Anda di halaman 1dari 9

ANALISA YURIDIS TENTANG PERDAGANGAN PAKAIAN BEKAS

IMPOR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2014


TENTANG PERDAGANGAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Rozita Chandradewi1), Mudji Rahadjo2) & Krista Yitawati3)


1,2,3
Program studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universtas Merdeka Madiun
Email : Rositachandradewi17@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana ketentuan
hukum terhadap adanya perdagangan pakaian bekas impor dan akibat yang terjadi
dalam perdagangan pakaian bekas impor. Metode penelitian yang digunakan adalah
yuridis normatif dengan pendekatan peraturan perundang-undangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan perdagangan barang bekas dapat merugikan
pedagang yang menjual barang lokal dan pedagang tekstil dalam negeri. karena kalah
saing dengan kualitas barang yang lebih bagus dan harga yang relatif lebih murah dan
sangat terjangkau jika dibandingkan dengan dagangan barang baru.

Kata Kunci : Perdagangan, Barang Bekas, Perlindungan Konsumen


Abstract
This research aims to review and analyze how the trade of the existence of a import
used clothing and the final outcome occurring in import used clothing trade .Research
methods that were used normative juridical is with the approach of the legislations .The
research results show that the execution of trades second-hand a merchant who sells
goods can be detrimental for local and domestic textile traders . The quality of goods
in competitiveness of with a better and the prices relatively cheap and very affordable
compared to merchandise a new issue.

Keywords : Trade, Used Goods, Consumer Protection

PENDAHULUAN disebut UU Perdagangan) mengatakan:


“Perdagangan adalah tatanan kegiatan yang
Perdagangan merupakan suatu kegiatan
terkait dengan transaksi barang dan/atau
yang melekat pada kehidupan bermasyarakat
jasa di dalam negeri dan melampaui batas
jaman dahulu maupun sekarang. Berdasarkan
wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 7
atas barang dan/atau jasa untuk memperoleh
Tahun 2014 Tentang Perdagangan (selanjutnya

YUSTISIA MERDEKA: Jurnal Ilmiah Hukum


Volume 4 Nomor 1 Maret 2018; ISSN : 2407-8778
Analisa Yuridis Tentang Perdagangan Pakaian Bekas Impor

imbalan atau kompensasi.”1Kegiatan per- dengan perkembangan fashion yang ada.


dagangan sangatlah erat hubungannya dengan Bermula dari kebutuhan saja, kini kebutuhan
aktifitas-aktifitas manusia untuk memenuhi fashion telah beralih fungsi sebagai keinginan
kebutuhan hidup, salah satu cara manusia manusia. Jadi, saat ini banyak orang membeli
untuk berusaha memenuhi kebutuhan baju atau pakaian juga dipengaruhi rasa ingin
hidupnya yaitu dengan cara berdagang. yang sering muncul seiring dengan perubahan
Selama hidup manusia membutuhkan model yang ada. Hal ini pula yang menjadi
bermacam-macam kebutuhan seperti ke- dasar pertimbangan awal para pelaku bisnis
butuhan primer, kebutuhan sekunder dan pakaian impor, untuk membuka usaha
kebutuhan tersier. Kebutuhan primer adalah tersebut. Tidak semua orang mampu umtuk
kebutuhan pokok atau kebutuhan yang sangat membeli baju atau pakaian yang memiliki
mutlak harus dipenuhi, apabila kebutuhan brand terkenal dengan harga mahal. Usaha
tersebut tidak terpenuhi maka manusia akan baju impor menjadi salah satu solusi bagi
mengalami kesulitan dalam kehidupannya. semua orang yang ingin tetap fashionable
Salah satu kebutuhan primer manusia yang dengan harga yang rata-rata dijual dengan
harus dipenuhi misalnya sandang atau pakaian. harga yang relative murah. Rata-rata peminat
Pakaian merupakan salah satu kebutuhan baju impor adalah para remaja yang senang
pokok bagi manusia, yang mana dalam berburu produk brand luar negeri dengan
setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia harga murah. Selain itu banyak konsumen dari
pasti memerlukan pakaian untuk dapat kalangan menengah ke bawah yang mencari
menutupi dan melindungi dirinya.2 Sikap busana yang lebih murah dari harga yang ada
dan perilaku masyarakat di era globalisasi di toko baju baru.
saat ini, lebih gemar untuk membeli pakaian Pakaian bekas merupakan pakaian
bekas impor karena tergiur akan brand yang sudah atau telah dipakai sebelumnya.
luar negeri. Khususnya pada masyarakat Sekarang ini banyak dijumpai pakaian-pakaian
ekonomi kelas menengah, selain karena bekas impor yang diperdagangkan di pasar
kebutuhan, masyarakat menganggap dengan tradisional dan di pasar modern. Perdagangan
menggunakan brand luar negeri akan dapat pakaian bekas saat ini bisa dikatakan sedang
meningkatkan status sosial mereka. Hal berkembang pesat. Dari semula tempat
tersebut memberikan peluang kepada para perdagangannya berada di pasar tradisional
pedagang untuk menjual pakaian bekas kini para pedagang menggeser tempat
dengan brand luar negeri dan dengan harga perdagangannya ke pasar modern. Dalam
yang terjangkau. hal ini perdagangan pakaian bekas di pasar
Masuknya sandang sebagai salah satu modern masih jarang dijumpai dibandingkan
kebutuhan pokok manusia , tak lepas pula dengan pasar tradisional.
Pemenuhan terhadap pakaian yang
semakin meningkat, menyebabkan pakaian
1
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang bekas impor terus membanjiri pasar dalam
Perdagangan, Pasal 1 angka (1) negeri. Hal tersebut berakibat pada penjualan
2
Wikipedia, Pengertian Pakaian, https:// pakaian bekas yang semakin tidak terisolir
id.wikipedia.org/wiki/Pakaian, diakses pada tanggal (kurang diperhatikan), sehingga banyak
4 November 2017 pukul 9:44

Volume 4 Nomor 1 Maret 2018, YUSTISIA MERDEKA 65


Rozita Chandradewi, Mudji Rahadjo & Krista Yitawati

pakaian bekas yang kurang jelas mutunya. aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus
Sesungguhnya barang-barang impor yang tema sentral penelitian.5
diperbolehkan masuk ke Indonesia adalah 2. Sumber Bahan Hukum
barang-barang yang masih tergolong baru, a. Bahan hukum primer adalah bahan
dan bukan barang-barang bekas. Hal tersebut hukum yang terdiri atas peraturan
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 perundang-undangan yang diurut
Tahun 2014 Tentang Perdagangan pada Pasal berdasarkan hierarki yang memiliki
47 ayat (1) yang menyatakan bahwa “setiap kaitan dengan penelitian ini yaitu
importir wajib mengimpor barang dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
keadaan baru”.3 2014 Tentang Perdagangan, Undang-
Di sisi lain, berdasarkan ketentuan Pasal 8 Undang Nomor 8 Tahun 1999
ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Tentang Perlindungan Konsumen (selanjutnya serta peraturan perundang-undangan
disebut UUPK) menyatakan bahwa “Pelaku lain yang memiliki hubungan dengan
usaha dilarang memperdagangkan barang hal yang diteliti.
yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar b. Bahan hukum sekunder adalah bahan
tanpa memberikan informasi secara lengkap hukum yang terdiri dari buku-buku
dan benar atas barang yang dimaksud”. 4 cetak yang ditulis para ahli hukum
Penjelasan Undang-Undang ini menyebutkan yang berpengaruh, jurnal-jurnal
barang-barang yang dimaksud adalah barang- hukum, pendapat para sarjana,
barang yang tidak membahayakan konsumen internet dan bahan yang terkait
dan sesuai dengan ketentuan perundang- dengan permasalahan yang dibahas.
undangan yang berlaku.
c. Bahan hukum tersier adalah bahan
Adapun tujuan penelitian ini adalah hukum yang memberikan petunjuk
untuk mengetahui dan meninjau bagaimana atau penjelasan terhadap bahan
ketentuan hukum terhadap adanya per- hukum primer dan bahan hukum
dagangan pakaian bekas impor dan akibat sekunder seperti kamus hukum,
yang terjadi dalam perdagangan pakaian bekas ensiklopedia dan lain-lain.
impor.
3. Teknik Pengumpulan Hukum
METODE PENELITIAN Secara nyata dilakukan pengumpulan data
1. Jenis Penelitian/Pendekatan Masalah melalu studi kepustakaan, mengumpulkan
bahan-bahan hukum guna menunjang
Berdasarkan penelitiannya yang normatif,
penelitian ini yang terdiri dari bahan-bahan
maka pendekatan yang dapat digunakan
hukum primer berupa peraturan perundang-
adalah pendekatan perundang-undangan,
undangan yaitu Undang-Undang Nomor 7
karena yang akan diteliti adalah berbagai
Tahun 2014 Tentang Perdagangan, Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
3
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Konsumen serta peraturan
Perdagangan, Pasal 47 ayat (1) perundang-undangan lain dan selanjutnya
4
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
5
Perlindungan Konsumen, Pasal 8 ayat (2) Ibid., hal. 302

66 YUSTISIA MERDEKA, Volume 4 Nomor 1 Maret 2018


Analisa Yuridis Tentang Perdagangan Pakaian Bekas Impor

pengumpulan bahan hukum sekunder Analisis data yang dilakukan dengan


berupa buku-buku cetak yang ditulis para interprestasi sistematis dan konstruksi analogis
ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal bertujuan untuk memperoleh gambaran
hukum, pendapat para sarjana, internet serta secara singkat dan jelas untuk mendapatkan
bahan yang terkait dengan permasalahan yang jawaban nyata dari permasalahan yang di-
dibahas dan bahan pustaka lain yang berisikan bahas berdasarkan peraturan perundang-
informasi tentang bahan hukum primer serta undangan yang berlaku sehingga diperoleh
pengumpulan bahan hukum tersier berupa suatu kebenaran yaitu kebenaran pragmatis.
kamus hukum dan ensiklopedia. Pengumpulan Setelah analisa data selesai maka hasilnya
bahan hukum yang berhubungan dengan disampaikan secara deduktif yaitu menarik
penulisan penelitian dikategorikan menurut kesimpulan dari permasalahan yang bersifat
pengelompokan yang tepat diinventarisasi umum terhadap hal yang dihadapi sesuai
dan diklasifikasikan dengan menyesuaikan dengan penelitian ini.
permasalahan kemudian dipaparkan,
HASIL DAN PEMBAHASAN
disistematisasikan kemudian dianalisis untuk
meninterprestasikan hukum yang berlaku 1. Pakaian merupakan kebutuhan primer
guna menjawab permasalahan yang telah bagi setiap manusia, sehingga kebutuhan
dirumuskan dan perumusan masalah. akan pakaian jadi akan terus meningkat
4. Analisis Hukum seiring perkembangan populasi dunia.
Industri pakaian jadi dunia terus ber-
Analisis data yang digunakan adalah
kembang diikuti oleh berkembangnya
interprestasi sistematis dan konstruksi
perdagangan internasional untuk produk
analogis. Interprestasi sistematis merupakan
tersebut. Namun demikian, pada beberapa
penafsiran suatu undang-undang sebagai
dekade, muncullah isu perdagangan
bagian dari keseluruhan sistem perundang-
pakaian bekas yang didasari oleh berbagai
undangan dengan jalan menghubungkannya
macam alasan. Peredaran pakaian bekas di
dengan undang-undang lain. Interprestasi
dunia dapat berupa hibah untuk korban
sistematis dilakukan dengan cara mengamati
bencana alam ataupun perdagangan biasa
dan mengkaji dengan seksama dan cermat
seperti lelang baju bekas artis atau sekedar
hubungan antara pasal yang satu dengan pasal
mencari keuntungan dengan harga murah.
yang lain, baik yang terdapat dalam undang-
undang itu sendiri ataupun yang terkandung Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam undang-undang lainnya.6 Sedangkan mempunyai peran dalam mengendalikan
analisis data dengan konstruksi analogis ketersediaan barang dan peredarannya di
merupakan suatu penafsiran atau penjelasan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
dari suatu ketentuan undang-undang dengan Indonesia dalam jumlah yang memadai,
memberi kias pada kata-katanya sesuai dengan mutu yang baik, dan harga yang terjangkau.
asas hukum. Pengaturan tentang impor yang disebutkan
secara tegas dalam Pasal 47 dengan menyatakan
bahwa:
1. Setiap importir wajib mengimpor barang
6
Peter Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian dalam keadaan baru.
Hukum, Cet.III, Kencana, Jakarta, hal.112

Volume 4 Nomor 1 Maret 2018, YUSTISIA MERDEKA 67


Rozita Chandradewi, Mudji Rahadjo & Krista Yitawati

2. Dalam hal tertentu Menteri dapat me- Di sisi lain, berdasarkan ketentuan Pasal
netapkan barang yang diimpor se- 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun
bagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas. 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
3. Penetapan sebagaimana dimaksud pada menyatakan bahwa “Pelaku usaha dilarang
ayat (2) disampaikan kepada Menteri yang memperdagangkan barang yang rusak, cacat
menyelenggarakan urusan pemerintahan atau bekas dan tercemar tanpa memberikan
dibidang keuangan. informasi secara lengkap dan benar atas
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan barang yang dimaksud.” Penjelasan Undang-
barang yang diimpor dalam keadaan tidak undang ini menyebutkan barang-barang
baru sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dimaksud adalah barang- barang yang
diatur dengan peraturan Menteri.7 tidak membahayakan konsumen dan sesuai
dengan ketentuan perundang- undangan yang
Maksud dari pasal diatas melakukan impor
berlaku.
barang dalam keadaan tidak baru memang
masih diperbolehkan dalam hal tertentu, Kedua peraturan tersebut terdapat per-
namun yang dimaksud “dalam hal tertentu” bedaan yang berlawanan, terlihat dari isi
adalah barang yang dibutuhkan oleh pelaku Pasal 8 ayat (2) yang seolah-olah masih
usaha berupa barang modal dan bukan baru diperbolehkannya penjualan pakaian bekas
yang belum dapat dipenuhi oleh sumber dari impor. Dari isi Pasal 8 ayat (2) UUPK diatas
dalam negeri sehingga perlu di impor dalam dapat dilihat bahwa praktik perdagangan
rangka proses produksi industri untuk tujuan pakaian bekas impor sudah ada sejak sebelum
pengembangan ekspor, peningkatan daya di keluarkannya ketentuan dalam UUPK,
saing, efisiensi usaha, investasi, dan relokasi yang terdapat di dalam Pasal 8 ayat (2) yang
industri, pembangunan infrastruktur, dan/atau mengatakan bahwa memperdagangkan barang
diekspor kembali. Selain itu, dalam hal terjadi rusak, cacat dan bekas diperbolehkan sejauh
bencana alam makadibutuhkannya barang ada informasi yang jelas sehingga konsumen
atau peralatan dalam kondisi tidak baru dalam dapat mengetahui kualitas dan kuantitas
rangka pemulihan dan pengembangan kembali barang yang akan dibeli.
sebagai akibat bencana alam serta barang Sehingga berdasarkan dua ketentuan
bukan baru untuk keperluan lainnya sesuai tersebut, dapat menimbulkan adanya konflik
dengan peraturan perundang-undangan. Oleh norma. Yang mana konflik norma dapat berarti
karena itu, pemerintah memperbolehkan adanya aturan yang satu dengan aturan yang
melakukan impor barang bekas tidak baru lain mengatur hal yang sama namun saling
hanya pada saat kondisi-kondisi tertentu saja.8 bertentangan. Dalam Pasal 47 ayat (1) UU
Perdagangan telah dengan jelas menyebutkan
bahwa barang impor harus dalam keadaan
baru. Sedangkan dalam Pasal 8 ayat (2) UUPK
7
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang barang yang dimaksud dapat berarti produk
Perdagangan, Pasal 47 impor atau produk dalam negeri (masih
8
Risma Nur Arifah, 2015, Skripsi: Kendala- bersifat general) dan masih memperbolehkan
Kendala Pencegahan Perdagangan Pakaian Bekas pelaku usaha memperdagangkan barang bekas
Impor Di Kota Malang, Fakultas Syariah UIN
Maulana Malik Ibrahim, Malang, hal. 91

68 YUSTISIA MERDEKA, Volume 4 Nomor 1 Maret 2018


Analisa Yuridis Tentang Perdagangan Pakaian Bekas Impor

(termasuk pakaian) apabila telah memberikan Langkah terbaik untuk menghentikan


informasi yang lengkap dan benar.9 konsumsi masyarakat kita akan pakaian bekas
2. Mahalnya semua kebutuhan hidup di- adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat.
antisipasi oleh masyarakat dengan Dan, ini merupakan tugas pemerintah untuk
berbagai cara. Dan, salah satu kebutuhan memberikan kesejahteraan masyarakat.
hidup yang penting untuk dipenuhi Dan, sering kita melihat berita di TV bahwa
adalah masalah sandang atau pakaian. kedatangan ratusan kontainer pakaian bekas
Kita mengetahui bahwa kebutuhan akan yang datang dari Negeri Singa Singapura
sandang adalah kebutuhan primer yang atau Negeri Jiran Malaysia adalah produk
harganya semakin lama semakin mahal. yang datang secara illegal. Pertanyaannya,
Oleh sebab itu, mengkonsumsi pakaian mengapa tetap saja pakaian bekas berseliweran
bekas dengan harga terjangkau bagi di setiap toko, lapak atau pedagang kaki
semua kalangan adalah jalan yang harus lima? Jadi, kalau kita mau memberangus baju
ditempuh. Pelaku bisnis memandang bekas di negeri ini adalah keberanian untuk
sangat jeli kondisi ini. Entah melalui menyetop impor pakaian bekas. Alias, berani
jalur resmi atau tidak mereka pun men- menghancurleburkan para mafia yang berada
datangkan ratusan kontainer pakaian di balik urusan impor pakaian bekas tersebut.
bekas yang disinyalir didatangkan dari Tugas siapa? Tentunya tugas pemerintah dan
Singapura atau Malaysia bisa kita peroleh partisipasi aktif masyarakat. Butuh kejujuran,
di seluruh Indonesia.10 keberanian dan kepedulian pemerintah
Beberapa akibat merajalelanya per- terhadap kesehatan anak bangsa.12 
dagangan pakaian bekas impor, sebagai Dari beberapa akibat yang muncul dalam
berikut: perdagangan pakaian bekas impor, muncullah
a. Banyak bakteri merugikan untuk ke- Peraturan Menteri Perdagangan Republik
sehatan Indonesia Nomor 51/M-Dag/Per/7/2015
Tahun 2015 tentang Larangan Impor
b. Pakaian bekas sebabkan PHK massal
Pakaian Bekas (“Permendag 51/2015”) yang
c. Industri dalam negeri mati menyebutkan bahwa pakaian bekas asal impor
d. Pakaian bekas impor kebanyakan produk berpotensi membahayakan kesehatan manusia
illegal11 sehingga tidak aman untuk dimanfaatkan dan
digunakan oleh masyarakat. Berdasarkan
pertimbangan tersebut dan untuk melindungi
9
kepentingan konsumen, perlu adanya larangan
Pemerintah Stop Pakaian Impor, Media
impor pakaian bekas.
Indonesia edisi 3 Februari 2015
10
Casmudi, Bahaya Pakaian Bekas Menyasar Pakaian Bekas dilarang untuk diimpor
Semua Kalangan, https://www.kompasiana.com/ ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
casmudi/bahaya-pakaian-bekas-menyasar-semua- Indonesia.13Akan tetapi ketentuan ini tidak
kalangan_55cc1b41907e6118055f3696, diakses pada berlaku terhadap Impor Pakaian Bekas
tanggal 18 Januari 2018 pukul 18:34
11
Redaksi1, Inilah 5 Kerugian Akibat Bebasnya
12
Import Pakaian Bekas Luar Negeri, Konfrontasi edisi Casmudi, Loc.Cit
13
tanggal 24 Juni 2015 Permendag 51/2015 Pasal 2

Volume 4 Nomor 1 Maret 2018, YUSTISIA MERDEKA 69


Rozita Chandradewi, Mudji Rahadjo & Krista Yitawati

sebagai barang pindahan.14  Importir yang bahwa pelaksanaan peraturan negara


melakukan pelanggaran terhadap ketentuan yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun
larangan impor pakaian bekas dikenai sanksi 2014 Tentang Perdagangan belum berlaku
administratif dan sanksi lain sesuai ketentuan secara efektif, karena sampai saat ini
peraturan perundang-undangan.15 Peraturan perdagangan barang bekas masih berjalan
perundang-undangan yang dimaksud dan bahkan semakin besar penjualannya,
adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 namun sedangkan dalam Ketentuan
tentang Perdagangan. Pasal 8 ayat (2) UUPK barang yang
Dalam UU Perdagangan diatur bahwa dimaksud dapat berarti produk impor
importir wajib mengimpor Barang dalam atau produk dalam negeri (masih bersifat
keadaan baru16, kecuali ditentukan lain oleh general) dan masih memperbolehkan
Menteri Perdagangan17. Kemudian, dalam Pasal pelaku usaha memperdagangkan barang
51 ayat (2) UU Perdagangan  ditekankan bekas (termasuk pakaian) apabila telah
kembali bahwa importir dilarang mengimpor memberikan informasi yang lengkap dan
barang yang ditetapkan sebagai barang yang benar.
dilarang untuk diimpor, dalam hal ini pakaian Akibat dari perdagangan pakaian bekas
bekas. impor terdapat dalam peraturan tentang
barang impor pakaian bekas yang sudah
SIMPULAN DAN SARAN
dilarang menurut hukum positif karena diduga
1. Ketentuan perdagangan barang bekas mengandung bakteri dan virus, larangan
impor yang dilakukan oleh para pedagang dari adanya menjual barang impor pakaian
dapat dikatakan sebagai pelanggaran bekas sudah diatur juga oleh kementrian
yang telah memenuhi unsur-unsur sesuai perdagangan dengan nomor 51/M-DAG/
dengan Pasal 47 Undang-Undang Nomor PER/7/2015. Tidak hanya dari kementerian
7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan. perdagangan saja yang melarang namun sudah
Unsur tersebut ialah bahwa setiap barang lama Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
yang diimportir wajib mengimpor barang Tentang Perdagangan juga melarangnya yang
dalam keadaan baru, akan tetapi dalam terdapat dalam Pasal 47 ayat (1) bahwa barang
hal tertentu Menteri dapat menetapkan yang diimpor harus dalam keadaan baru dan
barang yang diimpor dalam keadaan lebih ditekankan lagi dalam Pasal 51 ayat (2)
tidak baru. Barang yang diimpor dalam bahwa importir dilarang mengimpor barang
keadaan tidak baru harus memiliki izin yang ditetapkan sebagai barang yang dilarang
terlebih dahulu, baik itu izin usaha yang untuk diimpor, dalam hal ini pakaian bekas.
mengimpor barang maupun izin usaha 2. Diharapkan pemerintah atau negara
industri rekondisi. Dapat disimpulkan harus mampu menciptakan produk
tekstil berupa pakaian yang berkualitas
14
Permendag 51/2015 Pasal 5
bagus dan dengan harga yang sangat
15
Permendag 51/2015 Pasal 4 terjangkau, untuk menyaingi perdagangan
16
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 barang bekas ini. Agar menjadi penarik
Tentang Perdagangan, Pasal 47 ayat (1)
minat pembeli dan konsumen untuk
17
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 membelinya. Jika tidak maka perdagangan
Tentang Perdagangan, Pasal 47 ayat (2)

70 YUSTISIA MERDEKA, Volume 4 Nomor 1 Maret 2018


Analisa Yuridis Tentang Perdagangan Pakaian Bekas Impor

barang bekas ini akan tetap menjadi Internasional, Raja Grafindo Persada,
destinasi utama masyarakat sebagai Jakarta
tempat berbelanja khususnya bagi para I Ketut Oka Setiawan, 2016, Hukum Perikatan,
masyarakat menengah. Sinar Grafika, Jakarta
Sebaiknya para konsumen harus lebih Johnny Ibrahim, 2011, Teori & Metodologi
pintar dalam memilih dan membeli pakaian Penelitian Hukum Normatif, Cet. IV,
yang ingin digunakan. Karena peran Bayumedia Publishing, Malang
masyarakat juga sangat penting dalam men- Kelik, Wardiono, 2014, Hukum Perlindungan
cegah lebih luasnya perdagangan barang bekas Konsumen Aspek Substansi Hukum,
tersebut. Sebab dengan banyaknya konsumen Struktur Hukum dan Kultur Hukum
yang membeli dan menggunakan pakaian dalam UU Nomor 8 tahun 1999 tentang
bekas tersebut akan berdampak buruk terhadap Perlindungan Konsumen, Ombak,
penghasilan negara yang menyediakan Yogyakarta
perdagangan barang-barang tekstil baru yang
Peter, Mahmud Marzuki, 2007, Penelitian
resmi. Upaya pemerintah untuk memberikan
Hukum, Cet.III, Kencana, Jakarta
informasi baik itu melalui proses pembinaan
dan sosialisasi secara rutin, terhadap kurang Sentosa, Sembiring, 2004, Hukum Dagang,
baiknya penggunaan pakaian bekas yang Citra Aditya Bakti, Bandung
mengandung banyak bakteri sehingga bisa Shidarta, 2006, Hukum Perlindungan
menyebabkan penyakit kulit seperti gatal-gatal Konsumen Indonesia, Cet. III, Edisi Revisi
diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran II, Grasindo, Jakarta
bagi masyarakat. Peraturan Perundang-undangan

DAFTAR PUSTAKA Kitab Undang-Undang Hukum Perdata


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014
Buku-buku
Tentang Perdagangan
Adrian, Sutedi, 2014, Hukum Ekspor Impor,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
Raih Asa Sukses, Jakarta
Tentang Perlindungan Konsumen
C.S.T Kansil, 2006, Pokok-Pokok Pengetahuan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002
Hukum Dagang Indonesia,
Tentang Kepolisian Negara Republik
Cet.III, Sinar Grafika, Jakarta Indonesia
Danang, Sunyoto, 2016, Aspek Hukum dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik
Bisnis, Nuha Medika, Yogyakarta Indonesia Nomor 51/M-Dag/Per/7/2015
Dhaniswar, K. Harjomo, 2006, Pemahaman Tahun 2015 Tentang Larangan Impor
Hukum Bisnis Bagi Masyarakat, Grafindo Pakaian Bekas
Persada, Jakarta
Skripsi
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000,
Hukum Tentang Perlindungan Konsumen, A, Nidal, 2017, Skripsi: “Tinjauan Yuridis
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Terhadap Perdagangan Barang Bekas
Berdasarkan UU Perdagangan dan
Huala, Adolf,  2005, Hukum Perdagangan
UUPK”, Universitas Sumatera Utara,
Sumatera Utara

Volume 4 Nomor 1 Maret 2018, YUSTISIA MERDEKA 71


Rozita Chandradewi, Mudji Rahadjo & Krista Yitawati

Risma Nur Arifah, 2015, Skripsi: “Kendala- Redaksi1, Inilah 5 Kerugian Akibat Bebasnya
Kendala Pencegahan Perdagangan Import Pakaian Bekas Luar Negeri,
Pakaian Bekas Impor Di Kota Malang”, (Konfrontasi edisi tanggal 24 Juni 2015)
Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Website
Ibrahim, Malang
Analisis Impor Pakaian Bekas, http://bppp.
Makalah kemendag.go.id/ diakses pada tanggal 11
Dhoni Yusra, 2016, Pengantar Hukum November 2017 pukul 18:49
Dagang, Universitas Esa Unggul, Fakultas Casmudi, Bahaya Pakaian Bekas Menyasar
Hukum (Paper presented at Universitas Semua Kalangan, https://www.kom-
Esa Unggul, Jakarta) pasiana.com/, diakses pada tanggal 18
Januari 2018 pukul 18:34
Jurnal
Kartika Sari, Pengawasan Kerja, http://
Laporan Analisis Impor Pakaian Bekas
psychology-nkartikas.blogspot.
Pusat Kebijakan Perdagangan Luar
co.id/2016/08/pengawasan-kerja.html,
Negeri, Badan Pengkajian Dan Peng-
diakses pada tanggal 10 November 2017
embangan Kebijakan Perdagangan
pukul 14:30
(BP2KP), Kementrian Perdagangan, 2015.
Pengertian Analisa Menurut Para Ahli, https://
Robi Aditya,  “Implementasi Peraturan
pengertiandefinisi.com/, diakses pada
Kementerian Perdagangan Tentang
tanggal 4 November 2017 pukul 10:00
Larangan Impor Pakaian Bekas”.
Rufah Sandiyah, Kapita Selekta Pengertian
Universitas Riau JOM FISIP, Vol. 4 Nomor
Hukum Dagang, https://nurmakrufah.
2, 2017.
blogspot.co.id/2012/10/kapita-selekta-
Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 7 Nomor
pengetahuan-hukum-dagang.html,
1, Juni 2015
diakses pada tanggal 10 November 2017
Siaran Pers pukul 16:08
Siaran Pers tanggal 4 Februari 2015 tentang Wikipedia, Pengertian Pakaian, https://
Pakaian Bekas Mengandung Ribuan id.wikipedia.org/wiki/Pakaian, diakses
Bakteri Kemendag Intensifkan Publikasi pada tanggal 4 November 2017 pukul 9:44
Kepada Konsumen oleh Widodo, Direktur YLKI, Hak-hak Konsumem, http://ylki.or.id/
Jenderal Standardisasi dan Perlindungan hak-konsumen/, diakses pada tanggal 11
Konsumen, Kementerian Perdagangan. November 2017 pukul 18:31
Surat Kabar
Harwanto Bimo Pratomo, 5 Nestapa
akibat merajalelanya pakaian rombeng
internasional, (Merdeka edisi tanggal 24
Juni 2015)
Pemerintah Stop Pakaian Impor, (Media
Indonesia edisi tanggal 3 Februari 2015)

72 YUSTISIA MERDEKA, Volume 4 Nomor 1 Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai