Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PPKN

" Definisi ketatanegaraan Republik Indonesia"

Sri Ayuni
Arsy Anistia Safari
Solma
Ahmat Sapari
Suhardi

Dosen :Ibu Sari Afriyani,S.Sy,Mh.

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Prodi S 1 Manajemen Keuangan Syariah

T.A 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karna dengan limpahan rahamad dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Amin
Adapun maksud dan tujuan dari penyusun makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen
pengajar. Juga untuk lebih memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis . Pada kesempatan ini
penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang membahas “Definisi Ketatanegaraan Republik
Indonesia”
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna . oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Amin

JAMBI, 09,SEPTEMBER 2019

DAFTARISI

COVER...........................................................................................................................
KATAPENGANTAR...................................................................................................
DAFTARISI..................................................................................................................
BAB(I)PENDAHULUAN.............................................................................................
LatarBelakang...................................................................................................
RumusanMasalah..............................................................................................
TujuanPenulisan...............................................................................................
BAB(II)PEMBAHASAN...............................................................................................
DEFINISI KETATANEGARAAN RI..........................................................................
BAB(III)PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................
DAFTARPUSTAKA..................................................................................................
A.     Pengertian Sistem Pemerintahan
Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional terhadap
keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah sistem adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa suatu struktur yang
terdiri dari bagian-bagian atau komponenyang berkaitan antara satu dengan lainnya secara teratur dan terencana untuk
mencapai suatu tujun. Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan
negara yang dilakukan oleh organ-organ negara yang mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan.
Pengertian pemerintahan seperti ini mencakup kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh eksekutif,
legislatif maupun yudikatif. Dalam arti yang sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh
fungsi eksekutif, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi yang paling rendah tingkatannya. Dari dua
pengertian tersebut, maka dalam melakukan pembahasan mengenai pemerintahan negara titik tolak yang dipergunakan
adalah dalam konteks pemerintahan dalam arti luas. Yaitu meliputi pembagian kekuasaan dalam negara, hubungan antar alat-
alat perlengkapan negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.
Dengan demikian, jika pengertian pemerintahan tersebut dikaitkan dengan pengertian sistem, maka yang dimaksud
dengan sistem pemerintahan adalah suatu tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari
organ-organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan hubungan fungsional di antara organ-organ
tersebut baik secara vertikal maupun horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.  Jadi, sistem pemerintahan
negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga
negaradalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara pada umumnya
didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap
bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara.


                 Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:
1. Sistem pemerintahan parlementer.
                 Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan pada hubungan antara organ negara
pemegang kekuasaan eksekutif dan legeslatif. Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem pemerintahan dalam arti
paling luas yakni morankhi. Dikatakan demikian karena kepala negara apapun sebutanya mempunyai kedudukan yang tidak
dapat di ganggu gugat. Sedangkan penyelenggara pemerintah sehari-hari diserahkan kepada menteri.
2.Sistem pemerintahan Presidensial
                  Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif memiliki kedudukan yang independen.
Kedua badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih
oleh rakyat secara terpisah.

2.       Sistem Pemerintahan Indonesia


a. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah Parlementer yang tidak murni. Pasal 118
konstitusi RIS antara lain:
a.      Presiden tidak dapat di ganggu gugat
b.     Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem pertanggung jawaban menteri.
b.    Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam
pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :
a.      Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b.     Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun
masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri

C.   Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:


1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
2. DPR sebagai pembuat UU.
3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
6. BPK pengaudit keuangan.
d.   Sistem Pemerintahan setelah amandemen
1.     MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
2.     Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh rakyat.
3.     Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
4.     Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
5.     Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik adalah suatu pemerintahan dimana seluruh
atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

e.    Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia


1)     Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia
          Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.
          Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak dibayangi krisis kabinet.
          Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.

2)     Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia


          Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di tangan Presiden.
          Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.
          Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.
          Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.
B.Perbedaan Sistem Pemerintahan Sebelum dan Sesudah Amandemen
Dalam sejarah indonesia, sudah beberapa kali pemerintah melakukan amandemen pada UUD 1945. Hal ini tentu saja dilakukan untuk
menyesuaikan undang-undang dengan perkembangan zaman dan memperbaikinya sehingga dapat menjadi dasar hukum yang baik. Dalam
proses tersebut, terdapat perbedaan antara sistem pemerintahan sebelum dilakukan amandemen dan setelah dilakukan amandemen.
Perbedaan tersebut adalah:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Sebelum dilakukan amandemen,

MPR merupakan lembaga tertinggi negara sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.
Wewenang MPR Sebelum Amandemen

1.      Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang
pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris.

2.      Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan Majelis.

3.      Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil Presiden.

4.      Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menilai pertanggungjawaban
tersebut.

5.      Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-
sungguh melanggar Haluan Negara dan/atau Undang-Undang Dasar.

6.      Mengubah undang-Undang Dasar.

7.      Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis.

8.      Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota.

9.      Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah/janji anggota.

Setelah amandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tinggi negara yang setara dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Lembaga
Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK.

Wewenang MPR Setelah Amandemen

1.      Menghilangkan supremasi kewenangannya

2.      Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN

3.      Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilu)

4.      Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.


5.      Melantik presiden dan/atau wakil presiden

6.      Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya

7.      Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden

8.      Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pemilu sebelumnya sampai berakhir
masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa
jabatannya secara bersamaan.

9.      MPR tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Sebelum Amandemen

Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali.
Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.

Wewenang DPR Sebelum Amandemen :

1.      Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.

2.      Memberikan persetujuan atas PERPU.

3.      Memberikan persetujuan atas Anggaran.

4.      Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta pertanggungjawaban presiden.

5.      Tidak disebutkan bahwa DPR berwenang memilih anggota-anggota BPK dan tiga hakim pada Mahkamah Konstitusi.

Setelah Amandemen

Setelah amandemen, Kedudukan DPR diperkuat sebagai lembaga legislatif dan fungsi serta wewenangnya lebih diperjelas seperti adanya peran
DPR dalam pemberhentian presiden, persetujuan DPR atas beberapa kebijakan presiden, dan lain sebagainya.

Wewenang DPR Setelah Amandemen


1.      Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama

2.      Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

3.      Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan

4.      Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD

5.      Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah

3. Presiden

Sebelum Amandemen

Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan
yudikatif (judicative power). Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat
menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya, sehingga presiden bisa menjabat seumur hidup.

Wewenang Presiden Sebelum Amandemen

1.      Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK.

2.      Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa)

3.      Menetapkan Peraturan Pemerintah

4.      Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri

Pemilihan Prsesiden  

Presiden dan Wakil Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR.

Setelah Amandemen
Kedudukan presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan berwenang membentuk Undang-Undang dengan persetujuan DPR. Masa
jabatan presiden adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali selama satu periode.

Wewenang Presiden Setelah Amandemen

1.      Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD

2.      Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan memperhatikan DPD lalu diresmikan oleh presiden.

3.      Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara

4.      Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan atas
RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.

5.      Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa)

6.      Menetapkan Peraturan Pemerintah

7.      Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri

8.      Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara

9.      Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR

10.  Menyatakan keadaan bahaya

4. Mahkamah Konstitusi

Sebelum Amandemen

1.      Mahkamah konstitusi berdiri setelah amandemen

Setelah Amandemen

Wewenang Mahkamah Konstitusi Setelah Amandemen


1.      Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik, dan
memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum

2.      Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD
1945.

Ketua

Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi untuk masa jabatan 3 tahun. Masa jabatan Ketua MK selama 3 tahun yang
diatur dalam UU 24/2003 ini sedikit aneh, karena masa jabatan Hakim Konstitusi sendiri adalah 5 tahun, sehingga berarti untuk masa jabatan kedua
Ketua MK dalam satu masa jabatan Hakim Konstitusi berakhir sebelum waktunya (hanya 2 tahun

Hakim Konstitusi

Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang oleh
Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3 orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan dapat dipilih
kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.

5. Mahkamah Agung

Sebelum Amandemen

Kedudukan:

Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945 sebelum amandemen dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman (Pasal 24 (1)).
Kekuasaan kehakiman hanya terdiri atas badan-badan pengadilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Lembaga ini dalam tugasnya diakui bersifat
mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi atau dipengaruhi oleh cabang-cabang kekuasaan lainnya, terutama eksekutif.

Wewenang Mahkamah Konsitusi sebelum Amandemen

Sebelum adanya amandemen, Mahkamah Agung berwenang dalam kekuasaan kehakiman secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga
kehakiman satu-satunya di Indonesia pada saat itu.

Setelah Amandemen
Kedudukan:

MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman disamping itu sebuah mahkamah konstitusi diindonesia (pasal 24 (2)
UUD 1945 hasil amandemen ). Dalam melaksanakan kekusaan kehakiman , MA membawahi Beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu peradilan
umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara( Pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen).

Wewenang Mahkamah Agung Setelah Amandemen

1.      Fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain.

2.      Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang
diberikan oleh Undang-Undang

3.      Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi

4.      Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan rehabilitasi

6. BPK

Sebelum Amandemen

Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan
undangundang. Hasil Pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat” PASAL 23

Sesudah Amandemen

Pasal 23F

(1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden.

(2) Pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota.

Pasal 23G 

(1)    BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap propinsi

(2)    Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK di atur dengan undang-undang


BAB III
  PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan saling
berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu
sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga
lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial (parlemen).
Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan
legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila
badan eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.
Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan mekanisme
demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang
berbeda.
Sistem pemerintahan RI sebelum diadakan amandemen UUD 1945, secara eksplisit tercantum di dalam penjelasan UUD 1945 periode 1999-2002
telah banyak membawa perubahan mendasar terhadap ketatanegaraan, sistem politik, hukum, hak asasi, pertahanan keamanan, dan sebagainya

 SARAN
Kita sebagai generasi penerus bangsa harus mampu memahami sistem pemerintahan, khususnya di Indonesia. Sistem Pemerintahan di Indonesia
menganut banyak paham tetapi sist em berakhir pada UUD 1945.

                                      
        
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan
http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html
http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay
http://sistempemerintahannegaraindonesia.blogspot.co.id/2014/06/sistem-pemerintahan-indonesia-dari-masa.html

5.     https://miqbaln.blogspot.co.id/2014/11/sistem-pemerintahan-sebelum-sesudah.html

Anda mungkin juga menyukai