Anda di halaman 1dari 9

ENTREPRENEUR MUSLIM: SUATU TINJAUAN

Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri


Universitas Islam Negeri Imam Bonjol
winbaktianur@uinib.ac.id. ainyoes@yahoo.co.id

Abstrak. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan entrepreneur muslim sebagai salah satu yang
berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi
Indonesia adalah bagaimana melahirkan, mengembangkan dan meningkatkan wirausahawan.
Entrepreneur muslim diharapkan mampu menjalankan usaha dan bisnisnya berdasarkan konsep Islam
yang berlandaskan al-Quran dan hadist. Entrepreneur muslim diharapkan mampu menunjukkan jati
dirinya sebagai seorang muslim sejati. Sebagai seorang wirasahawan muslim mampu menjalankan
nilai-nilai keislamannya merupakan modal utama dalam aktivitas usahanya. Perilaku tersebut tercipta
dengan menerapkan empat hal, yaitu; puasa, sholat, membaca al-Quran dan zikir. Dengan menerapkan
dimensi-dimensi yang akan membimbing mereka untuk bersikap dan berperilaku dalam setiap
aktitivitas usahanya maka rasa aman dalam menjalankan usaha akan muncul.
Kata kunci: Entrepreneur muslim, al-Qur’an, Hadist
Abstract. The purpose of this paper is to explain Muslim entrepreneurs as one of the factor to increas
Indonesia's economic growth. The main challenge facing Indonesia is how to build, develop and
improve entrepreneurs. Muslim entrepreneurs are expected to be able to run their businesses based on
Islamic concepts al-Quran and hadiths. Muslim entrepreneurs are expected to be able to show their
identity as Muslims. As a Muslim entrepreneur, being able to carry out their Islamic values as a
human capital in their business activities. The behavior is created by applying four things, namely;
fasting, praying, reading the Qur’an and zikir. By applying the dimensions will guide them behavior in
each of their business activities, a sense of security in running a business will emerge.
Keyword: Muslim entrepreneur, Al-Qur’an, Hadiths

87
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 88

Pendahuluan 5/17261391/jumlah-entrepreneur-di-
indonesia-jauh-di-bawah-negara-maju-ini-
Islam adalah agama yang sempurna, kata-jokowi.
bukan hanya sekedar yang berhubungan
dengan duniawi tetapi lebih dari itu meliputi Menurut Zelekha dkk (2014) sampai
tatacara kehidupan yang baik. Al-Quran dan saat ini, perspektif teoritis dan data empiris
Sunnah merupakan pegangan utama dan yang secara langsung menghubungkan
merupakan panduan terbaik dalam menjalani pengaruh agama dalam kewirausahaan
kehidupan. Melengkapi kesempurnaan itu, masih dalam tahap awal berupa embrio. Ini
Allah memberikan berbagai kelebihan mungkin saja terjadi karena agama, sebagai
kepada manusia salah satu di antaranya topik penelitian, sering dianggap terisolasi
adalah akal pikiran yang dapat digunakan dari organisasi komersial atau bisa saja itu
manusia untuk mengabdi kepada sang dianggap sebagai topik yang sensitif untuk
pencipta. Agama memegang peranan yang didiskusikan oleh masyarakat luas (Tracey,
penting dalam setiap sendi kehidupan 2012).
seorang muslim, termasuk dalam bidang
ekonomi. Penelitian yang berkaitan dengan Sebagaimana Weaver dan Agle
ekonomi Islam dan bisnis Islam sudah (2002) menyatakan bahwa standar itu
banyak dilakukan oleh para peneliti. Namun, berpegang teguh pada proposisi bahwa
penelitian yang betul-betul menyentuh agama memang bagian penting dari identitas
kehidupan Islam dalam bidang ekonomi pribadi di mana individu diharapkan untuk
belum terlalu memperlihatkan hasil memenuhi kewajiban agama mereka, dan
signifikan. Salah satu bidang yang banyak kepercayaan-kepercayaan itu sebagian besar
diceburi oleh umat Islam dalam menggapai memengaruhi mereka dalam pengambilan
pemenuhan kebutuhan adalah sebagai keputusan. Itu termasuk membuat pilihan
wirausahawan (entrepreneur). karier di mana agama akan mendorong atau
mencegah terjadinya perilaku tertentu
Sebagai negara dengan jumlah berkaitan dengan kewirausahaan (Audretsch
penduduk beragama Islam sekitar 80%, et al. 2013).
Indonesia memiliki potensi besar dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Berbicara mengenai kehidupan,
Rusmijaya (2012)Entrepreneur dianggap sudah menjadi sesuatu yang biasa bagi
sebagai agen perubahan ekonomi yang sebagian besar individu dalam menakar
cukup strategis sehingga Indonesia dapat kualitas hidupnya dengan melihat ke dunia
menaikkan peringkatnya dari Negara sebagai. Menggambarkan bahwa kualitas
berpendapatan menengah ke bawah (lower hidup yang baik adalah dengan melihat
middle country) menjadi Negara gambaran tingkat kesejahteraan dan
berpendapatan menengah ke atas (upper kemampuan yang dimiliki dalam dalam
middle income country) (Rusmijaya, 2012). memenuhi berbagai aspek kebutuhan.
Mengutip kompas, hampir di setiap negara Secara umum, dunia mengakui bahwa
maju, standarnya itu memiliki jumlah negara maju memang memiliki kualitas
penduduk sebagai wirausahawan di atas 14 kehidupan dan kesejahteraan yang tentu saja
persen. Sementara di kita Indonesia, lebih baik apabila dibandingkan dengan
angkanya masih 3,1 persen. negara-negara berkembang.
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/0
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 89

Implikasi dari hal tersebut di atas barang-barang baru atau kualitas barang,
adalah salah satu kondisinya dapat terlihat menerapkan metode produksi baru,
dari penguasaan ekonomi secara teoritis dan membuka pasar baru, mendapatkan sumber
manajemen yang diterapkan didunia bahan baku baru atau reorganisasi industri.
akademik dan dunia usaha didominasi oleh
konsep dan teori-teori dalam perspektif Sedangkan menurut Hoselitz (1960),
barat, termasuk dalam dunia perguruan wirausaha adalah individu yang membeli
tinggi Islam. dengan harga yang pasti dan menjual dengan
harga yang tidak pasti. Sedangkan
Artikel ini tidak bertujuan untuk Leibenstein (1968), berpendapat bahwa
mengkotomi kajian ilmu barat dan ilmu seorang wirausahawan adalah pengusaha
Islam. Hal ini dikarenakan Islam memiliki yang mengerahkan semua sumber daya yang
ajaran yang komprehensi dan sangat diperlukan untuk memproduksi dan
universal. Islam mendasari ilmu-ilmu memasarkan produk untuk memenuhi
termasuk di dalamnya kajian ilmu ekonomi kebutuhan pasar.
dan bisnis. Salah satunya yaitu kajian yang
berkenaan dengan entrepreneurship. Pendapat lain dikemukakan oleh Kirzner
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah (1985), bahwa wirausaha adalah individu
salah satu bagian cakupan dari ekonomi dan yang merasakan peluang adanya keuntungan
bisnis Islam. Entrepereneur Islam dapat dan memulai tindakan untuk memenuhi
menjadikannya sebagai panduan dalam kebutuhan pasar yang saat ini tidak
mengelola usahanya. Harapannya adalah terpenuhi. Hal senada diungkapkan oleh
para entrepreneur muslim dapat bertindak Bygrave dan Hofer (1991) bahwa wirausaha
sesuai dengan prinsip dan konsep bisnis adalah orang yang mempersepsikan peluang
yang diajarkan dalam Islam. Tulisan ini dan menciptakan organisasi untuk
akan membahas bagaimana menjadi menggapainya.
wirausahawan Islam berdasarkan al-Quran Kewirausahaan juga didefinisikan
dalam perspektif konseptual berdasarkan oleh Scarborough (2012), menyatakan
rangkuman dari para peneliti dan penulis bahwa kewirausahaan adalah tentang
terdahulu. menciptakan sesuatu yang baru di
lingkungan yang tidak pasti dan untuk
tujuan keuntungan. Kuratko dan Audretsch
Pembahasan (2009) menyatakan bahwa wirausahawan
bertindak sebagai agen perubahan;
Pengertian Kewirausahaan memberikan ide-ide kreatif dan inovatif
Ahli-ahli telah sangat banyak untuk perusahaan bisnis; dan membantu
memberikan definisi tentang kewirausahaan, bisnis tumbuh dan menguntungkan.
berikut ini akan disajikan beberapa definisi Sedangkan Baldacchino (2009), menyatakan
yang selama ini banyak dijadikan sebagai bahwa kewirausahaan merupakan
rujukan oleh para peneliti dan akademisi. kemampuan kreatif dan inovatif sebagai
Dirangkum dari Misra dan Kumar (2000), di dasar, kiat dan sumberdaya untuk
antaranya adalah Schumpeter (1934), menggapai peluang menuju sukses.
wirausaha adalah orang yang Dari beragam pendapat tentang
mengkombinasikan hal-hal baru yang kewirausahaan di atas dapat disimpulkan
menyebabkan diskontinuitas. Mencakup
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 90

bahwa entreprenur adalah suatu kegiatan 2014; Lewis dan Churchil 2009; Said dkk.
usaha atau bisnis dimana pelaku usaha 2004).
menekankan pada jiwa kewirausahaan yang
dimiliki. Singkatnya, kewirausahaan dalam
perspektif Islam terdiri di atas tiga pilar
Entepreneurship dalam Islam timbal balik:(1) mengejar peluang sebagai
fokus inti kewirausahaan, (2) praktik etika
Pada bagian ini akan dibahas literur yang dipandu oleh seperangkat norma, nilai,
mengenai ajaran Islam yang relevan dengan dan rekomendasi karena Islam menganggap
kewirausahaan dan kegiatan ekonomi dan kegiatan bisnis sebagai bagian "perbuatan
bisnis. Diskusi di sini sebagian besar baik", dan (3) tindakan religius-spiritual
diturunkan dari dua sumber utama yang menghubungkan manusia dengan
pemikiran Islam: Al-Qur'an dan Sunnah Tuhan, tempat berwirausaha adalah
(perkataan dan praktik keteladanan Nabi kendaraan atau alat untuk mengagungkan
Muhammad) (Davis 2013 dalam Saiyed, Tuhan (Gümüsay 2014 dalam Saiyed, 2020).
2020).
Menurut Faizal dkk, (2013), norma-
Beberapa studi tentang kewirausahaa norma Islam diterapkan dan nilai-nilai
Islam menunjukkan bahwa tudi baru-baru karakter yang diterapkan secara bijaksana
ini muncul untuk membawa pengajaran pada tataran lingkungan sosial, dan sumber
Islam yang benar-benar menganut daya ekonomi, maka Islam telah
kewirausahaan dan bisnis (Kayed dan menciptakan komunitas baru di luar Al-
Hassan 2010; Ramadani et al. 2015). Di Jazeera Al-'Arabia dengan prinsip
antara banyak sifat wirausaha, Islam kewirausahaan secara inovatif. Muncul
mendesak semua Muslim untuk menjadi komunitas-komunitas baru yang diberikan
aktif, pekerja keras, dan gigih dalam kebebasan cukup luas dalam upaya mereka
mengumpulkan harta kekayaan melalui menciptakan kondisi sosial dan ekonomi
penggunaan yang diizinkan dari sumber lokal dengan nilai-nilai di bawah tuntunan
daya yang diberikan oleh Tuhan (Ramadani al-Qur'an dan al-Hadis, secara sinergis
et al. 2015) dalam Saiyed (2020). memelihara hubungan dengan
Islam mendorong umatnya untuk kepemimpinan Islam. Melalui penyatuan
mengejar peluang, perilaku mengambil nilai-nilai saintifik, sosial, etika, dan nilai
risiko, dan inovasi pada umatnya ekonomi mereka mampu untuk mencapai
(Audrestsch et al 2013; Kayed dan Hassan kesejahteraan rakyat sejak ratusan tahun.
2010). Hal ini dikarenakan konsep Naqvi (2003) menjelaskan bahwa
kewirausahaan dimaksudkan untuk terdapat beberapa prinsip dasar ekonomi
menyediakan tidak hanya untuk diri sendiri Islam, di antara nya: kesatuan (unity atau
tetapi juga untuk masyarakat luas, Islam Tauhid), keseimbangan dan kesejajaran
juga mengajarkan umatnya untuk terlibat (Equilibrium atau al-adl wa al-ihsan),
dalam kegiatan bisnis sebagai bentuk kebebasan (free will atau ikhtiyar) dan
perilaku spiritual dan sarana untuk tanggung jawab (Responsibility atau fardh).
menjalani kehidupan yang lebih baik yang Lebih lanjut, Naqvi (2003) menjabarkan
bermanfaat bagi masyarakat luas (Beekum bahwa unity mengarahkan setiap perilaku
dan Badawi 1999; Ghoul 2011; Gümüsay yang dilakukan dalam kegiatan
perekonomian dan bisnis harus didasarkan
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 91

pada prinsip ketuhanan, sehingga mereka orang-orang mukmin akan melihat


yang berkecimpung sebagai pelaku ekonomi pekerjaanmu itu, dan kamu akan
selalu merasa diawasi Allah SWT dan dikembalikan pada Allah yang mengetahui
bekerja untuk tujuan beribadah. akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
Keseimbangan dan kesejajaran akan diberitakan-Nya kepada kamu apa yang
menyeimbangkan kehidupan dunia dan telah kamu kerjakan.” QS. al-Taubah: 105.
ukhrawi, kesamaan derajat kemanusiaan di Ayat ini menegaskan bahwa kinerja terbaik
mata Allah bahwa yang paling baik seorang entrepreneur muslim bukan hanya
derajatnya adalah yang paling takwa, prestasi yang dapat diperlihatkan kepada
sehingga seorang wirausaha muslim sesame manusia akan tetapi prestasi di
memperhatikan akan halal atau haram, hadapan Allah SWT.
mengedapankan etika dan moral muslim
dalam menjalankan usahanya. Prinsip Karakteristik entrepreneur muslim
kebebasan (free will atau ikhtiyar) yang diadaptasi dari Joni Tamkin, Nor
memberikan peluang kepada wirausaha „Azzah, Siti Rahmaniah dalam Rameli et al
muslim untuk bebas berpikir, berinovasi dan (2014), adalah sebagai berikut :
berimprovisasi dalam mengembangkan dan 1. Takwa sebagai kerangka kerja,
mempertahankan bisnisnya. Prinsip elemennya adalah :
tanggungjawab (responsibility atau fardh) - pelaksanaan ibadah fardhu ain
tidak hanya menekankan pada wirausaha dan fardhu kifayah
muslim untuk menggunakan prinsip
tanggungjawab dalam menjalankan - niat untuk menjalankan prnsip-
usahanya, akan tetapijuga tanggung jawab prinsip Islam
kepada Allah SWT (hablum minallah) dan 2. Beribadah kepada Allah SWT
kepada masyarakat serta lingkungan sosial adalah prioritas yang utama;
(hablum minannas). Ibadah kepada Allah sebagai
Menjalankan bisnis sebagai seorang prioritas utama,seperti salat,
wirausaha muslim tujuan utamanya tidak puasa, zakat, haji dan umrah,
hanya meningkatkan kualitas hidup shadaqah, salat sunat dan
individunya akan tetapi menjalankan peran ibadah-ibadah lainnya.
secara universal yaitu sebagai khalifah fil 3. Menjadikan Halal sebagai
ardh, sehingga haruslah diwujudkan serta prioritas;
memiliki tujuan yang juga universal. - Mencari sumber daya yang
Muslimpreneur memiliki tujuan yang mulia halal,
di mata Allah dan Rasul-Nya untuk - Bersih dan murni,
meningkatkan taraf hidup masyarakat - Mempraktekkan prosedur
muslim secara khusus dan peningkatan yang halal
kualitas hidup bangsa secara umum. Tujuan 4. Tidak boros dalam
utama di atas adalah mengharap perhatian menggunakan sumber daya;
rabb-nya (Antoni, 2014). Gunakan sumber daya secara
efisien
Sebagaimana dijelaskan dalam al- 5. Moralitas yang tinggi dalam
Quran: “Dan katakanlah: “Bekerjalah bisnis;
kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 92

- tidak terlibat dalam kegiatan kewirausahaan maka harapan mereka supaya


yang dilarang oleh Islam terselamat dari kemiskinan dan kemelaratan
seperti riba, suap, adalah sangat besar (Abdullah bin Yassin,
penggelapan, perzinahan, 1999, dalam Ripin dan Mansur, ).
pencurian, dan lain-lain.
6. Dapat dipercaya; Sebagai seorang muslim, maka akan
- Termasuk di dalamnya berbeda dengan entrepreneur lainnya, hal ini
kejujuran, kepercayaan, dikarenakan muslim sebagai indvidu yang
menepati janji, ketepatan menekuni usaha mempunyai karakteristik
waktu dan lain-lain. yang menarik. Entrepreneur muslim yang
7. Memfokuskan pada berjaya akan menerapkan cara, atau sistem
kesejahteraan; bekerja yang berbeda dengan pengusaha
- Saling membantu sesam pada umumnya. Faktor penentu keberhasilan
manusia, khususnya entrepreneur muslim di antaranya dapat
masyarakat miskin, miskin dilihat dari dedikasi yang tinggi terhadap
dan lapar. apa yang dikerjakannya. Menggambarkan
8. Berpengetahuan yang luas; dedikasi yang dilakukan bisa berupa
- Terus-menerus berusaha komitmen, kecintaan, atau ambisi untuk
untuk mencari pengetahuan menyelaraskan usahanya dengan nilai-nilai
baru Islam. Adanya determinasi atau kemauan
9. Peduli terhadap lingkungan untuk mewujudkan usaha atau bisnis dengan
sosial; cara yang halal. Entrepreneur muslim akan
- kegiatan usaha tidak bekerja keras, dan menjadikan Al-Qur‟an
merugikan masyarakat dan dan Hadis sebagai landasan dalam bisnisnya.
lingkungan Sebagai seorang entrepreneur
Karakteristik entrepreneur muslim kesuksesan itu tidak datang begitu saja.
yang dijelaskan di atas adalah karakteristik Dalam Islam, terdapat banyak nilai yang
yang digali dari sumber ajaran Islam, al- perlu terapkan oleh muslim sebagai seorang
Quran dan al-Hadits. Ini menggambarkan wirausahawan. Di antaranya adalah, adanya
bahwa Islam memiliki konsep yang luas dan orientasi yang menjadi dasar pada diri
universal, serta dapat diterapkan sesuai sendiri atau orang lain yang menjadikannya
dengan perubahan zaman dan tantangan sebagai kebiasaan atau pola hidup (way of
(Antoni, 2014). life). Keberhasilan seorang entrepreneur
muslim ialah dengan memperhatikan faktor
Al-Quran secara jelas telah mengajak keberhasilan atau kegagalan dengan faktor
umatnya untuk bekerja, khususnya dari dalam diri dan luar dirinya berdasarkan
menekuni bidang bisnis dan wirausaha yang apa yang diajarkan dalam Islam.
dianggap sebagai aktivitas yang paling
mulia. Di samping itu, kedudukan dan Penerapan entrepreneur muslim
kebutuhan bisnis sangat penting dalam dapat dilakukukan dengan beberapa ibadah,
kehidupan manusia. Terutama jika dilihat baik berupa ibadah wajib atau ibadah sunat.
dari sudut pandang al-Quran dan al-sunnah Berbagai hal itu menggambarkan upaya
yang memposisikannya satu tahap. Apabila untuk menguatkan diri menjadi seorang
manusia menceburkan diri dalam bisnis dan entrepreneur muslim sukses, di antaranya
adalah sebagai berikut:
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 93

1. Puasa. Puasa memberikan tauhid, dan sebagi bukti bukti akhlak yang
manfaat untuk kesehatan mental dimiliki dan sebagai barometer ketakwaan
dan emosi entrepreneur. Ketika kepada sang pencipta Allah SWT.
seseorang berusaha nmenahan
lapar, tubuhnya akan melepaskan Entrepereneurial muslim akan
beberapa zat kimia untuk semakin kuat dengan menerapkan berbagai
melindungi otak, hal ini akan kebiasan atau pola hidup dalam menjalankan
dapat meningkatkan mood usaha dan bisnis. Hal tersebut akan
seseorang untuk membentuk menuntun wirausahawan muslim untuk
konsep dalam upaya membangun menjalankan usahanya berlandaskan kepada
dan mengembangkan usaha dan al-Quran dan al-Hadits. Dengan menerapkan
bisnis. dimensi-dimensi yang akan membimbing
2. Shalat. Terutama sholat dhuha, mereka untuk bersikap dan berperilaku
tidak hanya membantu kesehatan dalam setiap aktitivitas usahanya maka rasa
tubuh, juga terbukti telah aman dalam menjalankan usaha akan
menjadi tameng mental dan juga muncul.
meningkatkan hubungan
silaturahmi sesama umat muslim
untuk mengeratkan hubungan Daftar Kepustakaan
usaha dan bisnis. Anam dan M. Ufuqul Mubin (Yogyakarta:
3. Membaca Al-Qur’an. Sangat Pustaka Pelajar, 2003).
disarankan untuk mMembaca Al-
Qur‟an pada pagi hari karena Antoni (2014). Muslim Entrepreneurship:
tidak hanya dapat membuat Membangun Muslim Peneurs
pikiran tenang dan hati tentram. Characteristics Dengan Pendekatan
Para saintis telah membuktikan Knowladge Based Economy. EL-
bahwa dengan rutin membaca HIKAM: Jurnal Pendidikan dan
Al-Qur'an setelah subuh mampu Kajian Keislaman. Volume VII,
meningkatkan kecerdasan otak. Nomor 2, Juli – Desember 2014
Hal ini disebabkan karena waktu
Audretsch, D. B., Boente, W., & Tamvada,
subuh merupakan pergantian
J. P. (2013). Religion, social class,
gelap ke terang dan sebaliknya
and entrepreneurial choice. Journal
4. Zikir. Keutamaan zikir adalah
of Business Venturing, 28(6), 774-
dapat membersihkan hati dan
789
membantu menjaga suasana iwa
yang tenang, damai, serta Baldacchino. 2008. Entrepreneurial
mengendalikan diri dalam Creativity and Innovation. The First
menjalankan usaha dan bisnis International
Penutup Beekum, R. I., & Badawi, J.A. (1999),
Leadership: An Islamic Perspective,
Islam mengajarkan bahwa bekerja
Amana, Beltsville, Maryland.
atau menjalankan bisnis bukan hanya
sekedar kegiatan ekonomi saja, akan tetapi Churchill, S. A. (2017). Fractionalization,
aktivitas itu merupakan cerminan keimanan, entrepreneurship, and the
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 94

institutional environment for Naqvi. S.N. Haider (2003). Menggagas ilmu


entrepreneurship. Small Business Ekonomi Islam Terj. M. Saiful
Economics, 48(3), 577-597.
Rameli, M., F., P., Aziz, M., R., A., Wahab,
Faizal, P. R. M., a. a. M. Ridhwan, and a. K., A. & Amin, S., M. (2014). The
W. Kalsom. “The Entrepreneurs Characteristics of Muslimpreneurs
Characteristic from Al-Quran and from the view of Muslim Scholars
Al-Hadis.” International Journal of and Academician. International
Trade, Economics and Finance 4, Journal of Teaching and Education,
no. 4 (2013): 191–196. 2(2), 47–59.
Ghoul, W. A. (2010). Islam and Ripin M.N dan Mansur N.H. Keusahawanan
entrepreneurship. In D. Leo-Paul Menurut Perspektif Al-Quran.
(Ed.), Edward Elgar: Cheltenham,
UK and Northampton, MA, USA Said, A. A., Sachs, S., & Sharify-Funk, M.
(2004). The Islamic view of
Gümüsay, A. A. (2014). Entrepreneurship leadership: the power of the 99
from an Islamic perspective. Journal names, Paper presented at the 64th
of Business Ethics, 130(1), 199-208 Annual Meeting of the Academy of
Management, New Orleans, LA
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/0
5/17261391/jumlah-entrepreneur-di- Saiyed A. Ali (2020). Islam, Institutions and
indonesia-jauh-di-bawah-negara- Entrepreneurship: Evidence from
maju-ini-kata-jokowi. Muslim Populations across Nations.
International Journal of Islamic and
Kayed, R. N., & Hassan, K. (2010). Islamic Middle Eastern Finance and
entrepreneurship. London: Management.
Routledge.
Scarborough, N., (2012). Effective Small
Kuratko, D. F., & Audretsch, D. B. (2009). Business Management: An
Strategic entrepreneurship: Entrepreneurial Approach.
Exploring different perspectives of Massachusetts: Pearson Education
an emerging concept. Ltd.
Entrepreneurship Theory & Practice,
33(1), 117. Tracey, P. (2012). Religion and
organization: A critical review of
Lewis, B., & Churchill, B. E. (2009). Islam: current trends and future directions.
The Religion and the People, The Academy of Management
Wharton School Publishing, Upper Annals, 6(1), 87–134.
Saddle River, New Jersey
Upu Rasmijaya, “Ciputra Entrepreneurship”
Misra E. Sasi, &. Kumar. S (2000). (Ciputra Entrepreneurship, July 18,
Resourcefulness: A Proximal 2013),
Conceptualisation of Entrepreneurial http://www.ciputraentrepreneurship.c
Behaviour. The Journal of om/cenews/jumlah-entrepreneur-
Entrepreneurship, 9, 2 (2000) Sage indonesia-idealnya-dua-persen
Publications New Delhi/Thousand
Oaks/London.
Winbaktianur, Nur’Aisyiah Yusri Entrepreneur Muslim: Suatu Tinjauan 95

Weaver, G. R., & Agle, B. R. (2002).


Religiosity and ethical behavior in
organizations: A symbolic
interactionist perspective. Academy
of Management Review, 27(1), 77-
97.
Zelekha, Y., Avnimelech, G., & Sharabi, E.
(2014). Religious institutions and
entrepreneurship. Small Business
Economics, 42(4), 747-767.

Anda mungkin juga menyukai