang lain,dan iapun selalu menguji tingkat
kejujuran orang lain.
3. Berdagang adalah Ibadah
Bagi orang Muslim, kegiatan berdagang sebenarnya lebih tinggi derajatnya,
yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.Sebab kita sudah berjanji
kepada Allah subhanahu wa ta’ala.Sebab kita sudah berjanji yang kita
ikrarkan dalam sholat lima waktu,bahwa sholatku,ibadahku,hidupku,dan
matiku....adalah bagi Allah rabbul alamiin.Berdagang adalah sebagian dari
hidup kita yang harus ditujukan untuk beribadah kepada-Nya,dan wadah
untuk berbuat baik kepada sesama.Ada sebuah hadis yang menyatakan:
“Sekali-kali tidaklah seorang Mukmin akan merasa kenyang(puas)
mengerjakan kebaikan,sampai puncaknya ia memasuki surga”.
(HR.Tirmidzi).
Seorang pedagang membeli barang ke pabrik atau ke grosir,
kemudian diangkut ketempatnya berdagang,niatkan bahwa itu ibadah
kita,agar memberi kemudahan kepada pembeli yang membutuhkan barang

8
itu. Hadis pun mengingatkan kepada kita bahwa: “Sesungguhya amal itu
berdasarkan niat,dan sesungguhnya bagi setiap manusia pahala menurut apa
yang diniatkannya” (Muttafiq’alaih)
Berdasarkan niat kita diatas,maka para pembeli tidak perlu pergi
jauh-jauh ke kota atau ke pabrik untuk membeli satu jenis barang.Kemudian
kita jual barang itu dengan harga yang tidak terlalu tinggi,dengan niat dapat
mensejahterakan kehidupan masyarakat.Dengan harga murah,masyarakat
dapat menggunakan uangnya lebih efisien dan dapat memenuhi kebutuhannya
yang lain.Dalam kehidupan ini kita diperintah berhemat,tapi jangan
kikir.Salah satu cara berhemat ialah mencari barang dengan harga murah
sesuai kemampuan seseorang.Murah bagi seseorang yang miskin tidak sama
dengan murah bagi seseorang yang banyak uang.
Jika seseorang pedagang menjual barang dengan harga murah,tentu
tidak merugi,maka keuntungannya akan berlipat ganda,jika anda
pikir,mengapa demikian? Harga murah akan selalu menarik perhatian
pembeli.Pembeli ini akan menginformasikannya kepada sahabat dan
familinya,bahwa jika akan membeli barang ini,baiknya membeli di toko X
karena harganya disana lebih murah.Akhirnya toko ini makin ramai
dikunjungi,barang cepat laku,dan segera membeli persediaan baru.Jadi
persediaan barang ditoko ini selalu baru,selalu fresh,selalu model baru,tidak
rusak,tidak busuk,tidak ketinggalan mode.Makin lama toko ini makin
terkenal dan selalu mendapatkan rizki dari Allah dengan banyaknya
pembeli.Dengan demikian terjadilah apa yang dinamakan “patronage buying
motive”yaitu suatu motif membeli yang terpola pada hati konsumen,yang
selalu ingin berbelanja ketoko tertentu saja. Pola berbelanja ke toko tertentu
itu,mungkin saja terjadi karena alasan:
a. Harga ditoko tersebut cukup murah
b. Persediaan barangnya komplit
c. Barang selalu baru,fresh,dan model baru
d. Layanan cukup ramah dan dapat dipercaya
e. Suasana dalam toko cukup menarik

9
f. Mudah dicapai oleh kendaraan dalam perjalanan pulang pergi dari rumah
ke kantor
g. Tersedia tempat parkir yang aman
h. Ada ikatan batin dengan pemilik toko,dan sebagainya.
Keuntungan lain akan selalu datang dari Allah yang tidak dapat
dibayangkan atau diduga sebelumnya,seperti masuknya langganan baru,dapat
order/pesanan tiba-tiba dan sebagainya.

3.2 Berbuat Baik Dapat Menenangkan Otak dan Menyehatkan Badan


Berwirausaha memberi peluang kepada seseorang untuk banyak-banyak berbuat
baik, bukan sebaliknya. Berbuat baik dalam wirausaha perdagangan, misalnya
membantu kemudahan bagi orang yang berbelanja, kemudahan memperoleh alat
pemenuhan kebutuhan, pelayanan cepat, memberi potongan, memuaskan hati
konsumen, dan sebagainya. Perbuatan baik akan menenangkan otak.Selanjutnya
bila otak tenang akan membuat jasmani menjadi sehat.
Banyak berbuat kebaikan,akan sangat menyehatkan bagi si pelaku dan
juga bagi orang yang melihatnya.Lebih jauh lagi mereka yang selalu ingin berbuat
baik dan membantu meringankan penderitaan orang lain,otaknya senang,tubuhnya
akan lebih kebal terhadap penyakit.Jadi, ada hubungan antara berbuat baik dengan
kesehatan badan.
Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah buku yang berjudul “The
Healing Brain” (Otak yang menyembuhkan) yang ditulis oleh Robert Ornstein
dan Dokter David Sobel,yang telah memenangkan American Health Award
(Majalah Tempo,25 Juni 1998).
Diungkapkannya bahwa fungsi otak yang utama bukan untuk
berfikir,tetapi untuk mengendalikan sistem kesehatan tubuh.Menurutnya, vitalitas
otak dalam menjaga kesehatan ternyata banyak bergantung pada frekuensi
perbuatan baik.Manusia adalah makhluk sosial, bergaul, bermuamalah,
bekerjasama, tolong menolong, dan kegiatan komunikasi dengan orang lain
adalah sebuah aspek kerja otak yang paling utama.

10
Berbuat baik adalah keadaan yang paling intens dalam hubungan
dengan orang lain, terbukti efektif dalam menjaga keseimbangan otak.Keadaan
seimbang ini diperlukan untuk mengontrol kesehatan tubuh.Pandangan-
pandangan yang diungkapkan dalam buku tersebut bukan tidak beralasan , tetapi
mereka beranjak dari hasil penelitian, antara lain penelitian terhadap para pekerja
dibidang sosial, ternyata mempunyai kondisi kesehatan lebih baik dari rata-rata
dan harapan hidup lebih tinggi.Penelitian selama 9 tahun terhadap orang-orang
yang suka menyendiri, tidak kawin, tidak bergaul, presentase mereka lebih besar
terserang penyakit berat dan angka kematiannya ada dua setengah kali lebih tinggi
dari kelompok orang-orang normal.
Altruisme atau perilaku yang mengutamakan membantu kepentingan
orang lain,dapat meringankan tubuh dari perasaan stress berlebihan.Perbuatan
baik menimbulkan rasa bahagia diri,dan ini akan merangsang pembentukan zat
antibodi dalam sistem kekebalan tubuh.Sebuah percobaan yang dilakukan David
Mc Clelland meminta sejumlah pemuda menonton film tentang upaya bekerja
sosial meolong orang miskin di Calcutta, India.Kadar darah responden di tes dua
kali, sebelum dan sesudah menonton film.Ternyata setelah menonton, kadar
“Immunoglubulin A” yaitu salah satu zat antibodi mengalami kenaikan yang
sangat berarti. Kenaikan zat ini terjadi hanya dengan menonton orang lain berbuat
baik, apalagi jika perbuatan baik itu kita lakukan sendiri.
Di dalam Islam sudah seringkali dianjurkan untuk berlomba-lomba
dalam berbuat kebaikan. Mungkin anjuran ini belum diketahui betul apa
maknanya. Apa yang terjadi di balik anjuran tersebut. Apakah hanya sekedar kita
membantu orang lain yang kesusahan, kita meringankan beban orang lain?
Rupanya pekerjaan berbuat baik akan menenangkan otak. Otak tenang dan sehat
akan merangsang pembentukan zat antibodi dalam darah, dan akan meningkatkan
kekebalan tubuh.
Di dalam dunia bisnis, banyak muncul pikiran tidak tenang, stress
makin meningkat dan terjadi setiap saat, ini terjadi karena ada pola usaha yang
tidak benar, ada pikiran-pikiran jahat, sangat agresif dalam persaingan, ingin
menjatuhkan pesaing, sering marah, ingin menang sendiri, ini adalah penyebab-

11
penyebab yang berujung pada munculnya berbagai penyakit. Obat yang paling
utama ialah selalu berbuat baik dekat dengan Allah, bagaimanapun sibuknya kita
berbisnis.
Simaklah berbagai ajaran melalui hadis dan Al-Quran yang menyuruh
kita agar mempermudah urusan orang lain, apalagi bila kita memiliki posisi kunci,
decision maker, atau kapan saja kita dapat membantu, jangan mempersulit hal-hal
yang mudah.
Anjuran agar membuat kemudahan dan jangan mempersulit atau
menggelisahkan orang lain dapat kita renungkan dari hadis berikut, yang artinya:
Hadis Abi Musa dan Mu’adz dari Sa’id bin Abu Burdah dari ayahnya berkata:
nabi telah mengutus neneknya yaitu Abu Musa dan Mu’adz ke Yaman, maka Nabi
berpesan: “Ringankan atau mudahkanlah, jangan mempersukar,gembirakanlah
jangan menggusarkan dan saling mengalahkan diantaramu” (HR. Bukhari)
Saling mengalah dalam hadis ini maksudnya saling toleransi, jangan
bersitegang, tapi saling memberi dan saling memudahkan orang lain. Hadis dari
Anas dari Nabi Saw., Nabi bersabda: “Ringankanlah (dakwahmu) dan jangan
mempersukar dan gembirakan (pengikutmu) dan jangan kamu gusarkan (jangan
membuat orang lain gelisah). (HR. Bukhari).
Perilaku mau memudahkan dan membantu urusan orang lain berlaku
dalam segala kegiatan kehidupan, apakah kita sebagai guru, pedagang, pegawai
bawahan, atasan, sopir, polisi, pelajar, dan sebagainya. Jangan katakan besok apa
yang dapat kita bantu dan selesaikan sekarang.
Dalam kegiatan bisnis, semua urusan harus dibuat mudah, mudah dalam
membeli, mudah dalam menjual, mudah berjanji, mudah menepatinya. Dalam
menagih piutang, harus memudahkan orang lain yang berutang, jangan memaksa,
menyiksa, menghina, dan sebagainya, agar tidak memancing emosi marah, yang
akan berakibat timbulnya stress, sakit hati, sakit jantung, sakit kepala dan
sebagainya. Sebelum kasus ini muncul, sejak awal kita harus bertindak hati-hati,
penuh perhitungan, perhatikan dengan siapa kita bergaul, dengan siapa kita
berhubungan. Kita perlu memilih teman dalam berbisnis. Pilihlah teman yang baik
dan dapat dipercaya. Ini suatu seni dalam kehidupan, bagaimana memilih teman.

12
3.3 Perintah Kerja Keras
Berusaha dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah usaha kerja keras. Dalam
kerja keras itu, tersembunyi kepuasan batin, yang tidak dinikmati oleh profesi
lain. Dunia bisnis mengutamakan prestasi lebih dulu, baru kemudian prestise,
bukan sebaliknya. Generasi muda yang mengutamakan prestise dulu, mereka
tidak akan mencapai kemajuan, karena setiap kemajuan pasti menuntut adanya
prestasi. Prestasi dimulai dengan kerja keras, dalam semua bidang.
Kemajuan keras (azam) dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja
dengan sungguh-sungguh. Orang-orang atau bangsa yang berhasil ialah yang mau
bekerja keras, tahan menderita,dan berjuang memperbaiki nasibnya. Pekerjaan
dakwah yang dilakukan Rasul pun mencerminkan kerja keras, sehingga dapat
berhasil mencapai kejayaan. Seperti dinyatakan dalam Al-Quran, yang artinya:
“Apabila engkau telah berazam, maka bertakwalah kepada Alah (QS.Ali
Imran:159)
Jadi kita tidak boleh lupa, ingat kepada Allah, melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sambil bekerja keras, Insya
Allah Yang Mahakuasa akan membantunya. Bekerja keras bukan hanya dilakukan
pada saat memulai saja, akan tetapi terus dilakukan walaupun sudah berhasil.
Lakukan perbaikan terus-menerus atas apa yang telah dikerjakan, dan jangan
terlena karena suatu keberhasilan.
Perbaikan pekerjaan terus-menerus, banyak dicontohkan oleh orang
Jepang dalam keseharian pekerjaan mereka, dengan apa yang disebut Kaizen yang
berarti Unending Improvement (perbaikan terus menerus, tak pernah berhenti).
Dengan konsep ini, produk yang dihasilkan oleh industri Jepang selalu ada
perbaikan, selalu ada model baru. Konsep kaizen dilakukan merata di seluruh
bidang kehidupan. Konsep Kaizen ini digabung dengan konsep gugus kendali
mutu yang membangkitkan kreativitas dari karyawan. Setiap karyawan melalui
kelompoknya mengevaluasi sendiri hasil kerjanya kemudian melakukan
perbaikan, membuat usul ke atasan tentang perbaikan lebih lanjut. Konsep Kaizen
ini sudah menjadi buah bibir orang Jepang sehari-hari yang betul-betul
dilaksanakan.

13
Menurut Murphy dan Peck (1980:8), guna mencapai sukses dalam karir
seseorang, harus dimulai dengan kerja keras. Setelah itu dikuti dengan mencapai
tujuan dengan orang lain, penampilan yang baik, keyakinan diri, membuat
keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan pintar berkomunikasi.
Sebagai seorang Muslim, kita dituntut agar tidak hanya mementingkan
atau mengutamakan kerja keras untuk dunia saja atau akhirat saja, tetapi ditengah-
tengah antara keduanya, maksudnya jangan sampai kita dilahirkan oleh pekerjaan
mencari harta saja, tapi berusahalah dan selalu dekat kepada Allah SWT. Seperti
dinyatakan dalam Al-Quran, Allah berfirman, yang artinya: Carilah kebahagiaan
yang telah disediakan Allah di akhirat kelak,dan jangan kalian melupakan
kebahagiaan kalian di dunia ini (QS. Al-Qashas:77). Perintah berusaha yang
lainnya,dinyatakan dalam Al-Quran dan Hadis sebagai berikut:
1. Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kalian berusaha,maka oleh sebab itu
hendaklah kalian berusaha (HR.Thabrani).
2. Kewajiban seorang ayah memberi makan dan pakaian kepada mereka
dengan cara ma’ruf.(QS.Al-Baqarah:233).
3. Berdosalah seseorang, apabila ia sia-siakan nafkah orang yang menjadi
tanggungannya. (HR.Nasai).
Ajaran ini akan menggugah seorang muslim agar mau bekerja keras
dalams segala bidang kehidupan, tidak hanya menyerah kepada nasib. Sebelum
nasib tiba, kita harus berusaha lebih dulu dengan penuh tawakal kepada Allah.
Allah tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak berusaha
dan tidak mau mengubah nasibnya sendiri. Jadi intinya ialah inisiatif, motivasi,
kreatif, dan akhirnya akan meningkatkan produktifitas guna perbaikan kehidupan.
Al-Quran menyatakan: “Hendaklah engkau tabah seperti ketabahan para Rasul
yang memiliki kehendak yang keras(azam).(QS.Al-Ahqaf:35).
Tabahnya Rasul Allah, sehingga beliau tidak kenal menyerah, maju
terus dalam membina umat. Demikian pula kita pengikutnya, harus memiliki
sikap dan etos kerja yang diikuti rasa takwa yang tinggi, dan Insya Allah akan
berhasil sukses dikemudian hari.

14
Berusaha dan bekerja keras sangat ditekankan oleh Rasulullah Saw, kita
tidak boleh berpangku tangan, mengaharap rizki hanya dengan berdoa saja.
Berdoa tanpa usaha tidak ada gunanya. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab
selesai salat menjumpai sekelompok orang yang membenamkan dirinya di masjid,
dengan alasan tawakal dan berdoa kepada Allah, maka beliau memperingatkan:
Janganlah sekali-kali di antara kalian ada yang duduk-duduk malas mencari rizki
dan membaca doa Ya Allah limpahkanlah rizki kepadaku, padahal mereka
mengetahui bahwa dari langit tidak akan turun hujan emas dan perak.
Oleh sebab itu, kita harus rajin berusaha di samping tetap berdoa.
Seperti ditekankan oleh Rasulullah Saw: Apabila kalian selesai salat subuh,
jangan kalian tidur dan malas mencari rizki (HR.Thabrani). Serta dalam hadis
lain dikatakan: “Hai anakku bangunlah, sambutlah rizki dari Rab-Mu dan
janganlah kamu tergolong orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah memberi
rizki manusia antara terbitnya fajar sampai menjelang terbitnya matahari.
(HR.Baihaqi). Dalam Surat Al-Jumuah ayat 10, Allah berfirman yang artinya:
Apabila selesai sholat, maka bertebaranlah kalian dimuka bumi dan carilah
karunia Allah, dan banyak-banyaklah mengingat Allah agar kamu beruntung.
Orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dimanapun dan kapan pun
adalah orang-orang yang selalu sabar dan tenang, serta teratur dalam
melaksanakan pekerjaannya. Betapa sibuknya ia dalam kegiatan berbisnis,
berdagang, pekerjaan kantor, rapat, diskusi, seminar, mengajar, namun setelah
mendengar seruan azan, segeralah bergegas meninggalkan pekerjaan, istirahat dan
salatlah menghadap Khalik Maha Pencipta, berdialog dan berdoa kepada-Nya.
Setelah itu hati menjadi tentram, pikiran jernih guna menghadapi pekerjaan
selanjutnya. Salat tidak lagi merupakan kewajiban baginya tapi sudah menjadi
kebutuhannya, yang harus ditunaikan tepat waktu.
Orang tidak boleh bosan menyebut asma Allah, mengikuti perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya, bekerja keras menggali sumber penghidup.
Rasulullah memberikan contoh doa kepada kita: Dan aku memohon perlindungan
kepada-Mu daripada sikap lemah dan malas (HR.Abu Daud).

15
Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku pada usaha yang dilakukannya
dipagi hari. (HR.Tirmidzi).
Para pedagang banyak pula yang mempraktekan usaha dari sejak subuh
ini, seperti para pedagang di pasar, pedagang antar kota, pedagang sayuran, dan
sebagainya dengan tidak lupa menunaikan salat subuh terlebih dahulu. Sebuah
hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi menyatakan: Apabila mengirimkan
pasukan atau tentara, Nabi mengirimkan pada pagi hari. Dan Sakhr seorang
pedagang, apabila ia mengirimkan barang degangan dilakukan pada pagi hari,
lalu dia menjadi kaya raya dan banyak hartanya (HR.Tirmidzi).

3.4 Perdagangan Pekerjaan Mulia dalam Islam


Jika kita tinjau pekerjaan dagang sebagai suatu bagian dari bisnis, maka pekerjaan
dagang ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran agama.Nabi Muhammad
Saw. Pernah ditanya: Mata pencaharian apakah yang paling baik, Ya
Rasulullah?” Jawab beliau: “Ialah seseorang yang berkerja dengan tanganya
sendiri dan setiap jual beli yang bersih”(HR.A-Bazzar).
Dalam Al-Quran Allah berfirman,yang artinya: Dan Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba(QS.Al-Baqarah:275). Dalam
ayat ini Allah mendampingkan dua kegiatan yang berlawanan yang sifatnya
dikhotomi, yang satu halal dan yang satu lagi haram. Ayat ini memberikan
ketegasan kepada kita bahwa jual beli tidak sama dengan riba seperti yang
dikatakan oleh kau kafir pemakan riba.
Secara lengkap arti Surat Al-Baqarah: 275 sebagai berikut: Orang-
orang yang makan riba,tidak dapat berdiri melainkan ia berdiri seperti orang
yang kemasukan setan. Mereka mengatakan bahwa jual beli itu sama saja dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Barangsiapa yang telah sampai seruan ini kepadanya, dan berhenti memakan
riba, maka baginya apa yang telah diperolehnya itu, dan urusannya kembali
kepada Allah. Dan barangsiapa yang masih meneruskan praktik riba, maka
mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. Terjemahan ayat-ayat
selanjutnya adalah sebagai berikut:

16
Ayat 276: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak
menyukai setiap orang kafir dan orang-orang yang berbuat dosa. Ayat 277:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh, salat,
dan berzakat, mereka mendapat pahala dan tidak ada kekhawatiran atas diri
mereka dan tidak mereka bersedih. Ayat 278: Hai orang-orang yang beriman,
Bertakwalah kepada Allah, tinggalkanlah sisa riba, jika kamu orang mukmin.
Keempat ayat ini mempunyai makna yang sangat jauh dan kita harus
mengarah ke sana. Jika dianalisa, maka dalam empat ayat tersebut, ada 3 variabel
utama yang saling berkolerasi, baik postif maupun negatif terhadap kesejahteraan
atau kemakmuran masyarakat. Ketiga variabel utama ialah riba, jual beli,
perdagangan, dan zakat.
Bila riba meningkat maka pekerjaan haram akan merajalela dan
kegiatan jual beli tidak akan berkembang. Ada kecenderungan dalam praktek riba
yaitu uang dan modal hanya berputar dan menumpuk pada satu tangan. Yang
memperoleh untung dalam bentuk riba ialah beberapa gelintir orang yang uangnya
digunakan untuk mengeksploitasi masyarakat yang terdesak kebutuhan hidup.
Dalam masyarakat riba tidak ada pungutan zakat, tidak ada unsur
membantu yang lemah. Variabel riba memiliki korelasi negatif terhadap zakat,
perdagangan dan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam riba tidak berkembang
perdagangan dan proyek investasi karena dalam kegiatan riba terkandung unsur
bunga tinggi. Orang yang mau pinjam uang dengan bunga tinggi adalah orang
yang terdesak akan kebutuhan hidup. Jika kita terdesak, tak ada orang yang mau
pinjam uang. Pinjaman riba selalu mencari korban dan tidak mungkin ada
investasi karena tidak akan menguntungkan modal riba.
Kegiatan perdagangan akan menyerap banyak tenaga kerja. Kira-kira
85% dari tenaga kerja diserap oleh lapangan bisnis. 9/10 dari rizki ada dalam
sektor perdagangan, demikian tercantum dalam sampul majalah “Nadi Tijaroh”
tahun 1930-an yang dibaca oleh Prof.Abdul Muhsin Sulaiman Thahir, yang
kemudian ditulis dalam bukunya Ilaajul Mushilah Al-Iqtishaadiyah bil_Islam
(Terapi Islam tentang Problema Ekonomi) yang menyatakan: Sembilan
persepuluh rizki terdapat pada perdagangan.

17
Memang ini adalah suatu kenyataan yang tidak kita sadari.
Perhatikanlah semua barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari bahan makanan,
pakaian, perabot rumah tangga, barang elektronik dan sebagainya, semuanya
sampai di tangan kita adalah melalui perdagangan, sarapan pagi saja, misalnya
nasi goreng, sudah melibatkan jalur perdagangan yang sangat kompleks, mulai
dari penyediaan beras oleh dolog, pedagang beras, transport beras, karung beras,
alat penyimpan beras, periuk, korek api, minyak tanah, gas, air, kompor, minyak
goreng, bawang, garam, serta bahan lainnya. Saluran distribusi barang tersebut
melalui sistem perdagangan yang sangat luas dan masing-masing pedagang
menerima bagian penghasilan dari setiap kegiatan bisnisnya.
Kemudian satu variabel utama lagi yaitu zakat, merupakan kontrol atas
keberadaan harta pada seseorang. Kontrol ini akan menyadarkan pemilik harta,
bahwa dalam hartanya itu yang merupakan titipan Allah, terkandung hak orang
lain, yaitu hak fakir miskin yang harus ia keluarkan. Kemudian harta itu jangan
disimpan saja, tapi usahakan diputar dalam bentuk perdagangan. Hal ini jelas
tercantum dalam Sunaturrasul: “Barangsiapa yang mengurus anak yatim, yang
mempunyai harta, makahendaklah ia memperdagangkan harta itu untuknya,
jangan biarkan harta itu habis termakan sedekah (zakat)”. (HR.At-Tirmidzi dari
Amr bin syuaib, dari ayahnya dari datuknya Abdulla bin Amr).
Dalam surat An-Nisa diungkapkan tentang perlunya mengusahakan
harta agar produktif, yang artinya sbb: “Jangan kamu serahkan harta milik orang-
orang yang belum sempurna akalnya, yang dijadikan Allahs sebagai pokok
penghidupannya. Tapi berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu)
dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”.(QS. An-Nisa:5).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tiga variabel utama, riba,
perdagangan, dan zakat berpengaruh terhadap tingkat kemakmuran masyarakat.
Pengaruh-pengaruh ini sangat tergantung kepada siapa pemilik harta. Selanjutnya
pendapat para imam tentang pekerjaan dagang diantaranya Imam Syafii yang
menyatakan bahwa pencaharian yang paling baik ialah perdagangan. Menurut
Imam Al Mawardi mata pencaharian yang paling baik adalah pertanian karena
lebih mendekatkan diri kepada sifat tawakkal, dan yang utama adalah pertanian,

18
perdagangan dan kerajinan. Nawawi berpendapat bahwa mata pencaharian yang
paling baik ialah bekerja dengan tangan sendiri, yaitu pertanian karena selain
bekerja dengan tangan sendiri, pertanian mengandung sifat tawakkal sebab
langsung berhubungan dengan alam yang diciptakan oleh Allah seperti panas,
hujan, angin yang dapat membantu atau merusak pertumbuhan tanamannya.
Sebuah hadis riwayat Tirmidzi dan Hakim menyatakn bahwa: Pedagang yang
jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para Nabi, orang-orang yang benar
dan para syuhada.
Tampaknya para ulama telah bersepakat mengenai mulianya pekerjaan
dalam bidang perdagangan, yang berkembang sejak jaman dulu sampai sekarang
yang semakin luas dan canggih. Oleh sebab itu, kita harus mendidik orang-orang
yang mau memikirkan, menyenangi mau berusaha dalam bidang perdagangan.
Membuka pekerjaan dalam bidang perdagangan akan membantu
menyerap tenaga kerja, serta memperluas wawasan pergaulan dan gerakan
geografis, menjelajah segenap penjuru dunia. Pelajaran berharga banyak dipetik
dari perjalanan jauh atau merantau. Pahit getir merantau banyak dialami yang
memberi dorongan agar orang tidak kenal menyerah. Bukankah penyebaran
agama Islam di Indonesia banyak dilakukan melalui perdagangan? Masuknya
Islam di pantai Utara Jawa, Banten, Sumatera adalah melalui perdagangan.
Melalui kegiatan perdagangan terjadilah pergaulan antara pedagang yang
beragama Islam dengan penduduk setempat. Para pedagang ini berusaha
melakukan kegiatan perdagangan dan dakwah secara terus-menerus.

3.5 Perilaku Terpuji dalm Perdagangan


Menurut Imam Al-Ghazali ada enam sifat perilaku yang terpuji dilakukan dalam
perdagangan, yaitu:
1. Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia dagang.
Jika dipikirkan perilaku demikian ini, maka dapat dipetik hikmahnya, yaitu
menjual barang lebih murah dari saingan atau sama dengan pedagang lain
yang sejenis, membuat konsumen akan lebih senang dengan pedagang seperti
ini, apalagi diimbangi dengan pelayanan yang memuaskan. Barang dagangan

19
akan laku keras dan ia memperoleh volume penjualan yang tinggi, barang
cepat habis, dan membeli lagi barang baru dan seterusnya akan diperoleh
keuntungan berlipat ganda.
2. Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang miskin, ini adalah amal
yang lebih baik dari pada sedekah biasa. Artinya jika anda membeli barang
dari seorang penjual yang keadaannya miskin atau perlu dibantu, maka
lebihkanlah pembayaran dari harga semestinya.
3. Memurahkan harga atau memberi potongan kepada pembeli yang miskin, ini
akan memberi pahala yang berlipat ganda.
4. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang telah
ditentukan. Jika yang diutang berupa barang, maka usahakan dibayar dengan
barang yang lebih baik, dan yang berutang datang sendiri kepada yang
berpiutang pada waktu membayarnya. Bila utang berupa uang, maka
lebihkanlah pembayarannya sebagai tanda terima kasih, walaupun tidak
diminta oleh orang yang berpiutang. Demikian dicontohkan oleh Rasulullah
Saw.
5. Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya, ini sejalan
dengan prinsip ”Customer is King” dalam ilmu marketing. Pembeli itu
adalah raja, jadi apa kemauannya perlu diikuti, sebab penjual tetap harus
menjaga hati langganan, sampai langganan merasa puas. Kepuasan konsumen
adalah target yang harus mendapat prioritas dari penjual. Dengan adanya
kepuasan, maka langganan akan tetap terpelihara, bahkan akan meningkat
karena langganan lama menarik langganan baru. Ingatlah promosi dari suatu
produk yang berbunyi “Kepuasan Anda Adalah Dambaan Kami”, “Kami
Ingin Memberi Kepuasan Yang Istimewa”, “Jika Anda Merasa Puas Beritahu
Teman-Teman Anda, Jika Anda Tidak Puas Beritahu Kami”, dan sebagainya.
Prinsip pembatalan jual beli ini dipraktekkan oleh beberapa toko di Amerika
Serikat. Toko memberi jaminan kepada semua pembeli, jika barang yang
sudah dibeli tidak cocok dengan selera pembeli, maka barang tersebut boleh
dikembalikan, dan uangnya juga akan dikembalikan. Jaminan seperti ini tentu
ada yang disalah gunakan oleh pembeli. Misalnya ada pembeli mau ke pesta,

20
ia membeli jas, dasi, dan kamera. Selang beberapa hari barang tersebut
dikembalikan ke toko dengan alasan kurang cocok. Dengan segala senang
hati pelayan toko menerima kembali dan mengembalikan uangnya tanpa
dipotong. Di negara kita servis seperti ini mustahil untuk dilaksanakan.
6. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan
ditagih bila orang miskin itu tidak mampu untuk membayarnya dan
membebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia.

3.6 Manajemen Utang Piutang


Dalam pergaulan hidup sehari-hari jarang kita jumpai orang yang tidak berutang,
nampaknya utang ini sudah melekat pada kehidupan manusia di zaman modern
ini. Banyak produsen atau pedagang yang menawarkan barangnya secara kredit.
Banyak orang yang pro maupun kontra mengambil uang. Bagi orang yang suka
berutang, haruslah berhati-hati dan membuat rencana yang baik dalam mencicil
utangnya. Jangan sampai kita tidak mampu mencicil utang dan menunda
pembayaran utang dengan janji-janji saja. Janji yang sering mungkir, utang yang
tak terlunasi, akan membuat seseorang terhimpit beban berat dan selalu merasa
berat di bawah tekanan orang lain dan harga dirinya akan turun, dia merasa hina.
Turunnya harga diri memang suatu kehinaan yang menimbulkan stress
yang akan menjadi beban bagi orang tersebut. Stress akan menyebabkan
munculnya berbagai penyakit seperti jantung, darah tinggi, rematik, dan penyakit
kejiwaan. Demikianlah diriwayatkan dalam sebuah hadis berikut: Utang adalah
bendera Allah di bumi. Apabila Allah berkehendak untuk menghinakan orang,
diletakkannya utang dipundak orang itu (HR.Hakim)
Orang yang terilit utang, kemudian lemah imannya, maka mereka bisa
terjerumus ke perbuatan yang lebih hina, misalnya bunuh diri. Benarlah
Rasulullah yang selalu berdoa: Ya Allah, saya mohon perlindungan-Mu daripada
duka cita dan kesedihan, saya mohon perlindungan-Mu daripada kelemahan dan
kemalasan, saya mohon perlindungan-Mu daripada kekikiran dan sikap pengecut,
saya mohon perlindungan-Mu daripada tumpukan utang dan tekanan orang
(HR.Abu Daud)

21
Doa ini mempunyai makna bahwa jika utang sudah banyak, jangan
membuat kita menjadi malas, pengecut atau menjauh dari orang yang punya
piutang, menghindar bila akan berjumpa, bersembunyi agar tidak ditagih dan
merasa diri amat lemah. Hadapilah semua secara ksatria, berlindung kepada Allah,
dan makin rajinlah berusaha. Doa Rasulullah berikutnya adalah: Aku berlindung
diri kepada Allah daripada kekufuran dan utang. Kemudian ada seorang laki-laki
bertanya: Apakah engkau menyamakan kekufuran dengan utang. Ya Rasulullah?
Beliau menjawab, Ya! (HR.Nasai dan Hakim)
Ya Allah aku berlindung kepada-Mu daripada perbuatan dosa dan
utang. Kemudian beliau bertanya: Mengapa engkau banyak meminta
perlindungan daripada utang, Ya Rasulullah? Beliau menjawab: Karena
seseorang jika berutang, apabila berbicara berdusta, apabila berjanji seringkali
ingkar. (HR.Buchari).
Memang demikianlah yang sering kita temui di masyarakat, orang
begitu mudahnya berutang, tetapi tidak pernah memikirkan bagaimana cara
pembayarannya. Akhirnya dia mengobral-janji akan membayar besok, lusa, yang
tidak pernah ia tepati.
Padahal dalam Al-Quran jelas-jelas dinyatakan: Dan tepatilah segala
janji, karena sesungguhnya janji itu akan meminta pertanggung jawabannya.
(QS.Al-Isra:34). Di lain pihak ada pula orang yang senang menunda pembayaran
utangnya, walaupun sebenarnya ia mampu melunasi atau mencicil. Ia lebih
mendahulukan keperluan lain dari pada mendahulukan utangnya. Padahal
beberapa hadis dengan tegas menyatakan, yang artinya: Menunda-nunda
membayar utang bagi orang yang mampu, adalah merupakan suatu kdzaliman
(Muttafaq’alaih).
Siapa saja orang yang berutang, sedang ia sengaja untuk tidak
membayarnya, maka ia akan bertemu dengan Allah sebagai pencuri. (HR.Ibnu
Majah dan Baihaqi). Dosa utang ini tidak akan hapus sebelum dibayar atau
dibayarkan, bahkan orang yang mati syahidpun dosa utangnya tidak berampun.
Akan kuampuni orang yang mati syahid semua dosanya kecuali utangnya

22
(HR.Muslim). Jiwa orang mukmin tergantung kepada utangnya, hingga utang itu
dilunasi (HR.Ahmad).
Jadi jika seseorang meninggal dunia dan masih mempunyai utang,
maka dia tertahan karena utangnya, oleh sebab itu utangnya harus dilunasi oleh
ahli warisnya. Rasulullah tidak mau mensalatkan seorang mayit laki-laki karena ia
masih mempunyai utang dua dinar, tetapi Nabi memerintahkan agar jenazah itu
disalatkan oleh para sahabat. Kemudian tampil seorang sahabat bernama Qatadah
Al-Anshori yang menyatakan bersedia melunasi uang almarhum. Maka baru Nabi
mau mensalatkannya.
Hadis Salamah bin Al-Akwa, yang artinya: Bahwa nabi tidak mau
mensalatkan atas mayit yang masih mempunyai utang. Maka berkatalah Abu
Qatadah: Salatlah atasnya,ya Rasulullah, sayalah yang menanggung melunasi
utangnya, barulah Nabi mau mensalatkannya.
Jika betul-betul seorang itu tidak mampu membayar utang, dan ia sudah
berusaha keras mencari uang untuk mencicil uangnya, dan ia keburu meninggal
sebelum utangnya lunas, maka ada jaminan dari Rasulullah dalam hadis berikut,
yang artinya: Barang siapa dari umatku yang punya utang, kemudian ia berusaha
keras untuk membayarnya, lalu ia meninggal dunia sebelum lunas utangnya,
maka aku sebagai walinya (HR.Ahmad dengan sanad yang baik). Juga hadis
berikut menyatakan: Tiada seorang pun yang punya utang, Allah tau bahwa ia
bermaksud membayarnya, melainkan Allah akan menunaikan pembayaran
utangnya di dunia (HR.Ibnu Majah dan Ilmu Hibban).
Adalah kewajiban bagi semua orang yang berutang mendambakan
bebas utang dan selalu berusaha memperkecilnya agar memperoleh hikmah,
seperti dinyatakan dalam sebuah hadis, yang artinya: Perkecillah dosa, niscaya
kematian akan menjadi lembut bagimu. Perkecillah utang, niscaya engkau akan
hidup bebas merdeka (HR.Baihaqi).
Siapapun laki-laki yang mengawini seorang wanita, sedang dia sengaja
tidak memberikan nafkah, kemudian ia mati, maka dia itu adalah pezina. Dan
siapa yang membeli dari seseorang suatu barang dengan sengaja tidak akan

23
membayar utangnya, lalu ia mati, maka dia itu penipu, dan penipu tempatnya di
neraka (HR.Thabrani).
Demikian beratnya tanggungan sebuah utang yang jika tidak dilakukan
manajemen utang secara baik, maka akan menimbulkan malapetaka bagi yang
berutang. Hendaklah jika kita berutang atau mau berutang, pikirkan dulu, dengan
apa utang itu akan dibayar? Apakah sudah ada harapan penghasilan yang akan
diterima? Apakah datangnya penghasilan itu tidak akan meleset? Apakah
pengambilan utang itu memang perlu sekali, mendesak atau masih dapat ditunda?
Dengan demikian semua faktor harus dipertimbangkan sehingga beban hidup
tidak terlalu berat, tidak “besar pasak daripada tiang”, dan cicilan utang dapat
berjalan dengan lancar.
Dalam kegiatan bisnis, orang tidak bisa terlepas dari kegiatan utang
piutang, karena kegiatan ini sudah melekat dengan kegiatan bisnis itu sendiri.
Dalam dunia bisnis orang biasa membeli barang dengan cara kredit, atau dibayar
dengan surat berharga berupa cek, giro bilyet mundur, yang dapat dibayar 1,2,3
bulan atau lebih tergantung perjanjian antara penjual dan pembeli. Bagi seorang
individu, keinginan berutang timbul karena beberapa sebab, diantaranya:
1. Memang sangat diperlukan, misalnya untuk menutupi kebutuhan hidup
karena penghasilan tidak cukup.
2. Karena keperluan mendadak, sedangkan dana tabungan tidak ada, misalnya
untuk keperluan pengobatan, biaya sekolah anak, kontrakan rumah, dan
sebagainya.
3. Keinginan menimati kehidupan melampaui batas kemampuannya.
4. Karena pola hidup yang salah, dan menggunakan uang yang tidak semestinya,
seperti berjudi, mabuk, dan perbuatan amoral lainnya.
Kebiasaan berutang yang tidak masuk akal dan tidak baik ini dapat
dihindarkan dengan mengajak orang tersebut mendalami dan melaksanakan ajaran
Islam secara baik dan benar. Sedangkan orang berutang dengan alasan yang dapat
dibenarkan, hendaklah membuat rencana dalam rangka manajemen hutang yang
baik. Dalam Al-Quran kita dilarang berutang, bahkan disuruh untuk membuat
administrasi utang yang baik dengan menggunakan para saksi, memakai jaminan,

24
dan ditulis secara baik oleh seorang khatib (penulis) yang jujur. Bahkan apa yang
akan ditulis harus didiktekan oleh pihak yang berutang agar ia mampu
melaksanakan janji yang akan ditulis oleh penulis tersebut.
Jangan sekali-kali pihak yang berutang (debitur) mengharapkan belas
kasihan dari yang mengutangkan (kreditur). Karena pihak kreditur tidak
dibenarkan menagih secara paksa pihak debitur agar segera membayar utangnya,
akan tetapi berilah kesempatan leluasa mungkin sampai pihak debitur memiliki
kemampuan membayar
Semulia-mulia Mukmin ialah orang yang longgar dalam penjualan,
longgar dalam pembelian, longgar dalam pembayaran utang, dan longgar dalam
penagihan piutangnya (HR.Thabrani). Perkataan longgar disini maksudnya ialah
tidak memaksakan kehendaknya, tidak ingin menang sendiri, tetapi semua
dilakukan dengan penuh persahabatan, kekeluargaan, dan ikhlas, baik sebagai
orang berutang ataupun yang punya piutang.
Dengan berutang ataupun berpiutang kita dapat membuat pahala.
Pembayaran utang sebelum waktunya, pembayarannya dilebihkan itu lebih baik.
Yang memberi pinjaman, niatkan untuk ikut membantu meringankan beban
sesama, ikut mengatasi kesulitan orang atau meningkatkan kesejahteraan orang
lain, bukan menyengsarakan orang. Seperti dinyatakan oleh hadis berikut, yang
artinya: Barang siapa yang melepaskan kesusahan orang Mukmin dari
kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di
hari kiamat. (HR.Muslim). Setiap pinjaman itu adalah sedekah (HR.Thabrani).
Tiada seorang muslim pun yang memberikan pinjaman satu kali kepada muslim
lainnya, melainkan nilainya seperti dua kali sedekah (HR.Ibnu Hibban dalam
shahihnya). Tentu saja dalam hal ini bagaimana niat dari yang memberi pinjaman,
karena setiap amalan itu tergantung dari niatnya, betul-betul ikhlas ataukah ada
harapan lain dibalik pinjaman itu.

25
3.7 Membina Tenaga Kerja Bawahan
Tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan adalah partner pengusaha. Tidak
boleh terjadi pertentangan kepentingan pengusaha dengan pekerja, sebab mereka
saling membantu dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat banyak. Oleh karena itu, pengusaha harus memberikan upah yang
layak bagi pekerjanya. Berilah mereka upah yang pantas, minimal yang dapat
membantu kehidupan rumah tangganya. Jangan teralalu memperketat jumlah
karyawan perusahaan, sepanjang perusahaan masih mempunyai keuntungan untuk
menggaji mereka. Allah Maha Kuasa, karyawan yang banyak itu akan memberi
rizki bagi perusahaan. Allah akan membalas budi baik pengusaha yang menerima
pegawai yang berarti pengusaha bersifat kasih sayang dan ini berarti turut
mengatasi pengangguran dan melaksanakan pemerataan penghasilan masyarakat,
walaupun mungkin dalam arti yang sangat minim. Lebih jauh lagi pegawai yang
berbakat dan ingin berdiri sendiri, dapat dibekali modal oleh majikan dalam
bentuk pesangon, zakat, dan sebagainya.
Hubungan antara pengusaha dan pekerja harus dilandasi oleh rasa kasih
sayang, saling membutuhkan, tolong menolong. Pengusaha menolong karyawan
menyediakan lapangan kerja, dan pekerja menerima rizki berupa upah dari
majikannya. Bawahan menyediakan tenaga dan kemampuannya untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh atasan, sehingga keduanya
menerima rizki berupa laba berkat kerjasama yang dilakukannya. Hadis berikut
mempertegas keyakinan kita: Manusia itu saling memberi rezeki kepada yang
lainnya (HR.Baihaqi). Tiadalah kamu mendapat pertolongan dan rezeki kecuali
karena orang-orang yang lemah dari kalangan kamu. (HR.Bukhari). Pertolongan
yang kam berikan kepada orang yang lemah adalah sedekah yang paling utama
(HR.Ibnu Abi Addunia).
Jika diteliti secara mendalam, pihak karyawan memiliki kedudukan
yang lemah terhadap pengusaha. Oleh sebab itu, dalm Islam tidak dibenarkan
seorang pengusaha bertindak semena-mena mengadakan pemutusan hubungan
kerja tanpa pemberian pesangon dan sebagainya kepada karyawannya. Pengusaha
harus selalu memikirkan nasib karyawannya. Suatu hadis menyatakan, yang

26
artinya: “Allah selalu menolong orang-orang yang selalu menolong saudarannya
(semuslim) (HR.Ahmad).
Selanjutnya hak majikan ialah memerintah bawahan dan kemudian ia
berhak memperoleh keutungan. Sedangkan kewajiban majikan ialah membayar
upah pekerja sesegera mungkin, tidak ditunda-tunda, bersikap lemah lembut,
kasih sayang, edukatif (sikap mendidik), dekat, dan melindungi pekerjaannya.
Berikanlah kepada karyawanmu upahnya sebelum kering keringatnya (HR.Ibnu
Majah). Ada 3 golongan orang yang kelak pada hari kiamat akan menjadi musuh
Allah:
1. Seseorang yang berjanji beriman kepada Allah, kemudian ia ingkar.
2. Seseorang yang menjual orang merdeka lalu menikmati uang hasil penjualan
itu.
3. Seseorang yang mempekerjakan karyawan, dan upahnya tidak dibayar.
(HR.Ibnu Majah).
Perlakuan terhadap karyawan ini sama pula dengan perlakuan terhadap
pembantu rumah tangga. Banyak perlakuan semena-mena diterima oleh pembantu
rumah tangga, seperti disiram air panas, dipukul, diberi makanan basi, kulitnya
dibakar rokok, serta perbuatan sadis lainnya yang dilakukan majikan. Semua ini
terjadi karena majikan kurang menghayati ajaran Islam yang sangat luhur:
Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah:”Pelayan saya berbuat salah dan
kezaliman, ya Rasulullah” Rasulullah menjawab, “Kamu harus memaafkannya
setiap hari tujuh puluh kali”(HR.Baihaqi).
Ibu-ibu rumah tangga akan sangat luar biasa marahnya jika
pembantunya sampai memecahkan gelas, piring, dan barang pecah belah lainnya.
Pembantu yang dianggapnya makhluk yang sangat hina, tidak berharga, dan
dibenci setengah mati, kemudian disiksa/dihukum secara tidak manusiawi.
Renungkanlah hadis berikut: Jangan memukul pembantumu, hanya karena dia
memcahkan barang pecah belahmu. Sesungguhnya barang pecah belah itu ada
waktu ajalnya seperti ajalnya manusia. (HR.Abu Na’iam).
Kemudian sikap majikan /ibu rumah tnagga yang “pembantu minded”
artinya segala-galanya ingin dikerjakan oleh pembantu, padahal sebenarnya ada

27
pekerjaan yang dapat dilakukannya sendiri tanpa memerlukan tenaga pembantu.
Pihak majikan tidak boleh hanya berpangku tangan saja, sekali-kali ia harus
membantu mengerjakan atau meringankan apa yang dikerjakan oleh pembantu
atau karyawan kita.
Perhatikan hadis berikut: “Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan
pembantumu maka bagimu pahala di neraca timbanganmu (HR.Ibnu Haban).
Demikian mulianya ajaran Islam yang mengatur tata hubungan antar manusia,
pihak pengusaha, karyawan, dan pihak-pihak lainnya.
Sebuah hadis menyatakan: “Semua kamu adalah pemimpin dan
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dalam
keluarga, dan bertanggung jawab atass kepemimpinannya. Seorang istri adalah
pemimpin dan bertanggung jawab atas harta suaminya. Seorang karyawan
bertanggung jawab atas harta majikannya, seorang anak bertanggung jawab atas
harta ayahnya. (HR.Bukhari dan Muslim). Suatu tata krama dalam hubungan
yang harmonis sudah tersusun dalam ajaran Islam yang perlu diketahui dan
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3.8 Demonstration Effect Menyebabkan Faktor Modal Menjadi Beku


Demonstration effect atau pamer kekayaan dapat berupa memamerkan perhiasan
mencolok, harta ataupun benda yang dimiliki sangat menonjol tidak selaras
dengan masyarakat sekelilingnya. Hal ini bukan saja mengundang kecemburuan
sosial, orang lain menjadi iri, mengundang pencuri/perampok, tetapi juga
membuat modal masyarakat menjadi beku, tidak produktif. Jika uang atau harta
tersebut disimpan di Bank, maka simpanan itu akan menjadi modal produktif yang
dapat digunakan oleh dunia bisnis/usahawan untuk mendirikan atau memperluas
usaha.
Bagaimana ajaran Islam tentang larangan pamer kekayaan ataupun
penggunaan uang yang tidak perlu yang direfleksikan dalam bentuk perhiasan mas
atau perak dan sebagainya, simaklah hadis-hadis berikut: Rasulullah Saw, melihat
sebuah cincin emas ditangan seorang laki-laki, lalu beliau mencabutnya dan
melemparnya, Beliau berkata: Seorang diantara kamu sengaja mendatangi api

28
neraka lalu dia meletakkannya ditangannya. Lalu dikatakannya kepada orang itu
setelah Rasulullah pergi: Ambillah cincinmu dan pakailah. Orang itu menjawab,
Tidak, Demi Allah aku tidak akan memakainya karena cincin itu telah
dilemparkan oleh Rasulullah. (HR.Muslim).
Dari Ummu Salamah Nabi Saw, bersabda: Sesungguhnya orang yang
minum dengan wadah dari emas dan perak itu, dia menuangkan ke dalam
perutnya api neraka jahanam (HR.Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Abbas RA dia berkata: Rasulullah telah melaknati orang
laki-laki yang menyerupai perempuan dan orang perempuan yang menyerupai
laki-laki (HR.Bukhari).
Dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah telah melaknati orang laki-
laki yang memakai pakaian perempuan dan orang perempuan yang memakai
pakaian laki-laki. (HR.Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-
Hakim).
Hadis Ibnu Umar, bersabda Rasulullah Saw: Barangsiapa memakai
pakaian kesombongan di dunia, maka Allah akan memakaikan kepadanya
pakaian kehinaan pada hari kiamat (HR.Akhmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah).
Dari Amir bin Syuib dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: Telah bersabda
Rasulullah Saw: Makanlah dan minumlah, berpakaianlah dan bersedekalah
tanpa kelebihan dan sombong (HR.Abu Daud dan Akhmad).
Dari Abu Hurairah bahwa seorang seorang perempuan datang kepada
Nabi Saw dia berkata: Wahai rasulullah, sesungguhnya anak perempuanku akan
menjadi pengantin, sedang rambutnya sudah habis karena penyakit campak maka
bolehkah aku menyambungnya? Nabi Saw menjawab: Allah melaknat orang yang
menyambung rambut, orang yang minta disambung rambutnya, orang yang
membuat tato dan orang yang meminta tato.
Dari Abdullah bin Mas’ud RA dia berkata: Allah melaknati orang yang
membuat tato, orang yang minta ditato, orang yang mencukur alis, orang yang
meminta dicukur alisnya, dan orang yang mengasah gigi untuk keindahan lagi
mengubah ciptaan Allah. Menurut As-Syaukani pada akhirnya pengharaman yang

29
disebutkan itu adalah bila untuk tujuan keindahan, bukan disebabkan karena
penyakit. Bila kena penyakit maka tidak diharamkan.
Berdasarkan hadis-hadis di atas, maka dapat ditarik maknanya agar kita
dapat menggunakan uang untuk keperluan yang diridhoi Allah, terutama untuk
tujuan produktif. Uang tersebut dibuat menjadi modal usaha dan memberikan
lapangan kerja bagi kaum muslimin.
Sebuah hadis yang mempunyai implikasi agar harta
diusahakan/diperdagangkan adalah sebagai berikut: Barangsiapa mengurus anak
yatim yang mempunyai harta, maka hendaklah ia memperdagangkan harta itu
untuknya, jangan biarkan harta itu habis termakan sedekah (zakat) (HR.At-
Tirmidzi dan Ad-Daruquthni).
Perintah berdagang yang tersirat dalam hadis ini, modal jangan
dibiarkan diam tetapi haruslah harta itu dibuat menghasilkan. Banyak pemilik
uang yang hanya mau menyimpan saja, mereka tak mau membuka usaha dengan
alasan takut rugi, tidak berbakat, malas, gengsi, dan sebagainya. Padahal
pekerjaan berdagang adalah pekerjaan mulia dalam Islam.

3.9 Sifat-sifat Seorang Wirausaha


Faktor produksi skill ini dikembangkan lagi lebih rinci pada sifat-sifat
dan perilaku individu sebagai suber daya manusia yang mengelola bisnis.Sifat
atau karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha yang sesuai dengan
ajaran Islam ialah:
1. Sifat Takwa, Tawakkal, Zikir, dan Syukur.
Sifat-sifat di atas harus benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan (praktek
bisnis) sehari-hari. Ada jaminan dari Allah bahwa: barangsiapa yang takwa
kepada Allah, maka Allah akan memberikannya jalan keluar, dan Allah
memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tawakkal ialah suatu
sifat penyerahan diri kepada Allah secara aktif, tidak cepat menyerah. Adalah
sudah lumrah dalam bisnis mengalami jatuh bangun sebelum bisnis itu
berhasil. Dunia bisnis ini sangat kompleks, persaingan sangat tajam, tetapi
muncul pula bisnis baru yang seakan-akan tidak peduli dengan persaingan

30
kiri-kanan tersebut. Disinilah kita perlu tawakkal: Allah akan memberi rizki,
seperti burung-burung yang keluar sangkar di pagi hari dan pulang petang
dengan perut kenyang (HR.Tirmidzi).
Sifat takwa dan tawakal akan tercermin dalam hubungan manusia
muslim dengan Allah seperti membaca dzikir dan bersyukur. Berdzikir
artinya selalu menyebut asma Allah dlam hati dengan merendahkan diri dan
rasa takut serta tidak mengeraskan suara dalam segala keadaan, mungkin
dalam perjalanan, dalam keadaan duduk, dalam pertemuan atau rapat, dan
sebagainya. Firman Allah menyatakan: Hai orang-orang yang beriman,
janganlah harta benda kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian untuk
mengingat Allah. Barangsiapa demiian, mereka itulah orang-orang yang
merugi (QS. Al-Munafiqun:9).
Selalu ingat kepada Allah membuat hati menjadi tenang, segala
usaha dapat dilakukan dengan kepala dingin dan lancar. Tidak akan ada
masalah yang membuat hati dan kepala kita menjadi panas, tidak ada stress.
Perasaan stress atau perasaan tertekan merupakan penyakit modern yang
mahal obatnya, bahkan terkadang malah tidak ada obatnya, kecuali mencari
ketenangan seperti berlibut keluar kota, jalan-jalan di pagi hari, istirahat di
tempat tidur, dan lain-lain.
Ungkapan rasa syukur ini dapat dilakukan, baik secara diam-diam
dalam hati maupun diucapkan dengan lisan atau dalam bentuk perbuatan.
Semua tindakan bersyukur ini direfleksikan dalam bentuk mendekatkan diri
kepada Allah.
2. Jujur
Dalam suatu hadis dinyatakan: Kejujuran itu akan membawa ketenangan dan
ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan (HR.Tirmidzi). Jujur dalam
segala kegiatan bisnis, menimbang, mengukur, membagi, berjanji, membayar
utang, jujur dalam berhubungan dengan orang lain, akan membuat
ketenangan lahir dan batin.

31
3. Niat Suci dan Ibadah
Bagi seorang muslim melakukan bisnis adalah dalam rangka ibadah kepada
Allah. Demikian pula hasil yang diperoleh dalam bisnis akan dipergunakan
kembali di jalan Allah.
4. Bangun Subuh dan Bekerja
Rasulullah telah mengajarkan kepada kita agar mulai bekerja sejak pagi hari,
selesai sholat subuh, jangan kamu tidur, bergeraklah, carilah rizki dari Rab
mu. Para malaikat akan turun dan membagi rizki sejak terbit fajar sampai
terbenam matahari.
5. Toleransi
Toleransi, tenggan rasa, tepo seliro (Jawa), lamak diawak katuju diurang
(Minang), harus dianut oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang bisnis.
Dengan demikian tampak orang bisnis itu supel, mudah bergaul,komunikatif,
praktis, tidak banyak teori, fleksibel, pandai melihat situasi dan kondisi,
tolerasnsi terhadap langganan, dan tidak kaku.
6. Berzakat dan Berinfaq
Mengeluarkan zakat dan infaq harus menjadi budaya Muslim yang bergerak
dalam bisnis. Harta yang dikelola dalam bisnis, laba yang diperoleh, harus
disisihkan sebagian untuk membantu anggota masyarakat yang
membutuhkan. Dalam ajaran Islam sudah jelas bahwa harta yang dizakatkan
dan diinfaqkan tidak akan hilang, melainkan menjadi tabungan kita yang
berlipat ganda baik didunia maupun akhirat. Sebuah hadis yang diriwayatkan
oleh Muslim menyatakan:
Tidaklah harta itu akan berkurang karena disedekahkan dan Allah
tidak akan menambahkan orang yang suka memberi maaf kecuali kemuliaan.
Dan tidaklah seorang yang suka merendahkan diri karena Allah melainkan
Allah akan meninggikan derajatnya.
Dalam sebuah hadis Qudsi Allah berfirman, yang artinya:
Berinfaqlah kamu, niscaya Allah akan memberi belanja kepadamu
(Muttafaq’Alaih). Al-Quran menyatakan: Barang siapa yang takwa kepada

32
Allah, niscaya Alah akan memberi jalan keluar baginya. Dan Allah memberi
rizki dari arah atau sumber yang tidak disangka-sangka. (QS. At-Thalaq:2-3)
Orang yang berbisnis, yang tidak dilalaikan oleh bisnis dan oleh
jual belinya, dia selalu ingat Allah, mendirikan shalat dan mengeluarkan
zakat. Allah akan memberi imbalan yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan. Allah akan memberi karunianya dan akan memberi rizki
berlipat ganda tanpa perhitungan kepada siapa yang Dia kehendaki (QS.An-
Nur:37-38).
Jadi rahasianya ialah kita jangan sibuk terus sehingga seringkali
lupa shalat, zikir, dan zakat. Biasanya karena pekerjaan-pekerjaan tanggung
shalat ditunda, zakat tidak disisihkan, akhirnya lupa/lalai. Masalahnya hanya
upaya mengatur kebiasaan dan meningkatkan kadar iman kita masing-masing.
Dalam kegiatan keseharian, uacapan zikir harus lengket di bibir
sehingga bibir selalu basah dengan membaca zikir, subhanallah,
alhamdulillah, laa ila ha illallah, Allahu akbar, dsb. Sehingga mudah-
mudahan kita menemukan janji Allah akan diberi karunia dan rizki berlipat
ganda, tidak putus-putus, tanpa perhitungan, tanpa diketahui dari mana
datangnya sumber rizki itu, Insya Allah.
7. Silaturahmi
Orang bisnis seringkali melakukan silaturahmi dengan partner bisnisnya
ataupun dengan langgananya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa kita
harus selalu mempererat silaturahmi satus sama lain. Manfaat silaturahmi ini
disamping mempererat ikatan persaudaraan, juga seringkali membuka
peluang-peluang bisnis yang baru. Hadis Nabi menyatakan: Siapa yang ingin
murah rizkinya dan panjang umurnya, maka hendaklah ia mempererat
hubungan silaturahmi (HR.Bukhari).
Kegiatan produksi masa kini sudah menggunakan mesin yang serba
canggih, tidak dapat dilakukan oleh orang-orang yang awam, akan tetapi
harus menggunakan manajemen yang baik. Haruslah seorang wirausaha yang
akan mengurusnya, sebab segala sesuatu akan hancur apabila diurus oleh
bukan ahlinya. Seperti dinyatakan dalam hadis berikut: Apabila urusan

33
diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya
(HR.Bukhari).
Fungsi-fungsi manajemen seperti planning, organizing, actuating,
controlling, sangat membutuhkan seorang wirausaha dalam pelaksanaannya,
supaya perusahaan, organisasi dapat berjalan dengan yang diharapkan.

34
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Pekerjaan berdagang merupakan sebagian dari bisnis, dan tujuan utama dari
bisnis adalah mencari laba yang besar. Kenyataannya, banyak dari mereka
yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam ajaran
Islam diajarkan beberapa konsep berdagang yang baik dan benar, seperti
menganggapnya sebagai hobi atau juga bisa meniatkan diri beribadah kepada
Allah SWT. Jika konsep yang kita gunakan seperti itu, maka keuntungan
akan selalau datang dari arah yang tidak pernah kita duga karena pekerjaan
kita diridhai oleh Allah.
2. Berwirausaha memberi peluang kepada seseorang untuk berbuat kebaikan,
misalnya membantu kemudahan bagi orang lain dalam berbelanja, membuka
lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, membantu menyediakan pemenuhan
alat kebutuhan , memuaskan hati orang lain dengan layanan, dan
sebagainya.Semua kebaikan itu akan berdampak pada kesehatan otak dan hati
serta menyehatkan tubuh.
3. Bekerja keras adalah salah satu kunci utama meraih kesuksesan dalam hidup,
kemauan keras dapat menggerakkan motivasi untuk bekerja dengan sungguh-
sungguh. Dalam Islam ,sebagai seorang muslim kita dituntut selain bekerja
keras juga ada penyeimbangan batin yaitu berdoa dan beribadah. Jika
keduanya dilakukan secara beriringan maka nicaya nasib seorang tersebut
akan berubah.
4. Dalam Islam, berdagang merupakan pekerjaan yang terhormat,sedangkan riba
merupakan hal yang diharamkan oleh Allah. Riba dapat menyebabkan
kejahatan dan kedzaliman merajalela, sehingga kegiatan jual beli menjadi
tidak berkembang. Ada kecenderungan dalam raktek riba yaitu uang modal
hanya berputar dan menumpuk pada satu tangan. Hanya beberapa pihak saja
yang diuntungkan sedang pihak lain merugi. Hal ini dilarang dalam Islam.

35
5. Ada 6 perilaku terpuji dalam perdagangan, yaitu tidak mengambil laba terlau
banyak, melebihkan pembayaran dan memurahkan harga pada pedagang yang
miskin, mempercepat membayar utang, berkenan membatalkan pembelian
pembeli jika tidak sesuai dengan keinginan pembeli, dan tidak menagih utang
pedagang yang miskin serta membebaskannya jika orang tersebut meninggal.
6. Jika kita memiliki utang, berusahalah untuk sesegera mungkin melunasinya.
Dan jika kita memiliki piutang, maka mintalah piutangmu dengan cara yang
baik dan tanpa kekerasan. Karena utang adalah bendera Allah, manusia bisa
dihinakan dan terbebani karenanya.
7. Hubungan antara majikan dan karyawan harus dilandasi dengan rasa penuh
kasih sayang dan saling menghargai satu sama lain. Ingatlah bahwa
Pengusaha menolong menyediakan lapangan kerja, dan sebaliknya pekerja
membantu dengan tenaga dan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan
pengusaha. Hal ini merupakan suatu hubungan saling menguntungkan yang
baik.
8. Pamer kekayaan merupakan salah satu hal yang dibenci oleh Allah, atau
bahkan bisa mungkin dibenci oleh masyarakat dilingkungan sekitarnya.
Sebagai manusia kita harus selalu rendah diri atas segala yang kita miliki.
9. Seorang wirausaha memiliki sifat takwa, dan bersyukur atas apa yang ada
dalam dirinya, jujur dan niat yang tulus dalam setiap tindakannya, bangun
lebih awal dipagi hari dan bekerja, memiliki toleransi yang tinggi terhadap
sesama, tidak segan berzakat dan berinfaq, menjalin hubungan yang baik
dengan siapa saja dengan melakukan silturahmi.

4.2 Saran
Saran yang penulis dapat sampaikan, dalam kehidupan kita harus bekerja keras
untuk mendapat rizki dan memenuhi kebutuhan hidup. Dalam pekerjaan itu
sendiri, Islam menganjurkan kita untuk melakukan pekerjaan berdagang/jual beli
karena berdagang/jual beli adalah sebagian dari pekerjaan bisnis. Bekerja dengan
baik dan cara yang halal, menganggap pekerjaan itu sebagai hobi, meniatkan diri

36
bekerja untuk beribadah, bertakwa dan bersyukur atas apa yang kita beri dan kita
dapatkan demi kelangsungan hidup yang lebih baik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Buchari Alma. Kewirausahaan Untuk Mahasiswa Dan Umum. 2011, Edisi


Revisis, Alfabeta, Bandung.

Yuyus Suryana dan Katib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2010.

Kasmir, Kewirausahaan-Edisi Revisi, Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada,2013.

Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan, Bandung: Alfabeta,2008.

Winamo, Pengembangan Sikap Enterpreunership dan Interpreneurship, Jakarta:


Indeks 2011.

Husaini A.Majid Hasyim, Syarah Riyadhush Shalihin, ter.Mu”ammal Hamidy dan


Imron A.Manan, Surabaya: PT.Bina Ilmu,1993.

Arman, Hakim Nasution, dkk, Enterpreunership, Membangun Spirit


Teknopreunership, Yogyakarta: ANDI, 2007.

Bamawi, Mohammad Arifin, Schoolpreunership: Membangkitkan Jiwa & Sikap


Kewirausahaan Siswa, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2002

38

Anda mungkin juga menyukai