A. Definisi kewirausahaan
Definisi “kewirausahaan” menurut paera ekonom:
• Definisi paling awal dilakukan oleh Richard cantillon (1680-1734)
yang menganggap enterpreuner sebagai pengambil resiko (risk taker)
yang dengan sengaja mengalokasikan sumber daya untuk menanggung
resiko dan berhadapan dengan ketidak pastian. Dengan demikian,
cantillon membedakan antera peran seorang enterpreuner dengan
pemilik dana.
• Adam smith (1776): wirausahawan (enterpreuner) adalah seorang
yang bertindak sebagai agen dalam mengubah demand (permintaan)
menjadi supply (penawaran).
• Jean Baptiste Say (1803): wirausahawan adalah seorang yang
mengubah sumber sumber daya dari berproduktifitas rendah ke
produktivitas tinggi.
• John Stuart Mill (1848): wirausahawan adalah factor produksi
keempat setelah tanah, tenaga kerja, dan modal.
• Carl Menger (1871): Enterpreuner bertindak sebagai agen ekonomi
(economic agent) yang mengubah sumber daya menjadi produk dan
jasa. Enterpreuner mentransformasi dan memberikan nilai tambah.
• Peter Drucker (1964): seorang yang mencari perubahan, merespon
perubahan, dan mengeksploitasi peluang. Inovasi adalah alat yang
penting bagi seorang enterpreuner, sehingga seorang enterpreuner
yang efektif akan merubah “sumber” (bahan baku) menjadi “sumber
daya”.
Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Tak ada pemisahan antara bisnis dan
agama. Islam memiliki budaya kewirausahaannya sendiri dsn prinsip- prinsip
pemandu yang didasarkan pada al-quran dan hadist untuk menuntun
operasional usaha.
Mohd. Jan, Nawawi B, and Adnan Alias. (2012). Theories and Concept of
Enterpreuneurship.