Anda di halaman 1dari 4

KAJIAN EKONOMI KEBERADAAN DAN DAMPAK PASAR KAGET

MUHAMMAD ILHAM FADHLURRAHMAN (2101085009)

PENDIDIKAN EKONOMI, FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Pendahuluan

Pasar tradisional adalah pasar yang pada dasarnya masih tradisional dimana penjual
dan pembeli dapat berinteraksi secara langsung. Setiap daerah di Indonesia memiliki
pasar tradisional yang biasa disebut juga dengan pasar rakyat. (Tambunan, 2020)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasar kaget adalah pasar sementara yang
muncul saat keramaian atau hajatan berlangsung. (Putra, 2010) Namun bagi
masyarakat Kebon Pala, istilah pasar goncangan adalah jenis pasar tradisional dengan
aktivitas pasar yang hampir bersifat sementara atau semi permanen dan aktivitasnya
hanya pada periode-periode tertentu dimana setiap harinya tidak hanya berlangsung
beberapa jam. Dan pasar ini biasanya muncul pada siang hari hingga menjelang
malam. (Putri, 2017).

Seiring berjalannya waktu dengan meningkatnya permintaan akan pemenuhan


kebutuhan hidup, pasar Kebon Pala juga berkembang perlahan: jumlah pedagang dan
pembeli meningkat, pinggir jalan yang digunakan memanjang dan waktu transaksi
memanjang.Sedangkan jika bermuara pada teori penentuan lokasi pasar, ada faktor-
faktor yang harus dipadukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dan tertata
dengan baik. Menurut Miles (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
tempat atau penggunaan lahan (zoning) menjadi pertimbangan. , karakteristik fisik
(ciri fisik), pelayanan publik, transportasi, parkir, dampak lingkungan (sosial dan
alam), pelayanan publik, penerimaan/respon publik (termasuk perubahan perilaku)
dan penawaran dan permintaan (pertumbuhan penduduk, lapangan kerja dan
distribusi pendapatan). (Suryani, 2015)

Kegiatan PKL umumnya menempati trotoar sedemikian rupa sehingga tidak


menyisakan ruang yang cukup bagi pejalan kaki, suatu keadaan yang menimbulkan
permasalahan dalam pengelolaan pembangunan dan merusak morfologi dan estetika
tempat tersebut.
Namun, bagi sebagian kelompok masyarakat, pedagang asongan sebenarnya
merupakan solusi karena mereka menawarkan harga yang lebih murah, sehingga
secara sosial kontroversial untuk mengontrol pedagang asongan di lokasi strategis,
namun setiap hari mereka adalah pekerja keras yang berjuang untuk menghidupi
keluarga mereka.
Pembahasan

Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli antara pembeli dan pedagang
serta petani dan pedagang pasar di kawasan Jalan Jengki Kebon Pala, Jakarta
Timur, terjadi fenomena berupa pasar yang ramai dengan kehadirannya pengguna
jalan. (Haqsaleh et al., 2020) Keberadaan pasar kaget di Jalan Jengki Kebon Pala
berdampak langsung terhadap lingkungan sekitar dan pengguna jalan. - hari, lokasi
berada di pinggiran Jalan Jengki Kebon Pala Jakarta, pengunjung pasar umumnya
tidak dibatasi oleh segmen konsumen tertentu seperti; masyarakat rendah,
menengah dan kaya, wanita, pria, ibu-ibu, remaja, pekerja, ibu rumah tangga dan
lain-lain. (Sasanto & Yusuf, 2010)

Selain itu, beberapa faktor pemicu keberadaan pasar kaget sore di Kebon Pala,
Jakarta Timur. Pasar kaget adalah pasar tradisional yang dipegang oleh perorangan.
Sore harinya ada pasar kaget yang merupakan pasar informal yang tidak dikelola
oleh pemerintah. (Thania et al., 2020) Pasar ini buka dari jam 2 siang sampai jam 6
sore, pasar ini menjual makanan dan sayur-sayuran yang mendominasi pasar.
.Keberadaan Pasar Kaget menjadi salah satu alternatif bagi warga dalam memenuhi
kebutuhan pangannya. Apalagi Pasar Kaget Kebon Pala merupakan pasar swasta
untuk barang-barang yang akan dijual dan ditawarkan dengan harga murah. Agak
strategis karena berada di sekitar pemukiman penduduk dan jalan raya Berbagai
faktor Faktor lain yang memicu adanya shock market adalah :

1. Posisi strategis
2. Adanya lahan terbuka yang mudah dijangkau dengan berbagai cara
3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan pangan penduduk

(Suwarlan, Stivani Ayuning, Carissa Dinar Aguspriyanti, Indah Yunita & Shevriyanto,
2017)
Adapun berbagai cara transaksi di pasar kaget yaitu, pedagang dan pembeli Pasar
Kaget Kebon Pala melakukan transaksi secara langsung dengan harga – harga yang
ditentukan oleh penjual. (Purwanto & Bangkara, 2016)

Keberadaan pasar kaget sangat berdampak pada lingkungan khususnya lingkungan


Jalan Jengki dimana pasar kaget berada. Dampak dari keberadaan pasar kaget akan
menimbulkan reaksi dari pengguna jalan atau masyarakat sekitar lingkungan.
Beberapa dampak positif yang ditunjukkan adalah kemudahan akses pengguna jalan
untuk membeli makanan, menciptakan kegiatan sosial bagi pengguna jalan dan
pembeli lainnya. Selain itu ada dampak negatif akibat pasar kaget Jalan Jengki
misalnya kemacetan, kemacetan ini karena pasar yang berada dipinggir jalan. dari
situ, ada dampak lain, yaitu peningkatan kebisingan. Peningkatan kebisingan ini juga
terkait dengan kemacetan karena dengan kemacetan otomatis terjadi penumpukan
kendaraan dan secara tidak langsung kebisingan juga meningkat. Dan yang terakhir
adalah perkampungan kumuh. (Sinaga, 2017)

Kesimpulan

Respon pengguna jalan terhadap keberadaan pasar kaget yang sering disebut pasar
lajur yang terletak di Jalan Jengki ini ada yang menanggapi dengan sisi positif
maupun sisi negatifnya. Hal ini terjadi karena adanya yang merasakan manfaat
pasar kaget dan ada yang tidak merasakan manfaat keberadaannya pasar kaget.
Semuanya ada sisi positif dan sisi negatifnya dan semua yang menilai tidak memiliki
kesamaan menurut siapa yang menilai dan atas apa dia yang menghakimi.

Daftar Pustaka

Haqsaleh, A. D., Tirta, R. B., & Hantono, D. (2020). Respon Pengguna Jalan
Terhadap Keberadaan Pasar Kaget Di Jalan Kampung Gusti Jakarta Utara.
Mintakat: Jurnal Arsitektur, 21(1), 1–8. https://doi.org/10.26905/mj.v21i1.3978

Purwanto, P., & Bangkara, A. (2016). Analisis Strategi Bersaing Pasar Kaget untuk
Memenangkan Persaingan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Indonesia, 4(1), 16–
34. https://doi.org/10.31843/jmbi.v4i1.100

Putra, W. H. (2010). Keberadaan dan perkembangan pasar kaget rawajati jakarta


tesis.

Putri, A. (2017). Karakteristik Lokasi Restoran Korea di Kota Depok.

Sasanto, R., & Yusuf, M. (2010). Identifikasi Karakteristik Pasar Tradisional Di


Wilayah Jakarta Selatan (Studi Kasus: Pasar Cipulir, Pasar Kebayoran Lama,
Pasar Bata Putih, Dan Pasar Santa). Jurnal PLANESA, 1(1), 1–7.
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4511-planesa-M_Yusuf.pdf

Sinaga, S. (2017). Pengelolaan Pasar Kaget oleh Dinas Pasar Kota Pekanbaru di
Kecamatan Sail. 4(1).

Suryani, Y. (2015). Teori Lokasi Dalam Penentuan Pembangunan Lokasi Pasar


Tradisional (Telaah Studi Literatur). Seminar Nasional Ekonomi Manajemen Dan
Akuntansi (SNEMA) Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang, c, 152–163.

Suwarlan, Stivani Ayuning, Carissa Dinar Aguspriyanti, Indah Yunita, D., &
Shevriyanto, T. & B. (2017). (Journal of Architecture and Urbanism Research).
1(1), 1–7.

Tambunan, T. (2020). Pasar Tradisional dan Peran UMKM. IPB Press.

Thania, B. M., Sahar, K., Braniati, P. E., & Hantono, D. (2020). Respon Masyarakat
Terhadap Keberadaan Pasar Kaget Rawasari Di Jakarta Pusat. Jurnal Linears,
3(1), Progress. https://doi.org/10.26618/j-linears.v3i1.3179

Anda mungkin juga menyukai