SKRIPSI
Oleh:
Nofida Rahmawati
Nim : 19382042093
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Kegiatan ekonomi dan bisnis selalu memiliki hubungan dengan etika dan karena
itu pula (bisnis) tidak bisa dilepaskan dari milieu sosial dan budaya masyarakat di mana
etika itu di praktikkan sebagaimana halnya aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia
yang melibatkan etika, ekonomi dan bisnis pun selalu dikaitkan dengan etika sehingga
muncullah yang dinamakan etika dalam bisnis dan bisnis yang etis.1
persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya dengan jual-beli sehingga
bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi berarti tidak sesuai dengan kehendak
syara’. Benda dapat mencakup pengertian barang dan uang, sedangkan sifat benda
tersebut harus dapat diniai, yakni benda-benda berharga dan dapat dibenarkan
penggunaannya menurut syara’. Benda-benda seperti alkohol, babi, dan barang terlarang
lainnya haram diperjual belikan sehinga barang tersebut dianggap batal dan jika dijadikan
Jual beli dalam arti umum ialah suatu perikatan tukar-menukar sesuatu yang
bukan kemanfaatan dan kenikmatan. Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar-
menukar sesuatu yang bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang mempunyai
daya tarik, penukarannya bukan mas dan bukan pula perak, bendanya dapat direalisir dan
ada seketika (tidak ditangguhkan), tidak merupakan utang baik barang itu ada dihadapan
1
Muhammad. Paradigma, Metodologi dan aplikasi ekonomi syari,ah. (Yogyakarta; Graha ilmu, 2008), Hal 49-50.
2
Dr.H.Hendi Suhendi, M.Si, fiqh muamalah. (jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2010), 69.
si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui sifat-sifatnya atau sudah diketahui
terlebih dahulu.3
Etika merupakan dasar baik buruk yang menjadi referensi pengambilan keputusan
intelegensi manusia.4 Etika memiliki fungsi penting dalam mengatur perilaku dan tata
kehidupan manusia. Ia berfungsi sebagai standar yang menunjukkan tingkah laku yang
membawa individu pada posisi tertentu dan menetapkan sikap dan perilaku permasalahan
ekonomi dan bisnis, juga berfungsi sebagai standar untuk menilai dan menentukan
kebenaran dan kesalahan atas tindakan dan perilaku diri sendiri serta tindakan dan
perilaku orang lain.5 Etika Bisnis adalah pengetahuan yaitu seperti ; norma dan moralitas
yang berlaku secara umum dan berlaku secara ekonomi dan sosial. Pertimbangan yang
Etika islam sangat berpengaruh bagi perkembangan kepribadian kita yang secara
formal menganut Islam, tetapi berada dalam lingkungan cita etika selain islam. Juga
keberadaan prioritas dan standarisasi etika dari agama-agama dan idiologi selain Islam.
Kemunculan Etika dalam wilayah ekonomi dan perspektif Islam bukan dikarenakan
akibat dari perkembangan paradigma etika akan tetapi, dalam Islam setiap interaksi
dalam perilaku kehidupan manusia harus dilandasi nilai-nilai etika, termasuk di bidang
ekonomi. Etika atau ahlak merupakan satu kesatuan sebagai tatasusun ajaran islam selain
3
Hendi Suhendi, fiqqih muamalah. 69-70.
4
Hendi Suhendi, fiqqih muamalah.. 52.
5
Hendi Suhendi, fiqqih muamalah..53.
6
Budi Prihatminingtyas, Etika bisnis suatu pendekatan dan aplikasinya terhadap stakeholders, (purwokwerto: CV
IRDH,2019),hlm 4.
akidah dan syri’ah.7 Aturan-aturan ekonomi Islam sangat mendalam dan meyakinkan.
Aturan-aturan ini juga melahirkan suatu sistem ekonomi yang kelebihannya berupa
esensinya yang mandiri dibandingkan dengan ekonomi lain. Sitem ekonomi Islam
agama yang diwujudkan dalam aturan halal dan haram dalam pandangan Islam berada
dalam suatu bentuk aktivitas misalnya perbuatan yang dilakukan oleh penjual dan
pembeli.8
Umat Muslim sudah sejak awal bersentuhan dengan dunia perniagaan, baik yang
dilakukan secara domestik maupun secara internasional. Termasuk pula Nabi Muhammad
SAW. Pernah terlibat langsung dalam bidang ini sekaligus telah memberikan contoh
bagaimana menjadi seorang pengusaha yang baik. Etika dagang yang sesuai dengan
ajaran Islam seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Banyak dikaji dan
dipelajari, baik oleh kalangan muslim dan non muslim. Bisnis dalam agama Islam
ditentukan dengan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam kitab suci AL-
Yang pertama yaitu tidak mengandung unsur riba, kedua bukan barang najis,
haram, dan jelas, ketika dalam bertransaksi, ketiga tidak membawa dampak negatif bagi
masyarakat umum, keempat dilakukan tanpa ada paksaan, kelima tidak melanggar
timbangan, menjual barang yang jauh lebih tinggi dari harga umum dan membeli barang
yang sudah dibeli orang lain yang masih dalam masa khiar.9
7
Ahmad Dahlan, pengantar ekonomi islam, (Purwokerto; STAIN press, 2010), 37.
8
Zulkifli Rusby,ekonomi islam, (Riau; pusat kajian pendidikan islam uir),6.
9
Zulkifli Rusby, ekonomi islam, -5.
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas mengenai ketentuan berdagang dalam
Al-Qur’an bahwasanya setiap pelaku transaksi jual beli harus menghidari perkara yang
dilarang sebagai salah satunya yaitu dalam sistem transaksi jual beli baik di pasar
tradisional maupun di toko modern tidak diperbolehkan membawa dampak buruk bagi
masyarakat sekitar maupun pelaku transaksi jual beli sebagaimana yang kita ketahui
keadaan yang terjadi penyimpangan etika dalam berdagang seringkali kita temui dan
salah satunya yang saya ketahui penyimpangan tersebut terjadi dipasar sapi tradisional
yang terletak di Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang yang dimulai
dari penjagaan kondisi jalan yang kurang teratur membuat jalan raya yang berada tepat di
depan pasar macet setiap kali proses jual beli berlangsung di dalam pasar dengan
kendaraan yang mengankut sapi yang di parkirkan secara tidak teratur dan jalanan pun
banyak pakan juga kotoran sapi yang berjatuhan hal itu membuat pengguna jalan lainnya
terganggu. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu pemilik toko yang
berada di depan gerbang pasar sapi Bapak Behrul (pemilik konter) beliau mengatakan
bahwa setiap pengunjung yang hendak menjual maupun yang sudah membeli sapi di
pasar sapi suka menaruh lalu meninggalkan pakan sapi di sembarang tempat sering kali
beliau menemui pakan sapi di pingiran tokonya yang membuah bapak Behrul resah
pasar sapi.10
berdagang yang dijelaskan dalam Etika Bisnis Islam tentang larangan menjual segala
sesuatu yang samar dalam artian bahwa hal-hal yang belum diketahui pasti benar atau
10
Behrul, selaku pemilik toko, wawancara langsung (omben,17 mei,2022)
tidaknya.11 Hal tersebut terjadi dalam sistem transaksi jual-beli dipasar sapi bahwasanya
penjual sapi menjual harga lebih tinggi ketika sapi yang dijual dalam keadaan
mengandung dengan alasan sapi yang dikandung juga dihitung dan dikenakan harga
tambahan dari harga sapi yang biasa. Bapak Fauzi merupakan slah satu pedagang sapi
yang cukup lama berjualan sapi di pasar sapi Desa Temoran, Kecamatan Omben,
Kabupaten Sampang dalam hasil wawancara beliau menjelaskan bahwa jika sapi yang
beliau jual sedang hamil dan fisik perut sapi sudah terlihat membesar maka harga sapi
tersebut akan dijual lebih mahal karna sapi nya dihitung satu setengah dengan sapi yang
di kandungan misal sapi normal(tidak hamil) dijual 10juta maka sapi yang dibeli dlam
Dari hasil pencarian data juga pengumpulan dari beberapa hasil wawancara
menjadi salah satu segmen menarik untuk kita amati yaitu merupakan perilaku transaksi
jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional Desa Temoran, Kecamatan Omben,
Kabupaten Sampang. Sebab ditemukan beberapa perilaku yang tidak sesuai dengan
ketentuan etika bisnis islam yang merugikan masyarakat sekitar juga pengunjung pasar
lainnya yang menimbulkan pertanyaan bagi peneliti apakah perilaku itu terjadi sebab
adanya ketidak pahaman pedagang maupun pembeli terhadap bagaimana cara berperilaku
dalam proses jual beli yang benar atau dilakukan karena faktor kesengajaan dengan
alasan tertentu. Sedangkan sudah jelas dan diketahui bahwa jual beli tidak boleh
dilakukan atas dasar kemauan dan cara sendiri yang dapat menimbulkan kerugian bagi
orang lain.sebagaimana yang telah dijelaskan diatas peneliti tertarik untuk mengkaji
lebih jauh dengan melakukan suatu penelitian ilmiah yang berjudul “Perilaku Transaksi
11
Harimah Surya Siregar, M.Ag,fikkih muamalah terori dan implementasi (Bandung; PT remaja rosdakarya, 2019),
96.
12
Fauzi, selaku penjual sapi, wawancara langsung (omben,17mei,2022)
Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran, kec.Omben, Kab.Sampang
B. Fokus penelitian
1. Bagaimana Perilaku Transaksi Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran,
2. Bagaimana Perilaku Transaksi Jual Beli Di Pasar Sapi Tradisional di Desa Temoran,
C. Tujuan penelitian
1) Untuk mengetahui perilaku transaksi jual beli yang dilakukan oleh pengunjung baik
penjual maupun pembeli yang terjadi di Pasar Sapi Tradisional di Desa Temoran,
2) Untuk mengetahui pandangan Etika Bisnis Islam terhadap status hukum dari
perilaku transaksi jual beli yang terjadi di Pasar Sapi Tradisional di Desa Temoran,
D. Manfaat Penelitian
Adapun nilai guna yang penulis harapkan dari hasil yang akan diperoleh dari
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai bahan yang diharapkan dapat membuka jendela ilmu bagi pembaca
mengenai perilaku transaksi jual beli yang baik dalam perspektif Etika Bisnis
Islam
b. Peneliti mengharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca mengenai
teori Ekonomi Islam, terutama dalam berperilaku transaksi jual beli di Pasar Sapi
c. Bagi peneliti baru, peneliti berharap dapat dijadikan sumber informasi dan
dalam perilaku transaksi jual beli dalam perspektif Etika Bisnis Islam.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pedagang
pedagang tentang perilaku transaksi jual beli yang baik dalam Etika Bisnis Islam.
b. Bagi pembeli
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat membangun pengaruh baik bagi
pembeli mengenai bagaimana perilaku transaksi jual beli yang baik dalam Etika
Bisnis Islam.
Hasil dari penelitian ini peneliti berharap agar dapat bermanfaat bagi
E. Definisi Istilah
Untuk memperjelas pemahaman pembaca dalam penelitian ini, maka sangat
1. Prilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.13
2. Etika bisnis islam merupakan kerangka praktis yang secara fungsional akan
3. Jual beli merupakan akad pertukaran (mu’awadhat) dimana penjual mengambil harga
sebagai konpensasi barang yang dia serahkan kepada pembeli, dan pembeli
mengambil barang sebagai konpensasi harga yang dia bayar kepada penjual.15
4. Pasar merupakan tempat yang mempunyai aturan yang disiapkan untuk tukar-
menukar hak milik dan menukar barang antara produsen dan konsumen.16
Jadi yang peneliti jelaskan dalam judul penelitian ini merupakan bagaimana
perilaku pengunjung pasar sapi baik itu pembeli maupun penjual dalam bertransaksi jual-
beli apakah perilaku tersebut sudah sesuai dan sudah benar seperti perilaku yang di
13
http://kbbi.web.id/perilaku diakses pada 9 oktober 2018.
14
Abdul Aziz, M.Ag. etika bisnis perspektif islam Implementasi Etika Islam Untuk Dunia Usaha(Bandung; Alfabeta
cv), 36.
15
Ikit,S.E., M.E.I,DKK, memilih jual beli dalam perspektif ekonomi islam (yogyakarta; GAVA MEDIA), 76.
16
Aziz, etika bisnis perspektif islam, 265-266.
BAB IV
A. Paparan Data
1. Profil Pasar Sapi Tradisional Di Desa Temoran, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang
Pasar sapi yang berada di desa temoran merupakan satu-satu nya pasar yang
dikhususkan untuk perdagangan sapi atau bisa dikatan tempat dimana orang-orang datang
untuk menjual maupun membeli sapi yang berada di kecamatan Omben, Kabupaten
Sampang, namun tidak hanya sapi saja yang dijual di lingkungan pasar sapi ini. Beberapa
kebutuhan hidup lainnya juga diperjual belikan di pasar sapi seperti halnya ; makanan
pokok, pakaian dan segala macam keperluan yang dibutuhkan dalam merawat sapi.
Pengunjung pasar sapi tidak hanya penduduk desa temoran tapi berbagai desa lainnya
juga berpartisipasi dalam kegiatan yang terjadi di setiap kali pasar sapi terlaksana.
Pasar sapi di Desa Temoran sudah berdiri sejak tahun 2002 yang dibangun
kepemimpinan kepala pasar bapak Muhammad Hanafi sekarang sudah digantikan oleh
kepala pasar baru yaitu bapak Moh Amir Mahmud beliau sudah menjabat sebagai kepala
pasar sapi selama 1,5 tahun menggantikan bapak Hanafi yang sudah menjabat jadi kepala
Pasar sapi Tradisional yang terletak di Desa Temoran ini aktif setiap hari selasa
mulai jam 10 pagi sampai jam 3 sore. Setiap masyarakat yang ingin menjual maupun
membeli sapi dikenakan biaya tanggungan sebesar 12 ribu persapi dan 10 ribu untuk
setiap toko yang berada diatas tanah pasar sapi, anggaran tersebut nantinya dialokasikan
kepada dana Kabupaten Sampang yang nantinya digunakan untuk proyek-proyek yang
dilakukan Kabupaten Sampang untuk seluruh Kecamatan atau seluruh Desa yang berada
Pengunjung pasar sapi tidak hanya di penuhi oleh masyarakat yang akan menjual
maupun membeli sapi namun pedang lainnya juga ikut serta dalam kegiatan pasar sapi
yang beroperasi setiap hari selasa ini, mulai dari pedang sayur, ikan, baju, makanan dan
juga banyak ditemukan para pedagang yang menjual keperluan perawatan sapi seperti ;
gula untuk sapi, obat-obatan cambuk, dan lain sebagainya yang sering orang gunakan dan
perawatan sapi. Para pedagang yan berjualan di tanah pasar sapi juga dikenakan biaya
Proses selanjutnya dalam bagian paparan data ini akan dijelaskan mengenai
segala hal yang mempunyai hubungan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh
peneliti dalam berjalannya proses penelitian ini. Dan pastinya segala hal yang ditemukan
dalam proses penelitian ini yaitu fokus terhadap seperti apa perilaku jual-beli di pasar
Perilaku transaksi jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional di Desa Temoran,
dengan perilaku yang terdapat dalam etika bisnis Islam. Hal ini dijelaskan sebab beberapa
kegiatan jual beli yang terjadi di pasar mengganggu dan merugikan sebagian orang yang
juga terlibat dalam proses transaksi jual beli tersebut. Dalam penelitian ini penulis
mengumpulkan hasil wawancara dengan beberapa orang yang terlibat langsung dalam
proses transaksi jual beli di pasar sapi tradisional di Desa Temoran, Kecamatan Omben,
Pak Fauzi, merupakan salah satu dari beberapa penjual sapi yang sudah lama
berjualan di pasar sapi tradisional yang berada di Desa Temoran, beliau berjualan sudah
sekitar 15 tahunan sehingga sudah faham betul mengenai selukbeluk dalam jual-beli sapi
mulai dari cara memilih sapi yang bagus untuk dijadikan indukan maupun pejantan
sampai sapi yang bagus untuk disembelih seperti untuk kurban dan lain-lain.
“Saya sudah lama berjualan di pasar ini sekitar 15 tahunanlah mulai dari belum
ada toko-toko di depan pasar sapi saya sudah jualan disini, biasanya saya menjual sapi
kepada orang yang mau memelihara sapi atau mau diqurbankan, dengan harga yang
berbeda-beda tergantung kondisi dan kualitas sapi untuk harga sapi, saya menjual
tergantung jenis sapinya kalau jenisnya jantan harganya lebih tinggi dari sapi betina karna
kebutuhan terhadap sapi jantan itu lebih banyak seperti untuk aqiqah, kurban atau untuk
penjantan dan lain halnya jika sapi betina yang saya jual dalam kondisi mengandung itu
saya jual lebih mahal dari pada sapi betina biasa karna selain bobotnya besar sapi betina
Pengalaman berdagang pak fauzi yang sudah lama berjualan di pasar sapi
tradisional di Desa Temoran ini tentunya mempunyai banyak pelanggan mulai dari jegel
(bahasa madura yang berartian penyembelih sapi) dan masyarakat yang mmbeli hanya
untuk di pelihara, dari kesekian banyak pelanggan tentu pak Fauzy membedakan harga
dengan harga terhadap orang baru beli, namun meskipun begitu jika sapi yang beliau jual
dalam kedaan mengandung beliau tetap menaikkan harga sapi nya meskipun ada selisih
antara pembeli biasa dengan pelanngan yang sering melakukan transaksi dengan bapak
Fauzy.
“ Ya pasti beda saya jual sama pelanggan atau sama pembeli baru itu biasanya
kasih selisih 200 sampai 500 ribu tapi meskipun begitu sapi yang saya jual pasti yang
Tidak hanya pak Fauzy yang sudah belasan tahun berdagang sapi dengan sistem
hara lebih tinggi jika sapinya hamil, namun bapak Mat Huri pun juga demikian beliau
sudah lama berdagang sapi di pasar sapi Temoran ini, mulai pasar pertamakali beroperasi
pak Mat Huri sudah berdagang sapi di pasar sapi yang terletak di Desa Temoran ini.
“Mulai dari pasar ini baru dibuka saya sudah berdagang disini, dulu pasar ini rame
sekali sampai ful dari ujung ke ujung penuh orang jualan, saya jual sapi macam-macam
harga kalau sapi jantan ya memang mahal karna keperlannya itu banyak, tapi sapi betina
juga saya jual mahal kalau sapi nya lagi hamil itu saya jual mahalan dari yang biasa, ya
Sama dengan pedagang sapi lainnya bapak Mahri juga menjual sapi betina yang
sedang mengandung dengan harga lebih tinggi beliau menjelaskan bagaimana cara
membedakan sapi yang sedang mengandung yaitu pada bagian inti sapi betina (alat
menyusui pada sapi) terlihat lebih besar dari pada sapi betina lainnya, beliau juga
“Kalau sapi betina yang saya jual lagi mengandung biasanya pembeli yang
berpengalaman sudah faham ciri-cirinya seperti alat menyusinya itu kelihatan lebih besar
dan juga perut sapi itu sudah kelihatan berisi kalau sudah jelas ciri-ciri kandungannya itu
baru saya jual lebih mahal”.
Dari selisih harga yang ditarifkan pada sapi betina yang sedang mengandung tidak
sedikit dari banyak konsumen yang kecewa apabila sapi yang berada dalam kandungan
betina itu tidak sesuai harapan yang sudah terjadi, seperti halnya pengalaman dari bapak
Jamal yang berprofesi sebagai konsumen sekaligus pedagang sapi di pasar sapi Desa
Temoran ini beliau sempat menjelaskan mengenai pengalaman kerugian dalam transaksi
sapi yang pernah beliau alami di pasar sapi tradisional Desa Temoran ini.
“Saya pernah beli sapi ke sesama pedagang disini, karena memang disini jual sapi
betina yang mengandung lebih mahal waktu itu saya ketepatan membeli sapi itu, ya pas
sapi nya lahiran anak sapinya mati, ya tentu secara pribadi saya rugi karna harganya
mahal, tapi karna faktanya pada waktu proses jual beli nya itu saya menerima sapi yang
hamil itu ya saya tidak bisa komplain meskipun anak sapi itu lahir dalam keadaan mati
Namun jauh dari bagaimana para pedagang menjual sapi betina yang sedang
mengandung dengan harga lebih tinggi, peneliti juga sempat menanyakan proses tawar
menawar sapi yang akan beralih kepemilikan dari penjual kepada pembeli, bapak Soleh
menjelaskan pada waktu proses wawancara bahwa beliau menjual sapi pada pembeli
yang menawar dengan harga tinggi meskipun bersamaan dengan tawaran pembeli
lainnya.
“Kalau ada tawaran tinggi meskipun anggaplah saja si A nawar 10juta terus ada
orang datang nawar dengan harga lebih tinggi, ya saya jual sama yang tawarannya
Perilaku tersebut ternyata tidak hanya dilakukan segelintir pedagang namun pada
waktu prosesi penelitian dan melakukan wawancara terhadap para pedagang sapi selain
bapak soleh, yaitu bapak Sipol beliau juga menjual dengan cara serupa seperti yang
"Saya dagang sapi disini mulai dari awal sudah seperti itu cara tawar menawar
saya, kalau ada tawaran yang lebih tinggi dari pada sebelumnya yaitu orang yang sedang
nawar atau duluan menawar juga saya kasih ke yang lebih besar uangnya ya semacam
lelangan itu mbak, sapi dijual kepada orang yang tawarannya lebih tinggi, bukan kepada
tawaran siapa yang lebih awal biar lebih cepat laku dagang saya".
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara dengan penjual dan juga pembeli
yang telah peneliti uraikan diatas, yang dapat difahami yaitu mengenai perilaku transaksi
jual-beli yang diterapkan oleh para pedagang sapi di pasar sapi Desa Temoran dilakukan
dengan cara kurang baik, sebab para pedagang di pasar sapi menjual sapi dengan anak
sapi yang masih berada didalam kandungan sapi yang belum jelas mengenai hidup
maupun matinya anak sapi tersebut maupun jenis dan bentuknya bagaimana, juga tawar
menawar yang diterapkan dalam transaksi jual adanya sistem jual-beli sapi seperti ini
tentu orang yang nantinya paling dirugikan adalah sipembeli apabila sapi yang sudah di
beli dengan harapan mempunyai sapi 2 dengan anak sapi yang dikandung nantinya akan
dirugikan apabila sapi itu tidak sesuai harapan, tidak hanya itu namun jauh dari bahasan
kerugian, ada juga sistem yang tidak diperbolehkan dalam etika bisnis Islam yaitu
membeli maupun menjual barang dagangan yang masih dalam proses tawar menawar
(masa khiyar). Berdasarkan pembeli yang sudah melakukan wawancara dengan peneliti
transaksi tersebut dianggap sah-sah saja karena diawal transaksi seorang pembeli atau
penjual setuju atau mau membeli sapi yang sedang mengandung atau dalam artian setuju
atas resiko yang suatu saat akan terjadi pada seorang pembeli.
B. Temuan Penelitian
beberapa perilaku yang diketahui dalam proses penelitian ini diantaranya yaitu;
1. Adanya jual beli sapi yang sedang mengandung dijual lebih tinggi, dengan juga
menghitung harga pada sapi yang ada di dalam perut sapi betina.
2. Sapi yang sedang mengandung dilihat secara fisiknya apabila alat menyusui pada sapi
betina lebih besar dari pada lainnya dan perutnya kelihatan besar maka sapi tersebut
3. Banyak masyarakat yang belum faham mengenai alokasi dana yang dipungut setiap
4. Adanya prilaku penjual yang menjual dagangan yang masih dalam proses khiyar.
C. Pembahasan
transaksi mempuyai landasan yuridis yang sangat kuat, baik dalam Al-Qur’an
Arti jual beli secara istilah dijelaskan oleh ulama sebagai berikut ;
1. Ulama Hanafi menjelaskan bahwa yang dimaksud jual-beli secara istilah adalah
17
Panji Adam, Fikkih Muamalah Abadiyah (Bandung;PT Refika Aditama,2018), 268-270.
pertukaran harta dengan harta secara khusus, atau pertukaran sesuatu yang diinginkan
yang berguna (mufid) dengan cara khusus, yaitu ijab (ucapan/perbuatan yang
2. Al-Sayyid Sabiq menyatakan bahwa jual-beli adalah pertukaran harta dengan harta
dengan jalan saling merelakan (mubadalat al-mal bi al-mal’ala sabil al-taradha) atau
pihak.
Bentuk ijab qabul adalah serah terima antara penjual dan pembeli. Hal ini bisa berbentuk
ucapan, tulisan, hal (kebiasaan), isyarat dan tawassul (perantara). Sabdah Nabi
Muhammad Saw :
"Sesungguhnya jual beli itu harga sah jika suka sama suka" (Sulaiman Rodsyid, Fikih
Dari pemahaman hadist di atas apabila jual beli tidak memenuhi syarat dan rukunnya
maka dianggap tidak sah. Diantara jual beli yang tidak sah antara lain;
5. Jual beli barang yang sedang dibeli orang lain baik dalam proses atau khiyar.
Dari hasil pemahaman materi yang telah peneliti jelaskan beserta hasil temuan
18
Drs. H. Moh. Zaini, MM. Fiqih muamalah, (Surabaya: cv. Salsabila putra pratama) Hal 26-27.
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti di pasar sapi tradisional yang berada di
Desa Temoran bahwasanya banyak penjual sapi yang melakukan transaksi dalam proses
jual beli nya bertentangan dengan ajaran berdagang dalam islam, dari hasil penelitian
banyak penjual yang melakukan transaksi jual beli menjual sapi yang sedang
mengandung dengan harga tambahan dengan alasan sapi yang berada dalam kandungan
Adanya perilaku yang di lakukan para penjual dan pembeli di pasar sapi menunjukkan
bahwasanya proses transaksi yang dilakukan itu bermasalah sebab transaksi yang di
terapkan bertentangan dengan aturan berdagang dalam islam bahwasanya dalam proses
transaksi jual beli dilarang ada sesuatu yang mengundang tipu daya maupun segala
sesuatu yang belum jelas kepastiannya, sedangkan para penjual dan pembeli yang
melakukan transaksi di pasar sapi tradisional menjual sapi mengandung dengan harga
lebih tinggi dari pada sapi betina biasa. Hal tersebut sama halnya mengundang tipu daya
bagi pembeli jika suatu saat sapi yang didalam kandungan tidak lahir sesuai dengan
harapan pembeli.
3. Pandangan Etika Bisnis Islam mengenai prilaku transaksi jual beli di pasar sapi
Prilaku jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi tradisional di Desa Temoran merupakan
larangan. Menjual anak sapi yang masih di dalam kandungan induknya. Dalam jual beli
ini, masing-masing pihak penjual dan pembeli keduanya tidak mengetahui kualitas objek
حذ ثنا عبد ااهلل بن يو سف ا خرب نا ما لك عن نافع عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما
ان رس''ول اهلل ص''لي اهلل علي''ه وس''لم هني من بي''ع حب''ل ا حلبل''ة وك''ا ن بيع''ا يتب''ا يع''ه اه''ل اجلا هلي''ة ك''ا ن ال''ر
)رو جل يبتا ع اجلزور ايل ان تنتج الن قة مث تنتج اليت يف بطنما (رواه البخا
" Telah menceritakan kepada kami Abdullah Bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami
Malik dari Nafi' dari Abdullah Bin Umar Radhiaullahu Anhu, bahwa Rasulullah Saw
melarang menjual anak (dikandungan) dalam perut unta. Cara itu merupakan jual beli
orang-orang jahiliyah, yang seseorang membeli sesuatu yang ada di dalam kandungan
unta, hingga unta itu melahirkan, lalu anak unta tersebut melahirkan kembali." (HR.
Bukhari).19
Dari hadist diatas menjelaskan bahwasanya Nabi Muhammad Saw melarang bagi
pedagang yang juga menjual unta yang masih berada di dalam kandungan induknya, hal
tersebut demikian dengan prilaku jual beli sapi yang terjadi di pasar sapi tradisional yang
terletak di Desa Temoran yang semua pedagang juga menjual anak sapi yang masih
dalam kandungan dengan menaikkan harga nya dari pada harga sapi betina yang tidak
dalam mengandung.
Didalam Etika Bisnis Islam menurut Abdul Azis dalam bukunya yang berjudul Etika
Bisnis Perspektif Islam Implementasi Etika Islami Untuk Dunia Usaha ada beberapa
a. Kebebasan
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis islam, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif, kepentingan individu dibuka lebar,
tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusia untuk aktif berkarya
19
Fikih muamalah abadiyah, 224
dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Kecenderungan manusia untuk terus
menerus memenuhi kebutuhan pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya
kewajiban setiap individu terhadap masyarakatnya melalui zakat, infaq, dan sedekah.
Di Pasar sapi Desa Temoran semua pedagang bebas berjualan apa saja yang
menjadi kebutuhan masyarakat meskipun pasar ini sejenis pasar hewan di dalamnya
banyak juga pedagang lainnya seperti : ikan, baju, perlengkapan berternak sapi dll, selagi
tidak meninbulkan kerusuhan di dalam pasar dan hal negatif lainnya para pedagang
mempunyai kebebasan dalam melakukan proses transaksi jual beli di pasar sapi.
b. Keseimbangan/Keadilan
Prinsip keseimbangan yaitu aktivitas di dunia kerja dan bisnis, islam diharuskan
berbuat adil, tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Al-Qur’an memerintahkan
kaum mukminin untuk tidak merusak janji yang telah di sepakati walaupun dia
menyadari bahwa ada alasan yang genuine (kuat/asli) bahwa pihak lain akan merusak
sumpahnya, artinya bahwa mereka hendaknya serius untuk memenuhi sumpah yang
mereka ucapkan. Al-Qur’an juga menyatakan bahwa Allah menjatuhkan siksa atas
Dalam proses transaksi jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional di Desa
Temoran ini semua pedagang menarifkan harga yang sama terhadap setiap pembeli jika
sapi yang sedang mengandung yaitu dijual lebih tinggi maka pedagang akan menjual
lebih tinggi kepada setiap pembeli baik pembeli itu orang yang dikenal maupun tidak.
c. Tanggung jawab
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia
karena tidak menuntut adanya pertanggung jawaban dan akuntabilitas untuk memenuhi
tindakannya. Secara logis perinsip ini berhubungan erat dengan kehendak bebas. Ia
menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh manusia dengan
Setiap pedagang sapi yang melakukan transaksi di pasar sapu tradisional semua
bertanggung jawab atas hewan dagangannya seperti hal nya pada waktu terjadi hama
hewan atau penyakit yang menyerang sapi, banyak pedagang yang sadar akan bahaya
tersebut para pedagang berinisiatif untuk meliburkan pasar dari aktifitas jual beli sapi.
d. Kebenaran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari
kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebijakan dan kejujuran. Dalam konteks
bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap dan perilaku benar yang meliputi
maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip
kebenaran ini maka setiap bisnis islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap
kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerja sama
transaksi dalam bisnis selama kegiatan tersebut dihalalkan dalam Al-Qur’an dan
agama islam selagi tidak merugikan pihak-pihak yang berada dalam proses jual-beli
tersebut.
Mengacu pada bagaimana etika yang baik dalam berdagang yang sudah ditetapkan
dalam ajaran agama Islam, maka yang dapat kita ketahui bahwasanya prilaku transaksi
jual beli yang terjadi di pasar sapi tradisional itu tidak sesuai dengan ajaran Nabi
Muhammad Saw yang melarang ummatnya untuk menjual segala sesuatu yang belum
pasti kebenarannya.
Sementara itu jika kita melihat terhadap kondisi pembeli yang sebagian merasa rugi
apabila sapi yang sedang mengandung itu tidak melahirkan sapi secara selamat atau
bisa dikatakan anak sapi tersebut lahir dalam keadaan mati, hal ini tentu merugikan
pembeli dari segi Ekonomi. Namun jauh dari itu semua pembeli yang sudah peneliti
wawancarai adanya hal ini sudah biasa terjadi jadi untung ruginya sudah menjadi
Mengenai perilaku jual beli yang terjadi di pasar sapi itu bertentangan dengan
ajaran berdagang yang baik dalam Etika Bisnis Islam yang mengajarkan mengenai
dampak buruk bagi penjual maupun pembeli yang terlibat dalam kegiatan transaksi jual
beli.