Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa menghindarkan diri dari
kehidupan bermasyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia saling
berhubungan satu sama lain. Berbicara tentang hubungan manusia dengan
manusia dalam kehidupan agar kehidupan aman dan tentram. Salah satu aspek
yang terpenting dalam kehidupan sosial adalah aktivitas ekonomi .salah satu
kegiatan yang mendorong agar terpenuhinya aspek ini adalah kegiatan berdagang
atau perniagaan , perdagangan atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar
atau transaksi jual beli atar dua pihak atau lebih. (Eeng ahman & Epi Indriani).

Kegiatan berdagang dan perniagaan ini juga untuk memenuhi kebutuhan


pokok masyarakat umum yang salah satuya kebutuhan sandang yang merupakan
kebutuhan pokok manusia berupa pakaian. Seiring dengan berjalannya waktu,
perkembangan fashion (gaya berpakaian) dikalangan masyarakat dewasa ini
khususnya daerah perkotaan pada usia remaja hingga dewasa mengalami
perkembangan yang tidak dapat dihindari lagi. Banyaknya masyarakat menjadikan
fashion sebagai salah satu hal penting dalam kehidupan mereka. Mulai dari
berbagai macam produk fashion seperti pakaian, sepatu, tas dan lain-lain. Produk
yang memiliki brand besar dengan harga fantastis, kualitas yang bagus dan tidak
hanya produk lokal yang murah, sehingga produk barang bekas import pun
mampu menjadi peluang besar dalam dunia bisnis.

Pakaian merupakan kebutuhan pokok penting setiap manusia. Pakaian


dapat melindungi manusia dari panas dan dingin, dan menambah kecantikan serta
penampilan yang baik bagi kepribadiannya. Pakaian bekas (rombengan) telah
menjadi permasalahan perekonomian setiap negara di dunia. Negara Indonesia
menerima pakaian bekas dari negara lain. Pakaian ilegal ekspor impor itu
disinyalir mampu merusak industri sandang Tanah Air. Pakaian import ilegal

1
terdiri dari dua jenis, diantaranya adalah barang impor ilegal yang baru dan barang
impor illegal yang bekas. Dilihat dari segi hukum, ternyata Undang-undang No. 7
Tahun 2014 tentang perdagangan hanya memperbolehkan impor barang dalam
keadaaan baru dan bekas. (LN.2014/No.45,TLN No.5512,LL SETNEG:56 HLM).

Di Kelurahan Postoh Kecamatan Larantuka terdapat banyak sekali


masyarakat yang gemar mengkonsumsi pakaian bekas (rombengan). Masyarakat
sangat berbondong- bondong untuk membeli pakaian bekas. Pakaian bekas
(rombengan) memiliki harga yang sangat terjangkau. Model ataupun merek
pakaian bekas cukup bagus sehingga bukan sedikit orang saja yang ingin membeli
pakaian bekas. Masyarakat kalangan ataspun gemar membeli pakaian bekas
karena terbilang harganya murah dan model yang jual pun yang bagus. Dampak
dari hadirnya pakaian bekas ini berpengaruh pada UMKM nasional dan lokal.

Penelitian ini dianggap penting untuk dilakukan karena dapat menambah


pengetahuan mengenai baju rombengan yang begitu digemari kalangani
masyarakat di setiap daerah terkhususnya kelurahan Postoh Kecamatan Larantuka.
Dimana masyarakat begitu berantusias untuk bisa membeli pakaian bekas
(rombengan) tersebut. Bertolak dari realitas yang ada maka penting bagi penulis
untuk melakukan penelitian guna mendapatkan berbagai perspektif yang dapat
menjadi nilai tambah bagi masyarakat Postoh.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis tertarik


untuk melakukan penelitian tentang “Konsumsi Baju Rombengan Untuk
Memenuhi Gaya Hidup” (Studi Kasus di Kelurahan Postoh Kecamatan
Larantuka).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apasajakah faktor yang mempengaruhi minat beli masyarakat Kelurahan
Postoh terhadap pakaian bekas?
2. Apakah pengaruh dari hadirnya pakaian bekas terhadap toko pakaian yang
ada di Kelurahan Postoh?

2
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh minat konsumen terhadap pakaian bekas di
Kelurahan postoh Kecamatan Larantuka?
2. Untuk mengetahui pengaruh hadirnya pakaian bekas terhadap toko
pakaian yang ada di Kelurahan Postoh Kecamatan Larantuka?
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Proposal ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi


pengembangan keilmuan dibidang sosiologi, khususnya sosiologi.
2. Poposal ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian serupa di
waktu mendatang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Pola interaksi sosial dalam masyarakat diharapkan mampu
memberikan kontribusi bagi peneliti untuk bisa menjadi bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam proses
pembelajaran dalam melakukan suatu bisnis yang berkembang.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perusahaan untuk dalam
mengembangkan dan mengolah pakaian bekas (rombengan)
menjadi Pakaian yang terlihat serupa seperti pakaian yang baru.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan mampu dipraktekkan oleh masyarakat dengan
sungguh-sungguh dari bagaimana masyarakat mengkonsumsi
pakaian bekas (rombongan) tersebut dan memberikan kontribusi
terhadap pakaian bekas rombongan tersebut agar masyarakat bisa
membuka usaha sendiri dalam proses praktik yang diberikan.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Sesuai penelitian terdahulu yang sudah jabarkan beberapa


pandangan terkait penelitian yang sudah di lakukakan sebelumnya sebagai
rujukan ilmiah antara lain :

1. Hasil dari penelitian (skripsi) Nur Awalia yang berjudul Minat


Konsumen Dalam Memilih Pakaian Bekas Di Pasar Sumpang kota
Parepare. Studi ini menunjukkan bahwa pakaian ilegal ekspor-impor di
sinyalir mampu merusak industri Tanah Air. Pakaian impor ilegal terdiri
dari dua yaitu pakaian impor ilegal baru dan pakaian impor ilegal lama.
Dilihat dari segi hukumnya undang-undang no. 7 Tahun 2014 tentang
perdagangan hanya memperbolehkan impor barang dalam keadaan baru
dan bukan bekas. Namum seiring berjalannya waktu pakaian bekas
merupakan salah satu bentuk perilaku manusia, yang dalam teorinya
dikenal sebagai teori perilaku konsumen (the theory of consumer
behavior). Perilaku konsumen membahas studi bagaimana barang, jasa,
ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Variabel yang dibahas yaitu proses keputusan pembelian sehingga
menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk,
pilihan merk, pilihan penyalur, waktu pembelian dan jumlah pembelian.
Dapat kita ketahui penjualan barang bekas mendapatkan keuntungan
cukup besar karena pakaian bekas (rombengan) memiliki model baju yang
bagus yang menarik minat pembeli. Pakaian bekas memberikan informasi
kepada kita bagaimana proses berbisnis dengan baik dan benar. Dan
bagaimana kita bisa mendapatkan keuntungan dari hasil yang kita dapat
dari penjualan tersebut. Pakaian bekas (rombengan) sudah menjadi
kegemaran bagi setiap masyarakat dari dulu hingga sekarang.

4
2. Hasil dari penelitian skripsi Nur Ahmad Awaluddin tahun 2018 Yang
berjudul tentang Sistem Jual Beli Pakaian Bekas Dalam Karung
Perspektif Ekonomi Islam. Aspek yang terpenting dalam kehidupan
sosial adalah menyangkut dengan jual beli. Jual beli dalam bahasa asing
artinya tukar menukar (pertukaran). Dari penelitian ini pakaian bekas ini
berasal dari pasar Toddopuli Makassar. Perdagangan mendapatkan
pakaian bekas dari agen mendapatkan pakaian bekas dari agen, agen
mendapat pakaian bekas ini dari distributor, dan distributor mendapatkan
pakaian bekas dari produsen (orang yang pertama kali mendapat pakaian
bekas). Pakaian bekas di pasar Toddopuli Makassar pedagang memesan
barang dari agen melalui telepon, ada juga pedagang yang langsung datang
ke tempat distributor untuk membeli pakaian bekas. Biasanya barang
sampai dikios pedagang dan diantar oleh karyawan yang bertugas
mengantar pakaian bekas atau pedagang pakaian bekas itu sendiri yang
mengambilnya. Praktik jual beli pakaian bekas di pasar borong Makassar
bersifat untung-untungan karena pedagang yang membeli pakaian bekas
ini tidak melihat kondisi pakaian bekas yang mereka beli secara langsung.
Kondisi bagus atau tidaknya pakaian bekas ini dapat dilihat ketika pakaian
bekas dalam karung sudah datang ketempat jualan mereka. Jika kondisi
pakaian bekas yang mereka beli bagus maka akan mendatangkan
keuntungan yang besar, namun sebaliknya bila kondisi pakaian bekas
mereka beli tidak bagus maka untungnya relatif kecil bahkan bisa
mendatangkan kerugian. Judul penelitian yang dibuat dari penelitian saya
ini sedikit ada kesamaan dari dari skripsi Nur Ahmad Awaluddin tahun
2018. Judul yang saya ambil mengenai Konsumsi Baju Rombongan Untuk
Memenuhi Gaya Hidup Di kelurahan Postoh Kecamatan Larantuka ini
lebih menekankan pada bagian masyarakat kelurahan Postoh yang begitu
tertarik dalam mengonsumsi pakaian bekas (rombengan) tersebut.

5
2.2 Penjelasan konsep

Kajian ini merupakan sebuah studi kasus, oleh karena itu agar tidak
membingungkan dalam pembahasan ini penulis perlu menjabarkan atau
menggambarkan beberapa pendapat dari para ahli tentang konsep-konsep
yang di pandang relevan kajiannya. Berikut konsep-konsep itu di antaranya
sebagai berikut:

2.2.1 Pakaian

Pakaian merupakan sesuatu yang dapat di perlihatkan seseorang dengan


berbagai hal tentang siapa dirinya seperti status sosial, kepribadian, eksistensi
diri, tujuan, aspirasi dan aspek psikologis lainnya (Richmond, 2004) dimana
pakaian dianggap dapat mencerminkan kehidupan yang dijalankan seseorang.
Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya
merasa nyaman. Dalam iklim panas pakaian menyediakan perlindungan
terbakarnya kulit oleh sinar matahari, sedangkan di iklim dingin pakaian
berperan menghangatkan tubuh.. Pakaian juga melindungi bagian tubuh yang
tidak terlihat. Pakaian bertindak sebagai perlindungan unsur-unsur yang
merusak, termasuk hujan, salju, matahari, angin, maupun kondisi cuaca
lainnya.

2.2.2 Pakaian Bekas

Pakaian bekas merupakan salah satu jenis barang yang diperjual belikan
dalam bidang Pakaian bekas merupakan salah satu jenis barang yang
diperjual belikan dalam bidang usaha pakaian. Dimana sebagian kalangan
yang mengetahuinya menganggap produk tersebut masih layak untuk dipakai,
dan masih bisa ia manfaatkan. Di beberapa daerah dapat ditemui unit usaha
yang khusus menjual barang bekas berupa pakaian, entah itu bekas pakai,
cacat pabrik sampai impor (Virano, Winarto & Andadari, 2008). Di setiap
pasar yang menjual pakaian bekas, sebagian besar yang dijual merupakan
hasil yang didapatkan melalui import. Dimana sebagian kalangan yang
mengetahuinya menganggap produk tersebut Masih layak untuk dipakai, dan

6
masih bisa ia manfaatkan. Di beberapa daerah dapat ditemui Unit usaha yang
khusus menjual barang bekas berupa pakaian, entah itu bekas pakai, cacat
Pabrik sampai impor (Virano, Winarto & Andadari, 2008). Di setiap pasar
yang menjual Pakaian bekas, sebagian besar yang dijual merupakan hasil
yang didapatkan melalui import.

2.2.3 Identitas Sosial

Teori identitas sosial dikemukakan oleh Sheldon Stryker (1980), teori


ini memuusatkan perhatiannya pada hubungan saling mempengaruhi diantara
individu dengan Struktur sosial yang lebih besar lagi (masyarakat). Setiap
individu memiliki identitas, baik secara personal maupun secara sosial.
Dalam teori identitas sosial, seorang individu tidaklah dianggap sebagai
individu secara mutlak satu dalam kehidupannya. Individu merupakan bagian
dari kelompok tertentu baik disadari maupun tidak disadari. Konsep identitas
sosial adalah bagaimana seseorang itu secara sosial dapat didefinisikan
(Verkuyten,2005). Identitas sosial adalah soal persamaan dan perbedaan, soal
personal dan sosial, soal apa yang kamu miliki secara bersama – sama dengan
beberapa orang dan apa yang membedakanmu dengan orang lain (Chris
Barker,hlm.221).

2.2.4 Komunikasi

Komunikasi yang dianggap paling awal (1946) Harrold Lasswell


menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi
adalah menjawab pertanyaanWho Says What in Which Channel to Whom
With What Effect (Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa
dengan efek apa). Lasswell menggambarkan proses komunikasi mempunyai
unsur – unsur sebagai berikut (dalam Mulyana, 2004: p.136-137);

a. Sumber (Who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan


b. Pesan (Say What) adalah seperangkat simbol verbal maupun
nonverbal yang mewakili gagasan, nilai, atau maksud dari sumber.

7
c. Saluran atau media (in which channel) adalah alat untuk
menyampaikan pesan kepada penerima
d. Penerima (to whom) adalah penerima yang mendapatkan pesan
dari narasumber
e. Efek (with what effect) adalah akibat yang ditimbulkan pesan

Dalam penelitian ini pemakai baju bekas impor (who) menyampaikan


identitas sosialnya (says what) melalui baju bekas impor sebagai medianya
(in which channel). Pesan itu kemudian diterima orang lain (keluarga, teman,
maupun orang lain yang tidak Dikenal), setelah orang lain menerima pesan
“identitas sosial” yang disampaikan oleh pemakai baju bekas impor, akan ada
efek (with what effect) yang diberikan olehpenerima pesan

2.2.5 Masyarakat

Secara umum pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-


individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan
bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat
istiadat yang diatur dalam lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa
inggris yaitu “society” yang berarti “masyarakat”, lalu kata society berasal
dari bahasa latin yaitu “societas” yang berarti “kawan”. Sedangkan ma
iasyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu musyarak. Pengertian
Masyarakat dalam Arti Luas adalah keseluruhan hubungan hidup bersama
tanpa dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan Pengertian
Masyarakat dalam Arti Sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi
oleh golongan, bangsa, teritorial, dan lain sebagainya.

Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok


orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Pengertian
Masyarakat secara Sederhana adalah sekelompok manusia yang saling
berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang sama. Terbentuknya
masyarakat karena manusia menggunakan perasaan, pikiran dan
keinginannya memberikan reaksi dalam lingkungannya

8
2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori

Fashion menurut Alex Newman dan Zakee Shariff dalam bukunya


“Fashion A-Z, An Illustrated Dictionary” (2009), menjelaskan bahwa fashion
adalah sebuah gaya pakaian, aksesoris, musik, seni, dan lain-lain yang secara
budaya populer pada waktu tertentu , terutama yang berhubungan dengan
pakaian. Selain itu mode biasanya Relatif berumur pendek.Sedangkan
pengertian fashion menurut buku “The World Book Encyclopedia” (1995)
yang diterbitkan oleh World book, Inc; menjelaskan bahwa fashion adalah
Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan gaya busana yang dipakai
olehSebagian besar masyarakat suatu negara. Namun, gaya yang populer pada
mobil, Furnitur, rumah, dan banyak produk lainnya juga dapat disebut dengan
fashion. Dengan demikian, sebuah fashion mencerminkan bentuk perilaku
yang diterima oleh kebanyakan orang di masyarakat.

2.3.2 Teori Busana

Kata Busana diambil dari bahasa Sansekerta “Bhusana”. Dalam bahasa


Jawa dikenal dengan kata “Busono”. Kedua bahasa itu memiliki
pengertian yang sama mengenai perhiasan. Bedanya dalam bahasa Indonesia
terjadi pergeseran makna menjadi perdamaian kata “pakaian”. Meskipun
demikian, pengertian busana dan pakaian ada bedanya danya, karena busana
mempunyai konotasi “pakaian yang indah atau bagus”. Kesimpulannya.
Busana berarti “pakaian yang enak dipandang, serasi, selaras dan Harmonis
dengan pemakaian dan kesempatan pemakaian”. Ini sesuai dengan artinya
semula dari kata benda busana yaitu “perhiasan” (Riyanto, 2003).

2.4 Kerangka Berpikir


Menurut Sugiyono (2018:129) menyatakan “kerangka pikir sintesa
tentang hubungan antara variabel yang di susun dari berbagai teori yang telah
di dideskripsikan” adapun kerangka pikir yang dapat dijelaskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :kualitas kerja merupakan suatu hasil

9
yang dapat diukur dengan efisiensi Suatu pekerjaan yang dilakukan oleh
sumber daya manusia atau sumber daya lainnya, dalam pencpaian tujuan atau
sasaran perusahaan dan organisasi dengan baik. Oleh karena itu untuk
menumbuhkan kualitas kerja pada diri seorang karyawan perlu ada nya
dorongan dari diri sendiri agar bisa membangun kualitas kerja tersebut.
Selain itu, terkait kualitas kerja faktor yang sangat penting dalam
fungsiuntuk mencapai sebuah keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
adalah budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan hasil proses melebar
gaya budaya dan Prilaku tiap individu yang dibawa sebelumnya.
Jika perusahaan atau organisasi menghadapi sesuatu masalah, sehinggga
kebuiasaan yang buruk dan dibawa ke lingkungan yang baru bisa
mengakibatkan kesenjangan antara pribadi seseorang terhadap lngkungan
tersebut. Oleh sebab itu perlu adanya norma-norma terkait kedisiplinan dan
rasa tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan sehingga
memiliki umpan balik terhadap suatu pekerjaan tersebut sehingga memberikan
respon yang baik terhadap tanggung jawab yang diberikan.
Daya tanggap atau respon juga merupakan salah satu upaya dalam
meningkatkan keinginan konsumen dan bisa menjadi bahan evaluasi untuk
kedepannya nya dalam melayani konsumen, oleh karna itu penting adanya
peningkatan kepuasan pelanggan yang didefinisikan sebagai respon efektif ,
terhadap pengalaman melakukan kosumsi yang spesifik. Jika karyawan
melakukan pekerjaan dengan cekatan dan cepat maka kerja karyawan akan
lebih efektif sehingga akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan
memberikan efek positif pada penilaian konsumen. Berkenaan dengan hal
tersebut, maka efektifitas kerja karyawan toko bu Mur merupakan hal penting
dalam mencapai keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, sefektifitas
kerja mencakup berbagai faktor didalam atau di luar organisasi.
Efektifitas dalam hal ini merupakan tujuan yang tepat untuk mencapai
suatu keberhasilan yang di proleh secara aktual, bagi toko bu mur penting
adanya untuk meningkatkan suatu efektifitas kerja baik itu atasan maupun
karyawan nya, karna dalam melakukan sebuah keberhasilan atau target, atasan

10
juga perlu adanya evaluasi kerja sebagai sejauh mana sebuah organisasi
mewujudkan tujuan-tujuannya. Efektifitas organisasi adalah tentang
melakukan semua yang anda tahu untuk di lakukan dan melakukan dengan
baik, dalam sistem efektivitas kerja saling tergantung dan beroperasi sebagai
satu keseluruhan untuk tuk mencapai tujuan umum.

KONSUMSI BAJU
ROMBENGAN UNTUK
MEMENUHI GAYA HIDUP

FAKTOR YANG DAMPAK DAN PENGARUH


MEMPENGARUHI MINAT BELI DARI MUNCULNYA PAKAIAN
MASYARAKAT TERHADAP BEKAS TERHADAP TOKO
PAKAIAN BEKAS PAKAIAN

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif dengan


pendekatan kualitatif yaitu berusaha mempelajari sedalam dalamnya
mengenai Konsumsi Baju Rombongan Untuk Memenuhi Gaya Hidup di
kelurahan Postoh kecamatan Larantuka. Diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau melakukan
keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta – fakta yang
tampak dan sebagaimana adanya (Nawawi, 1994:73). Penelitian deskriptif
bertujuan membuat deskripsi / penggambaran secara sistematis, faktual, dan
akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu
(Kriyantono,2006:69). Mengemukakan hubungan mengenai variabel yang
bersangkutan, yang termasuk di dalamnya antara lain adalah hubungan
korelasional, hubungan timbal balik, dan hubungan sebab akibat
(Pawito,2008:36). Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi.

Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan


sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya
(Kriyantono,2006:58). Penelitian ini lebih memfokuskan pada pendekatan
etnografi, metode pendekatan etnografi menurut Suwardi Endaswara (2006)
merupakan penelitian untuk mendeskripsikan kebudayaan sebagaimana
adanya. Artinya, dalam penelitian ini peran peneliti hanya sebagai pencatat
atau pengamat dari sebuah peristiwa yang berlangsung tanpa campur tangan
peneliti untuk mengarahkan peristiwa tersebut.

12
3.2 Pendekatan Penelitian

Seperti yang dituliskan diatas, penelitian ini menggunakan metode


penelitian pendekatan endekatan etnografi. Dalam istilah Yunani, ethnos
adalah masyarakat/ ras/ sebuah kelompok kebudayaan, dan grafi berarti
menguraikan. Jadi etnografi adalah sebuah ilmu yang menjelaskan cara
hidup manusia (Mulyana,2001). Etnografi terlahir dari ilmu Antropologi,
pada dasarnya etnografi adalah kegiatan penelitian untuk memahami cara
orang-Orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena yang diamati
dalam kehidupan sehari-hari. Masih menurut pemikiran yang dirangkum
Dedy Mulyana ini, etnografi bertujuan menguraikan suatu budaya secara
menyeluruh, yakni semua aspek budaya yang bersifat material, yaitu seperti
artefakbudaya, dan yang bersifat abstrak, seperti pengalaman, kepercayaan
norma, dan sistem nilai kelompok yang diteliti. Denzim mengkategorikan
jenis pengamat sebagai berikut; participant as observer, Complete
participant, observer as participant, serta complete observer
(Mulyana,2001:176).

Peneliti harus pandai memainkan peranan dalam berbagai situasi


karena hubungan baik antara peneliti dan dengan informan merupakan kunci
penting dalam keberhasilan penelitian. Dalam penelitian kualitatif ini peran
peneliti adalah sebagai instrumen kunci dalam mengumpulkan data dan
menafsirkan data. Alasan menggunakan pendekatan etnografi adalah untuk
memperoleh pemahaman mengenai bagaimana individu, maupun kelompok
masyarakat yang mempunyai latar belakang yang berbeda – beda
mempunyai cara yang sama dalam mengkomunikasikan identitas sosial
melalui baju bekas impor.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi adalah tempat peneliti memperoleh informasi mengenai data yang


diperlukan. Lokasi yang diambil dari penelitian ini adalah di Kelurahan Postoh
kecamatan Larantuka,kabupaten Flores timur. Alasan saya memili tempat ini

13
karena saya begitu tertarik bagaimana masyarakat di sana begitu menggemari
pakai bekas (rombengan ) tersebut dan menarik perhatian saya meneliti dengan
jual Konsumsi Baju Rombengan Untuk memenuhi gaya hidup.

3.4 Subyek Penelitian dan Informan


Obyek penelitian adalah benda, obyek, atau orang yang data variabel
penelitiannya relevan dan dipertanyakan dalam penelitian (Ari Kunto 2006:116).
Dalam penelitian ini menerapkan teknik teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sering dilakukan dalam
penelitian atau bahasa puposive sampling merupakan peneliti menemukan bahwa
ia bukan sampel acak melainkan sampel yang ditentukan peneliti. Pengambilan
sampel didasarkan pada studi peneliti tentang siapa yang memenuhi persyrakatan
pengambilan sampel. Oleh karena itu sedikit pengetahuan tentang sampel, dan
tentunya pengetahuan secara keseluruhan, agar di peroleh hasil yang sesuai
dengan kebutuhan yang ada, sehingga diperoleh data yang akurat.

3.4.1 Teknik Penarikan Informan


Metode penelitian informan dalam penelitian ini mengunakaan teknik
Purposife sample. Purposife sample Adalah suatu teknik mengambil sample, tidak
berdasarkan Random, daerah atau strata, tetapi bergantung pada pertimbangan
yang menekankan pada tujuan tertentu (Ari Kunto 2006).

3.4.2 Informan

Moleong(2005:132) menjelaskan Informan sebagai orang atau narasumber


yang memberikan informasi berupa fakta yang ada dilapangan yang sesuai dengan
tujuan penelitian.

14
3.5 Jenis Data dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif yaitu
data berupa kata-kata yang tidak dihitung, tetapi merupakan keterangan yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.5.2 Sumber Data

Secara umum, sumber data dibagi menjadi dua kategori: primer dan
sekunder.

a. Data primer menurut Rianse dan Abdi (2009:212) adalah data asli yang
diperoleh langsung dari penyedia informasi pihak pertama dan diberikan
kepada pengumpul data. Sumber data utama penelitian ini adalah data dari
informan, pihak yang mempengaruhi proses pengumpulan data dan yang
memiliki sumber data utama penelitian ini. Karena informan benar-benar
tahu mengenai Natoni, mereka terlibat dan mereka tahu tentang itu.
Identifikasi pelapor dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi
karakteristik individu yang dipilih oleh peneliti dan sesuai dengan tujuan
penelitian.
b. Data sekunder oleh Rianse dan Abdi (2009:212) bukanlah data yang
diperoleh langsung dari sumber aslinya, melainkan dari data yang
dikumpulkan dan disajikan oleh sumber keduanya dalam bentuk tabel,
grafik, dll. Data sekunder untuk penelitian ini diambil dari penelitian
sebelumnya seperti perpustakaan atau buku, jurnal atau dokumen yang
berhubungan dengan pertanyaan penelitian.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan berbagai teknik


penelitian untuk mendapatkan dan mendapatkan kembali informasi yang
dibutuhkan. Pada tahap ini, peneliti melakukan observasi, wawancara, dan

15
dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah sebagai
berikut (Ismal Wekke, dkk. 2019:70)

a. Metode Observasi

Nasution (1998) mengartikan observasi sebagai inti dari semua


pengetahuan. Peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan data observasi.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data awal dari bidang kajian
Konsumsi baju rombengan (RB) untuk memenuhi gaya hidup. (Studi
kasus, di Kelurahan Postoh, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores
Timur).

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh seorang


pewawancara untuk memperoleh informasi dari suatu sumber. Ini adalah
metode untuk memperoleh data melalui sesi tanya jawab dengan penyedia
informasi. Wawancara ini akan digunakan untuk mendapatkan data
penelitian tentang Konsumsi baju rombengan (RB) untuk memenuhi gaya
hidup. (Studi kasus, di Kelurahan Postoh, Kecamatan Larantuka,
Kabupaten Flores Timur).

c. Metode Dokumentasi.
Dokumentasi atau penelitian kepustakaan, yaitu “penelitian
dilakukan di perpustakaan dan peneliti memperoleh informasi tentang
subjek penelitian melalui buku dan peralatan audiovisual lainnya”. Kajian
sastra “merupakan tempat informasi yang lengkap, memastikan bahwa
literatur yang sepadan dengan ruang lingkup kajian diperoleh sebagai
penentu langkah-langkah kegiatan keilmuan”..

3.7 Teknik Analisis Data

Rekayasa analisis data adalah proses pengolahan data menjadi informasi


baru yang lebih mudah dipahami dan berguna untuk penelitian. Mathew dan
Hubberman dalam Sugiyono (2014:246-252) mengatakan:

16
3.7.1 Reduksi Data
Reduksi data merupakan tahap dimana peneliti meringkas, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal pokok, serta mencari tema dan juga pola dari
hasil data yang didapat dari tahap wawancara. Tujuan dari mereduksi data adalah
agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, sehingga memudahkan peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

3.7.2 Penyajian Data


Setelah reduksi data, data yang dibatasi disajikan sebagai kumpulan
informasi terstruktur yang menarik kesimpulan dan memberikan peluang untuk
tindakan. Data dapat ditampilkan dalam bentuk deskripsi singkat, grafik,
hubungan antar kategori, flowchart, dan lainnya.

3.7.3 Penarikan Kesimpulan


Analisis selanjutnya adalah menarik kesimpulan dari data yang disajikan.
Kesimpulan yang disajikan bersifat sementara dan dapat berubah sewaktu-waktu
tanpa adanya bukti kuat untuk mengumpulkan data lebih lanjut. Jika demikian,
kesimpulan lanjutan adalah kesimpulan otoritatif. Kesimpulan ini berupa deskripsi
atau gambaran tentang objek yang sebelumnya masih kabur sehingga dapat diteliti
untuk memperjelasnya (Sugiyono, 2015).

17
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agustianto Amar Mira Dwi 2015. ”Analisis Faktor-faktor minat beli konsumen
pada pakaian bekas. Skripsi sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara. Medan
Umar, H, 2019. Manajemen Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka
Ingo, Rahman 2015 Pelaku konsumen pakaian bekas”. Skripsi jurusan
sosiologi,
Ripah, Liska Nur. 2016 . Pengaruh kualitas produk dan harga diri terhadap
keputusan pembelian pakaian bekas ( cimol) di Gedebage Bandung
Skripsi ( S1) thesis, fakultas Ekonomi Unpas.
Siagian, Sondang P, 1995 teori motivasi dan aplikasinya, Jakarta: CV Rajawali
Press
Sudrajad , Akhmad. 2008. Teori Teori Motivasi, Jakarta: PT. Gramedia.
Swanburg, 2006 . motivasi. Jakarta : Bintang Pustaka Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Gorontalo.
KARYA ILMIAH
Hosen Nadratuzzaman, Analisis Bentuk Gharar Dalam Transaksi Ekonomi
Jurnal Al- iqtishand: Vol. 1, No. 1 Januari 2009, h 54-55.
INTERNET
https://www.scribd.com/documen/320506381/BAB- ( Diakses 7 Agustus 2018).
Http://Bppp.kem3ndag.go.id/media content/2017/08/Analisis-kebijakan-import-
Pakaian-Bekas.pdf

18

Anda mungkin juga menyukai