Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI MORALITAS PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA DI

PASAR BLIMBING,MALANG

Wa Ode Safina Tunnaja


Perencanaan Wilayah Dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang
Jl Sunan Drajat 2 no 8, Malang, Jawa Timur Indonesia 55283
Email : safinatunnajaa13@gmail.com

Abstract - Blimbing market was one of the traditional markets in Malang. This traditional market will have
a variety of implementations of the Pancasila precepts, either from the first, the second, the third, the fourth
and the fifth. Pancasila as an ethical system was able to help us do good things with the values contained in
Pancasila. This is important to know the Indonesian people because it will affect the future of Indonesia.
Besides it's important to know, Pancasila as an ethical system must also be implemented in daily life.

Keywords – Pancasila, system, moral, blimbing market

Abstrak – Pasar blimbing merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Malang. Pasar yang masih
tradisional ini akan terdapat berbagai macam implementasi sila-sila pancasila baik itu dari sila pertama,
sila kedua, sila ketiga, sila keempat dan kelima. Pancasila sebagai sistem etika mampu membantu kita
dalam melakukan hal yang baik dengan nilai yang terkandung dalam pancasila. Hal ini penting untuk
diketahui bangsa Indonesia karena akan mempengaruhi masa depan Indonesia. Selain penting untuk
diketahui, pancasila sebagai sitem etika juga harus diimplementasikan dikehidupan sehari-hari.

Kata kunci – pancasila, sistem, moral, pasar blimbing

I. PENDAHULUAN
Pancasila menjadi semacam etika perilaku para penyelenggara negara dan masyarakat
Indonesia agar sejalan dengan nilai normatif Pancasila itu sendiri. Pengalaman sejarah pernah
menjadikan Pancasila sebagai semacam norma etik bagi perilaku segenap warga bangsa. Ketetapan
MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 dapat dianggap sebagai etika sosial dan etika politik bagi bangsa
Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila (Achmad Fauzi, 2003). Di era sekarang ini,
tampaknya kebutuhan akan norma etik untuk kehidupan bernegara masih perlu bahkan penting
untuk ditetapkan. Hal ini terwujud dengan keluarnya ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang
Etika Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Bermasyarakat.

Pasar blimbing merupakan salah satu pasar tradisional yang berada di Kota Malang tepatnya di
Jl. Borobudur. Transaksi di Pasar Blimbing ini berlanggsung dari pagi hari hingga sore hari. Seperti
1
pasar-pasar tradisional yang lainnya di Pasar Blimbing menjual segala kebutuhan masyarakat. Pasar
yang dibangun sejak tahun 1970 ini masih kental dengan hal-hal yang berkaitan dengan pasar
tradisional seperti tawar menawar menggunakan bahasa jawa. Hal ini menyebabkan muncul nila-
nilai moralitas yang berkesinambungan dengan nilai moralitas pancasila sebagai sitem etika.

Implementasi dari sila-sila pancasila sebagai sistem etika tentunya dapat diterpakan dalam segala
kegiatan di kehidupan. Implementasi dari pancasila ini dapat ditemukan di kawasan atau titik
keramaian contohnya pada dipasar. Di Pasar tradisional Blimbing yang selalu ramai ini akan
menyebabkan muncul nila-nilai moralitas yang berkesinambungan dengan nilai moralitas pancasila
sebagai sitem etika.

II. Metodologi Penelitian


Pada penelitian ini, Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.
Menurut Moh. Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode penelitian dalam meneliti
suatu status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa masa sekarang. Penelitian deskriptif dapat juga diartikan penelitian yang
dimaksudkan untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lainnya secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.

Berdasarkan pengertiannya metode penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan,


menceritakan atau mendeskripsikan tentang situasi atau kejadian-kejadian di suatu tempat/wilayah
yang didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh di lapangan baik berupa informasi langsung (data
primer) maupun tidak langsung (data sekunder), tanpa menerangkan saling hubungan dan mengetes
hipotesis. Metode penelitian deskriptif ini digunakan karena penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan mengidentifikasi implementasi moralitas pancasila sebagai sistem etika di pasar
Blimbing Kota Malang.

III. Pembahasan
2.1 NILAI MORALITAS SILA PERTAMA
Sila pertama pancasila yang berbunyi “ketuhanan yang maha esa”nerupakan etika ketuhana.
Etika ketuhanan merupakan etika yang paling tinggi karena menyangkut etika yang mutlak. Nilai-
nilai yang terkandung dalam etika ketuhanan adalah dimana kita sebagai manusia yang diciptakan
wajib menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya (safari hasan,2019).

2
Didalam konteks masyarakat dalam kehidupan perekonomian jual-beli di pasar tradisional,
penjual dan pembeli diharuskan melaksanakan kegiatan perekonomian sesuai dengan adab & sikap
yang telah diatur oleh agama mereka. Agama telah mengajarkan adab & sikap saat melakukan
kegiatan jual-beli. Hal ini ditujukan untuk terciptanya keharmonisan kegiatan jual-beli. Berikut
merupakan implementasi moralitas sila pertama di Pasar Blimbing berdasarkan hasil pengamatan
saya:
1. Tidak menjual barang haram.
Barang/produk yang dijual penjual di Pasar Blimbing tidak terlalu berbeda dengan barang
jualan yang diual di pasar tradisional lainnya. Produk jualan terbanyak adalah buah-buahan,
disamping itu juga ditemui beberapa barang lainnya, seperti sandal/sepatu, alat rumah
tangga, sayur, dll. Kami tidak menemui adanya barang-barang haram dalam agama yang
dijual.
2. Menjual dengan timbangan yang sesuai.
Saat penjual menimbang barang jualan mereka, penjual menimbang barang yang dibeli
pembeli sesuai dengan kesepakatan. Harga yang diberikan juga sesuai dengan harga di
timbangan. Hal ini menyebabkan kelancaran dalam proses jual-beli
3. Tidak menjual dengan harga terlalu tinggi.
Harga yang dipatok penjual di Pasar Blimbung secara garis besar satu sama lain antar
penjual mematok harga yang sama. Harga rata-rata juga tidak terlalu berbeda dengan harga
di pasaran lainnya. Dengan begitu, pembeli tidak diberatkan saat membeli barang jualan
penjual.

2.2 NILAI MORALITAS SILA KEDUA


Sila kedua pancasila yang berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab” merupa etika
kemanusiaan. Etika kemanusiaan memiliki prinsip yaitu keadilan dan keadaban. Nilai dalam etika
kemanusiaan secara umum menggambarkan persamaan masyarakat satu sama lain tanpa adanya
diskriminasi. Selain itu sila kedua juga memiliki makna kesadaran sikap dan perilaku yang sesuai
dengan nilai moral dalam hidup bersama atas tuntutan mutlak hati nurani dengan memperlakukan
sesuatu hal sebagaimana mestinya. Dari bebrapa pengertian tersebut dapat dilaksanakan menjadi
nilai-nilai praksis pada kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan implementasi moralitas sila kedua
di Pasar Blimbing berdasarkan hasil pengamatan saya.
1. Tidak adanya diskriminasi pembeli.

3
Pada pengamatan kami, kami tidak menemukan adanya indikasi diskriminasi pembeli oleh
penjual. Semua pembeli dilayani sama halnya dengan pembeli lain. Bahkan mereka kadang
sempat bertukar cerita entah penjual dengan pembeli atau sesama pembeli. Hal ini
mengakibatkan terciptanya kondisi keharmonisan penjual dan pembeli.
2. Kebebasan pembeli.
Pembeli di Pasar Blimbing tidak dipaksa oleh penjual untuk membeli barang jualannya.
Mereka bebas ingin membeli yang manapun dan dapat langsung memilih barang yang akan
dibeli. Bahkan tak jarang ada proses tawar-menawar barang antara pembeli dan penjual.

2.3 NILAI MORALITAS SILA KETIGA


Sila ketiga yang berbunyi “persatuan indonesia” merupakan etika persauan. Etika persatuan
merupakan nilai moralitas yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bukan sikap egois dan
menang sendiri yang dapat memecah belah persatuan. Dalam konteks perekonomian maupun
perdagangan, persatuan dan kesatuan sangatlah dibutuhkan. Karena dengan persatuan dan kesatuan
akan mewujudkan sebuah perdamaian kesejahteraan dalam kehidupan.
Pada pengamatan saya para pedagang di Pasar Blimbing melakukan kegiatan perdagangan
dengan bersatu. Bersatu karena mereka memiliki latar belakang, profesi dan tujuan yang sama. Hal
ini ditunjukan engan kerukunan yang terjadi antar penjual. Jika saja mereka tidak sadar utuk bersatu,
kehidupan di Pasar Blimbing tidak akan sekondusif pada gambar yang saya abadikan pada saat
pengamatan.

2.4 NILAI MORALITAS SILA KEEMPAT


Sila keempat yang berbunyi “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan” merupakan etika kerakyatan. Etika kerakyatan terkandung nilai yang
sangat penting ialah nilai hikmat/kebijaksanaan dan permusyawaratan yang mengandung nilai
kebaikan tertinggi. Jika berbicara tentang kegiatan perdagangan etika kerakyatan inilah yang sangan
mendasari kegiatan tersebut. Karena, Dalam kegiatan perdagangan pelaku utamanya yaitu rakyat
sebagi penjual dan rakyat sebagai pembeli seingga, masing-masing dari mereka mempunyai etika
kerja sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain (safari hasan,2019).

Pada pengamatan saya di Pasar Blimbing terdapat sederet dari pejual memiliki jualan yang sama
yaitu buah-buahan. Implementasi moralitas etika kerakyatan yang saya amati ialah pedagang tidak
memaksakan kehendak pada pembeli untuk membeli buah-buahan mereka karena satu deret penjual

4
tersebut sama-sama berjualan buah-buahan dengan harga yang sama. Sehingga, para pembeli bebas
memilih penjual mana yang menurut mereka itu lebih baik dari kualitas buah ataupun lain-lainya.

2.5 NILAI MORALITAS SILA KELIMA


Sila kelima yang berbunyi “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia” merupakan etika
keadilan. Etika keadilan merupakan kebajikan utama bagi setiap pribadi dan masyarakat. Nilai-nilai
yang terkandung dalam etika keadila adalah dimana kita sebagai manusia mengandalkan sesama
sebagai partner yang bebas dan sama derajatnya dengan orang lain.
Didalam konteks masyarakat dalam kehidupan perekonomian jual-beli di pasar tradisional,
penjual dan pembeli diharuskan melaksanakan kegiatan perekonomian dengan adil sebagaimana
yang telah tertera pada sila kedua. Selain adil, tentunya juga harus ditanamkan sikap peduli
mengingat dipasar tradisional merupakan titik kumpul rakyat untuk kegiatan jual-beli yang tentunya
setiap hari ramai. Berikut merupakan implementasi moralitas sila kelima di Pasar Blimbing
berdasarkan hasil pengamatan saya:
1. Tolong menolong.
Masyaraka yang ada di Pasar Blimbingdalam pngmatan saya itu saling menolong. Dimana,
saya mengamati pembeli membantu penjual untuk menukarkn uangnya kepenjual lain
maupun tukang parkir krena penjual tersebut tidak mempunyai uang kembalian. Seain itu,
tolong menolong antara pembeli lansia dan pembeli muda dimana pembeli pemuda tersebut
menolong pembeli lansia yang membawa brang belanjaan banyak untuk dibantu diagkut ke
becak.
2. Tingkat kekeluargaan yang tinggi.
Di Pasar Blimbing terdapat penjual, pembeli, tukang parkir, tukang becak, tukang ojek, dan
juga tukang sampah. Walaupun begitu, mereka sama-sama merupakan masyaraat yang
mempunyai tujuan berbeda dalam pasar tesebut. Melihat hal tersebut tingkat kekeluargaan
mereka tinggi dibuktikn dengan tidak ada diskriminasi, saling tolong-menolong dan bersatu.

IV. Kesimpulan
Implementasi nilai- nilai moralitas pada sila-sila pancasila itu sangat banyak khususnya pada
kegiatan perdagangan. Dan tanpa kita sadari jika kita berkunjung kepasar-pasar pasti kita sudah
pernah mengimplemtasikan sila-sila pancila sebagia sistem etika baik itu etika ketuhanan, etika
kemanusiaan, etika persatuan, etika kerakyatan dan etika keadilan. Dari implementasi moralitas
pada pancasila tentunyat terdapat keuntungan diantaranya :
5
1. Rasa saling tolong-menolong antar warga semakin meningkat karena implementasi dari sila
kelima.
2. Implementasi dari sila pertama para pedagang maupun pembeli melaksanakan kegiatan
perekonomian sesuai dengan adab dan sikap yang telah diatur oleh agama mereka.
3. Berkurangnya dikriminasi karena implementasi dari sila kedua.
4. Pemaksaan kehendak semakin berkurang karena implementasi dari sila keempat.
5. Masyarakat Indonesia menjadi bersatu karena implementasi dari sila ketiga.

Daftar Pustaka

Fauzi, Achmad. 2003. Pancasila Tinjauan Dari Konteks Sejarah, Filsafat, Ideologi Nasional, Dan
Ketatanegaraan Republik Indonesia.

Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.


Safari, Hasan. 2019. Jurnal : pancasila sebagai sistem etika.

Anda mungkin juga menyukai