Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ulya Sa’adah

NIM : 1910610117
Kelas : Tadris Matematika C’19
Mata Kuliah : Kewirausahaan

Pengaruh Islam dalam Bidang Kewirausahaan


Islam merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Selain itu, agama Islam juga
merupakan agama yang dianut mayoritas penduduk Indonesia. Tak heran jika Indonesia
menduduki peringkat teratas sebagai penduduk muslim perbanyak di dunia. Berangkat dari
banyaknya penganut dan lamanya agama Islam di Indonesia, membuat ajaran dan prinsip-prinsip
Islam mengakar baik dalam bidang ekonomi, social, dan kebudayaan. Pada kesempatan ini, akan
dipaparkan pengaruh Islam dalam bidang ekonomi, khususnya kewirausahaan. Kewirausahaan
adalah bagian dari ekonomi Islam dan bisnis. Kewirausahaan adalah mengejar peluang luar
sumber daya yang dikendalikan. Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya adalah contoh
yang harus diteladani berkaitan dengan kewirausahaan. Islam bukanlah berlawanan dengan
kewirausahaan. Islam mengajak semua Muslim untuk menjadi pengusaha dalam kehidupan
mereka dengan diberikan aturan yang harus diikuti oleh semua Muslim yang berasal dari al-
Quran dan al-Hadis. Al-Qur’an dan al-Hadis inilah yang menjadi sumber nilai, sikap, perilaku,
dan etika seorang muslim dalam berwirausaha.
Bebicara tentang pengaruh Islam dalam bidang kewirausahaan. bagi umat Islam sendiri,
kewirausahaan merupakan salah satu cabang muamalah yang notabennya merupakan salah satu
bentuk ibadah ghairu mahdah. Sehingga secara tidak langsung praktik kewirausahaan berprinsip
pada nilai-nilai ke-Islaman. Hal inilah yang diharapkan melahirkan wirausahawan yang memiliki
sikap, perilaku, dan etika yang bercermin pada nilai-nilai keislaman.
Dari pemaparan diatas, akan dijelaskan beberapa pengaruh Islam pada bidang
kewirausahan :
a. Pertama, Seorang wirusahawan meneladani praktik berwirausha yang dilakukan
Rasulullah yakni dengan :
o Jujur,
o Amanah (dapat dipercaya),
o Tabligh ( memiliku sifat yang komunikatif),
o Fathonah ( memiliki kecerdasan )
o Transaksi yang dilakukan berdasarkan syari’at Islam
Dalam Islam setiap transaksi yang dilakukan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh syari’at Islam antara lain:
1. Barang yang dijual tidak termasuk benda yang bernajis atau yang haram
2. Penjual adalah pemilik yang syah dari barang yang dijualnya, atau barang
orang lain yang telah mendapat izin dari yang punya barang untuk diperjual
belikan.
3. Pelaku usaha (penjual) disyaratkan orang yang memiliki akal sehat (bukan gila
atau dipaksa)
4. Setiap transaksi yang dilakukan diwajibkan ada ijab dan kabul (akad).
Misalnya pembeli berkata, “juallah barang ini kepadaku.” Penjual berkata,
“Aku jual barang ini kepadamu”. Selama penjual dan pembeli masih berada
dalam lokasi transaksi, masing-masing dari keduanya berhak untuk khiyar
(memilih) antara melanjutkan transaksi atau membatalkannya

o Bekerja dengan niat ibadah

b. Kedua, hilangnya praktik-praktik kewirausahaan yang dulu tidak sesuai nilai-nilai


keislaman yang tentunya merugikan salah satu pihak
c. Lahirlah etika-etika bisnis yang benilai keislaman. Berikut beberapa prinsip-prinsip etika
bisnis Islam : Kejujuran, Tidak bersumpah palsu, Dapat dipercaya, Takaran yang benar,
Gharar (spekulatif), Tidak melakukan penipuan dan menyembunyikan kondisi utuh dari
barang baik secara kualitas maupun kuantitas, Saling menguntungkan

Anda mungkin juga menyukai