Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana ketentuan
hukum terhadap adanya perdagangan pakaian bekas impor dan akibat yang terjadi
dalam perdagangan pakaian bekas impor. Metode penelitian yang digunakan adalah
yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan perdagangan barang bekas dapat merugikan
pedagang yang menjual barang lokal dan pedagang tekstil dalam negeri. karena kalah
saing dengan kualitas barang yang lebih bagus dan harga yang relatif lebih murah dan
sangat terjangkau jika dibandingkan dengan dagangan barang baru.
pakaian bekas yang kurang jelas mutunya. aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus
Sesungguhnya barang-barang impor yang tema sentral penelitian.5
diperbolehkan masuk ke Indonesia adalah 2. Sumber Bahan Hukum
barang-barang yang masih tergolong baru, a. Bahan hukum primer adalah bahan
dan bukan barang-barang bekas. Hal tersebut hukum yang terdiri atas peraturan
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 perundang-undangan yang diurut
Tahun 2014 Tentang Perdagangan pada Pasal berdasarkan hierarki yang memiliki
47 ayat (1) yang menyatakan bahwa “setiap kaitan dengan penelitian ini yaitu
importir wajib mengimpor barang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
keadaan baru”.3 2014 Tentang Perdagangan, Undang-
Di sisi lain, berdasarkan ketentuan Pasal 8 Undang Nomor 8 Tahun 1999
ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya serta peraturan perundang-undangan
disebut UUPK) menyatakan bahwa “Pelaku lain yang memiliki hubungan dengan
usaha dilarang memperdagangkan barang hal yang diteliti.
yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar b. Bahan hukum sekunder adalah bahan
tanpa memberikan informasi secara lengkap hukum yang terdiri dari buku-buku
dan benar atas barang yang dimaksud”. 4 cetak yang ditulis para ahli hukum
Penjelasan Undang-Undang ini menyebutkan yang berpengaruh, jurnal-jurnal
barang-barang yang dimaksud adalah barang- hukum, pendapat para sarjana,
barang yang tidak membahayakan konsumen internet dan bahan yang terkait
dan sesuai dengan ketentuan perundang- dengan permasalahan yang dibahas.
undangan yang berlaku.
c. Bahan hukum tersier adalah bahan
Adapun tujuan penelitian ini adalah hukum yang memberikan petunjuk
untuk mengetahui dan meninjau bagaimana atau penjelasan terhadap bahan
ketentuan hukum terhadap adanya per- hukum primer dan bahan hukum
dagangan pakaian bekas impor dan akibat sekunder seperti kamus hukum,
yang terjadi dalam perdagangan pakaian bekas ensiklopedia dan lain-lain.
impor.
3. Teknik Pengumpulan Hukum
METODE PENELITIAN Secara nyata dilakukan pengumpulan data
1. Jenis Penelitian/Pendekatan Masalah melalu studi kepustakaan, mengumpulkan
bahan-bahan hukum guna menunjang
Berdasarkan penelitiannya yang normatif,
penelitian ini yang terdiri dari bahan-bahan
maka pendekatan yang dapat digunakan
hukum primer berupa peraturan perundang-
adalah pendekatan perundang-undangan,
undangan yaitu Undang-Undang Nomor 7
karena yang akan diteliti adalah berbagai
Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
3
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Konsumen serta peraturan
Perdagangan, Pasal 47 ayat (1) perundang-undangan lain dan selanjutnya
4
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
5
Perlindungan Konsumen, Pasal 8 ayat (2) Ibid., hal. 302
2. Dalam hal tertentu Menteri dapat me- Di sisi lain, berdasarkan ketentuan Pasal
netapkan barang yang diimpor se- 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun
bagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas. 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
3. Penetapan sebagaimana dimaksud pada menyatakan bahwa “Pelaku usaha dilarang
ayat (2) disampaikan kepada Menteri yang memperdagangkan barang yang rusak, cacat
menyelenggarakan urusan pemerintahan atau bekas dan tercemar tanpa memberikan
dibidang keuangan. informasi secara lengkap dan benar atas
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan barang yang dimaksud.” Penjelasan Undang-
barang yang diimpor dalam keadaan tidak undang ini menyebutkan barang-barang
baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dimaksud adalah barang- barang yang
diatur dengan peraturan Menteri.7 tidak membahayakan konsumen dan sesuai
dengan ketentuan perundang- undangan yang
Maksud dari pasal diatas melakukan impor
berlaku.
barang dalam keadaan tidak baru memang
masih diperbolehkan dalam hal tertentu, Kedua peraturan tersebut terdapat per-
namun yang dimaksud “dalam hal tertentu” bedaan yang berlawanan, terlihat dari isi
adalah barang yang dibutuhkan oleh pelaku Pasal 8 ayat (2) yang seolah-olah masih
usaha berupa barang modal dan bukan baru diperbolehkannya penjualan pakaian bekas
yang belum dapat dipenuhi oleh sumber dari impor. Dari isi Pasal 8 ayat (2) UUPK diatas
dalam negeri sehingga perlu di impor dalam dapat dilihat bahwa praktik perdagangan
rangka proses produksi industri untuk tujuan pakaian bekas impor sudah ada sejak sebelum
pengembangan ekspor, peningkatan daya di keluarkannya ketentuan dalam UUPK,
saing, efisiensi usaha, investasi, dan relokasi yang terdapat di dalam Pasal 8 ayat (2) yang
industri, pembangunan infrastruktur, dan/atau mengatakan bahwa memperdagangkan barang
diekspor kembali. Selain itu, dalam hal terjadi rusak, cacat dan bekas diperbolehkan sejauh
bencana alam makadibutuhkannya barang ada informasi yang jelas sehingga konsumen
atau peralatan dalam kondisi tidak baru dalam dapat mengetahui kualitas dan kuantitas
rangka pemulihan dan pengembangan kembali barang yang akan dibeli.
sebagai akibat bencana alam serta barang Sehingga berdasarkan dua ketentuan
bukan baru untuk keperluan lainnya sesuai tersebut, dapat menimbulkan adanya konflik
dengan peraturan perundang-undangan. Oleh norma. Yang mana konflik norma dapat berarti
karena itu, pemerintah memperbolehkan adanya aturan yang satu dengan aturan yang
melakukan impor barang bekas tidak baru lain mengatur hal yang sama namun saling
hanya pada saat kondisi-kondisi tertentu saja.8 bertentangan. Dalam Pasal 47 ayat (1) UU
Perdagangan telah dengan jelas menyebutkan
bahwa barang impor harus dalam keadaan
baru. Sedangkan dalam Pasal 8 ayat (2) UUPK
7
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang barang yang dimaksud dapat berarti produk
Perdagangan, Pasal 47 impor atau produk dalam negeri (masih
8
Risma Nur Arifah, 2015, Skripsi: Kendala- bersifat general) dan masih memperbolehkan
Kendala Pencegahan Perdagangan Pakaian Bekas pelaku usaha memperdagangkan barang bekas
Impor Di Kota Malang, Fakultas Syariah UIN
Maulana Malik Ibrahim, Malang, hal. 91
barang bekas ini akan tetap menjadi Internasional, Raja Grafindo Persada,
destinasi utama masyarakat sebagai Jakarta
tempat berbelanja khususnya bagi para I Ketut Oka Setiawan, 2016, Hukum Perikatan,
masyarakat menengah. Sinar Grafika, Jakarta
Sebaiknya para konsumen harus lebih Johnny Ibrahim, 2011, Teori & Metodologi
pintar dalam memilih dan membeli pakaian Penelitian Hukum Normatif, Cet. IV,
yang ingin digunakan. Karena peran Bayumedia Publishing, Malang
masyarakat juga sangat penting dalam men- Kelik, Wardiono, 2014, Hukum Perlindungan
cegah lebih luasnya perdagangan barang bekas Konsumen Aspek Substansi Hukum,
tersebut. Sebab dengan banyaknya konsumen Struktur Hukum dan Kultur Hukum
yang membeli dan menggunakan pakaian dalam UU Nomor 8 tahun 1999 tentang
bekas tersebut akan berdampak buruk terhadap Perlindungan Konsumen, Ombak,
penghasilan negara yang menyediakan Yogyakarta
perdagangan barang-barang tekstil baru yang
Peter, Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian
resmi. Upaya pemerintah untuk memberikan
Hukum, Cet.III, Kencana, Jakarta
informasi baik itu melalui proses pembinaan
dan sosialisasi secara rutin, terhadap kurang Sentosa, Sembiring, 2004, Hukum Dagang,
baiknya penggunaan pakaian bekas yang Citra Aditya Bakti, Bandung
mengandung banyak bakteri sehingga bisa Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan
menyebabkan penyakit kulit seperti gatal-gatal Konsumen Indonesia, Cet. III, Edisi Revisi
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran II, Grasindo, Jakarta
bagi masyarakat. Peraturan Perundang-undangan
Risma Nur Arifah, 2015, Skripsi: “Kendala- Redaksi1, Inilah 5 Kerugian Akibat Bebasnya
Kendala Pencegahan Perdagangan Import Pakaian Bekas Luar Negeri,
Pakaian Bekas Impor Di Kota Malang”, (Konfrontasi edisi tanggal 24 Juni 2015)
Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Website
Ibrahim, Malang
Analisis Impor Pakaian Bekas, http://bppp.
Makalah kemendag.go.id/ diakses pada tanggal 11
Dhoni Yusra, 2016, Pengantar Hukum November 2017 pukul 18:49
Dagang, Universitas Esa Unggul, Fakultas Casmudi, Bahaya Pakaian Bekas Menyasar
Hukum (Paper presented at Universitas Semua Kalangan, https://www.kom-
Esa Unggul, Jakarta) pasiana.com/, diakses pada tanggal 18
Januari 2018 pukul 18:34
Jurnal
Kartika Sari, Pengawasan Kerja, http://
Laporan Analisis Impor Pakaian Bekas
psychology-nkartikas.blogspot.
Pusat Kebijakan Perdagangan Luar
co.id/2016/08/pengawasan-kerja.html,
Negeri, Badan Pengkajian Dan Peng-
diakses pada tanggal 10 November 2017
embangan Kebijakan Perdagangan
pukul 14:30
(BP2KP), Kementrian Perdagangan, 2015.
Pengertian Analisa Menurut Para Ahli, https://
Robi Aditya, “Implementasi Peraturan
pengertiandefinisi.com/, diakses pada
Kementerian Perdagangan Tentang
tanggal 4 November 2017 pukul 10:00
Larangan Impor Pakaian Bekas”.
Rufah Sandiyah, Kapita Selekta Pengertian
Universitas Riau JOM FISIP, Vol. 4 Nomor
Hukum Dagang, https://nurmakrufah.
2, 2017.
blogspot.co.id/2012/10/kapita-selekta-
Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor
pengetahuan-hukum-dagang.html,
1, Juni 2015
diakses pada tanggal 10 November 2017
Siaran Pers pukul 16:08
Siaran Pers tanggal 4 Februari 2015 tentang Wikipedia, Pengertian Pakaian, https://
Pakaian Bekas Mengandung Ribuan id.wikipedia.org/wiki/Pakaian, diakses
Bakteri Kemendag Intensifkan Publikasi pada tanggal 4 November 2017 pukul 9:44
Kepada Konsumen oleh Widodo, Direktur YLKI, Hak-hak Konsumem, http://ylki.or.id/
Jenderal Standardisasi dan Perlindungan hak-konsumen/, diakses pada tanggal 11
Konsumen, Kementerian Perdagangan. November 2017 pukul 18:31
Surat Kabar
Harwanto Bimo Pratomo, 5 Nestapa
akibat merajalelanya pakaian rombeng
internasional, (Merdeka edisi tanggal 24
Juni 2015)
Pemerintah Stop Pakaian Impor, (Media
Indonesia edisi tanggal 3 Februari 2015)