Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jual beli merupakan salah satu kebutuhan masyarakat sebagai sarana

dan prasarana dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu

sarana tempat jual beli itu adalah pasar, dalam lingkungan pemasaran dapat

berubah dan serba tidak pasti serta memberikan peluang dan ancaman.

Seiring dengan perkembangan zaman, yang ditandai dengan perkembangan

ekonomi yang sangat pesat menimbulkan persaingan bisnis semakin tinggi.

Persaingan yang begitu tinggi para pelaku bisnis menggunakan segala

cara untuk mendapat keuntungan bahkan para pelaku bisnis sering

mengabaikan etika dalam menjalankan bisnis. Seperti contoh, masih banyak

para pedagang yang melakukan penyimpangan dalam hal penjualan dan

tempat yang rawan dilakukannya penyimpangan adalah pasar tradisional.

Perilaku menyimpang yang ditemukan di pasar tradisional antara lain

pengurangan takaran dari timbangan, campuran barang kualitas buruk dengan

yang baik, penjualan barang haram, serta adanya praktik monopoli harga

yang dilakukan oknum tertentu.1 Sehingga kecurangan-kecurangan tersebut

membuat para calon pembeli merasa tidak nyaman untuk datang ke pasar

tradisional. Pembeli atau konsumen seharusnya menerima barang dalam

kondisi baik dan dengan harga yang wajar, mereka juga harus diberitahu

apabila terdapat kekurangan-kekurangan pada suatu barang yang dijual.


1
Dedi Riswandi, Penerapan Etika Bisnis Islam Di Pasar Hiburan Taman Kota Sandik
Kecamatan Batulayar Kabupaten Lombok Barat, dalam UNU NTB, Vol. 2, h. 12.

1
2

Kelengkapan suatu informasi merupakan daya tarik tersendiri karena

kelebihan suatu barang atau produk menjadi faktor yang sangat menentukan

bagi pembeli atau konsumen untuk menentukan pilihannya, oleh karena itu

informasi merupakan hal pokok yang dibutuhkan setiap konsumen.

Dalam pandangan islam, etika adalah pedoman untuk berprilaku

didalam segala bidang kehidupan. Dalam ekonomi islam, etika ini tidak dapat

dipisahkan dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Dengan demikian, etika bisnis

yakni seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, serta salah dalam dunia

bisnis sesuai pada dengan prinsip-prinsip moralitas (Mufid, 2018). Dari

pernyataan diatas bisa disimpulkan bahwa arti etika bisnis adalah segala

sesuatu yang dilakukan para pelaku bisnis dalam bertaransaksi dan berprilaku

untuk mencapai tujuan-tujuan bisnisnya. Maka dari itu, bisa disimpulkan

bahwa etika bisnis islam ialah seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar,

salah, serta halal, haram, dalam dunia bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip

moralitas yang sesuai dengan syariah.2

Dengan kata lain, maka prinsip pengetahuan akan etika bisnis mutlak

harus dimiliki oleh setiap individu yang melakukan kegiatan ekonomi baik itu

seorang pebisnis atau pedagang yang melakukan aktivitas ekonomi. Terutama

para pedagang di pasar tradisional yang melakukan transaksi jual beli.

Salah satu segmen yang menarik untuk dibicarakan adalah pasar

tradisional yang berada di Kecamatan Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas.

Penulis memilih Pasar Pir Tran Sosa sebagai objek penelitian alasannya

2
Muhammad Iklil, Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Meningkatkan Loyalitas
Pelanggan di Ras Sablon Desa Weru Lor Cirebon, dalam Syntax Admiration, Vol. 1, h. 33.
3

karena penulis melihat adanya perilaku pedagang yang tidak sesuai dengan

apa yang telah diterapkan dalam etika bisnis Islam. Menurut pengamatan

sementara yang di lakukan penulis kepada pedagang Pasar Pir Trans Sosa I-A

bahwa para pedagang tidak menepati janji yang dibuat dengan pembeli.

Selain itu, ada pedagang ketika melayani pembeli tidak bersikap ramah atau

murah hati dengan ditandai pelayanan dengan raut wajah yang kurang

bersahabat. 3

Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan beberapa kasus

yang terjadi berkenaan dengan pelaksanaan transaksi yang terjadi di pasar

tradisional yang ada di Kecamatan Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas,

salah satu diantaranya :

Waktu itu saya membeli jam tangan di Pasar Pir Trans Sosa I-A.
Ketika membeli tidak saya periksa jam tangan itu secara teliti. Sesampainya
di rumah dengan iseng saya periksa jam tangan saya lagi dan semua baik-baik
saja, tiba-tiba saya lihat ada tulisan agak besar berbentuk huruf awalnya saya
kira itu tanda dari jam yang saya beli, tapi setelah saya perhatikan betul-betul
ternyata huruf tersebut sengaja ditulis untuk menutupi bagian bawah jam
tangan saya yang pecah.” Ujar Luluk seorang pembeli.
Reni seorang pembeli juga mengalami hal yang serupa, waktu itu dia
membeli daging di Pasar Pir Trans Sosa I-A sebanyak satu kilogram.
Setibanya di rumah, karena penasaran dengan berat daging yang ia beli Reni
menimbang kembali daging tersebut ternyata beratnya tidak sampai satu
kilogram.

Setelah melihat dan memperhatikan beberapa kasus di atas, maka

pertanyaan yang akan muncul adalah mengapa ada penjual yang bersikap

demikian dan mengapa terjadi ketidak puasan pada diri pembeli. Apakah hal

itu muncul karena ketidak pahaman pedagang dalam transaksi jual beli atau

3
Hasil pengamatan langsung, (observasi), Pada Tanggal, 7 Maret 2022, pukul 10.00
WIB.
4

karena kesengajaan. Sedangkan sudah jelas bahwa jual beli tidak boleh

dilakukan atas dasar kemauan dan cara sendiri yang dapat menimbulkan

kerugian bagi orang lain. Islam pun selalu bersumber pada nilai dan etika

dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana

dalam jual beli, akan tetapi jual beli mempunyai peraturan dalam hukum

Islam yang bersumber dari Al- Qur’an dan As-Sunnah. Berdasarkan latar

belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dengan

melakukan suatu penelitian ilmiah yang diberi judul “Penerapan Etika

Bisnis Islam dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Tradisional (Studi

Kasus Pasar Pir Trans Sosa I-A Kecamatan Sosa Timur Kabupaten

Padang Lawas).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan yang hendak di teliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli?

2. Bagaimana penerapan etika bisnis di Pasar Pir Trans Sosa I-A dalam

transaksi jual beli jika ditinjau dari prinsip-prinsip etika bisnis Islam?

C. Batasan Istilah

1. Penerapan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa penerapan adalah

suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode dan hal lain untuk

mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan


5

oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana tersusun

sebelumnya. 4

2. Etika Bisnis Islam merupakan hasil dari keimanan, keislaman, dan

ketaqwaan seorang manusia yang didasarkan pada keyakinan yang kuat

pada kebenaran Allah Swt. Perintah Allah Swt. di dalam wahyu-Nya

memang tidak hanya terkait peribadatan secara ritual saja, tetapi juga

terkait dengan perbuatan-perbuatan baik terhadap sesama manusia dan

lingkungan sebagai suatu bentuk implementasi dari kesalehan sosial dari

umat Islam. 5

3. Transaksi adalah suatu aktifitas perusahaan yang menimbulkan perubahan

terhadap posisi harta keuangan perusahaan, misalnya seperti menjual,

membeli, membayar gaji, serta membayar berbagai macam biaya yang

lainnya.6

4. Jual Beli pertukaran harta dari penjual kepada pembeli sesuai dengan

harga yang disepakati.7

5. Pasar tradisional pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah,

swasta, koperasi atau swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha

berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya, yang

4
Henra Saputra Tanjung, Penerapan Model Realistik Mathematics Education pada Materi
Statistik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Kelas XI SMAN 3 Darul Makmur.
Subjek Penelitian ini Adalah Seluruh Siswa Kelas XI SMAN 3 Darul Makmur, dalam Maju, Vol
6, h.102.
5
Galuh Anggraeny, dkk., Pebelajaran dan Impplementasi Etika Bisnis Islam: Studi pada
Mahasiswa Akuntansi Syariah IAIN Surakarta, dalam of Multifisciplinary Studies , Vol. 1, h. 234.
6
Kartomo dan La Sudarman, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah
Berdasar PSAK dan PAPSI , (Yogyakarta : Deepublish, 2019), h. 9.
7
Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer (Medan: FEBI UIN-SU Press, 2018), h.75.
6

dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, dengan skala usaha kecil

dan modal kecil, dengan proses jual beli melalui tawar menawar 8

D. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli.

2. Untuk mengetahui penerapan etika bisnis yang terjadi di Pasar Pir Trans

Sosa I-A dalam transaksi jual beli jika ditinjau dari prinsip-prinsip etika

bisnis islam.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini memberikan deskripsi

pengembangan kepada dua wilayah yang berbeda yaitu:

1. Manfaat Teoritis

a. Mahasiswa sebagai sumber pengetahuan dan bahan referensi untuk

seluruh mahasiswa STAIBR Sibuhuan dan untuk memenuhi salah

satu syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) Dalam

Bidang Ilmu Perbankan Syari’ah.

b. Masyarakat, agar masyarakat mengetahui informasi lebih jelas

tentang etika bisnis dalam transaksi jual beli Terhadap Masyarakat

Pasar Pir Tran Sosa I-A Kabupaten Padang Lawas

8
Istijabatul Aliyah, Kebertahanan Pasar Dalam Konstelasi Kota, (Surakarta: Yayasan
Kita Menulis, 2020), h.2
7

c. Bagi Peneliti Selanjutnya, Sebagai bahan referensi di bidang ilmu

ekonomi, guna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di masa

yang akan datang yang bersipat melengkapi ataupun melanjutkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa agar mahasiswa dan mahasiswi punya bahan

rujukan di kampus STAIBR

b. Bagi Masyarakat, agar masyarakat bisa mempraktekkan etika

berdagang Terhadap Masyarakat Pasar Pir Trans I-A Kabupaten

Padang Lawas

Bagi Peneliti, dapat dijadikan sebagai bahan acuan guna untuk melakukan

penelitian selanjutnya tentang etika berdagang dengan objek yang

berbeda.

F. Sistematika Penulisan

Dalam setiap pembahasan suatu masalah, sistematika pembahasan

merupakan suatu aspek yang sangat penting, adapun sistematika penulisan ini

adalah sebagai berikut:

Bab I adalah merupakan pendahuluan yang memuat dari Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batasan Istilah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Sistematika Penulisan.

Bab II adalah landasan teori yakni pengertian etika bisnis, jual beli,

pasar, indikator etika bisnis, dasar hukum jual beli dan macam-macam pasar.
8

Bab III merupakan metode penelitian yang mencakup lokasi dan

waktu penelitian, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis

data dan tekhnik pengecekan keabsahan data.

Bab IV merupakan hasil penelitian yang mencakup hasil penelitian

dan pembahasan tentang. 1). penerapan etika bisnis dalam transaksi jual beli

yang terjadi di Pasar Pir Trans Sosa I-A Kecamatan Sosa Timur Kabupaten

Padang Lawas, 2) Penerapan etika bisnis di Pasar Pir Trans Sosa I-A dalam

transaksi jual beli jika ditinjau dari prinsip-prinsip etika bisnis Islam.

Bab V yang merupakan bab Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Etika Bisnis

a. Pengertian Etika Bisnis

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Dalam bentuk jamak

(ta etha) berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Perpanjangan dari

adat membangun suatu aturan kuat di masyarakat, yaitu bagaimana

setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan-aturan, dan aturan-aturan

tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam

menghargai adat istiadat yang berlaku.9 Etika adalah ilmu atau

pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik untuk

dijunjung tinggi atau untuk diperbuat (Ethitcs is the science of good

and bad). Etika yang baik itu mencakup:

1) Kejujuran (Honesty): mengatakan dan berbuat yang benar,

menjunjung tinggi kebenaran.

2) Ketetapan (Reliability): janjinya selalu tepat: tepat menurut isi

janji (ikrar), waktu, tempat, dan syarat.

3) Loyalitas: setia kepada janjinya sendiri, setia kepada siapa saja

yang dijanjikan kesetiaannya, setia kepada organisasinya,

berikut pimpinannya, rekan-rekan, bawahan, relasi, dan klien.

9
Fauziah Nur Dinah, Etika Bisnis Syariah, (Mojokerto : CV. Literasi Nusantara, 2019),
h. 3.

9
10

4) Disiplin: proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola

perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu atau

membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu. Terutama, yang

meningkatkan kualitas mental dan moral. Jadi inti dari

disiplin ialah membiasakan anak untuk melakukan hal-hal

yang sesuai dengan aturan yang ada dilingkungannya.10

Kejujuran dalam memberikan informasi sangat diperlukan

oleh pembeli atau konsumen. Nilai kejujuran dipraktekkan oleh nabi

Muhammad SAW. Beliau adalah seorang pedagang yang terkenal

dengan kejujurannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-

Qur’an surat Asy-Syu’ara ayat 181-183:

‫اس الْ ُم ْس تَ ِقْي ِم ۚ َواَل َتْب َخ ُس وا‬


ِ َ‫اَْوفُوا الْ َكْيل َواَل تَ ُك ْونُ ْوا ِم َن الْ ُم ْخ ِس ِريْ َن ۚ َو ِزنُ ْوا بِالْ ِق ْسط‬
َ
ۚ ‫ض ُم ْف ِس ِديْ َن‬ ِ ‫َّاس اَ ْشيَاۤءَ ُه ْم َواَل َت ْع َث ْوا ىِف ااْل َْر‬
َ ‫الن‬
Artinya : Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang merugikan orang lain, Timbanglah
dengan timbangan yang benar). Janganlah kamu
merugikan manusia dengan mengurangi hak-haknya dan
janganlah membuat kerusakan di bumi . 11

Maksud dari ayat di atas adalah prinsip kejujuran akan

melahirkan berbagai sikap yang terpuji, yaitu tidak menutupi cacat

barang yang di jual, tidak melakukan penipuan dalam jual beli, tidak

melakukan gharar, dan segala macam transaksi yang dilarang dalam

Islam. Sedangkan Prinsip keadilan mencakup pada keseimbangan

10
Kristianto Dwi Estijayandono dkk, Etika Bisnis Jual Beli Online Dalam Pesrpektif
Islam, dalam Hukum Ekonomi Syariah UIN Alauddin Makasar, Vol. 3, h.56.
11
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Garut: Jumanatul Ali, 2018),
h.374
11

dan tanggung jawab. Keseimbangan di dunia dan di akhirat serta

tanggung jawab kepada sesama manusia dan tanggung.

Standar baik dan buruk menurut ajaran Islam berbeda dengan

ukuran-ukuran lainnya. Untuk menilai apakah sesuatu perbuatan itu

baik atau buruk, juga harus diperhatikan kriteria (bagaimana cara

melakukan perbuatan itu). Dengan demikian ukuran baik dan buruk

dalam karakter seseorang memiliki standar menurut Al-Qur’an dan

Hadis.12 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah

ayat 263, sebagai berikut:

‫ص َدقٍَة يَّْتَبعُ َهٓا اَذًى ۗ َوال ٰلّهُ َغيِن ٌّ َحلِْي ٌم‬ ِ ٌ ‫َقو ٌل َّمعرو‬
َ ‫ف َّو َم ْغفَرةٌ َخْيٌر ِّم ْن‬ ْ ُْ ْ
Artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf itu lebih baik
daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti.
Allah Mahakaya lagi Maha Penyantun. 13

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur

apakah sesuatu itu dikategorikan kepada perbuatan baik atau

perbuatan buruk didasarkan kepada:

1. Niat adalah amalan hati dan hanya Allah yang mengetahuinya.14

2. Dalam hal merealisasikan kehendak tersebut harus dilaksanakan

dengan cara yang baik.

Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang

atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang

12
Abdah Munfaridatus Sholihah dan Windy Zakiya Maulida, Pendidikan Islam sebagai
Fondasi Pendidikan Karakter, dalam Pendidikan, Sosial, dan Agama, Vol 12, h.57
13
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Garut: Jumanatul Ali, 2018),
h.44
14
Khoirul Abror, Fiqh Ibadadh (Bandar Lampung : Phoenix Publisher, 2019), h. 36
12

menghasilkan keuntungan.15 Dalam pengertian yang sederhana bisnis

adalah lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan

oleh masyarakat.16

Etika bisnis adalah pengetahuan tentang tata cara ideal dalam

pengetahuan dan pengelolaan antara lain norma dan moralitas yang

berlaku secara universal dan berlaku secara ekonomi dan sosial. 17

Dalam arti lain etika bisnis berarti seperangakt prinsip dan norma

dimana para pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi,

berprilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnisnya

dengan selamat. Sedangkan titik sentral etika Islam adalah

menentukan kebebasan manusia untuk bertindak dan

bertanggungjawab karena kepercayaannya terhadap kekuasaan

Tuhan. Hanya saja kebebasan manusia itu tidaklah mutlak, dalam

arti kebebasan yang terbatas. Dengan kebebasan tersebut manusia

mampu memilih antara yang baik dan jahat, benar dan salah, halal

dan haram. Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan

mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada

standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi,

dan perilaku bisnis.18

Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis merupakan

seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, salah dalam dunia

15
Nihayatul Masykuroh, Etika Bisnis Islam, (Serang : Media Karya Kreatif, 2020), h.8.
16
Ibid, h. 4.
17
Budi Prihatminingtyas, Etika Bisnis Suatu Pendekatan dan Aplikasinya terhadap
Stakeholders, (Malang: CV. IRDH, 2017), h. 4
18
Raba Nathaniel, Pengantar Bisnis, (Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, 2020), h.21.
13

bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas yang berdasarkan

kepada nilai kejujuran, ketetapan, loyalitas serta disiplin berdasarkan

syariat Islam.

b. Dasar Hukum

Mempelajari etika dari sudut pandang agama Islam, tentunya

tidak lepas dari dasar hukum atau aturan yang menjadi payungnya,

atas ketentuan yang mengatur hubungan hidup umat Islam di dunia.

Baik hubungan dengan Allah (Sang Khalik), maupun dengan sesama

manusia (hablum minannas). Aturan yang pokok bagi pedoman

hidup umat Islam mengacu pada Al-Qur‟an dan Hadist Nabi

(Rasulullah Muhammad Saw).

1. Al-Qur’an

Dalam surah An-Nisa ayat 29


‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن جِت َ َار ًة َع ْن‬
ِ ‫ٰيٓاَُّيه ا الَّ ِذين اٰمُن وا اَل تَ ْأ ُكلُ ْٓوا اَم والَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ
‫اض ِّمْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْقُت ْٓلوُا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم َر ِحْي ًما‬
ٍ ‫َتَر‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil
(tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku
atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.19

2. Hadits

،‫ عن اىب سعيد‬،‫ عن اىب محذة‬،‫ حدثنا عن سفيان‬،‫ حدثنا قبيصة‬:‫حدثنا هناد‬


‫ الت اجر الص دوق االمني م ع النب يني‬:‫عن الن ىب ص لى اهلل علي ه وس لم ق ال‬
.‫والصديقني و الشهاداء‬
19
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Garut: Jumanatul Ali, 2018), h.
83.
14

Artinya: Hanad menceritakan kepada kami, Qubaisah


menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Abu
Hamzah dari Al-Hasan dari Abu Said dari Nabi
SAW bersabda: pedagang yang jujur dan dapat
dipercaya ia beserta para Nabi, orang-orang yang
jujur dan orang-orang yang mati sahid. (HR.
Tirmidzi).20

3. Ijma’

Ulama telah sepakat bahwa jual-beli diperbolehkan dengan

alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

dirinya, tanpa bantuan orang lain. Namun demikian bantuan atau

barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu, harus diganti

dengan barang lain yang sesuia. Islam sangat menganjurkan

pada usaha yang produktif, hal tersebut seperti jual beli. Namun

demekian tidak semua usaha berdagang (jual beli).21

c. Indikator Etika Bisnis

Dari berbagai pandangan tentang etika bisnis, beberapa

indikator yang dapat dipakai untuk menyatakan apakah seseorang

dan suatu perusahaan telah melaksanakan etika bisnis dalam

kegiatan usahanya antara lain adalah :

1) Indikator etika bisnis menurut ekonomi

2) Indikator etika bisnis menurut peraturan khusus yang berlaku

20
Moh. Zuhri, Terj. Sunan At Tirmidzi Vol. II, (Semarang: Asy-Syifa, 1992), h. 561.
21
Rahmawati, Penerapan Etika Bisnis pada Pedagang Makanan (Studi Kasus di Keude
Blang Jreum, Aceh), dalam Jurnal JESKaPe, Vol. 1, No. 1 Januari – Juni 2017, H.129
15

3) Indikator etika bisnis menurut hukum

4) Indikator etika berdasarkan ajaran agama

5) Indikator etika berdasarkan nilai budaya

6) Indikator etika bisnis menurut masing-masing individu

2. Etika Bisnis dalam Perspektif Islam

a. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam

Dalam hukum Islam disebutkan bagaimana pinsip-prinsip

dalam berbisnis. Etika bisnis Islami merupakan tata cara pengelolaan

bisnis berdasarkan Al-Qur’an, hadits, dan hukum yang telah dibuat

oleh para ahli fiqih. Prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islami harus

mencakup .22

1) Prinsip Kesatuan

Prinsip kesatuan merupakan landasan yang sangat filosofis

yang dijadikan sebagai pondasi utama setiap langkah seorang

Muslim yang beriman dalam menjalankan fungsi kehidupannya.

Landasan tauhid atau ilahiyah ini bertitik tolak pada keridhoan

Allah, tata cara yang dilakukan sesuai dengan syariah-Nya.

Kegiatan bisnis dan distribusi diikatkan pada prinsip dan tujuan

ilahiyah . 23

2) Prinsip Keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan

secara sama sesuai dengan acuan yang adil dan sesuai dengan

Ibid, h. 14
22

23
Ahmad Syafiq, Penerapan Etika Bisnis Terhadap Kepuasan Konsumen dalam
pandangan Islam, dalam El-Faqih, Vol 5, h. 103.
16

kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

Islam sangat menekankan sikap adil, sebab keadilam merupakan

hak asasi manusia agar bias hidup tentram dan sejahtera. 24

Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak

dan kepentingannya. Dalam beraktivitas didunia kerja dan bisnis,

Islam mengharuskan untuk berbuat adil, tak terkecuali pada pihak

yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam

surat Al-Maidah ayat 8:

‫ٰيٓ اَُّي َه ا الَّ ِذيْ َن اٰ َمُن ْوا ُك ْونُ ْوا َق َّو ِامنْي َ لِٰلّ ِه ُش َه َداۤءَ بِالْ ِق ْس ِۖط َواَل جَيْ ِر َمنَّ ُك ْم َش نَاٰ ُن َق ْوٍم‬
‫ب لِ َّلت ْق ٰو ۖى َو َّات ُقوا ال ٰلّهَۗاِ َّن ال ٰلّهَ َخبِْي ۢ ٌر مِب َا َت ْع َملُ ْو َن‬ ۗ ِ ِ ِ ٰٓ
ُ ‫َعلى اَاَّل َت ْعدلُْوا ۗا ْعدلُْوا ُه َو اَْقَر‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
penegak (kebenaran) karena Allah (dan) saksi-saksi
(yang bertindak) dengan adil. Janganlah
kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena
(adil) itu lebih dekat pada takwa. Bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti
terhadap apa yang kamu kerjakan.25

3) Prinsip Kehendak Bebas

Kebebasan berarti bahwa manusia sebagai individu

dan kolektif mempunyai kebebasan penuh untuk melakukan

aktivitas bisnis. Dalam ekonomi, manusia bebas

mengimplementasikan kaidah-kaidah Islam karena masalah

ekonomi termasuk kepada aspek muamalah bukan ibadah

maka berlaku padanya kaidah umum semua boleh kecuali


24
Susminingsih, Etika Bisnis Islam, (Kuala Lumpur : Nasya Expanding Management,
2020), h. 18.
25
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Garut: Jumanatul Ali, 2018), h.
108.
17

yang dilarang” yang tidak boleh dalam Islam adalah

ketidakadilan dan riba.

4) Prinsip Tanggung Jawab

Konsep tanggungjawab merupakan suatu bentuk batasan

serta aturan yang bisa menjadikan bisnis yang pebisnis kelola

dapat berjalan tanpa meninggalkan rel-rel yang telah digariskan

oleh hukum dan juga syari’ah. Sehingga dengan adanya

tanggungjawab di setiap individu pelaku bisnis tentunya akan

menjadikan setiap persaingan bisnis akan menjadi sehat, proses

mendapatkan keuntungan dengan cara semestinya (makruf dan

halal), begitu juga bagi konsumen tentu akan membeli dan

menggunakan hasil produksi sesuai kebutuhan dan menghindari

suatu yang berlebihan. Prinsip ini juga akan melahirkan suatu

bentuk praktik bisnis yang mengutamakan adanya keadilan bagi

semua pihak.26

b. Fungsi Etika Bisnis Islam

Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang diemban oleh

etika bisnis Islam diantaranya adalah :

1) Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan

menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.

2) Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan

perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama

26
Rofik Isaa Beekun, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), h. 43.
18

bisnis Islami. Dan caranya biasanya dengan memberikan suatu

pemahaman serta cara pandang baru tentang pentingnya bisnis

dengan menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan

spiritualitas, yang kemudian terangkum dalam suatu bentuk

yang bernama etika bisnis.

3) Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan

memberikan satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis

modern ini yang kian jauh dari nilai-nilai etika. Dalam arti

bahwa bisnis yang beretika harus benar-benar merujuk pada

sumber utamanya yaitu Al-Qur’an dan sunnah .

c. Dasar Hukum Etika Bisnis Dalam Islam

Al-Qur’an menegaskan dan menjelaskan bahwa di dalam

berbisnis tidak boleh dilakukan dengan cara kebathilan dan

kedzaliman, akan tetapi dilakukan atas dasar sukarela atau

keridhoan, baik ketika untung ataupun rugi, ketika membeli atau

menjual dan sebagainya. Sebagaimana firman Allah pada AL-Qur’an

Surat An-Nisa ayat 29 sebagai berikut :

‫اط ِل آِاَّل اَ ْن تَ ُك ْو َن جِت َ َار ًة َع ْن‬


ِ ‫ٰيٓاَُّيه ا الَّ ِذين اٰمُن وا اَل تَ ْأ ُكلُ ْٓوا اَم والَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ َْ َ
‫اض ِّمْن ُك ْم ۗ َواَل َت ْقُت ْٓلوُا اَْن ُف َس ُك ْم ۗ اِ َّن ال ٰلّهَ َكا َن بِ ُك ْم َر ِحْي ًما‬
ٍ ‫َتَر‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak
benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama
suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.27

27
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan , h. 83.
19

Ayat di atas menjelaskan bahwa aturan main

perdagangan Islam melarang adanya penipuan di antara kedua belah

pihak yakni penjual dan pembeli harus ridha dan sepakat serta harus

melaksanakan berbagai etika yang harus dilakukan oleh para

pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli. Dengan

menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut,

diharapkan suatu usaha perdagangan seorang Muslim akan maju

dan berkembang pesat lantaran selalu mendapat berkah dari

Allah SWT di dunia dan di akhirat. Etika perdagangan Islam

menjamin, baik pedagang maupun pembeli masing- masing akan

saling mendapat keuntungan. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi

sebagai berikut:

Artinya : “Dari Hakim bin Nizam ra. Rosulullah SAW


bersabda,’dua orang yang melakukan jual beli boleh
memilih (antara melanjutkan jual beli atau
membatalkannya) selama keduanya belum berpisah.
Apabila keduanya bersikap jujur dan berterus terang,
maka jual belikeduanya diberkahi. Akan tetapi, jika
keduanya berdusta dan menyembunyikan (aibnya), maka
dileburkan keberkahan jual beli keduanya itu (HR.
Muttafaq’Alaihi).28

Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa kejujuran

merupakan pondasi yang sangat penting bagi pelaku bisnis. Diantara

bentuk kejujuran adalah seorang pebisnis harus komitmen dalam jual

belinya dengan berlaku terus terang dan transparan untuk melahirkan

ketentraman dalam hati, hingga Allah memberikan keberkahan

28
Muhammad Fu’ad Abdul Baqi, Shahih Bukhari, Hadist Hukum Buchari Muslim,
(Bandung: Wisata Buku Islam Hadist Nomor 2082, 2018), h. 375.
20

dalam jual belinya, dan mengangkat derajatnya disurga ke derajat

para Nabi, orang-orang yang jujur, dan orang-orang yang mati

syahid.

3. Transaksi Jual Beli

a. Pengertian Jual Beli

Jual beli merupakan transaksi yang umum dilakukan

masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan harian maupun untuk

tujuan investasi. Bentuk transaksinya juga beragam, mulai dari yang

tradisional sampai dengan bentuk modern melalui lembaga keuangan.

Jika ditelusuri teks-teks tentang jual beli, secara etimologi, jual beli

adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang lain). 29


Menurut

terminologi, jual beli ialah persetujuan saling mengikat antara penjual

(yakni pihak yang menyerahkan/menjual barang) dan pembeli

(sebagai pihak yang membayar/membeli barang yang dijual). 30

Dari defenisi yang telah diungkapkan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa jual beli merupakan sebuah proses pertukaran

barang yang bernilai antara pembeli dengan penjual atas dasar suka

sama suka dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

b. Dasar Hukum Jual Beli

Jual beli adalah perkara muamalat yang hukumnya bisa berbeda-

beda, tergantung dari sejauh mana terjadinya pelanggaran syariah.

29
Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer, (Medan : FEBI UIN-SU Press, 2018), h.74
30
Ibid, h. 35.
21

31
Landasan atau dasar hukum mengenai jual beli disyariatkan

berdasarkan Al-Qur’an, Hadist Nabi, dan Ijma’. Pelaksanaan transaksi

jual beli telah menetapkan tata aturan yang secara detail disebutkan

dalam ilmu fiqih muamalah.

1) Al-Qur’an

Adapun dasar hukum yang diperbolehkannya jual beli

dijelaskan didalam Al-Qur’an surat Al- Baqarah ayat 275 sebagai

berikut :

ِ ۗ ِ ِ
َ ‫الربٰوا اَل َي ُق ْو ُم ْو َن ااَّل َك َما َي ُق ْو ُم الَّذ ْي َيتَ َخبَّطُهُ الشَّْي ٰط ُن ِم َن الْ َمسِّ ٰذل‬
‫ك‬ ِّ ‫اَلَّ ِذيْ َن يَْأ ُكلُ ْو َن‬
‫الربٰو ۗا فَ َم ْن َجاۤءَهٗ َم ْو ِعظَةٌ ِّم ْن‬ ِ
ِّ ‫الربٰو ۘا َواَ َح َّل ال ٰلّهُ الَْبْي َع َو َحَّر َم‬
ِّ ‫بِاَن َُّه ْم قَالُ ْٓوا امَّنَا الَْبْي ُع ِمثْ ُل‬
‫ب النَّا ِر ۚ ُه ْم فِْي َها‬ ۤ ٰ ِ
ُ ‫ص ٰح‬ ْ َ‫ك ا‬ َ ‫فَ َواَْمُرهٗٓ اىَل اللّ ِه ۗ َو َم ْن َع َاد فَاُوٰل ِٕى‬
ۗ َ‫َّربِّهٖ فَا ْنَت ٰهى َفلَهٗ ما سل‬
َ َ
‫ٰخلِ ُد ْو َن‬
Artinya :Orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka
yang demikian itu, ialah: disebabkan mereka berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), Maka orang itu ialah: penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya.32

Ayat di atas menjelaskan tentang dasar kehalalan hukum

jual beli dengan baik dan melarang praktek jual yang

mengandung riba. Allah SWT adalah dzat yang maha mengetahui atas

hakikat persoalan kehidupan. Maka, jika dalam suatu perkara terdapat


31
Ahmad Sarwat, Fiqh Jual Beli, (Jakarta : Fiqh Publishing, 2018), h. 8
32
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, h.47
22

kemaslahatan, maka akan diperintahkan untuk dilaksanakan.

Sebaliknya jika menyebabkan kemudharatan, maka Allah SWT akan

melarangnya.

2) Hadits Nabi

Berkaitan dengan jual beli, rasulullah SAW pernah ditanya

oleh salah satu sahabatnya mengenai pekerjaan yang baik, maka

jawaban beliau ketika itu adalah jual beli. Peristiwa ini sebagaimana

dijelaskan dalam hadis:

ُّ :‫َأن اَلنَّيِب َّ ص لى اهلل علي ه وس لم ُس ِئ َل‬


‫َأي‬ َّ ‫اع ةَ بْ ِن َرافِ ٍع رض ي اهلل عن ه‬ َ َ‫َع ْن ِرف‬
ِِ
َ ‫ َو‬،‫ َو ُك ُّل َبْي ٍع َمْب ُرو ٍر َر َواهُ اَلَْب َّز ُار‬,‫ َع َم ُل اَ َّلر ُج ِل بِيَ ده‬:‫ب ? قَ َال‬
ُ‫ص َّح َحه‬ ِ
ُ َ‫اَلْ َك ْسب َأطْي‬
‫اَحْلَاكِ ُم‬

Artinya : “Dari Rifa’ah bin Rafi’ ra. Ia berkata, bahwasannya


Rasulullah SAW pernah ditanya: Usaha apakah yang
paling halal itu (ya Rasulullah ) ? Maka beliau menjawab,
“Yaitu pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan
setiap jual beli itu baik.” (HR. Imam Bazzar. Imam Hakim
menyahihkannya dari Rifa’ah Ibn Rafi).33

Berdasarkan hadist di atas, maka jelaslah bahwa hukum jual

beli adalah jaiz atau boleh. Namun tidak menutup kemungkinan

perubahan status jual beli itu sendiri, semuanya tergantung pada

terpenuhi atau tidaknya syarat dan rukun jual beli.

3) Ijma’

Ulama telah sepakat bahwa jual beli telah diperbolehkan dengan

alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi kebutuhan

dirinya, tanpa bantuan orang lain. namun demikian bantuan atau

33
Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer, h. 76.
23

barang milik orang lain yang dibutuhkannya itu harus diganti dengan

barang lainnya yang sesuai . mengacu pada ayat Al-Qur’an dan hadist

hukum jual beli adalah mubah (boleh). Namun pada situasi tertentu ,

hukum jual beli itu bisa berubah menjadi sunnah, wajib, haram, dan

makruh.

c. Rukun dan Syarat Jual-Beli

Rukun secara umum ialah suatu yang harus dipenuhi untuk

sahnya pekerjaan. Dalam jual beli berdasarkan pendapat ulama

Hanafiah yang terdapat dalam bukunya Abdul Rahman Ghozali rukun

jual beli ialah ijab dan qabul yang menunjukan sikap saling tukar, atau

saling memberi. Rukun dalam jual beli berdasarkan pendapat ulama

Hanfiah ada dua yakni ijab dan qobul. Sedangkan berdasarkan

pendapat jamhur ulama’ rukun jual beli harus mencakup empat

macam, antara lain: 34

1) Akidain (penjual dan pembeli)

2) Ada barang yang dibeli

3) Sighat ( lafad ijab dan qabul

4) Ada nilai tukar pengganti barang

Adapun syarat-syarat jual beli yang sesuai dengan rukun jual

beli yang dikemukakan oleh Jumhur Ulama’ adalah sebagai berikut :

a. Syarat orang yang berakad

1. Berakal.

34
Akhmad Farroh aliy, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer, (Malang:
UIN-Maliki Press, 2018), h.33
24

2. Orang yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda

b. Syarat yang terkait dengan ijab qabul

1. Orang yang mengucapkannya telah baligh dan berakal.

2. Qabul sesuai dengan ijab.

c. Syarat barang yang diperjual belikan

1. Barang itu ada atau tidak ada di tempat tetapi pihak penjual

menyatakan kesanggupannya untuk mengadakan barang itu.

2. Dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia

3. Milik seseorang.

4. Boleh diserahkan saat akad berlangsung, atau pada waktu yang

disepakati bersama ketika transaksi berlangsung.

4. Pengertian Pasar

Secara sederhana pasar dapat diartikan sebagai tempat atau

keadaan yang mempertemukan antara permintaan (pembeli) dan

penawaran (penjual) untuk setiap jenis barang, jasa, atau sumber daya.

Pembeli meliputi konsumen yang membutuhkan barang dan jasa,

sedangkan bagi industri membutuhkan tenaga kerja, modal dan barang

baku produksi baik untuk memproduksi barang maupun jasa. 35

Maka dari itu pasar terbagi menjadi dua yaitu:

a. Pasar Tradisonal

Pasar tradisional adalah adalah tempat orang berjual beli

yang berlangsung di suatu tempat berdasarkan kebiasaan, atau

35
Ambok Pangiuk, Strategi Daya Saing Pasar Tradisional di Indonesia, (Jambi : FP.
Aswaja, 2021), h. 39
25

dengan pengertian luas Pengertian pasar tradisional adalah pasar

yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, swasta, koperasi atau

swadaya masyarakat setempat dengan tempat usaha berupa toko,

kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya, yang dimiliki/dikelola

oleh pedagang kecil menengah, dengan skala usaha kecil dan modal

kecil, dengan proses jual beli melalui tawar menawar.36 Kebanyakan

menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa

ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang

elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-

kue dan barang-barang lainnya. Pasar tradisional biasanya ada dalam

waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas. Pasar

seperti ini umumnya dapat ditemukan di kawasan permukiman agar

memudahkan pembeli untuk mencapai pasar

b. Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang pengelolaannya dikelola

secara modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai

penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik

kepada konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah

ke atas). Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan,

hypermarket, supermarket, minimarket, mall, departement store,

shopping centre, wara-laba, pasar serba ada, toko serba ada dan

sebagainya.37 Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar


36
Ibid, h.40
37
Sabrina Sabatiny dan Rita Martini, Perkembangan Pasar Tradisonal dan Keberadaan
Pasar Modern di Kota Palembang, dalam Polsri, Vol. 7, h. 1070.
26

tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak

bertransaksi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga

yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan

pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani

oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan

makanan seperti; buah, sayuran, daging. Sebagian besar barang

lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.

B. Kajian Terdahulu

Untuk menghindari pengulangan dalam penelitian ini , sehingga tidak

terjadi adanya pembahasan yang sama dengan penelitian lain, maka penulis

perlu menjelaskan adanya tujuan penelitian yang akan diajukan . adanya

beberapa tulisan yang berkaitan dengan masalah tersebut merupakan suatu

data yang sangat penting sebagai berikut:

Skripsi Irma Sari (2018) yang berjudul Penerapan etika bisnis bagi

pedagang muslim dalam persaingan usaha (studi kasus Pasar Butung

Makasar), IAIN Walisongo Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui penerapan etika bisnis dalam perspektif ekonomi islam di

pasar Butung Makasar. Jenis dari penelitian ini tergolong kedalam penelitian

Kualitatif. Metode pengumpulan data adalah observasi , wawancara serta

dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan etika bisnis secara

umum belum diterapkan dengan baik oleh para pedagang muslim dipasar

Butung Makasar. 38

38
Irma Sari, Penerapan etika bisnis bagi pedagang muslim dalam persaingan usaha
(studi kasus Pasar Butung Makasar), (Skripsi IAIN Walisongo Semarang, 2018), h.75.
27

Persamaannya yaitu, sama-sama membahas tentang bagaimana

penerapan etika bisnis Islam yang dijalankan oleh para pedagang dalam dunia

pasar dan Adapun Perbedaannya yaitu, tempat yang ingin dituju serta

penelitian peneliti lebih membahas kepada pedagang sayur, pedagang ikan

dan pedagang ayam dalam transaksi yang dijalankan oleh para pedagang.

selain itu untuk mengetahuai bagaimana pengetahuan para pedagang dalam

menjalankan praktiknya yang sesuai dengan bisnis Islam.

Penelitian Fitri Amalia (2017) dengan judul skripsi “Implementasi

Etika Bisnis Islam Pada Pedagang di Bazar Madinah Depok” .

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakata. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana etika bsnis islam para pedagang di

bazar Madinah Depok. Jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara,observasi

serta dokumentasi. Metode analisi data menggunakan uji kreadibilitas. Hasil

dari penellitian ini adalah etika bisnis secara umum belum diterapkan dengan

baik oleh para pedagang muslim di Bazar Madina Depok 39.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan adalah sama-sama

meneliti tentang etika bisnis dalam perspektif Islam sedangkan Perbedaanyaa

adalah terdapat pada tempat penelitian.

Skripsi Azizah (2019) dengan judul “Etika Jual Beli Di Pasar

Tradisional Celancang Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Universitas

Negeri Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

39
Fitri Amalia, Implementasi Etika Bisnis Islam Pada Pedagang Di Bazar Madinah
Depok, (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), h. 85.
28

bagaimana etika jual beli di Pasar Tradisional Celancang dalam perspektif

ekonomi islam. Jenis penelitiannya madalah penelitian kualitatif. Metode

pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara,

Observasi dan Studi Lapangan. Hasil dari penellitian ini adalah etika jual beli

secara umum belum diterapkan dengan baik oleh para pedagang di Pasar

Tradisional Celncang dalam perspektif ekonomi islam. 40

Persamaan antara penelitian yang dilakukan oleh Azizah dengan

peneliti yang dilakukan oleh penulis yaitu mengenai etika bisnis. Kemudian

perbedaan diantara kedua penelitian ini adalah terletak pada objek penelitian

pada pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A.

40
Azizah, Etika Jual Beli Di Pasar Tradisional Celancang Dalam Perspektif Ekonomi
Islam, (Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta, 2019), h. 78.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari bulan

Mei sampai Juli 2022, untuk melakukan penelitian penulis mengambil objek

penelitian pedagang di pasar tradisional pasar pir trans Sosa I-A Kecamatan

Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah lapangan (field

research), yaitu penelitian yang langsung berhubungan dengan obyek yang

diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memandu peneliti

untuk mengeksplorasi dan memotret situasi sosial secara menyeluruh, luas

dan mendalam.41

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan

akurat fakta dan karakteristik bidang tertentu. Sedangkan Penelitian Kualitatif

menekankan analisis proses berfikir secara deduktif dan induktif yang

berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan

menggunakan logika ilmiah. ditekankan pada kedalaman berfikir formal

dalam menjawab permasalahan. 42


Dalam penelitian ini peneliti meneliti

41
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2019), h. 209.
42
Hardani, dkk., Metode Penelitian kualitatif & kuantitatif, (Mataram: Pustaka Ilmu
Group Yogyakarta, 2020), h.248

27
28

tentang penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli di Pasar Pir

Trans Sosa I-A Kecamatan Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas.

C. Sumber Data Penelitian

Adapun sumber data yang dipakai penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1) Data primer

Data primer dalam suatu penelitian diperoleh langsung dari sumbernya

dengan melakukan pekukuran, menhitung sendiri dalam bentuk angket,

observasi, wawancara dan lain-lain.43 Data primer diperoleh langsung

dari objek yang akan diteliti (responden) direncanakan sebanyak 10

Pedagang muslim dan 10 pembeli di Pasar Pagi Pasar Pir Trans Sosa I-A

Kecamatan Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas yang akan dijumpai

langsung ketika penelitian sudah berlangsung. Data ini biasanya melalui

dokumen dokumen, buku-buku, laporan-laporan, atau karya ilmiah

lainnya yang berkaitan dengan penelitian tentang, “Penerapan Etika

Bisnis Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar Pir Trans Sosa I-A Kecamatan

Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas”,

2) Data Sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari orang lain, kantor

yang berupa laporan, profil, buku pedoman, atau pustaka. 44 Data

sekunder dalam penelitian ini adalah berupa buku seperti buku Buchari

Alma judul dasar-dasar etika bisnis islami, buku Kasmir judul

43
Ibid, h. 247
44
Ibid, h. 65.
29

kewirausahaan, buku Nur Dinah Fauziah dkk judul etika bisnis syariah,

buku Sugiyono judul metode penelitian pendidikan pendekatan

kuantitatif, kualitatif, dan R&D dan buku Lexy J. Moleong judul

metodologi penelitian kualitatif serta jurnal yang berkaitan dengan

masalah penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli di pasar

tradisional.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi

dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. 45 Berikut

merupakan data dilapangan yang akan dipergunakan oleh peneliti dalam

teknik pengumpulan data, diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara

sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

gejala yang diselidiki.46

Observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipasi pasif,

artinya peneliti datang ke lokasi penelitian, tetapi tidak ikut terlibat dalam

aktivitas (jual beli) yang dilakukan oleh objek yang diamati. Observasi

dilakukan dengan mencatat kejadian-kejadian yang terkait dengan

45
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, (Makassar: syakir Media Press,
2021), h.142
46
Ibid, h.147.
30

transaksi jual beli yang dilakukan pedagang di Pasar Pir Trans I-A Sosa

dengan membuat 20 pernyataan sebagai instrument observasi.

2. Wawancara (interview)

Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang

dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam

setting alamiah, di mana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang

telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama

dalam proses memahami.47 Pedagang yang akan diwawancarai yaitu Ibu

Amimah, Ibu Anisah Fitri, Bapak Sugito dan Ibu Setia, sementara

pembeli yang akan diwawancarai yaitu Ibu Sumiati, Ibu Sari, Ibu

Agustina dan Ibu Nur Cahaya dengan membuat 20 pertanyaan sebagai

instrument wawancara.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang

sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen tentang orang atau sekelompok

orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sesuai dan

terkait dengan fokus penelitian adalah sumber informasi yang sangat

berguna dalam penelitian kualitatif.48 Dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif. Dokumen adalah fakta dan data tersimpan dalam berbagai

bahan yang berbentuk dokumentasi.

47
Sidiq, dkk. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Ponorogo: CV. Nata Karya,
2019), h. 61.
48
Ibid, h. 184
31

E. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses pengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola , kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan data.49

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif yang

bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai objek penelitian berdasarkan

data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif yaitu data yang dikumpulkan umumnya berbentuk

kata-kata, gambar dan kebanyakan bukan angka-angka, kalaupun seandainya

terdapat angka-angka itu hanya sebagai penunjang. Data yang dimaksud

meliputi wawancara, catatan data lapangan, foto-foto, dokumen pribadi, nota

dan catatan lainnya.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

kualitatif ini yaitu: 50

1. Reduksi data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu data tersebut perlu segera diolah dan

dianalisis melalui reduksi. Mereduksi data berarti menseleksi atau

memilih hal-hal yang pokok menfokuskan pada hal-hal yang penting,

Dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

49
Lexy J. Moleong, Penelitian Kualitatif, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2017), h.
280
50
Sidiq, dkk. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, h. 78.
32

penelitian untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, mencari

kembali bila diperlukan.

2. Penyajian data setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan atau menyajikan data, pada penelitian ini. Setelah data

direduksi langkah-langkah selanjutnya dalam proses penyajian data yang

telah direduksi data diarahkan agar terorganisasikan, tersusun dalam pola

hubungan, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami.

Penarikan kesimpulan setelah dilakukan penyajian data, selanjutnya

menarik kesimpulan. Artinya, kesimpulan ini baru kesimpulan awal yang

sifatnya sementara dan akan berubah dan akan berkembang setelah peneliti

berada dilapangan. Apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dan

mendukung kesimpulan awal maka kesimpulan berubah. Sebaiknya apabila

kesimpulan awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat

kembali ke lapangan mengumpulkan data, kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

adalah merupakan temuan baru atau gambaran suatu objek yang sebelumnya

masih remang-remang sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

F. Tekhnik Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan  (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaaan didasarkan atas

sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:51

51
Adhi Kusmastuti dan Ahmad Mustamil Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif,
(Semarang: LPSP, 2019), h.71
33

1. Derajat kepercayaan (credibility).

Pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif.

Kriterium ini berfungsi: pertama, melaksanakan inkuiri sedemikian rupa

sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai; kedua,

mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan

jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang

diteliti.

2. Keteralihan (Transferability)

Sebagai persoalan yaag empiris bergantung pada kesamaan antara

konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut

seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan kejadian empiris

tentang kesamaan konteks. Dengan demikian peneliti bertanggung jawab

untuk menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat

keputusan tentang pengalihan tersebut. Untuk keperluan itu peneliti harus

melakukan penelitian kecil untuk memastikan usaha memverifikasi

tersebut.

3. Kebergantungan (dependability)

Konsep kebergantungan lebih luas dari pada realibilitas. Hal tersebut

disebabkan peninjauan dari segi bahwa konsep itu diperthitungkan

segala-galanya yaitu yang ada pada  realibilitas itu sendiri ditambah

faktor-faktor lainya yang tersangkut.

4. Kriteria Kepastian (confirmability)
34

Objektivitas-subjektivitasnya sesuatu hal bergantung pada orang seorang,

menurut Scriven, selain itu masih ada unsur kualitas yang melekat pada

konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika sesuatu

itu objek, berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat dipastikan.subjektif

berarti tidak dapat dipercaya, atau menceng. Pengertian terakhir inilah

yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian objektivitas-subjektivitas

menjadi kepastian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Pasar Pir Trans Sosa 1-A

Pasar Tradisional Pir Trans Sosa 1-A yang terletak di desa Pir

Trans Sosa 1-A, Kecamatan Sosa Timur, Kabupaten Padang Lawas, Pasar

Tradisional Pir Trans Sosa 1-A ini berdiri pada tahun 1992 yang dibangun

oleh pemerintah, Pasar Tradisional Pir Trans Sosa 1-A yang dimana

tanahnya milik Desa Pir Trans Sosa 1-A.

Sebelum adanya Pasar Pir Trans Sosa 1-A pasar berada di Desa

Tanjung Ale yang tempatnya tidak terlalu jauh dengan Desa Pir Trans

Sosa 1-A, Pasar Tanjung Ale berdiri pada tanggal 1990 kemudian pada

tahun 1992 pindah atau dipindahkan ke Desa Pir Trans Sosa 1-A sebab

dipindahkannya Pasar Tanjung Ale ke Pasar Pir Trans Sosa 1-A karena

perjalanan yang cukup jauh untuk masyarakat Pir Trans Sosa 1-A dan 1-B

Papaso dan Desa PHS, pada saat itu masyarakat masih berjalan kaki dan

menggunakan sepeda. Masyarakat PIR Trans Sosa 1-B harus menempuh

jarak 5 km untuk sampai di Pasar Tanjung Ale dan melihat jumlah

masyarakat Pir Trans Sosa 1-A dan 1-B yang lebih banyak maka

dipindahkanlah Pasar Tanjung Ale ke desa Pir Trans Sosa 1-A, pindahnya

Pasar Tanjung Ale ke Desa Pir Trans Sosa 1-A berdasarkan kesepakatan

35
36

bersama antara Desa Tanjung Ale, Desa Pir Trans Sosa 1-A dan 1-B,

Papaso, Sigala-gala dan PHS.

Pada tahun 1992 keadaan Pasar Pir Trans Sosa 1-A masih sepi

penjual (orang yang berjualan) dan keadaan pasar yang masih berjualan

dengan beratap tenda kemudian pada tahun 1995 mulailah pembangunan

kios-kios pasar yang dibangun oleh pemerintah sehingga para penjual

mendapatkan tempat yang nyaman untuk berjualan, seiring berjalannya

waktu dan kemajuan zaman mulailah pasar tradisional Pir Trans Sosa 1-A

ini ramai penjualnya yang dimana sebelumnya hanya ada beberapa

penjual. Penjual ini mulai datang dari luar desa seperti datang dari

Sibuhuan, Ujung Batu, Sosa dan Pasir Pangaraian. Sebelumnya penjual

ini hanya dari dalam desa saja dengan adanya akses transportasi ke Desa

Pir Trans Sosa 1-A memudahkan para penjual luar desa datang untuk

berjualan.

Pasar Pir Trans Sosa 1-A adalah pasar yang disebut Pasar Minggu

karena hanya buka di hari minggu, kenapa hari minggu? karena

merupakan hari libur dan sesuai untuk keadaan masyarakat sekitar untuk

berbelanja. Di hari libur masyarakat yang berbelanja di Pasar Tradisional

Pir Trans Sosa 1-A yaitu masyarakat Pir Trans Sosa 1-A, 1-B, Tanjung

Ale, Sigala-gala, Papaso dan PHS karena pada hari senin sampai sabtu

masyarakat bekerja di kebun yang dimana hari minggu merupakan hari

libur yang cocok untuk masyarakat berbelanja.


37

Tempat berjualan atau kios-kios yang telah dibangun yang

digunakan para penjual untuk menjual barang dagangannya adalah sistem

sewa tempat yang dimana biaya di pungut untuk setiap minggu yang

dikutip oleh pengurus pasar, dilakukan pemungutan pembayaran setiap

minggu agar tidak memberatkan para penjual untuk membayar sewa

tempat.

Pasar tradisional Pir Trans Sosa 1-A menyediakan berbagai jenis

kebutuhan masyarakat mulai dari sandang, pangan dan pakaian dimana

penjual pakaian juga cukup banyak berkisar 50 orang dan para penjual

sayur-sayuran. Sayur-sayuran yang dijual di pasar ini cukup lengkap

sehingga masyarakat bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari selama satu

minggu, tidak hanya itu para penjual ikan juga menyediakan berbagai

macam ikan seperti ikan mas, ikan nila, lele, ikan laut, cumi-cumi, udang

dll. Berbagai kebutuhan masyarakat seperti sembako, alat rumah tangga,

alat elektronik, alat pertanian juga ada. Pasar Tradisional Pir Trans Sosa

1-A ini sangat membantu masyarakat-masyarakat sekitas.

Transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli di pasar

tradisional Pir Trans Sosa 1-A saling menguntung satu sama lain para

penjual bisa berdagang dengan keuntungan yang banyak dan para pembeli

bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.


38

2. Struktur Pasar Pir Trans Sosa 1-A

PANITIA PASAR LAPPO


SIPAHUTAR

SPSI

KETUA 1 KETUA 2
AINUDDIN NASUTION AMIR HAMZAH NST

SEKRETARIS BENDAHARA
KHAIIRUDDIN HSB JONI BAKKARA

ANGGOTA
GOM-GOM NST
BAHRUM SIREGAR
ARDIAN HARAHAP
AMINULLAH NST
WIDODO
39

3. Deskripsi Hasil Penelitian tentang Penerapan Etika Bisnis Islam

dalam Transaksi Jual Beli yang Terjadi di Pasar Pir Trans Sosa 1-A

Pedagang sebagai seorang pelaku bisnis, utamanya yang beragama

Islam sudah seharusnya menjalankan sifat-sifat yang telah di contohkan

oleh Rasulullah Saw dalam menjalankan bisnis. Khususnya dalam hal jual

beli barang atau jasa telah menjalankan transaksi secara Islami. Bisnis

yang islami adalah bisnis yang hakikatnya merupakan upaya seorang

manusia untuk mendapatkan keridhoan Allah Swt serta untuk

kemaslahatan bersama. Berdagang bukanlah semata-mata untuk

mendapatkan keutungan saja namun juga merupakan tanggung jawab

pribadi dan sosial kepada masyarakat, serta kepada Negara dan utamanya

kepada Allah Swt.

Penerapan etika dan kejujuran dalam bisnis akan meningkatkan

nilai entitas bisnis itu sendiri dengan tingkat persaingan yang semakin

tinggi ditambah dengan konsumen yang semakin kritis, Islam

menempatkan nilai etika di tempat yang paling tinggi. Pada dasarnya,

Islam diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika bagi kehidupan

manusia

Dari hasil observasi yang peneliti peroleh dari beberapa pedagang

yang pertama mengenai cara pedagang menawarkan dagangannya kepada

pembeli yaitu dengan berbagai macam cara, diantaranya mengobral barang

dagangannya kepada pembeli yang lewat didepan kiosnya, ada juga yang

menawarkan barang dagangannya dengan cara memuji barang


40

dagangannya lebih baik daripada barang dagangan milik orang lain.

Kemudian dari hasil observasi peneliti menemukan bahwa ada pembeli

yang tertarik dengan dagangannya dan diperbolehkannya untuk mencoba

barangnya selama barang itu tidak lecet dan sebagian juga penjual tidak

membolehkan pembeli mencobanya takut barang dagangannya rusak atau

kotor.

Hasil wawancara dengan bapak Sugito mengenai penerapan etika


bisnis Islam mengatakan bahwa bapak Sugito menerapkan etika bisnis
sesuai dengan ajaran agama Islam namun, tidak sepenuhnya hanya
beberapa saja sedangkan bapak Iman mengatakan bahwa tidak mengetahui
bagaimana etika bisnis yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW sehingga
tidak menerapkannya. 52

Hasil dari obsevasi peneliti melihat bahwa pemahaman etika bisnis

Islam yang dimiliki oleh para pedagang belum sepenuhnya diterapkan, dari

hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa para pedagang tidak

menjelaskan cacat barang kepada pembeli dan mengabaikan pentingnya

nilai-nilai Islam. Kurangnya tingkat pengetahuan bagi para pedagang yang

disebabkan salah satu faktor pendidikan yang rendah sehingga

menyebabkan minimnya kesadaran dan keyakinan dalam menjalankan

bisnis yang telah dianjurkan dalam berdagang.

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan moral yang benar

dan yang salah. Dalam Islam etika bisnis ini sudah banyak dibahas dalam

berbagai literatur dan sumber utamanya adalah Al-Quran dan

sunnaturrasul.

52
Bapak Sugito, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 3 Juli 2022, pukul 09.30 WIB.
41

Peneliti juga menanyakan pendapat mengenai etika bisnis dalam


islam, ibu Andin mengatakan tidak begitu paham mengenai etika bisnis
dalam Islam, walaupun begitu ibu Andin selalu menerapkan etika seperti
umumnya kepada pembeli, seperti jujur dan ramah kepada pembeli.
Karena sadar bahwa jual beli butuh sopan santun dan keramah tamahan
supaya pembeli senang dan kembali lagi.53

Hal yang dilakukan oleh ibu Andin sudah menerapkan salah satu

etika bisnis Islam, para pedagang sangat penting mengetahuai dan

memahami etika bisnis dalam berdagang agar terciptanya pedagang yang

amanah serta dapat menjalankan etika bisnis Islam dengan baik semana

mestinya sesuai dengan ajaran Rasullullah SAW

Rahasia keberhasilan dalam perdagangan adalah sikap jujur dan

adil dalam mengadakan hubungan dagang dengan para pelanggan. Dengan

berpegang teguh pada prinsip ini, Rasulullah SAW telah memberi teladan

cara terbaik untuk menjadi pedagang yang berhasil .

Namun di sisi lain bagi pedagang lainnya yaitu ibu Amimah yang
mengatakan mengetahui etika bisnis Islam namun merasa serba salah
dalam menerapkan etika bisnis Islam karena ketika jujur dalam berdagang
dengan memberikan harga yang sesungguhnya kepada pembeli dengan
mengambil keuntungan yang sewajarnya namun terkadang pembeli tidak
mengerti dan melakukan penawaran yang sangat rendah sehingga
merugikannya.54

Padahal dalam Islam pelaksanaan transaksi harus dilakukan karena

suka sama suka, tidak boleh ada paksaan ataupun hati yang tidak ikhlas

ketika melakukannya. Etika bisnis Islam sangat perlu di terapkan dalam

berdagang guna agar terjalannya jual beli yang benar menurut ajaran

53
Ibu Andin, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 10 Juli 2022, pukul 11.15 WIB.
54
Ibu Amimah, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 17 Juli 2022, pukul 13.00 WIB.
42

Rasullullah SAW, dengan adanya penerapan etika bisnis Islam sangat

mempengaruhi jalannya aktivitas dalam berdagang secara baik, tidak ada

unsur paksaan dan bersaing secara sehat tanpa harus menjatuhkan antar

pedagang.

4. Deskripsi Hasil Penelitian tentang Penerapan Etika Bisnis Islam

dalam Transaksi Jual Beli yang Terjadi di Pasar Pir Trans I-A Sosa

ditinjau dari Etika Bisni Islam

Etika di dalam islam menyangkut norma dan tuntutan atau aturan

yang mengatur sistem kehidupan individu atau kelompok atau masyarakat

dalam indeksi hidup antar individu, antara kelompok atau masyarakat

dalam konteks bermasyarakat maupun dalam konteks hubungan dengan

Allah SWT dan lingkungan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada ibu Anggi tentang


penerapan dan pemahaman etika bisnis yang dicontohkan oleh Rasulullah
mengatakan bahwa belum memahami tentang etika bisnis Islam tapi
berusaha untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.55

Hasil observasi peneliti dapat dilihat bahwa pedagang belum

sepenuhnya menerapkan etika bisnis seperti yang dicontohkan oleh

Rasulullah, dapat dilihat bahwa masih ada pedagang yang tidak

menjelaskan cacat barang kepada pembeli. Padahal tanggung jawab yang

diharapkan adalah tanggung jawab yang berkeseimbangan (balance)

antara memperoleh keuntungan dan memenuhi norma-norma dasar

masyarakat. Menyembunyikan mutu sama dengan berbuat curang dan

55
Ibu Anggi, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 10 Juli 2022, pukul 14.30 WIB.
43

bohong. Lebih jauh mengejar keuntungan dengan menyembunyikan mutu,

identik dengan bersikap tidak adil. Bahkan secara tidak langsung telah

mengadakan penindasan terhadap pembeli. Penindasan merupakan aspek

negatif bagi keadilan, yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Dari hasil observasi tentang pemahaman bahwa berdagang bernilai

ibadah dapat dilihat bahwa para pedagang mengutamakan niat ibadah

dalam melakukan suatu usaha yang dijalankan dan niatnya karna Allah,

ketika waktu solat tiba para pedagang menunaikan ibadah solat terlebih

dahulu baru menjalankan usaha untuk memperoleh keberkahan. Allah

SWT memuji terhadap hambanya yang menggabungkan antara mencari

rezeki dengan jual beli dan ibadah. Dalam hal ini jual beli tidak melalaikan

seseorang dalam beribadah kepada Allah. Sifat-sifat kaum muslimin

adalah mereka yang dalam melakukan penjualan dan pembelian tetap

mengutamakan ibadah misalnya meninggalkan segala bentuk aktivitas dan

menjalankan ibadah kepada Allah.

Wawancara dengan ibu Amimah tentang mengurangi takaran


dalam timbangan dapat diketahui bahwa selama berdagang ibu Amimah
belum pernah melalukan kecurangan seperti sengaja mengurangi takaran
timbangan hal tersebut sangat penting dalam memuaskan pembeli agar
tetap menjadikan pedagang sebagai langganan. 56

Menurut pernyataan tersebut ibu Amimah sudah cukup baik dalam

menyikapi timbangan yang kurang dan sudah memperlihatkannya.Dari

hasil observasi juga diketahui bahwa ketika proses transaksi jual beli

pedagang memperlihatkan ukuran timbangan kepada pembeli. Salah satu


56
Ibu Amimah, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 17 Juli 2022, pukul 15.00 WIB.
44

cermin keadilan adalah menyempurnakan timbangan dan takaran, dalam

perdagangan timbangan yang benar dan tepat harus benar-benar

diutamakan.

Wawancara dengan ibu Tuti juga mengatakan bahwa pedagang


memperlihatkan cara menimbang barang dagangannya, ibu Tuti pernah
ragu terhadap timbangan yang digunakan pedagang lalu menimbang
kembali barang yang sudah dibeli tersebut dirumah dan didapatkan hasil
pengukuran yang sama.57

Ibu Tuti membuktikan keraguannya terhadap timbangan dengan

cara menimbang kembali barang dagangannya, hal tersebut merupakan

keputusan yang sangat tepat karena jika hanya berpendapat bahwa

timbangan kurang tanpa membuktikannya maka akan terjadi

kesalahpahaman kepada pedagang.

Hasil observasi mengenai penimbunan barang dapat dilihat bahwa

pedagang di pasar PIR Trans I-A Sosa tidak berpotensi untuk dilakukan,

karena terkadang pedagang sembako kelebihan pasokan barang untuk

dijual, dengan demikian rasanya tidak mungkin pedagang tersebut

melakukan penimbunan barang, mengingat bahwa barang yang mereka

perjual belikan adalah barang-barang kebutuhan pokok atau sembako yang

notabene sangat rentan dengan kerusakan atau membusuk.

Islam tidak mengizinkan monopoli barang ataupun jasa karena

dapat membahayakan kepentingan masyarakat luas. Konsep tidak

menimbun barang tersebut sesuai dengan prinsip kejujuran dalam etika

bisnis Islam dan termasuk dalam persaingan yang sehat sebab tidak adanya

57
Ibu Tuti, Pemebeli di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A, tanggal
10 Juli 2022, pukul 09. 00 WIB.
45

kecurangan. Karena dengan kita menimbun suatu barang berarti kita tidak

jujur terhadap pembeli dan penimbunan juga tidak di perbolehkan dalam

islam karna ini dapat merugikan orang lain.

Ibu Anisah Fitri yang merupakan pedagang buah menjelaskan


memberikan informasi kepada pelanggan mengenai kondisi buah yang
dijual sehingga banyak yang sudah berlangganan dengan ibu Anisah
Fitri.58

Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pedagang bukan hanya

keuntungan sendiri tapi juga kepuasan pelanggan. Dari hasil observasi

dapat dilihat bahwa dalam melayani konsumen pedagang bersikap ramah,

baik dalam melayani pembeli, walaupun capek pedagang tetap ramah

kepada pembeli agar puas dalam pelayanan karna kepuasan pelanggan itu

no 1 untuk pedagang. ketika pelanggan merasa puas akan menjadi

keuntungan bagi pedagang karena otomatis pelanggan akan kembali lagi

tapi jika sebaliknya maka tidak akan menutup kemungkinan pelanggan

tidak akan kembali lagi dan memilih untuk mencari pedagang lainnya.

Bapak Surya ketika ditanyakan mengenai prinsip suka sama suka


mengatakan bahwa sikap sama-sama suka sangat penting ketika membeli
barang, jika tidak ditemukan kesepakatan maka lebih baik proses transaksi
tidak dilanjutkan karena tidak boleh ada paksaan dalam membeli barang.59

Bapak Surya memahami bahwa proses transaksi suatu barang harus

didasarkan suka sama suka, pedagang dan pembeli harus terbebas dari

segala macam penipuan yang merugikan dan pedagang tidak boleh

memaksa pembeli membeli barang. Orang yang beriman dilarang untuk

58
Ibu Anisah Fitri, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-
A, tanggal 10 Juli 2022, pukul 12.45 WIB.
59
Bapak Surya, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 3 Juli 2022, pukul 13.00 WIB.
46

memakan harta dengan cara yang batil melainkan dalam proses jual beli

transaksi yang dilakukan harus sama-sama suka atau saling ridha.

Kemudian dari hasil observasi dilapangan mengenai kecacatan

barang peneliti menemukan sebagian penjual seperti penjual tomat dan

ikan ada yang mencampur dengan ikan yang berkualitas baik dan tidak

menjelaskannya kepada pembeli, pedagang mengemasnya dengan

kemasan yang baik misalnya memakai kantong plastik yang warna hitam

sehingga tidak terlihat oleh pembeli.

Ibu Yuli mengatakan bahwa pernah mendapatkan pedagang yang


tidak menjelaskan cacat barang kepada pembeli, pada saat membeli barang
dapat dilihat barang berkualitas bagus, namun ketika dirumah ternyata
barang tersebut dicampur dengan barang yang tidak bagus.60

Untuk menghindari kejadian yang sama, lebih baik jika dalam

memilih barang langsung untuk menghindari kemungkinan mendapatkan

barang yang rusak.

Wawancara dengan bapak Budi tentang memberikan harga yang


sama kesemua pembeli mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan harga
baik itu dari kepada sanak saudara, karena jika pembeli tau ketika
membeda-bedakan harga kemungkinan pembeli tidak akan datang untuk
berbelanja lagi.61

Hal tersebut baik untuk diterapkan, karena jika kita membeda-

bedakan harga selain menimbulkan kerugian juga akan menyebabkan

kesalahpahaman dengan pembeli. Dari hasil observasi juga dapat dilihat

bahwa pedagang menetapkan harga yang sama kepada semua pembeli.

60
Ibu Yuli, Pembeli di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A, tanggal
17 Juli 2022, pukul 14.00 WIB.
61
Bapak Budi, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 10 Juli 2022, pukul 14.00 WIB.
47

Ibu Ariani mengatakan bahwa semua pembeli menawar harganya.


Tapi, ada juga pembeli yang menawar dan pergi karena harganya tidak
sesuai dengan keinginannya. Saya biarkan karena itukan haknya, kalau
menawar boleh saja. Tapi menawarnya harus di batas wajar, kalau
keterlaluan saya biarkan mbak. Karena saya jualan juga butuh untung. Jadi
saya lepas pembeli yang menawar keterlaluan, biar cari di pedagang lain.62

Ibu Ariani sudah melakukan hal yang tegas, jika tidak ditemukan

kesepakatan antara penjual dan pembeli lebih baik proses transaksi tidak

dilaksanakan untuk menghindari kerugian. Dari hasil observasi tentang

sistem tawar menawar dapat dilihat bahwa hampir semua transaksi

dilakukan dengan proses tawar menawar, pembeli ingin mendapatkan

harga yang terjangkau dan kualitas bagus sedangkan pedagang ingin

mendapatkan keuntungan yang sewajarnya.

Wawancara dengan ibu Susi tentang penetapan harga mengatakan


bahwa selalu menyesuaikan dengan harga pasaran karna berjualan itu
bukan hanya mendapatkan keuntungan tapi kita juga mencari ridho Allah
dan sambil bersedekah walau hanya sedikit

Strategi penetapan harga yang dilakukan ibu Susi dengan

berpatokan pada bagaimana situasi harga di pasaran dengan melihat

beberapa harga yang ditetapkan oleh pedagang yang menjual produk

serupa. Hasil observasi tentang penetapan harga yang ditetapkan di

pasaran dapat dilihat bahwa harga mengikuti tarif yang sudah di tetapkan

di pasar namun tidak jarang harga barang dagangan melonjak tinggi

karena kurangnya ketersediaan barang di pasaran.

Hasil observasi tentang barang yang dijual kepada pembeli sesuai

dengan kondisinya, hal tersebut dapat dilihat ketika pedagang memisahkan

62
Ibu Ariani, Pedagang di Pasar Pir Trans Sosa I-A, wawancara di Pir Trans Sosa I-A,
tanggal 17 Juli 2022, pukul 15.20 WIB.
48

barang-barang sesuai dengan kualitasnya, dan pembeli juga dapat melihat

langsung dari barang dagangan tersebut. Hal tersebut sejalan dengan apa

yang diperintahkan oleh Allah SWT yang memerintahkan agar aktivitas

bisnis selalu senantiasa dilakukan dengan penuh kejujuran. Para pedagang

tidak perlu takut berlaku jujur karena kejujuran tersebut akan berdampak

positif terhadap dagangan mereka, yaitu bisa mendatangkan kepercayaan

dan kebenaran. Adapun berkomunikasi dengan baik dan ramah merupakan

sesuatu hal yang amat diperlukan. Komunikasi yang baik dan ramah akan

mendatangkan rasa suka.

Dalam berdagang jika ada keluhan dari pembeli, setiap keluhan

selalu ditanggapi dengan baik oleh penjual/produsen, hal itu dapat dilihat

ketika pembeli mengemukakan keluhannya terhadap barang yang dibeli

kemudian pedagang memberikan potongan harga kepada pembeli tersebut.

Setiap orang harus berupaya untuk memperkaya atau memperbaiki

diri dengan ilmu pengetahuan tak terkecuali dalam perdagangan, karena

pedagang yang sukses adalah pedagang yang berperilaku mulia dan

mempunyai sikap yang positif selain dari pada etika bisnis yang telah

dicontohkan Rasulullah.
49

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Penerapan Etika Bisnis Islam

dalam Transaksi Jual Beli yang Terjadi di Pasar Pir Trans I-A Sosa.

Pasar Pir Trans I-A Sosa merupakan pasar yang berada di

Kecamatan Sosa Timur Kabupaten Padang Lawas yang menjadi pusat

perbelanjaan bagi masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan

ekonomi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang paling utama adalah

masyarakat sekitar sangat menikmati proses perbelanjaan yang

memberikan kemudahan dan kebutuhan yang diinginkan. Mekanisme

transaksi yang dijalankan di pasar PIR Trans I-A Sosa yaitu menggunakan

transaksi tawar menawar antara para pembeli dan para pedagang dengan

kerelaan antara kedua belah pihak. Selain itu, dalam berbelanja para

pembeli dapat secara langsung melihat dan menyentuh barang yang

diinginkan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis dapat

selama penelitian di Pasar Pasar Pir Trans Sosa 1-A pedagang belum

memahami etika bisnis yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW,

Penerapan etika bisnis islam di Pasar Pir Trans Sosa 1-A belum

sepenuhnya diterapkan, dari hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa

para pedagang tidak menjelaskan cacat barang kepada pembeli dan

mengabaikan pentingnya nilai-nilai Islam. Kurangnya tingkat pengetahuan

bagi para pedagang yang disebabkan salah satu faktor pendidikan yang
50

rendah sehingga menyebabkan minimnya kesadaran dan keyakinan dalam

menjalankan bisnis yang telah dianjurkan dalam berdagang.63

2. Pembahasan Hasil Penelitian Tentang Penerapan Etika Bisnis yang

Terjadi di Pasar Pir Trans Sosa 1-A dalam Transaksi Jual Beli Jika

Ditinjau dari Prinsip-prinsip Etika Bisnis Islam

Berikut pemahaman penerepan prinsip-prinsip etika bisnis islam

pada perilaku pedagang pasar Pir Trans Sosa 1-A.

a. Prinsip Keadilan
Para pedagang di pasar tradisional Pir Trans Sosa 1-A selalu

berupaya untuk menyediakan barang dagangan dengan kualitas yang

baik. Walaupun mereka menyediakan barang dengan kualitas baik,

namun apabila barang tersebut tidak laku terjual maka akan

menjadikan kualitas barang tersebut menurun. Hasil penelitian lain

yang peneliti dapatkan yaitu ada beberapa pedagang untuk

menghindari kerugian karena hal tersebut, mereka mencampur atau

menyembunyikan barang yang cacat atau rusak dengan barang yang

masih bagus, sehingga pembeli tidak melihat bahwa ada barang yang

cacat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kerugian dan agar

mendapatkan keuntungan yang lebih. Menurut peneliti hal tersebut

belum mencerminkan prinsip keadilan dalam tansaksi jual beli.

Prinsip keadilan dalam aktivitas bisnis harus sepatuhnya dijalankan

63
Nine Haryanti, Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam Pada Pedagang
Di PD Pasar Tradisional Pancasila Tasikmalaya, dalam Ekonomi Syariah, Vo. 4, h. 129.
51

dan diterapkan oleh pedagang agar hak para pembeli terpenuhi dengan

baik serta tidak ada yang merasa dirugikan.64

b. Prinsisp Kehendak Bebas


Para pedagang di pasar tradisional Pir Trans Sosa 1-A

menerapkan prinsip kehendak kebebasan digambarkan dengan tidak

memaksa pembeli untuk membeli setelah mereka menawar barang

dagangannya. Para pedagang memberikan kebebasan penuh kepada

pembeli untuk memilih dan menawar hingga di dapat kesepakatan.

Pembeli yang menawar tidak selalu diakhiri dengan transaksi jual beli

hal tersebut sudah wajar dalam setiap perdagangan. Pedagang juga

memberikan kebebasan penuh kepada pedagang lain untuk menjual

barang yang sama seperti barang dagangannya selama hal tersebut

dilakukan dengan cara persaingan yang sehat.

Sistem transaksi yang dilakukan antar penjual dan pembeli di

pasar Pir Trans Sosa 1-A yang merupakan pasar tradisional

menggunakan sistem tawar menawar. Dalam hasil penelitian juga

ditemukan bahwa sistem tersebut dimanfaatkan oleh sebagaian

pedagang untuk menawarkan barang dagangannya dengan harga yamg

sangat tinggi. Menurut peneliti perilaku pedagang tersebut belum

sesuai dengan prinsip kehendak kebebasan. Perilaku pedagang

tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi pembeli yang tidak

mengetahui harga pasaran atau harga umumnya.

64
Nine Haryanti, Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam Pada Pedagang
Di PD Pasar Tradisional Pancasila Tasikmalaya, dalam Ekonomi Syariah, Vo. 4, h. 127.
52

c. Prinsip Tanggung Jawab

Para pedagang di pasar tradisional Pir Trans Sosa 1-A

menerapkan prinsip tanggung jawab digambarkan dengan

mendengarkan dan menerima komplen dari para konsumen. .

Penerapan etika bisnis islam di pasar tradisioanl Pir Trans Sosa

1-A dalam prinsip tanggung jawab yang dilakukan oleh para pedagang

di pasar Pir Trans Sosa 1-A dengan mendengarkan komplen dari

pembeli dan memberi ganti rugi saat ada barang pembeli yang cacat

atau rusak, membantu membawakan atau mengantarkan barang

pembeli saat mereka keberatan, menjawab dengan ramah dan sopan

seperti pernyataan dari pembeli.

d. Prinsip Kebenaran

Para pedagang di pasar tradisional Pir Trans Sosa 1-A

menerapkan prinsip kebenaran digambarkan dengan melayani dengan

sepenuh hati kepada pembeli atau konsumen.

Penerapan etika bisnis islam di pasar tradisional Pir Trans Sosa

1-A dalam prinsip kebenaran yang dilakukan oleh para pedagang di

pasar Pir Trans Sosa 1-A dilakukan dengan kemurahan hati yaitu

dengan memberikan tenggang waktu pembayaran jika pembeli belum

dapat membayar kekurangannya. Bentuk lain dari prinsip kebenaran

yang dilakukan oleh pedagang berupa keramahan kepada para pembeli

menolong membawakan atau menghantarkan barang.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan dan pembahasan yang telah penulis paparkan dapat

ditarik kesimpulan bahwa penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual

beli di Pasar PIR Trans Sosa I-A belum sepenuhnya diterapkan, pedagang

belum memahami etika bisnis yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dari

hasil penelitian para pedagang tidak menjelaskan cacat barang kepada

pembeli dan mengabaikan pentingnya nilai-nilai Islam. Kurangnya tingkat

pengetahuan bagi para pedagang yang disebabkan salah satu faktor

pendidikan yang rendah sehingga menyebabkan minimnya kesadaran dan

keyakinan dalam menjalankan bisnis yang telah dianjurkan dalam berdagang.

Mayoritas pedagang juga belum sepenuhnya menerapkan ataupun

menjalankan empat prinsip etika bisnis Islam yaitu prinsip kesatuan atau

keseimbangan, prinsip kehendak bebas, prinsip tanggung jawab dan prinsip

kebenaran atau kejujuran.

B. Saran

Berdasarkan Kesimpulan yang diuraikan diatas, dapat diberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada pedagang diharapkan untuk selalu bersikap baik dalam setiap

transaksi apapun, pedagang perlu meningkatkan sifat kejujuran baik serta

mengatakan yang sejujurnya tentang kekurangan dan kelebihan barang

53
54

dagangan yang dijual agar dapat di jalankan dan bertahan lama dan

pembeli dapat menaruh kepercayaan kepada pedagang. Selain itu untuk

lebih memperhatikan bagaimana cara memperoleh keuntungan karena apa

yang mereka lakukan bukan hanya sekedar di dunia saja namun juga di

akhirat.

2. Kepada konsumen diharapkan tidak menawar barang dagangan dengan

harga yang sangat murah hal ini dapat memberikan kekecewaan serta

prilaku yang tidak baik. Konsumen juga harus mengerti tentang penerapan

etika bisnis Islam agar kegiatan jual beli bisa berjalan dengan baik tanpa

adanya ketimpangan atau hal yang tidak diinginkan terjadi.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengkaji lebih banyak sumber

maupun referensi yang terkait dengan penerapan etika bisnis islam dalam

transaksi jual beli di pasar tradisional agar hasil penelitiannya

dapat lebih baik dan lebih lengkap lagi.

Anda mungkin juga menyukai