Anda di halaman 1dari 8

DARI LILITAN BELANJA IMPULSIF KE IRINGAN KECERDIKAN KONSUMEN

Kisah Seorang Dipaksa Untuk Membeli


Oleh: Siti Nur Asiah

PENDAHULUAN

Tulisan ini berupaya menggali Pasar Jonggol yang merupakan sebuah pasar tradisional yang terletak
di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Pasar ini memiliki sejarah panjang dan telah menjadi
pusat kegiatan perdagangan dan sosial di sekitarnya. Dalam pendahuluan, Anda dapat menyebutkan
aspek sejarah, perkembangan, dan peran pasar ini dalam kehidupan masyarakat setempat. Juga,
sertakan informasi tentang jenis produk atau komoditas yang umumnya diperdagangkan di pasar
Jonggol.

Kajian-kajian sebelumnya secara normatif pasar Jonggol mungkin melibatkan analisis regulasi,
kebijakan, dan norma-norma yang mengatur operasi pasar. Faktor-faktor seperti izin usaha, standar
kebersihan, dan peraturan perdagangan lokal dapat menjadi fokus. Selain itu, normatif dapat
merujuk pada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar pasar,
mengidentifikasi potensi masalah keamanan pangan, atau menilai dampak lingkungan. Kajian-kajian
sebelumnya mungkin juga mencakup evaluasi terhadap implementasi regulasi yang ada dan saran
perbaikan yang dapat diberikan.” Dalam bingkai perspektif Schumpeterian, kajian-kajian pasar
Jonggol dapat ditekankan pada aspek-aspek inovasi dan dinamika ekonomi yang mendorong
perkembangan pasar. Ini mungkin mencakup analisis tingkat inovasi di antara pedagang, potensi
penciptaan nilai baru, serta adaptasi terhadap perubahan pasar global. Sisi kreativitas dan
kewirausahaan dalam pengelolaan usaha di pasar Jonggol juga dapat dijelaskan melalui konsep
Schumpeterian. Selain itu, kajian dapat menilai sejauh mana pasar ini mendorong pertumbuhan
ekonomi lokal dan menyediakan platform bagi perubahan ekonomi dan sosial di komunitas
sekitarnya.

Kajian lain yang relevan dengan pasar Jonggol mungkin termasuk penelitian mengenai keberlanjutan
lingkungan di pasar-pasar tradisional, dampak sosial ekonomi dari kegiatan pasar, atau analisis
mengenai perubahan pola konsumsi di masyarakat lokal. Selain itu, studi yang mengeksplorasi
penerapan teknologi informasi dalam manajemen pasar tradisional atau penelitian yang fokus pada
pemberdayaan perempuan pedagang pasar juga dapat memberikan wawasan yang berharga.
Keseluruhan, kajian-kajian semacam ini dapat memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang
peran pasar tradisional dalam konteks masyarakat dan ekonomi yang lebih luas.

kasus mengenai Pasar Jonggo, pasar jonggol adalah pasar terbesar di Kecamatan Jonggol,
Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dan menjadi pusat transaksi masyarakat Jonggol.
Pasar ini telah ada sejak tahun 1996 beberapa informasi penting pasar jonggol.
Pasar Jonggol menawarkan berbagai produk, termasuk barang rumah tangga, pakaian, kosmetik,
perhiasan, alat alat bercocok tanam, dan produk peternakan.Selain itu, pasar ini sedang mengalami
pembangunan lebih lanjut, dengan progres realisasi Pasar Hewan Jonggol dan Terminal Jonggol
sudah memasuki tahap penetapan lokasi.
Pemerintah Kabupaten Bogor mengusulkan pengelolaan pasar ini untuk memastikan kebersihan dan
keamanan masyarakat. Misalnya, pada tahun 2016, PD Pasar Jonggol menerima operasi
pembersihan Pedagang Kaki Lima (PKL) di pasar, yang menyebabkan jalur kedalam pasar menjadi
sulit dan sempit, serta membuat akses jalur kedalam pasar menjadi sulit dan sempit.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pasar Jonggol mengalami serangan kasus Penyakit Mulut dan Kaki
(PMK) dan lockdown sementara pasar. Misalnya, pada Mei 2022, Pasar Hewan Jonggol ditutup
selama 14 hari karena ditemukan sapi yang terkonfirmasi positif PMK.

Pemahaman di atas membantu penulis untuk mendefinisikan pertanyaan penelitian pertama yang
berusaha dijawab dalam penelitian ini yakni “ Bagaimana sejarah, perkembangan, dan peran Pasar
Jonggol memengaruhi kehidupan masyarakat setempat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat,
Indonesia?" Pasar Jonggol di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, memiliki sejarah panjang sebagai pusat
perdagangan yang memengaruhi mata pencaharian dan pola konsumsi masyarakat setempat. Selain
menjadi tempat jual-beli tradisional, pasar ini juga menciptakan ikatan sosial dalam komunitas dan
membentuk identitas budaya. Meskipun memberikan manfaat ekonomi, perlu diingat bahwa
perkembangan pasar ini juga membawa tantangan seperti urbanisasi dan globalisasi, yang
memerlukan perencanaan yang bijaksana untuk menjaga keberlanjutan dan keberagaman budaya di
wilayah tersebut.

Pemahaman atas sebuah tinjauan yang komprehensif mengenai Pasar Jonggol, menyoroti sejarah,
perkembangan, dan perannya dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Bogor. Kajian-kajian yang
diusulkan, baik normatif maupun Schumpeterian, memberikan sudut pandang yang mendalam
terkait regulasi, inovasi, dan dinamika ekonomi pasar tersebut. Dalam konteks normatif, penelitian
mencakup regulasi, kebijakan, dan norma yang mengatur operasi pasar, termasuk aspek izin usaha,
kebersihan, dan peraturan perdagangan. Kajian juga memberikan fokus pada kesejahteraan ekonomi
masyarakat dan potensi masalah keamanan pangan.Dengan menggunakan perspektif
Schumpeterian, penelitian menyoroti aspek inovasi, kreativitas, dan perubahan ekonomi dalam
pasar Jonggol. Analisis tingkat inovasi, penciptaan nilai baru, dan adaptasi terhadap perubahan pasar
global menjadi fokus, menggambarkan konsep Schumpeterian dalam pengelolaan pasar.Selanjutnya,
informasi terkini mengenai Pasar Jonggol, termasuk serangan PMK dan langkah-langkah pemerintah
untuk memastikan kebersihan dan keamanan pasar, memberikan konteks praktis terkini yang perlu
diperhatikan dalam penelitian.Dengan pemahaman ini, penelitian dimulai dengan pertanyaan
penelitian yang mengeksplorasi dampak sejarah, perkembangan, dan peran Pasar Jonggol dalam
kehidupan masyarakat setempat di Kabupaten BogorJawa Barat, Indonesia.

Berangkat dari pemahaman di atas, maka pertanyaan penelitian kedua dari kajian ini adalah
"Bagaimana regulasi di Pasar Jonggol mempengaruhi izin usaha dan kebersihan pasar, serta
bagaimana dampaknya terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat?” Regulasi di Pasar Jonggol
memiliki dampak signifikan terhadap izin usaha dan kebersihan pasar. Regulasi ini memainkan peran
kunci dalam menentukan ketersediaan izin usaha bagi pedagang dan menjaga standar kebersihan
pasar. Dampaknya pada kesejahteraan ekonomi masyarakat terlihat melalui akses yang diatur ke
pasar dan pengaruh terhadap kondisi usaha pedagang. Oleh karena itu, pemahaman mendalam
terhadap regulasi ini penting untuk mengevaluasi dampaknya pada tingkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat di sekitar Pasar Jonggol.

Riset ini juga akan memberikan manfaat yang lebih luas dengan melihat pemangku kepentingan di
Pasar Jonggol, bukan hanya sebagai relasi aktor atau pembagian peran dalam kerangka pasar.
Pemahaman bahwa Pasar Jonggol bukan hanya tempat transaksi tetapi juga wahana dialektika
antara berbagai kelas sosial menjadi krusial . Hal ini menyoroti pentingnya memahami bahwa
pengelolaan Pasar Jonggol seharusnya mencerminkan proses pengetahuan secara setara di antara
semua pemangku kepentingan.

PEMBAHASAN
A. Perilaku pasar jonggol-Personal

Aspek personal juga merupakan salah satu Analisa aspek perilaku pasar Jonggol. Sebagaimana
Sommer (1969) dalam Laurens (2005) mendefinisikan ruang personal sebagai suatu area dengan
batas maya yang mengelilingi diri seseorang dan orang lain tidak diperkenankan masuk ke dalamnya.
Ukuran ruang personal dapat membesar dan mengecil tergantung kualitas hubungan antara individu
dengan orang di sekitarnya. Haryadi dan Setiawan (2014) menjelaskan bahwa ruang personal adalah
suatu jarak atau area yang mana intervensi oleh orang lain akan dirasakan menganggu. Ruang
personal tidak memiliki penmapakan fisik yang jelas serta bersifat fleksibel.

Berdasarkan survei, evaluator melihat bagaimana ruang personal yang terjadi pada ruang makan
dikantin, yakni dengan cara memperhatikan komunikasi non verbal yang terjadi pada para
pengunjung pasar. Dalam menganalisis ini kami membagi waktu pengamatan menjadi dua, pada saat
sepi dan ramai. saat keadaan kantin sepi pengunjung, dapat dilihat bahwa setiap orang memiliki cara
tersendiri dalam memilih tempat menunggu. Dari foto di atas terlihat bahwa orang yang menunggu
memilih tempat duduk dengan membuat jarak dengan orang lain. Mereka cenderung memilih
tempat duduk yang masih kosong, padahal masih ada yang lain hanya berisi satu orang. Begitu juga
halnya, orang lebih memilih duduk di barisan tempat duduk yang masih kosong semua. Dapat
disimpulkan bahwa ruang personal manusia jika ada orang yang tidak dikenal akan membesar. Jadi
jika isi dari sebuah ruang adalah manusia lain, orang langsung akan membuat suatu jarak tertentu
antara dirinya dengan manusia tersebut. Jarak tersebut secara langsung menunjukkan seberapa
besar ruang personal seseorang.

Jarak yang terbentuk kurang lebih yaitu 1 m2 m, yaitu jarak sosial. Hal ini menunjukkan bahwa para
pengunjung seolah memiliki seluruh seluruh tempat duduk. Mereka merasa nyaman jika tidak duduk
bersebelahan dengan orang lain dalam satu set tempat duduk saat ada kesempatan untuk duduk
berjauhan, yakni berjauhan. Selain itu, menurut teori, jarak seperti ini merupakan patokan dasar
dalam pembentukan ruang atau dalam perancangan ruang. Jika tidak memungkinkan lagi untuk
duduk di tempat duduk yang kosong, maka orang akan mengisi yang sudah terisi. Dari foto
diatas,terhlihat bahwa laki-laki dan perempuan membentuk jarak yang berbeda pada situasi
tertentu. Laki-laki yang tidak saling kenal umumnya memilih mengosongkan bagian tengah set
tempat duduk (mengosongkan dua tempat duduk di tengah set pada set tempat berisi empat
tempat duduk) sehingga masing-masing.
B. Perilaku pasar jonggol- Kesesakan

Kesesakan adalah suatu situasi dimana seseorang atau sekelompok orang sudah tidak mampu
mempertahankan ruang privatnya, kesesakan tidak selalu berarti rasio fisik yang tinggi, namun dapat
juga berarti pemahaman subjektif sesorang bahwa individu yang hadir di sekelilingnya terlalu
banyak. Menurut Stokols dalam Altman (1975) menyatakan kesesakan sebagai konsep psikologis
dengan dasar pengalaman dan motivasi. Ada beberapa poin penting dari pendekatan Stokols.
Pertama, kesesakan adalah reaksi pribadi yang bersifat subjektif, bukan variabel fisik. Kedua,
kesesakan adalah motivasi yang sering berakibat pada maksud tingkah laku, yaitu untuk segera
diakhiri atau menghilangkan rasa ketidaknyamanan. Ketiga, kesesakan muncul pada perasaan yang
berbeda di ruangan yang terlalu sempit.

Bedarsarkan survei, pasar baru jonggol keberadaan barang para pedagang yang berada di pinggir
atau di koridor jalan menyebabkan kesemrawutan dan kesekasan, Kehadiran barang pedagang pada
jalan koridor pasar ini menyebabkan kesesakan bagi pengunjung pembeli yang hendak berbelanja ke
pasar baru jonggol.

Berdasarkan survei pola penyebaran aktivitas di pasar baru jonggol adalah adalah pola penyebaran
memanjang atau linear. Dimana pola penyebaran memanjang atau ini dipengaruhi oleh pola jaringan
jalan, pola penyebaran memanjang daan linear sehingga dapat memudahkan pengunjung untuk
berbelanja, namun dengan perilaku pedangan yang tidak sesuai yang menaruh barang dikoridor
jalan sehingga menyebabkan kesesakan di koridor pasar baru jonggol, seharusnya disediakan tempat
untuk untuk menaruh barang.

Story Box
Ketika Seorang Konsumen dipaksa untuk membeli barang yang tidak direncanakan

Kisah ini berawal dari Bella, yang Mengalami Perubahan Signifikan dari Lilitan Belanja Impulsif ke
Iringan Kecerdikan Konsumen. Hari Minggu yang cerah di Jonggol,seorang konsumen yang selalu
menikmati kegiatan berbelanja di pasar tradisional, memutuskan untuk menjelajahi keunikan pasar
kota kecilnya. Dengan tas kain gembel di bahunya, Seseorang yang sangat ceria dan penuh
semangat,sebut aja Bella,Bella melangkah ceria ke pasar yang dipenuhi dengan aroma rempah-
rempah dan warna-warni sayuran segar.

Sesampainya di pasar, Bella tak bisa menghindari sorotan dari seorang pedagang kaki lima yang
dengan antusias memamerkan produk-produknya. "kak, lihat deh, ada penawaran istimewa hari ini!
Barang-barang berkualitas dengan harga super terjangkau!" seru sang pedagang dengan penuh
semangat.

Meskipun sang pedagang terus memaksa dengan penuh agresif, Bella tetap berusaha untuk menolak
tawaran tersebut. Dia tersenyum ramah, "Terima kasih, Pak, tapi saya sudah memiliki daftar
belanjaan yang ingin saya ikuti hari ini. Saya hanya mencari barang-barang tertentu sesuai
kebutuhan saya."

Meskipun Bella berusaha dengan tekun untuk menolak tawaran pedagang yang terus memaksa,
tekanan dan argumen pedagang akhirnya membuatnya merasa terpojok. Meskipun tidak ingin
membeli barang yang tidak direncanakan, Bella merasa terjebak dalam situasi yang sulit.

Dan meskipun bela berusaha menolak tapi pedagang itu tidak menyerah begitu saja dan terus
mencoba meyakinkan Bella dengan segala kelebihan produk-produknya. Namun, Bella dengan tegas
menolak setiap tawaran dengan kalimat sopan, "Saya menghargai penawaran Anda, Pak, tapi saya
ingin tetap fokus pada belanjaan yang sudah direncanakan."

Pedagang itu tetap tidak menyerah begitu saja dan kekeh terus mencoba meyakinkan bela untuk
beli barang nya, Dengan ucapan manis dan penuh desakan, pedagang itu mencoba membujuk Bella,
"kak, ini kesempatan istimewa yang tidak boleh dilewatkan. Produk ini benar-benar luar biasa, dan
saya yakin Anda akan menyesal jika tidak memanfaatkannya sekarang."

Meskipun pedagang tetap kekeh dan terus mencoba membujuk Bella dengan ucapan manis dan
penuh desakan,Dengan rasa enggan, Bella akhirnya memberikan kelebihan dan memutuskan untuk
membeli barang tersebut. Pedagang itu senang dengan keputusan Bella dan dengan cepat
mengemas produk yang telah dibeli.
***
Setelah keluar dari area pedagang, Bella merasa campur aduk antara penyesalan dan ketidakpuasan.
Dia meratapi keputusannya untuk akhirnya membeli barang yang tidak direncanakan hanya karena
tekanan pedagang yang agresif.

Awalnya, Bella berfikir hanya ingin melihat-lihat dan menikmati atmosfer pasar. Namun, si pedagang
terus mendekati dan menerangkan segala kelebihan barang-barangnya, yang sebenarnya tidak
sesuai dengan kebutuhan Bella. Dengan senyum ramah, pedagang tersebut berhasil membujuk Bella
untuk mencoba satu produk, dan tanpa terasa, Bella sudah terjerumus dalam diskusi panjang
tentang manfaat produk tersebut.

Bella merasa tidak nyaman, namun karena suasana ramah dan mendukung, akhirnya dia merasa
sulit untuk menolak. Tanpa disadari, Bella menemukan dirinya berjalan keluar dari pasar dengan tas
penuh barang yang sebenarnya tidak dia rencanakan untuk dibeli.

Setelah keluar dari pasar, Bella merenung. Dia merasakan campuran antara kebingungan dan
penyesalan. "Kenapa aku bisa terjebak seperti ini?" gumam Bella sendiri sambil berjalan pulang.
***
Saat Bella pulang, tas berisi barang yang tidak direncanakan menjadi sumber penyesalan yang
mendalam. Dia duduk di teras rumahnya, melihat-lihat barang-barang yang sebenarnya tidak dia
butuhkan. Pikirannya dipenuhi pertanyaan, "Mengapa aku tidak bisa berkata 'tidak'? Kenapa aku
terlalu mudah terpengaruh?"

Bella duduk di teras rumahnya, merenung dalam keheningan. Sambil menatap barang-barang yang
seharusnya tidak dia beli, rasa penyesalannya semakin mendalam. "Kenapa aku begitu lemah?
Mengapa tidak bisa berkata 'tidak' dengan tegas?" gumam Bella sendiri, sambil mencoba mencari
jawaban yang mungkin tersembunyi dalam pikirannya.

Tiba-tiba, ibu Bella, atau sebut aja nyonya Astuti, keluar dari rumah sambil memandang tajam ke
arah Bella. "Kenapa tasmu penuh dengan barang-barang itu? Apa yang terjadi di pasar tadi?" tanya
Nyonya Astuti dengan nada marah.
Bella, dengan mata terbelalak, mencoba menjelaskan kejadian di pasar kepada ibunya. "Maaf, Bu.
Saya hanya terlalu terpengaruh oleh penjual yang agresif di pasar. Saya tidak bisa menolak," ujar
Bella dengan suara yang penuh penyesalan.

Nyonya Astuti duduk di samping Bella, melihat barang-barang yang baru saja dibeli dengan
ketidakpuasan. "Anakku, ini bukan pertama kalinya kita berbicara tentang hal ini. Kamu harus belajar
untuk lebih tegas. Jangan biarkan orang lain menggiringmu hingga kamu merasa terpaksa."

Bella merasa semakin tertekan. Ibunya melanjutkan, "Berbelanjalah dengan kepala dingin. Jangan
terjebak oleh tawaran yang terlalu menggiurkan. Ingatlah selalu bahwa kita harus membeli sesuatu
karena memang dibutuhkan, bukan karena terbujuk oleh kata-kata pedagang."

Perasaan Bella campur aduk antara malu dan penyesalan. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa
kejadian ini akan menjadi titik belok untuknya. "Saya akan belajar, Bu. Saya tidak ingin lagi
membuatmu kecewa," ucap Bella dengan tekad yang baru.

Nyonya Astuti mengangguk, "Bagus. Kita semua perlu belajar dari pengalaman. Jangan biarkan
kesalahan ini menghantui kamu, tapi jadikan sebagai pelajaran berharga. Dan ingat, aku selalu di sini
untuk mendukungmu."

Bella merasa sedikit lega mendengar dukungan ibunya. Mereka duduk bersama di teras,
merenungkan peristiwa hari itu, sambil bersama-sama berkomitmen untuk tumbuh lebih kuat dalam
menghadapi godaan belanja impulsif di masa mendatang
***
Beberapa Minggu berlalu sejak kejadian di pasar yang memalukan bagi Bella. Hari Minggu kembali
tiba, dan Bella memutuskan untuk memberikan dirinya kesempatan untuk membuktikan bahwa ia
dapat belanja dengan bijak. Dengan hati yang penuh tekad, ia kembali ke pasar yang sama, berharap
bisa mengatasi godaan belanja impulsi

Kali ini, Bella mempersiapkan dirinya dengan lebih baik. Sebelum pergi, ia membuat daftar belanjaan
yang jelas dan memastikan bahwa setiap item yang akan dibelinya memang benar-benar diperlukan.
Sambil melangkah masuk ke pasar, ia merasakan rasa percaya diri yang baru.

Namun, tak lama setelah berada di pasar, Bella kembali bertemu dengan penjual yang sama yang
pernah membuatnya terjebak sebelumnya. Penjual itu dengan senyum lebar mencoba mendekati
Bella. "Bu, lihat ini, produk terbaik dengan harga spesial hanya untuk Anda!" seru penjual dengan
antusias.

Bella, kali ini, merasa lebih mampu mengendalikan dirinya. Dia tersenyum ramah dan berkata,
"Terima kasih, Pak. Saya sudah memiliki daftar belanjaan yang ingin saya ikuti hari ini." Dengan
tegas, ia melanjutkan perjalanannya tanpa terjebak dalam tawaran penjualan yang menggoda.

Saat melihat barang-barang lain yang mungkin menarik perhatiannya, Bella selalu bertanya pada
dirinya sendiri, "Apakah saya benar-benar membutuhkan ini?" dan "Apakah ini sesuai dengan
anggaran saya?" Pendekatan ini membantu Bella untuk tetap fokus pada kebutuhan sebenarnya.
Selesai berbelanja, Bella merasa bangga pada dirinya sendiri. Ia kembali pulang dengan tas yang
berisi hanya barang-barang yang sesuai dengan daftar belanjaannya. Setibanya di rumah, ia berbagi
kisah suksesnya dengan ibunya.

Nyonya Astuti tersenyum bangga, "Bagus, Nak! Ini langkah pertama yang baik. Belajar dari
pengalaman dan terapkan pelajaranmu dengan bijak. Setiap langkah kecil menuju perubahan adalah
pencapaian yang besar."

Dengan keyakinan yang semakin tumbuh, Bella berkomitmen untuk terus belajar dan menjadi
konsumen yang cerdas. Pengalaman di pasar Minggu ini menjadi titik balik yang positif dalam
perjalanan Bella untuk mengatasi godaan belanja impulsif.

Beberapa hari kemudian, Bella berkumpul dengan teman-temannya di kafe lokal. Mereka berbagi
cerita dan saling memberikan dukungan dalam perjuangan mereka melawan taktik penjualan yang
terlalu agresif. Bella merasa senang bisa berkontribusi pada diskusi dengan kisah suksesnya.

Di kafe itu, mereka membentuk kelompok kecil yang saling mendukung dan bertukar tips tentang
cara menghindari tekanan penjualan yang memaksa. Semua orang memberikan saran yang berharga
berdasarkan pengalaman pribadi mereka, dan atmosfernya penuh semangat.

Bella juga mulai menyebarkan kesadaran tentang pentingnya berbelanja dengan bijak di antara
warga Jonggol. Dia berpikir untuk mengajak teman-temannya membentuk suatu inisiatif komunitas
yang fokus pada literasi konsumen dan melibatkan para pelajar di sekolah-sekolah setempat.

Dengan langkah-langkah kecil dan dukungan dari teman-temannya, Bella yakin bahwa mereka bisa
menciptakan perubahan positif dalam perilaku belanja masyarakat Jonggol. Pengalaman pahitnya
menjadi katalisator untuk perubahan, membuktikan bahwa setiap individu memiliki kekuatan untuk
mengatasi godaan konsumtif dan berkontribusi pada perubahan yang lebih baik.

SELESAI

Berdasarkan kisah ini, penulis melihat dua hal penting yang berkaitan dengan proses penerabasan
hegemoni belanja impulsif yang dilakukan oleh Bella. Pertama, perlawanan atas tekanan penjualan
yang agresif di pasar tradisional. Pada saat yang seharusnya belanja menjadi pengalaman yang
menyenangkan dan bermanfaat, kini Bella merasa terpojok oleh taktik penjualan yang tidak
diinginkan. Tekanan dan desakan yang muncul dalam hubungan yang tidak setara antara penjual dan
konsumen terus-menerus direproduksi secara sistemik oleh budaya belanja impulsif. Realitas ini
berhasil didefinisikan oleh Bella sebagai masalah substansial yang menjadi bagian dari belenggu
konsumtif di masyarakat.

Pengalaman belanja yang semestinya bersifat personal dan penuh kebebasan, malah menjadi sarana
dimana konsumen seringkali merasa terjebak. Penjual yang berusaha memanfaatkan setiap
kesempatan untuk menjual produk tanpa mempertimbangkan kebutuhan sebenarnya, menciptakan
lingkungan yang merugikan bagi konsumen.
Kedua, keterlibatan Bella dalam mengatasi godaan belanja impulsif. Dia tidak hanya berusaha
menolak tawaran yang tidak diinginkan, tetapi lebih jauh lagi, Bella belajar untuk fokus pada
kebutuhan sebenarnya dan mengendalikan diri agar tidak terjebak dalam impulsive buying. Tindakan
ini bukan hanya sebagai perlawanan terhadap tekanan pasar, tetapi juga sebagai manifestasi ide
kontra hegemoni belanja impulsif yang selalu memperlakukan konsumen sebagai objek pasif dalam
proses belanja.

Bagi penulis, apa yang dilakukan oleh Bella dalam mengatasi godaan belanja impulsif ini bukan hanya
sebatas resistensi terhadap taktik penjualan yang terlalu agresif. Lebih dari itu, Bella berhasil
mendefinisikan ulang arti belanja yang seharusnya lebih bermakna dan sesuai dengan kebutuhan
pribadi, bukan sekadar mengikuti arus tekanan penjualan. Dalam proses ini, belanja impulsif dan
godaannya telah diatasi oleh Bella sebagai konsumen yang aktif dalam mendefinisikan makna
sebenarnya dari proses belanja.

DAFTAR PUSTAKA
(2018) In Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (2015).
EVALUASI PURNA HUNI (EPH): ASPEK PERILAKU RUANG DALAM SLB YPAC MANADO, Manado:
MEDIA MATRASAIN Evaluasi Purna Huni Pasar Badung. (2020, November 2). Retrieved from
issue.com: https://issuu.com/marchev/docs/eph 20bu 20febri.docx EVALUASI PURNA HUNI PASAR
TRADISIONAL KOTA PONTIANAK. (2020). Jurnal Tenika, 3-4. (2018). EVALUASI PURNA HUNI PASAR
TRADISIONAL PADA PASAR BOGOR, KOTA BOGOR, Kota Bogor: Karin Lieswidyanti. Metode
Penelitian: Pengertian & Jenis menurut Para Ahli. (2021, februari 05). Retrieved from Serupa.id:
https://serupa.id/metode-penelitian/ Pengertian Metode Penelitian dan Jenis-jenis Metode
Penelitian. (n.d.). Retrieved from Ranah Research: https://ranahresearch.com/metode-penelitian-
dan-jenis-metode-penelitian/ PERMENDAG (2021). In PERMENDAG NOMOR 20 TAHUN 2021.
JAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai