Anda di halaman 1dari 22

PERILAKU TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR SAPI TRADISIONAL DESA

TEMORAN, KECAMATAN OMBEN, KABUPATEN SAMPANG DALAM

PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

SKRIPSI

Oleh:

Nofida Rahmawati
Nim : 19382042093

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Kegiatan ekonomi dan bisnis selalu memiliki hubungan dengan etika dan karena

itu pula (bisnis) tidak bisa dilepaskan dari milieu sosial dan budaya masyarakat di mana

etika itu di praktikkan sebagaimana halnya aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia

yang melibatkan etika, ekonomi dan bisnis pun selalu dikaitkan dengan etika sehingga

muncullah yang dinamakan etika dalam bisnis dan bisnis yang etis.1

Sehubungan dengan ketetapan hukum maksudnya ialah memenuhi persyaratan-

persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual-beli sehingga

bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak

syara’. Benda dapat mencakup pengertian barang dan uang, sedangkan sifat benda

tersebut harus dapat diniai, yakni benda-benda berharga dan dapat dibenarkan

penggunaannya menurut syara’. Benda-benda seperti alkohol, babi, dan barang terlarang

lainnya haram diperjual belikan sehinga barang tersebut dianggap batal dan jika dijadikan

harga penukaran, maka jual beli tersebut dianggap fasid.2

Jual beli dalam arti umum ialah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu yang

bukan kemanfaatan dan kenikmatan. Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar-

menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang mempunyai

daya tarik, penukarannya bukan mas dan bukan pula perak, bendanya dapat direalisir dan

ada seketika (tidak ditangguhkan), tidak merupakan utang baik barang itu ada dihadapan

1
Muhammad. Paradigma, Metodologi dan aplikasi ekonomi syari,ah. (Yogyakarta; Graha ilmu, 2008), Hal 49-50.
2
Dr.H.Hendi Suhendi, M.Si, fiqh muamalah. (jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010), 69.
si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui sifat-sifatnya atau sudah diketahui

terlebih dahulu.3

Etika merupakan dasar baik buruk yang menjadi referensi pengambilan keputusan

individu sebelum melakukan serangkaian kegiatan.etika bukan hanya larangan-larangan

normatif, tetapi lebih merupakan puncak akumulasi kemampuan operasionalisasi

intelegensi manusia.4 Etika memiliki fungsi penting dalam mengatur perilaku dan tata

kehidupan manusia. Ia berfungsi sebagai standar yang menunjukkan tingkah laku yang

membawa individu pada posisi tertentu dan menetapkan sikap dan perilaku permasalahan

ekonomi dan bisnis, juga berfungsi sebagai standar untuk menilai dan menentukan

kebenaran dan kesalahan atas tindakan dan perilaku diri sendiri serta tindakan dan

perilaku orang lain.5 Etika Bisnis adalah pengetahuan yaitu seperti ; norma dan moralitas

yang berlaku secara umum dan berlaku secara ekonomi dan sosial. Pertimbangan yang

diambil pelaku bisnis dalam mencapai tujuannya adalah dengan memperhatikan

kepentingan dan fenomena sosial dan budaya masyarakat.6

Etika islam sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian kita yang secara

formal menganut Islam, tetapi berada dalam lingkungan cita etika selain islam. Juga

keberadaan prioritas dan standarisasi etika dari agama-agama dan idiologi selain Islam.

Kemunculan Etika dalam wilayah ekonomi dan perspektif Islam bukan dikarenakan

akibat dari perkembangan paradigma etika akan tetapi, dalam Islam setiap interaksi

dalam perilaku kehidupan manusia harus dilandasi nilai-nilai etika, termasuk di bidang

ekonomi. Etika atau ahlak merupakan satu kesatuan sebagai tatasusun ajaran islam selain

3
Hendi Suhendi, fiqqih muamalah. 69-70.
4
Hendi Suhendi, fiqqih muamalah.. 52.
5
Hendi Suhendi, fiqqih muamalah..53.
6
Budi Prihatminingtyas, Etika bisnis suatu pendekatan dan aplikasinya terhadap stakeholders, (purwokwerto: CV
IRDH,2019),hlm 4.
akidah dan syri’ah.7 Aturan-aturan ekonomi Islam sangat mendalam dan meyakinkan.

Aturan-aturan ini juga melahirkan suatu sistem ekonomi yang kelebihannya berupa

esensinya yang mandiri dibandingkan dengan ekonomi lain. Sitem ekonomi Islam

mempunyai keunggulan sebagai suatu sistem ekonomi yang dijamin hukum-hukum

agama yang diwujudkan dalam aturan halal dan haram dalam pandangan Islam berada

dalam suatu bentuk aktivitas misalnya perbuatan yang dilakukan oleh penjual dan

pembeli.8

Umat Muslim sudah sejak awal bersentuhan dengan dunia perniagaan, baik yang

dilakukan secara domestik maupun secara internasional. Termasuk pula Nabi Muhammad

SAW. Pernah terlibat langsung dalam bidang ini sekaligus telah memberikan contoh

bagaimana menjadi seorang pengusaha yang baik. Etika dagang yang sesuai dengan

ajaran Islam seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Banyak dikaji dan

dipelajari, baik oleh kalangan muslim dan non muslim. Bisnis dalam agama Islam

ditentukan dengan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam kitab suci AL-

QUR’AN, antara lain;

Yang pertama yaitu tidak mengandung unsur riba, kedua bukan barang najis,

haram, dan jelas, ketika dalam bertransaksi, ketiga tidak membawa dampak negatif bagi

masyarakat umum, keempat dilakukan tanpa ada paksaan, kelima tidak melanggar

ketentuan hukum dagang ; menjual barang yang sudah kadaluarsa, mengurangi

timbangan, menjual barang yang jauh lebih tinggi dari harga umum dan membeli barang

yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiar.9

7
Ahmad Dahlan, pengantar ekonomi islam, (Purwokerto; STAIN press, 2010), 37.
8
Zulkifli Rusby,ekonomi islam, (Riau; pusat kajian pendidikan islam uir),6.
9
Zulkifli Rusby, ekonomi islam, -5.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas mengenai ketentuan berdagang dalam

Al-Qur’an bahwasanya setiap pelaku transaksi jual beli harus menghidari perkara yang

dilarang sebagai salah satunya yaitu dalam sistem transaksi jual beli baik di pasar

tradisional maupun di toko modern tidak diperbolehkan membawa dampak buruk bagi

masyarakat sekitar maupun pelaku transaksi jual beli sebagaimana yang kita ketahui

keadaan yang terjadi penyimpangan etika dalam berdagang seringkali kita temui dan

salah satunya yang saya ketahui penyimpangan tersebut terjadi dipasar sapi tradisional

yang terletak di Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang yang dimulai

dari penjagaan kondisi jalan yang kurang teratur membuat jalan raya yang berada tepat di

depan pasar macet setiap kali proses jual beli berlangsung di dalam pasar dengan

kendaraan yang mengankut sapi yang di parkirkan secara tidak teratur dan jalanan pun

banyak pakan juga kotoran sapi yang berjatuhan hal itu membuat pengguna jalan lainnya

terganggu. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu pemilik toko yang

berada di depan gerbang pasar sapi Bapak Behrul (pemilik konter) beliau mengatakan

bahwa setiap pengunjung yang hendak menjual maupun yang sudah membeli sapi di

pasar sapi suka menaruh lalu meninggalkan pakan sapi di sembarang tempat sering kali

beliau menemui pakan sapi di pingiran tokonya yang membuah bapak Behrul resah

mengani kecerobohan pengunjung yang merugikan beberapa pemilik toko di sekitar

pasar sapi.10

Keadaan demikian juga terjadi di area dalam pasar, mengenai ketentuan

berdagang yang dijelaskan dalam Etika Bisnis Islam tentang larangan menjual segala

sesuatu yang samar dalam artian bahwa hal-hal yang belum diketahui pasti benar atau

10
Behrul, selaku pemilik toko, wawancara langsung (omben,17 mei,2022)
tidaknya.11 Hal tersebut terjadi dalam sistem transaksi jual-beli dipasar sapi bahwasanya

penjual sapi menjual harga lebih tinggi ketika sapi yang dijual dalam keadaan

mengandung dengan alasan sapi yang dikandung juga dihitung dan dikenakan harga

tambahan dari harga sapi yang biasa. Bapak Fauzi merupakan slah satu pedagang sapi

yang cukup lama berjualan sapi di pasar sapi Desa Temoran, Kecamatan Omben,

Kabupaten Sampang dalam hasil wawancara beliau menjelaskan bahwa jika sapi yang

beliau jual sedang hamil dan fisik perut sapi sudah terlihat membesar maka harga sapi

tersebut akan dijual lebih mahal karna sapi nya dihitung satu setengah dengan sapi yang

di kandungan misal sapi normal(tidak hamil) dijual 10juta maka sapi yang dibeli dlam

keadaan hamil di jual dengan harga 11juta.12

Dari hasil pencarian data juga pengumpulan dari beberapa hasil wawancara

menjadi salah satu segmen menarik untuk kita amati yaitu merupakan perilaku transaksi

jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional Desa Temoran, Kecamatan Omben,

Kabupaten Sampang. Sebab ditemukan beberapa perilaku yang tidak sesuai dengan

ketentuan etika bisnis islam yang merugikan masyarakat sekitar juga pengunjung pasar

lainnya yang menimbulkan pertanyaan bagi peneliti apakah perilaku itu terjadi sebab

adanya ketidak pahaman pedagang maupun pembeli terhadap bagaimana cara berperilaku

dalam proses jual beli yang benar atau dilakukan karena faktor kesengajaan dengan

alasan tertentu. Sedangkan sudah jelas dan diketahui bahwa jual beli tidak boleh

dilakukan atas dasar kemauan dan cara sendiri yang dapat menimbulkan kerugian bagi

orang lain.sebagaimana yang telah dijelaskan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji

lebih jauh dengan melakukan suatu penelitian ilmiah yang berjudul “Perilaku Transaksi

11
Harimah Surya Siregar, M.Ag,fikkih muamalah terori dan implementasi (Bandung; PT remaja rosdakarya, 2019),
96.
12
Fauzi, selaku penjual sapi, wawancara langsung (omben,17mei,2022)
Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran, kec.Omben, Kab.Sampang

Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam”.

B. Fokus penelitian

1. Bagaimana Perilaku Transaksi Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran,

Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang?

2. Bagaimana Perilaku Transaksi Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional di Desa Temoran,

Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam?

C. Tujuan penelitian

Sejalan dengan serangkaian permasalahan diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian dalam penulisan skripsi ini merupakan sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui perilaku transaksi jual beli yang dilakukan oleh pengunjung baik

penjual maupun pembeli yang terjadi di Pasar Sapi Tradisional di Desa Temoran,

Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

2) Untuk mengetahui pandangan Etika Bisnis Islam terhadap status hukum dari

perilaku transaksi jual beli yang terjadi di Pasar Sapi Tradisional di Desa Temoran,

Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun nilai guna yang penulis harapkan dari hasil yang akan diperoleh dari

penelitian ini merupakan sebagai berikut ;

1. Manfaat teoritis

a. Sebagai bahan yang diharapkan dapat membuka jendela ilmu bagi pembaca

mengenai perilaku transaksi jual beli yang baik dalam perspektif Etika Bisnis

Islam
b. Peneliti mengharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca mengenai

teori Ekonomi Islam, terutama dalam berperilaku transaksi jual beli di Pasar Sapi

Tradisional, Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang dalam

pandangan hukum Etika Bisnis Islam

c. Bagi peneliti baru, peneliti berharap dapat dijadikan sumber informasi dan

refrensi yang berkemungkinan menjadi jalan pelengkap terkait permasalahan

dalam perilaku transaksi jual beli dalam perspektif Etika Bisnis Islam.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pedagang

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat memberikan pelajaran bagi

pedagang tentang perilaku transaksi jual beli yang baik dalam Etika Bisnis Islam.

b. Bagi pembeli

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat membangun pengaruh baik bagi

pembeli mengenai bagaimana perilaku transaksi jual beli yang baik dalam Etika

Bisnis Islam.

c. Bagi institut agama islam negeri (IAIN) madura

Hasil dari penelitian ini peneliti berharap agar dapat bermanfaat bagi

mahasiswa lainnya dalam bidang ilmu pengetahuan pengenai prilaku transaksi

jual beli dalam perspektif etika bisnis islam.

E. Definisi Istilah
Untuk memperjelas pemahaman pembaca dalam penelitian ini, maka sangat

penting bagi penulis untuk menjelaskan mengenai istilah-istilah yang berhubungan

dengan judul penelitian ini, dengan konsep pokok sebagai berikut ;

1. Prilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.13

2. Etika bisnis islam merupakan kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam melakukan setiap kegiatan ekonomi

(religiousnees economy practical guidance).14

3. Jual beli merupakan akad pertukaran (mu’awadhat) dimana penjual mengambil harga

sebagai konpensasi barang yang dia serahkan kepada pembeli, dan pembeli

mengambil barang sebagai konpensasi harga yang dia bayar kepada penjual.15

4. Pasar merupakan tempat yang mempunyai aturan yang disiapkan untuk tukar-

menukar hak milik dan menukar barang antara produsen dan konsumen.16

Jadi yang peneliti jelaskan dalam judul penelitian ini merupakan bagaimana

perilaku pengunjung pasar sapi baik itu pembeli maupun penjual dalam bertransaksi jual-

beli apakah perilaku tersebut sudah sesuai dan sudah benar seperti perilaku yang di

jelaskan dalam etika bisnis islam.

13
http://kbbi.web.id/perilaku diakses pada 9 oktober 2018.
14
Abdul Aziz, M.Ag. etika bisnis perspektif islam Implementasi Etika Islam Untuk Dunia Usaha(Bandung; Alfabeta
cv), 36.
15
Ikit,S.E., M.E.I,DKK, memilih jual beli dalam perspektif ekonomi islam (yogyakarta; GAVA MEDIA), 76.
16
Aziz, etika bisnis perspektif islam, 265-266.
BAB IV

PAPARAN DATA, TEMUAN, PEMBAHASAN

A. Paparan Data

1. Profil Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang

Pasar sapi yang berada di desa temoran merupakan satu-satu nya pasar yang

dikhususkan untuk perdagangan sapi atau bisa dikatan tempat dimana orang-orang datang

untuk menjual maupun membeli sapi yang berada di kecamatan Omben, Kabupaten

Sampang, namun tidak hanya sapi saja yang dijual di lingkungan pasar sapi ini. Beberapa

kebutuhan hidup lainnya juga diperjual belikan di pasar sapi seperti halnya ; makanan

pokok, pakaian dan segala macam keperluan yang dibutuhkan dalam merawat sapi.

Pengunjung pasar sapi tidak hanya penduduk desa temoran tapi berbagai desa lainnya

juga berpartisipasi dalam kegiatan yang terjadi di setiap kali pasar sapi terlaksana.

Pasar sapi di Desa Temoran sudah berdiri sejak tahun 2002 yang dibangun

menggunakan anggaran proyek Kabupaten Sampang yang awalnya berada dibawah

kepemimpinan kepala pasar bapak Muhammad Hanafi sekarang sudah digantikan oleh

kepala pasar baru yaitu bapak Moh Amir Mahmud beliau sudah menjabat sebagai kepala

pasar sapi selama 1,5 tahun menggantikan bapak Hanafi yang sudah menjabat jadi kepala

pasar sapi sejak awal pasar sapi dibuka untuk umum.

Pasar sapi Tradisional yang terletak di Desa Temoran ini aktif setiap hari selasa

mulai jam 10 pagi sampai jam 3 sore. Setiap masyarakat yang ingin menjual maupun

membeli sapi dikenakan biaya tanggungan sebesar 12 ribu persapi dan 10 ribu untuk

setiap toko yang berada diatas tanah pasar sapi, anggaran tersebut nantinya dialokasikan

kepada dana Kabupaten Sampang yang nantinya digunakan untuk proyek-proyek yang
dilakukan Kabupaten Sampang untuk seluruh Kecamatan atau seluruh Desa yang berada

dalam batas Kabupaten Sampang.

Pengunjung pasar sapi tidak hanya di penuhi oleh masyarakat yang akan menjual

maupun membeli sapi namun pedang lainnya juga ikut serta dalam kegiatan pasar sapi

yang beroperasi setiap hari selasa ini, mulai dari pedang sayur, ikan, baju, makanan dan

juga banyak ditemukan para pedagang yang menjual keperluan perawatan sapi seperti ;

gula untuk sapi, obat-obatan cambuk, dan lain sebagainya yang sering orang gunakan dan

perawatan sapi. Para pedagang yan berjualan di tanah pasar sapi juga dikenakan biaya

penanganan sebesar 2 ribu rupiah.

Proses selanjutnya dalam bagian paparan data ini akan dijelaskan mengenai

segala hal yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh

peneliti dalam berjalannya proses penelitian ini. Dan pastinya segala hal yang ditemukan

dalam proses penelitian ini yaitu fokus terhadap seperti apa perilaku jual-beli di pasar

sapi tradisional Di Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang dalam

perspektif Etika Bisnis Islam.

2. Perilaku Transaksi Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran,

Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang.

Perilaku transaksi jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional di Desa Temoran,

Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang ditemukan beberapa perilaku yang bertentangan

dengan perilaku yang terdapat dalam etika bisnis Islam. Hal ini dijelaskan sebab beberapa

kegiatan jual beli yang terjadi di pasar mengganggu dan merugikan sebagian orang yang
juga terlibat dalam proses transaksi jual beli tersebut. Dalam penelitian ini penulis

mengumpulkan hasil wawancara dengan beberapa orang yang terlibat langsung dalam

proses transaksi jual beli di pasar sapi tradisional di Desa Temoran, Kecamatan Omben,

Kabupaten Sampang, yaitu sebagai berikut;

Pak Fauzi, merupakan salah satu dari beberapa penjual sapi yang sudah lama

berjualan di pasar sapi tradisional yang berada di Desa Temoran, beliau berjualan sudah

sekitar 15 tahunan sehingga sudah faham betul mengenai selukbeluk dalam jual-beli sapi

mulai dari cara memilih sapi yang bagus untuk dijadikan indukan maupun pejantan

sampai sapi yang bagus untuk disembelih seperti untuk kurban dan lain-lain.

“Saya sudah lama berjualan di pasar ini sekitar 15 tahunanlah mulai dari belum

ada toko-toko di depan pasar sapi saya sudah jualan disini, biasanya saya menjual sapi

kepada orang yang mau memelihara sapi atau mau diqurbankan, dengan harga yang

berbeda-beda tergantung kondisi dan kualitas sapi untuk harga sapi, saya menjual

tergantung jenis sapinya kalau jenisnya jantan harganya lebih tinggi dari sapi betina karna

kebutuhan terhadap sapi jantan itu lebih banyak seperti untuk aqiqah, kurban atau untuk

penjantan dan lain halnya jika sapi betina yang saya jual dalam kondisi mengandung itu

saya jual lebih mahal dari pada sapi betina biasa karna selain bobotnya besar sapi betina

juga juga mengandung sapi lagi”

Pengalaman berdagang pak fauzi yang sudah lama berjualan di pasar sapi

tradisional di Desa Temoran ini tentunya mempunyai banyak pelanggan mulai dari jegel

(bahasa madura yang berartian penyembelih sapi) dan masyarakat yang mmbeli hanya

untuk di pelihara, dari kesekian banyak pelanggan tentu pak Fauzy membedakan harga

dengan harga terhadap orang baru beli, namun meskipun begitu jika sapi yang beliau jual
dalam kedaan mengandung beliau tetap menaikkan harga sapi nya meskipun ada selisih

antara pembeli biasa dengan pelanngan yang sering melakukan transaksi dengan bapak

Fauzy.

“ Ya pasti beda saya jual sama pelanggan atau sama pembeli baru itu biasanya

kasih selisih 200 sampai 500 ribu tapi meskipun begitu sapi yang saya jual pasti yang

sehat sama seperti menjual sama pembeli baru”

Tidak hanya pak Fauzy yang sudah belasan tahun berdagang sapi dengan sistem

hara lebih tinggi jika sapinya hamil, namun bapak Mat Huri pun juga demikian beliau

sudah lama berdagang sapi di pasar sapi Temoran ini, mulai pasar pertamakali beroperasi

pak Mat Huri sudah berdagang sapi di pasar sapi yang terletak di Desa Temoran ini.

“Mulai dari pasar ini baru dibuka saya sudah berdagang disini, dulu pasar ini rame

sekali sampai ful dari ujung ke ujung penuh orang jualan, saya jual sapi macam-macam

harga kalau sapi jantan ya memang mahal karna keperlannya itu banyak, tapi sapi betina

juga saya jual mahal kalau sapi nya lagi hamil itu saya jual mahalan dari yang biasa, ya

selisih 1jutaanlah kalau lagi hamil”

Sama dengan pedagang sapi lainnya bapak Mahri juga menjual sapi betina yang

sedang mengandung dengan harga lebih tinggi beliau menjelaskan bagaimana cara

membedakan sapi yang sedang mengandung yaitu pada bagian inti sapi betina (alat

menyusui pada sapi) terlihat lebih besar dari pada sapi betina lainnya, beliau juga

menjelaskan bagaimana memilih indukan sapi yang bagus untuk dipelihara.

“Kalau sapi betina yang saya jual lagi mengandung biasanya pembeli yang

berpengalaman sudah faham ciri-cirinya seperti alat menyusinya itu kelihatan lebih besar

dan juga perut sapi itu sudah kelihatan berisi kalau sudah jelas ciri-ciri kandungannya itu
baru saya jual lebih mahal”.

Dari selisih harga yang ditarifkan pada sapi betina yang sedang mengandung tidak

sedikit dari banyak konsumen yang kecewa apabila sapi yang berada dalam kandungan

betina itu tidak sesuai harapan yang sudah terjadi, seperti halnya pengalaman dari bapak

Jamal yang berprofesi sebagai konsumen sekaligus pedagang sapi di pasar sapi Desa

Temoran ini beliau sempat menjelaskan mengenai pengalaman kerugian dalam transaksi

sapi yang pernah beliau alami di pasar sapi tradisional Desa Temoran ini.

“Saya pernah beli sapi ke sesama pedagang disini, karena memang disini jual sapi

betina yang mengandung lebih mahal waktu itu saya ketepatan membeli sapi itu, ya pas

sapi nya lahiran anak sapinya mati, ya tentu secara pribadi saya rugi karna harganya

mahal, tapi karna faktanya pada waktu proses jual beli nya itu saya menerima sapi yang

hamil itu ya saya tidak bisa komplain meskipun anak sapi itu lahir dalam keadaan mati

dan juga walaupun disini posisi saya rugi”.

Namun jauh dari bagaimana para pedagang menjual sapi betina yang sedang

mengandung dengan harga lebih tinggi, peneliti juga sempat menanyakan proses tawar

menawar sapi yang akan beralih kepemilikan dari penjual kepada pembeli, bapak Soleh

menjelaskan pada waktu proses wawancara bahwa beliau menjual sapi pada pembeli

yang menawar dengan harga tinggi meskipun bersamaan dengan tawaran pembeli

lainnya.

“Kalau ada tawaran tinggi meskipun anggaplah saja si A nawar 10juta terus ada

orang datang nawar dengan harga lebih tinggi, ya saya jual sama yang tawarannya

mahal, bukan sama siapa yang nawar duluan.”

Perilaku tersebut ternyata tidak hanya dilakukan segelintir pedagang namun pada
waktu prosesi penelitian dan melakukan wawancara terhadap para pedagang sapi selain

bapak soleh, yaitu bapak Sipol beliau juga menjual dengan cara serupa seperti yang

dilakukan oleh bapak Soleh.

"Saya dagang sapi disini mulai dari awal sudah seperti itu cara tawar menawar

saya, kalau ada tawaran yang lebih tinggi dari pada sebelumnya yaitu orang yang sedang

nawar atau duluan menawar juga saya kasih ke yang lebih besar uangnya ya semacam

lelangan itu mbak, sapi dijual kepada orang yang tawarannya lebih tinggi, bukan kepada

tawaran siapa yang lebih awal biar lebih cepat laku dagang saya".

Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara dengan penjual dan juga pembeli

yang telah peneliti uraikan diatas, yang dapat difahami yaitu mengenai perilaku transaksi

jual-beli yang diterapkan oleh para pedagang sapi di pasar sapi Desa Temoran dilakukan

dengan cara kurang baik, sebab para pedagang di pasar sapi menjual sapi dengan anak

sapi yang masih berada didalam kandungan sapi yang belum jelas mengenai hidup

maupun matinya anak sapi tersebut maupun jenis dan bentuknya bagaimana, juga tawar

menawar yang diterapkan dalam transaksi jual adanya sistem jual-beli sapi seperti ini

tentu orang yang nantinya paling dirugikan adalah sipembeli apabila sapi yang sudah di

beli dengan harapan mempunyai sapi 2 dengan anak sapi yang dikandung nantinya akan

dirugikan apabila sapi itu tidak sesuai harapan, tidak hanya itu namun jauh dari bahasan

kerugian, ada juga sistem yang tidak diperbolehkan dalam etika bisnis Islam yaitu

membeli maupun menjual barang dagangan yang masih dalam proses tawar menawar

(masa khiyar). Berdasarkan pembeli yang sudah melakukan wawancara dengan peneliti

transaksi tersebut dianggap sah-sah saja karena diawal transaksi seorang pembeli atau

penjual setuju atau mau membeli sapi yang sedang mengandung atau dalam artian setuju
atas resiko yang suatu saat akan terjadi pada seorang pembeli.

B. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dilaksanakan oleh peneliti, terdapat

beberapa perilaku yang diketahui dalam proses penelitian ini diantaranya yaitu;

1. Adanya jual beli sapi yang sedang mengandung dijual lebih tinggi, dengan juga

menghitung harga pada sapi yang ada di dalam perut sapi betina.

2. Sapi yang sedang mengandung dilihat secara fisiknya apabila alat menyusui pada sapi

betina lebih besar dari pada lainnya dan perutnya kelihatan besar maka sapi tersebut

dijual lebih mahal.

3. Banyak masyarakat yang belum faham mengenai alokasi dana yang dipungut setiap

pasar sapi berlangsung.

4. Adanya prilaku penjual yang menjual dagangan yang masih dalam proses khiyar.

C. Pembahasan

1. Perilaku transaksi jual-beli di pasar sapi tradisional di Desa Temoran, Kecamatan

Omben, Kabupaten Sampang.

Jual-beli merupakan tukar menukar harta dengan cara-cara tertentu yang

bertujuan untuk memindahkan kepemilikan. Jual beli sebagai sebuah kegiatan

transaksi mempuyai landasan yuridis yang sangat kuat, baik dalam Al-Qur’an

maupun dalam Sunnah Rasulullah Saw. 17

Arti jual beli secara istilah dijelaskan oleh ulama sebagai berikut ;

1. Ulama Hanafi menjelaskan bahwa yang dimaksud jual-beli secara istilah adalah
17
Panji Adam, Fikkih Muamalah Abadiyah (Bandung;PT Refika Aditama,2018), 268-270.
pertukaran harta dengan harta secara khusus, atau pertukaran sesuatu yang diinginkan

yang berguna (mufid) dengan cara khusus, yaitu ijab (ucapan/perbuatan yang

menunjukkan penawaran) dan qabul (ucapan/perbuatan yang menunjukkan penerimaan).

2. Al-Sayyid Sabiq menyatakan bahwa jual-beli adalah pertukaran harta dengan harta

dengan jalan saling merelakan (mubadalat al-mal bi al-mal’ala sabil al-taradha) atau

permindahan kepemilikan barang dengan penggantian atas kehendak masing-masing

pihak.

Bentuk ijab qabul adalah serah terima antara penjual dan pembeli. Hal ini bisa berbentuk

ucapan, tulisan, hal (kebiasaan), isyarat dan tawassul (perantara). Sabdah Nabi

Muhammad Saw :

)‫اغا البيع عن تراض (ابن حبان‬

"Sesungguhnya jual beli itu harga sah jika suka sama suka" (Sulaiman Rodsyid, Fikih

Muamalah, Al Tahiriyah tahun 1954 halaman 273)"

Dari pemahaman hadist di atas apabila jual beli tidak memenuhi syarat dan rukunnya

maka dianggap tidak sah. Diantara jual beli yang tidak sah antara lain;

1. Menjual sperma pejantan.

2. Menjual sesuatu yang belum serah terima.

3. Menjual sesuatu yang belum pantas dimakan dan merugikan pembeli.

4. Jual beli secara riba dan haram.

5. Jual beli barang yang sedang dibeli orang lain baik dalam proses atau khiyar.

6. Jual beli sesuatu yang mengundang tipu daya.18

Dari hasil pemahaman materi yang telah peneliti jelaskan beserta hasil temuan

18
Drs. H. Moh. Zaini, MM. Fiqih muamalah, (Surabaya: cv. Salsabila putra pratama) Hal 26-27.
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di pasar sapi tradisional yang berada di

Desa Temoran bahwasanya banyak penjual sapi yang melakukan transaksi dalam proses

jual beli nya bertentangan dengan ajaran berdagang dalam islam, dari hasil penelitian

banyak penjual yang melakukan transaksi jual beli menjual sapi yang sedang

mengandung dengan harga tambahan dengan alasan sapi yang berada dalam kandungan

sapi betina juga dikenakan harga jual.

Adanya perilaku yang di lakukan para penjual dan pembeli di pasar sapi menunjukkan

bahwasanya proses transaksi yang dilakukan itu bermasalah sebab transaksi yang di

terapkan bertentangan dengan aturan berdagang dalam islam bahwasanya dalam proses

transaksi jual beli dilarang ada sesuatu yang mengundang tipu daya maupun segala

sesuatu yang belum jelas kepastiannya, sedangkan para penjual dan pembeli yang

melakukan transaksi di pasar sapi tradisional menjual sapi mengandung dengan harga

lebih tinggi dari pada sapi betina biasa. Hal tersebut sama halnya mengundang tipu daya

bagi pembeli jika suatu saat sapi yang didalam kandungan tidak lahir sesuai dengan

harapan pembeli.

3. Pandangan Etika Bisnis Islam mengenai prilaku transaksi jual beli di pasar sapi

tradisional di Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang

Prilaku jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi tradisional di Desa Temoran merupakan

larangan. Menjual anak sapi yang masih di dalam kandungan induknya. Dalam jual beli

ini, masing-masing pihak penjual dan pembeli keduanya tidak mengetahui kualitas objek

yang ditransaksikan. Dari hadist riwayat Ibn Umar dinyatakan bahwa :

‫حذ ثنا عبد ااهلل بن يو سف ا خرب نا ما لك عن نافع عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما‬
‫ان رس''ول اهلل ص''لي اهلل علي''ه وس''لم هني من بي''ع حب''ل ا حلبل''ة وك''ا ن بيع''ا يتب''ا يع''ه اه''ل اجلا هلي''ة ك''ا ن ال''ر‬

)‫رو‬ ‫جل يبتا ع اجلزور ايل ان تنتج الن قة مث تنتج اليت يف بطنما (رواه البخا‬

" Telah menceritakan kepada kami Abdullah Bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami

Malik dari Nafi' dari Abdullah Bin Umar Radhiaullahu Anhu, bahwa Rasulullah Saw

melarang menjual anak (dikandungan) dalam perut unta. Cara itu merupakan jual beli

orang-orang jahiliyah, yang seseorang membeli sesuatu yang ada di dalam kandungan

unta, hingga unta itu melahirkan, lalu anak unta tersebut melahirkan kembali." (HR.

Bukhari).19

Dari hadist diatas menjelaskan bahwasanya Nabi Muhammad Saw melarang bagi

pedagang yang juga menjual unta yang masih berada di dalam kandungan induknya, hal

tersebut demikian dengan prilaku jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi tradisional yang

terletak di Desa Temoran yang semua pedagang juga menjual anak sapi yang masih

dalam kandungan dengan menaikkan harga nya dari pada harga sapi betina yang tidak

dalam mengandung.

Didalam Etika Bisnis Islam menurut Abdul Azis dalam bukunya yang berjudul Etika

Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha ada beberapa

prinsip yaitu sebagai berikut ;

a. Kebebasan

Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi

kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif, kepentingan individu dibuka lebar,

tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya

19
Fikih muamalah abadiyah, 224
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus

menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya

kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infaq, dan sedekah.

Di Pasar sapi Desa Temoran semua pedagang bebas berjualan apa saja yang

menjadi kebutuhan masyarakat meskipun pasar ini sejenis pasar hewan di dalamnya

banyak juga pedagang lainnya seperti : ikan, baju, perlengkapan berternak sapi dll, selagi

tidak meninbulkan kerusuhan di dalam pasar dan hal negatif lainnya para pedagang

mempunyai kebebasan dalam melakukan proses transaksi jual beli di pasar sapi.

b. Keseimbangan/Keadilan

Prinsip keseimbangan yaitu aktivitas di dunia kerja dan bisnis, islam diharuskan

berbuat adil, tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Al-Qur’an memerintahkan

kaum mukminin untuk tidak merusak janji yang telah di sepakati walaupun dia

menyadari bahwa ada alasan yang genuine (kuat/asli) bahwa pihak lain akan merusak

kesepakatan itu. Al-Qur’an memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjaga

sumpahnya, artinya bahwa mereka hendaknya serius untuk memenuhi sumpah yang

mereka ucapkan. Al-Qur’an juga menyatakan bahwa Allah menjatuhkan siksa atas

diingkarinya sebuah sumpah oleh seseorang.

Dalam proses transaksi jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional di Desa

Temoran ini semua pedagang menarifkan harga yang sama terhadap setiap pembeli jika

sapi yang sedang mengandung yaitu dijual lebih tinggi maka pedagang akan menjual

lebih tinggi kepada setiap pembeli baik pembeli itu orang yang dikenal maupun tidak.

c. Tanggung jawab
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia

karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban dan akuntabilitas untuk memenuhi

tuntunan kedilan dan kesatuan, manusia perlu mempetanggung jawabkan

tindakannya. Secara logis perinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia

menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan

bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.

Setiap pedagang sapi yang melakukan transaksi di pasar sapu tradisional semua

bertanggung jawab atas hewan dagangannya seperti hal nya pada waktu terjadi hama

hewan atau penyakit yang menyerang sapi, banyak pedagang yang sadar akan bahaya

tersebut meskipun tanpa adanya larangan maupun peringatan bahayanya penyakit

tersebut para pedagang berinisiatif untuk meliburkan pasar dari aktifitas jual beli sapi.

d. Kebenaran

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari

kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebijakan dan kejujuran. Dalam konteks

bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi

proses akad (transaksi) proses mencari atau memproleh komoditas pengembangan

maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip

kebenaran ini maka setiap bisnis islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap

kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerja sama

atau perjanjian dalam bisnis.

Uraian di atas menjelaskan bahwasanya islam membebaskan segala aktivitas

transaksi dalam bisnis selama kegiatan tersebut dihalalkan dalam Al-Qur’an dan
agama islam selagi tidak merugikan pihak-pihak yang berada dalam proses jual-beli

tersebut.

Mengacu pada bagaimana etika yang baik dalam berdagang yang sudah ditetapkan

dalam ajaran agama Islam, maka yang dapat kita ketahui bahwasanya prilaku transaksi

jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional itu tidak sesuai dengan ajaran Nabi

Muhammad Saw yang melarang ummatnya untuk menjual segala sesuatu yang belum

pasti kebenarannya.

Sementara itu jika kita melihat terhadap kondisi pembeli yang sebagian merasa rugi

apabila sapi yang sedang mengandung itu tidak melahirkan sapi secara selamat atau

bisa dikatakan anak sapi tersebut lahir dalam keadaan mati, hal ini tentu merugikan

pembeli dari segi Ekonomi. Namun jauh dari itu semua pembeli yang sudah peneliti

wawancarai adanya hal ini sudah biasa terjadi jadi untung ruginya sudah menjadi

resiko yang sudah siap ditanggung oleh pembeli.

Mengenai perilaku jual beli yang terjadi di pasar sapi itu bertentangan dengan

ajaran berdagang yang baik dalam Etika Bisnis Islam yang mengajarkan mengenai

bgaimana cara berdagang dengan nilai-nilai kemanusiaan yaitu tidak membawa

dampak buruk bagi penjual maupun pembeli yang terlibat dalam kegiatan transaksi jual

beli.

Anda mungkin juga menyukai