Anda di halaman 1dari 10

Aktivitas Ekonomi Masyarakat Bugis di pasar Terong Kota Makassar

Shahnaz Wulandary
Program pascasarjana jurusan ilmu pengetahuan sosial
e-mail: shanaz_wulandari@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) aktivitas ekonomi antar pedagang Suku Bugis di
Pasar Terong, (2) pola persaingan antar pedagang Suku Bugis di Pasar Terong Kota Makassar (3) Faktor
pendorong masyarakat Suku Bugis melakukan aktivitas ekonomi di Pasar Terong Kota Makassar. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menekanka pada kejadian atau
fenomena dan gejala yang diungkap maknanya. Penelitian kualitatif dapat didesain untuk memberikan
sumbangan teoritis, praktis, kebijakan, masalah dan tindakan. Adapun teknik pengambilan sasaran
penelitian yang disebut informan adalah secara purposive sampling yaitu melalui pertimbangan tertentu .
Dalam pengumpulan data, peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian. Data yang diperoleh melalui
dua sumber yaitu informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, ,
dokumentasi dan wawancara dengan melibatkan 8 orang informan. Pengabsahan data di lakukan dengan
Membercheck adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Dan
Trianggulasi merupakan tekhnik pemeriksaan kebenaran data sebagai pembanding atas data yang
diperoleh Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) dari aktivitas ekonomi masyarakat Bugis yang
terjalin tumbuh rasa kepercayaan sesama pedagang semakin kuat dikarenakan berasal dengan suku yang
sama, serta mereka menjalin hubungan diluar pasar dengan cara arisan (2) dalam persaingan sesama
masyarakat suku Bugis mereka mengikat dengan sistem langganan untuk pembeli dengan cara melayani
dengan baik, memberikan pinjaman dan pemberian hadiah (3) Faktor mempengaruhi aktivitas ekonomi
masyarakat Suku Bugis dengan adanya ajakan dari hubungan keluarga dan rasa saling percaya dalam
memperluas hubungan kerja sama. Dalam pengaruh persaingan perdagangan yang ada, mampu melihat
adanya perputaran ekonomi yang bagus antara penjual dan pembeli sesama masyarakat Bugis dipasar
Terong Kota Makassar

Kata Kunci : Aktivitas Ekonomi, Pasar, Masyarakat Suku Bugis


Abstract

This study aims to determine (1) economic activity among Bugis tribe traders in Terong Market,
(2) patterns of competition between Bugis tribe traders in the Eggplant Market of Makassar City (3) The
driving factor for Bugis tribe people doing economic activities in Makassar Eggplant Market . The type of
research used is qualitative research. Qualitative research focuses on events or phenomena and symptoms
that are revealed in their meaning. Qualitative research can be designed to make theoretical, practical
contributions, policies, problems and actions. The research target technique called informants is by
purposive sampling, namely through certain considerations. In collecting data, researchers act as research
instruments. Data obtained through two sources, namely informants and documents. The technique of
collecting data was done through observation, documentation and interviews involving 8 informants. Data
validation done with Membercheck is the process of checking data obtained by researchers to the data
giver. And Trianggulasi is a technique for checking the correctness of data as a comparison of the data
obtained The results of the study revealed that: (1) the economic activities of the Bugis community that
had grown grew a sense of trust among fellow traders stronger because they came from the same tribe, and
they established relationships outside the market by arisan (2) in competition with fellow Bugis tribesmen
subscription system for buyers by serving well, providing loans and giving gifts (3) Factors influencing
economic activities of the Bugis Tribe with the invitation of family relations and mutual trust in expanding
cooperative relationships. In the influence of existing trade competition, being able to see a good
economic turnover between sellers and buyers of fellow Bugis people in the market of the eggplant city of
Makassar

Keywords : Economic Activity, Market, Bugis Tribe Community


PENDAHULUAN dilihat kebanyakan Suku Bugis adalah para
masyarakat pendatang .
Kota Makassar merupakan Ibukota dari Sebagian besar pekerja informal
Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini semakin masyarakat bugis khususnya di perkotaan
lama semakin mengembangkan dirinya kearah terserap ke dalam sektor perdagangan salah
metropolitan yang kental dengan teknologi, satunya adalah mereka yang berprofesi sebagai
modernisasi serta hiruk pikuk aktivitas pedagang yang telah menjadi sebuah alternatif
masyarakat yang aktif mengejar aspek ekonomis pekerjaan yang cukup populer, Hal ini terkait
dikesehariannya. Kota makassar terdiri dari 14 dengan cirinya mudah dengan modal yang
kecamatan dan 143 kelurahan serta menjadi dIbutuhkan relatif kecil dan tidak memerlukan
salah satu kota yang terpandang dimata nasional. prosedur yang berbelit belit. Bahkan aktivitas
Seperti yang terbahas di atas bagaimana kaum ekonomi informal semacam ini dianggap sebagai
urban khususnya masyarakat Suku Bugis kantong penyelamat selama masa krisis ekonomi
menjadikan Kota Makassar ini sebagai tempat pada tahun 1997/1998 ( Indarwati, 2009)
untuk mencari dan mendapatkan penghidupan. Perdagangan di Pasar Terong seperti
Ada banyak sekali jumlah keluarga yang kini dapat dilihat pelaku ekonomi dan aktivitas di
berdomisili di Kota Makassar ini, mereka berada Pasar Terong Makassar 1/2 dari pedagangnya
dan menyesuaikan diri didalam masyarakat yang adalah masyarakat Suku Bugis yang dimana
multikultural. Bukan berarti mereka yang hanya mereka saling percaya dikarenakan memiliki
kaum urban tidak dapat bersaing dalam segala ikatan etnik sesama penjual. Dengan cara begitu
aspek di Kota Makassar ini, banyak dari mereka mereka tidak terputus akan silaturahmi dan cara
dapat bersaing dalam ranah ekonomi walaupun mempertahankan perekonomian mereka di Pasar
dilihat kebanyakan Suku Bugis yang berstatus Terong. Pasar Terong adalah pasar tradisional
para masyarakat pendatang dan melingkupi yang berada tepatnya di Jalan Terong, Kelurahan
masyarakat etnik tersebut. Dengan demikian Wajo Baru, Kecamatan Bontoala. Pasar Terong
sudah diketahui bahwasanya keempat etnik besar sebagai tempat berlangsungnya interaksi antara
di Sulawesi Selatan yang terdiri dari Mandar, individu individu dan kelompok menjadikan
Toraja, Bugis, dan Makassar berpeluang untuk terjadinya proses pertukaran. Pertukaran
mengandalkan setiap kekhasan suku masing merupakan konsep yang berhubungan dengan
masing. sosok - sosok tentang pengubahan barang atau
Kota Makassar merupakan Ibukota dari jasa tertentu dari individu-individu atau
Provinsi Sulawesi Selatan. Kota ini semakin kelompok kelompok lain guna mendapatkan
lama semakin mengembangkan dirinya kearah barang atau jasa yang dIbutuhkan (Sairin, 2002:
metropolitan yang kental dengan teknologi, 41). Perilaku-perilaku para pelaku transaksi
modernisasi serta hiruk pikuk aktivitas dapat diamati di dalam pasar (Koentjaningrat
masyarakat yang aktif mengejar aspek ekonomis 1996: 74-75).
dikesehariannya. Kota makassar terdiri dari 14 Dilihat dari lokasi ini Pasar Terong ini
kecamatan dan 143 kelurahan serta menjadi terkenal sebagai pemasok sembilan bahan
salah satu kota yang terpandang dimata nasional. pokok. Selain itu pasar terong dikenal dengan
Seperti yang terbahas di atas bagaimana kaum sayur-sayurannya yang lebih murah dibanding
urban khususnya masyarakat Suku Bugis pasar-pasar lain yang ada di pusat kota makassar.
menjadikan Kota Makassar ini sebagai tempat Sehingga pasar ini terkenal dengan sebutan pasar
untuk mencari dan mendapatkan penghidupan. induk untuk para pedagang kecil yang
Ada banyak sekali jumlah keluarga yang kini meramaikan pasar terong di pagi hari hingga
berdomisili di Kota Makassar ini, merekaberada sore hari. Pedagang dan pembelinyapun berasal
dan menyesuaikan diri didalam masyarakat yang dari daerah yang beragam. Pasar inipun
multikultural. Bukan berarti mereka yang hanya setidaknya menyuplai ke daerah-daerah lain
kaum urban tidak dapat bersaing dalam segala hingga 18 provinsi khususnya Sulawesi dan
aspek di Kota Makassar ini, banyak dari mereka Indonesia Timur.
dapat bersaing dalam ranah ekonomi walaupun Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
tentang kuatnya hubungan se etnik masyarakat
Suku Bugis sebagai kelompok perantau yang kehidupan sehari-hari, yaitu tempat orang-orang
melakukan kegiatan ekonomi di pasar terong bertemu untuk melakukan suatu transaksi jual
daerah Makassar. Selain itu untuk mengetahui beli barang. Seiring berkembangnya zaman dan
bagaimana kegiatan ekonomi terjalin, disisi lain teknologi, pasar tidak hanya terbatas pada
juga dilihat bagaimana persaingan para pertemuan antara penjual dan pembeli, tetapi
pedangang sesama Suku Bugis untuk mengait memiliki arti yang lebih luas. Pengertian yang
pelanggan serta mempertahankan strategi lebih luas dikemukakan oleh Geerts bahwa pasar
penjualan, yang diketahui bukan hanya satu suku sebagai suatu pranata ekonomi dan sekaligus
saja yang ada di pasar terong dalam usaha sektor cara hidup, suatu gaya umum dari kegiatan
informal ini. ekonomi yang mencapai segala aspek (Azis,
Berdasarkan hasil dari pengamatan pra 2006:4)
survey adanya juga campur tangan dari Dasar penetapan suatu tempat jual beli
hubungan kekerabatan sesama penjual di Pasar umum sebagai pasar harus mencakup unsur
Terong yang berjalan dengan baik sehingga para sebagai berikut:
pedagang mampu bersaing sehat dengan 1. Unsur pertemuan penjual pembeli, baik dari
sesamanya. Bahkan mereka saling membantu golongan masyarakat ekonomi lemah maupun
dalam hal persaingan mananggapi pembeli masyarakat menengah dan atas.
walaupun tempat untuk berjualan tersebut sama. 2. Unsur penyediaan barang-barang keperluan
Dikarenakan adanya pandangan masyarakat sehari-hari.
bugis bahwa implementasi makna hidup ini 3. Unsur pasar sebagai tempat kegunaan umum
tampak dalam berbagai usaha dengan (Murtolo, dkk.1996:22).
menjadikan rekan seetnik sebagai partner usaha. Dalam intervensi pasar menurut
Makan dilihat tidak heran jika asal usul, adat Alexander (1999) dalam Ahmad (2005)
istiadat, dialeg (budaya) dan simbol suku lainnya menggunakan tiga konsep, yaitu dagang,
kerap dijadikan pertimbangan yang utama dalam pedagang, dan perdagangan. Konsep dagang
melakukan kerjasama (Kesuma, 2012: XI ). menempatkan pasar sebagai arena sistem tukar
Dengan memperluas hubungan serta aktivitas menukar barang dan sirkulasi barang dagangan.
ekonomi sesama para Suku Bugis maka akan ada Konsep pedagang menggambarkan tipe
suatu kerjasama atau tindakan dalam pencapaian pedagang dan lembaga-lembaga sosial yang
suatu keuntungan bersama. Ada hubungan menyalurkan mereka ke hubungan sosial yang
timbal balik dalam memperoleh keuntungan dan rumit. Sedangkan perdagangan diartikan sebagai
keuntungan yang dimaksudkan disini dapat suatu aliran informasi yang terstruktur
dalam bentuk pencapaian tujuan masing-masing berdasarkan budaya.
pihak yang bekerjasama. Dengan adanya
jaringan kerjasama maka eksistensi bisnis B. Aktivitas Sosial Ekonomi.
sebagai pedagang tetap terjaga, dan dapat Sosial ekonomi adalah kedudukan atau
dengan mudah mengembangkan usaha yang posisi seseorang dalam kelompok masyarakat
dimiliki. Dengan begitu maka dapat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi,
meningkatkan pula taraf hidup sosial ekonomi pendidikan serta pendapatan. Dalam
para perantau tersebut pembahasannya sosial dan ekonomi sering
menjadi objek pembahasan yang berbeda. Dalam
TINJAUAN PUSTAKA konsep sosiologi manusia sering disebut dengan
A. Pasar makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat
Pada mulanya istilah pasar dikaitkan hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang
dengan pengertian tempat pembeli dan lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai
penjual bersama-sama melakukan pertukaran. hal yang berkanaan dengan masyarakat. Dilihat
Pengertian itu berkembang menjadi pertemuan sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap
atau hubungan antara permintaan dan sebagai faktor penting untuk meningkatkan
penawaran (Assauri, 2010 : 98). kesejahteraan bangsa (Wirutomo,2012: 94) .
Hal ini merupakan pengertian pasar secara Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal
konkrit, artinya pengertian pasar dalam dengan penduduk prIbumi pada masa kolonial
mendapat kesempatan untuk menyekolahkan sumbangan teoritis, praktis, kebijakan, masalah
anak-anaknya, meskipun masih banyak dan tindakan. Adapun teknik pengambilan
keterbatasan karena adanya pembedaan sasaran penelitian yang disebut informan adalah
perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan secara purposive sampling yaitu melalui
jenjang pendidikan pada masa kolonial pada pertimbangan tertentu . Dalam pengumpulan
umumnya membuat peluang masyarakat untuk data, peneliti bertindak sebagai instrumen
memperoleh pekerjaan lebih sedikit sehingga penelitian. Data yang diperoleh melalui dua
berdampak pada pandapatan yang sumber yaitu informan dan dokumen. Teknik
mempengaruhi kesejahteraan. pengumpulan data dilakukan melalui observasi, ,
Manusia merupakan mahluk satu-satunya dokumentasi dan wawancara dengan melibatkan
di muka bumi ini yang mampu berbudaya, yang 8 orang informan. Pengabsahan data di lakukan
membedakan dengan binatang yang tidak dengan Membercheck adalah proses pengecekan
mampu dan tidak akan pernah mengadakan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi
penukaran barang. Manusia mampu menukarkan data. Dan Trianggulasi merupakan tekhnik
barang dengan orang lain dalam memenuhi pemeriksaan kebenaran data sebagai
kebutuhannya, hal ini mengungkapkan kegiatan pembanding atas data yang diperoleh
ekonomi selalu dikaitkan dengan kegiatan
produksi dan tukar-menukar. Dua kegiatan ini HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah titik perhatian perilaku ekonomi manusia
(Sukmana 2005: 69) 1. Aktivitas Ekonomi Masyarakat Bugis di
C. Masyarakat Bugis Pasar Terong Kota Makassar
Bugis merupakan kelompok etnik dengan
wilayah asal Sulawesi Selatan. Penciri utama Berdasarkan hasil penelitian yang
kelompok etnik ini adalah bahasa dan adat- dilakukan oleh peneliti bahwa semua dari
istiadat, sehingga pendatang Melayu dan informan yang diwawancarai, memiliki alasan
Minangkabau yang merantau ke Sulawesi sejak tersendiri dalam melakukan aktivitas ekonomi
abad ke-15 sebagai tenaga administrasi dan adalah dimana mereka untuk memenuhi
pedagang di Kerajaan Gowa dan telah kebutuhan ekonomi sehari hari mereka yang
terakulturasi, juga dikategorikan sebagai orang berada di Kota Makassar ini. Sebagai kelompok
Bugis. Saat kehidupan diatur dengan perantau yang cukup besar di Kota Makassar
pangngaderreng (undang-undang sosial) sebagai untuk mendapatkan suatu tempat dalam ranah
falsafah tertinggi yang mengatur masyarakat pekerjaan informal cukuplah susah. Yang
sampai penaklukan seluruh tanah Bugis tahun diketahui bahwa untuk bergabung atau bekerja
1906, maka unsur yang awalnya hanya terdiri harus memiliki skill atau kepintaran bergaul
atas empat kemudian berubah menjadi lima. Ini untuk bisa diterima diranah perdagangan ini.
untuk mengakomodasi diterimanya Islam Kebanyakan dalam kelompok parantau ini
sebagai pegangan hidup. Sistem yang mengikuti jejak dari orang tua, saudara, keluarga
salingmengukuhkan pangngaderreng didirikan maupun teman agar bisa memiliki tempat dimata
atas 1) wariq (protokoler kerajaan), 2) adeq perdagangan yang memiliki persaingan ketat
(adat-istiadat), 3) bicara (sistem hukum),4) dalam berwirausaha
rapang (pengambilan keputusan berdasarkan
perbandingan), dan 5) saraq (syariat Islam) ( A. Tumbuh Rasa Kepercayaan
Rahman : 2006 : 387)
Seorang pedagang memiiliki etika antar
METODE PENELITIAN pedagang yang berada dilokasi yang sama untuk
melakukan kegiatan berdagang. Seseorang yang
Jenis penelitian yang digunakan adalah terlibat dalam kegiatan perdagangan atau jual
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif beli harus memperhatikan tata cara maupun
menekanka pada kejadian atau fenomena dan aturan main yang mengatur bagaimana
gejala yang diungkap maknanya. Penelitian seharusnya seorang berusaha di bidang
kualitatif dapat didesain untuk memberikan perdagangan agar mendapatkan berkah . Dalam
transaksi jual beli, pedagang dan pembeli harus dengan Ikut arisan membantu seseorang
saling jujur, artinya tidak berbohong, tidak bersosialisasi dengan sesama pedagang
menipu, tidak mengada-ngada fakta, tidak
bekhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan 2. Persaingan Para Pedagang Suku Bugis
lain sebagainya. karenakan, transaksi jual beli
yang tidak didasarkan atas perbuatan tidak jujur Peneliti ini akan menjelaskan
selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas bagaiamana para pedagang yang ada di Pasar
akan menimbulkan dosa, juga akan Terong Kota Makassar bersaing dengan sehat
menimbulkan pengaruh negatif kepada dengan para pedagang lainnya, oleh karena itu
kehidupan pribadi dan keluarga pedagang itu peneliti akan menjawab dan menjelaskan
sendiri dan begitu pula yang harus dilakukan persaingan pedagang masyarakat bugis dari
antar sesama pedagang. beberapa informan yang sangat beragam tentang
persaingan tersebut. Barang dan jasa yang dijual
Kepercayaan merupakan modal sosial di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat
dimana seseorang akan mampu membuat akses dibedakan. Semua produk terlihat identik.
lebih jauh dalam usaha.Permodalan, perbankan, Pembeli tidak dapat membedakan (perfect
akses sosial,kelancaran komunikasi dan interaksi competition) adalah sebuah jenis pasar ekonomi
sesama anggota dalam jaringan sosial, dan informan dengan jumlah penjual dan
merupakan hasil dari kepercayaan ini. Oleh pembeli yang sangat banyak dan produk yang
karena itu membangun kepercayaan ini dijual bersifat sama. Harga terbentuk melalui
membutuhkan konsistensi usaha, ketepatan janji, mekanisme pasar dan hasil interaksi antara
dan pemahaman akan hak dan kewajiban sebagai penawaran dan permintaan sehingga penjual dan
bagian dari paguyuban ini. pembeli di pasar ini tidak dapat memengaruhi
harga dan hanya berperan sebagai suatu barang
B. Mempererat Hubungan Silaturahmi Dengan berasal dari produsen yang satu dengan yang
Arisan lainnya. Tidak dapat diungkiri bahwa strategi
tersebut mampu mempertahankan pembeli
Selain melakukan kegiatan jual menjual mereka dengan cara yang sederhana. Persaingan
di Pasar Terong Kota Makassar para pedagang ini membuat para pedagang masyarakat suku
sesama suku bugis juga melakukan kegiatan di bugis mampu untuk tetap menjaga eksistensinya
Pasar yaitu melakukan kegiatan yang dimata pembeli agar pembeli tersebut tidak
mempererat hubungan mereka dengan cara beripindah ke lain tempat.
arisan. Arisan adalah sutau kegiatan
pengumpulan uang dengan sederhana dengan a. Memberikan Pinjaman
cara diundi dilaksanakan setiap bulan atau
perminggu. Para pedagang ini menyempatka Dari hasil penelitian yang dilakukan
wakti setiap selesai berjualan berkumpul yang oleh peneliti dalam wawancaranya bagaimana
tempat sudah disepakati. para pedagang ini bersainng dengan penjual
lainnya yaitu dengan memberikan pinjaman
Arisan ini terbentuk sesama kelom sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh
masyarakat suku bugis maupun bukan penjual tersebut. Syarat yang ditentukan ialah
masyarakat bugis. Alasan untuk membentuk pembeli yang telah berbelanja yang sudah lama
arisan mereka mampu mempererat hubungan dan menjadi pelanggan penjual tersebut. Maka
mereka sesama pedagang dan memanfaatkan dari itu penjual memberikan pinjaman yang
waktu pertemuan mereka untuk saling mengenal cukup menguntungkan bagi sipembeli
dan membahas soal perdagangan mereka. Bagi
orang yang sIbuk bekerja , ia mungkin jarang Pinjaman yang diberikan dalam proses
bersosialisasi dengan orang lain dengan pembelian dengan cara mengambil barang yang
pedagang lainnya .Saat di tempat penjualan , banyak dan sebagian bisa dipinjam dan
yang ada hanya relasi penual dan pembeli sebagiannya lagi dibayar sesuai kesepakatan.
Metode pinjaman ini cukup direspon baik oleh si c. Memberikan Hadiah Setiap Hari Raya dan
pembeli yang dimana mereka meminjam barang Akhir Tahun
dagangan yang mereka beli dan membayar tanpa
waktu yang singkat sehingga kapan saja pembeli Memiliki banyak pelanggan yang loyal
ini untuk membayar. Dengan cara ini pembeli menjadi impian bagi hampir semua para
enggan untuk pindah ke tempat lain dan menetap pedagang masyarakat bugis yang ada di Pasar
di penjual tersebut. Keuntungan selanjutnya Terong Kota Makassar. Bukan hanya membeli
ialah meningkatkan hubungan dengan dan berlangganan, tapi mereka yang juga mau
konsumen. Penjualan secara pinjjam ini dengan senang hati merekomendasikan bisnis
menuntut adanya saling keterbukaan informasi kita kepada orang lain. Memiliki pelanggan yang
antara penjual dan pembeli. Konsumen yang seperti ini tentu tidaklah mudah. Mereka bukan
ingin mendapatkan pelayanan ini harus hanya senang dengan jualan, bukan juga puas
memberikan informasi yang sebenarnya dengan pelayanan yang kita berikan, namun juga
mengenai keadaan konsumen baik itu dari segi dengan kepedulian kita terhadap hall kecil yang
keuangan maupun latar belakang konsumen itu bahkan mereka pun lupa akan itu. Dengan
sendiri. Dengan adanya sikap saling terbuka ini, memberikan hadiah pada pelanggan yang setia
penjual akan lebih memahami kondisi konsumen akan membuat pelanggan tersebut merasa
dan timbul kepercayaan satu sama lain sehingga senang dan dihargai sehingga akan kembali
transaksi yang akan dilaksanakan nanti akan pada penjual tersebut untuk membeli dagangan
berjalan dengan lancar. tersebut. Perlu juga diketahui bahwa mengenal
setiap pelanggan setia agar pelanggan semakin
Pedagang yang berani memberikan senang berada diwilayah penjualan mereka.
pinjaman kepada pembeli melihat latar belakang
dalam hasil penelitian yang diteliti
dari pembeli tersebut apakah pembeli ini bagus
bahwa mereka memberikan hadiah pada
dalam pembelanjaan atau tidak. Dan salah satu
pelanggan yang sudah lama menjadi pembeli
kebanyakan yang dilihat juga dari asal mereka
mereka dengan cara memberikan benda seperti
dimana. Lokasi Pasar Terong sebagai pasar
pada saat hari raya. Mereka memberikan seperti
induk yang para penjual dan pembelinya bersar
sarung, mukenah, gelas dan lain lain. dan ada
dari beberapa daerah maka dari itu melihat asal-
juga penjual yang memberikan pada saat akhir
usul pelanggan ini wajib di perhatikan untuk
tahun seperti emas, baju, dana alat dapur
melakukan transaksi yang aman dalam jangka
tergantung bagaiamana penjual tersebut dekat
waktu yang panjang.
dengan pembeli tersebut.
b. Melayani dengan Sepenuh Hati Setiap pembeli pasti pembelajaan
mereka berbeda dengan pembeli lainnya. Ada
Pelanggan adalah raja. Melayani seorang yang banyak dan ada yang sedikit. Maka dari itu
pelanggan atau pembeli secara baik adalah suatu penjual mengukur sebagaiamana loyal pembeli
keharusan agar pelanggan merasa puas dan tersebut ditempatnya dan seberapa banyak
menjadi pelanggan setia. Pelanggan merasa puas barang dagangan yang ia beli ditempatnya.
atas pelayanan anda sedikit banyak akan Pemberian ini adalah salah satu bagaiamana cara
membuat virus pemasaran terbaik tanpa perintah. menarik perhatian oleh si konsumen untuk tetap
Para pelanggan dengan suka rela menceritakan berbelanja dengannya dan tidak berpindah
hal-hal yang terbaik atas pelayanan dalam bisnis tempat. Walaupun dalam ranah Pasar Terong ini
anda. Dengan beberapa tambahan pelanggan, masih ada beberapa pedagang yang kehilangan
otomatis akan meningkatkan penghasilan. Bisnis pembeli walaupun sudah melakukan hal ini.
tidak akan kehilangan pelanggan, tapi akan Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pembeli
bertambah banyak. Keterampilan dasar mempunyai selera masing-masing untuk
pelayanan terhadap pelanggan dapat diterapkan berpindah tempat walaupun dalam suatu lokasi
dalam beberapa strategi pelayanan dalam rangka
membangun dan meningkatkan citra positif pada
bisnis.
3. Faktor Pendorong Masyarakat Bugis soal perdagangan. Mereka mengikuti
Melakukan Aktivitas Ekonomi di Pasar keluarganya yang dari awal memang ingin
Terong membantu dalam soal pekerjaan. Selain untuk
membantu keluarga dikampung mereka juga
sebagai kelompok perantau sangat sulit ingin memenuhi kebutuhan mereka yang berada
mendapatkan pekerjaan apabila tidak memiliki di pusat kota. Tanpa memiliki bantuan dari
keahlian tersendiri. Di Kota Makassar adalah keluarga mereka mungkin takkan bisa mengikuti
kota yang dimana tempat pelarian para arus perdagangan yang ketat di Pasar Terong
masyarakat perantau untuk tetap bekerja dan tersebut.
berkembang. Maka dari itu tidak dapat
dipungkiri wilayah tersebut sudah menjadi padat Dukungan sosial (sosial support)
penduduk bagi kelompok perantau baik dalam didefinisikan oleh Gottlieb dikutip Siregar
Sulawesi Selatan maupun diluar Sulawesi dalam (2010) sebagai informasi verbal maupun non-
segi pekerjaan,politik,maupun pendidikan. verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah
laku yang diberikan oleh orang-orang yang
Perpindahan masyarakat dari desa akrab dengan subjek di dalam lingkungan
menuju kota merupakan salah satu penyebab sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal
terjadinya urbanisasi. Perpindahan tersebut yang dapat memberikan keuntungan emosional
terbagi menjadi 2 kategori, yaitu migrasi dan atau berpengaruh pada tingkah laku
mobilitas penduduk. Migrasi penduduk penerimanya. Dapat dilihat bahwa dorongan
merupakan perpindahan penduduk desa menuju sosial keluarga ini mampu mengubah hidup para
kota dengan tujuan menetap di kota. Sedangkan masyarakat suku bugis untuk bekerja di
mobilitas penduduk merupakan perpindahan perkotaan .
dengan tujuan tidak menetap atau hanya
sementara Mulai dari umur belia sampai umur
dewasa para kelompok perantau ini mempelajari
Dalam ranah masyarakat bugis ini sudah bagaimana berdagang dikota besar ini. Setelah
menjadi hal biasa dalam melakukan perantauan lama mempelajari dari bantuan keluarga, mereka
yang dalam bugisnya disebut denga passompe. mampu membuka usaha sendiri dan memiliki
Mereka kedaerah orang untuk memenuhi toko sendiri sehingga bisa berkembang sampi
kebutuhan hidup dikampung bahkan ada yang sekarang. Motivasi keluarga adalah satu faktor
menetap didaerah tersebut apabila mereka telah masyarakat bugis melakukan kegiatan ekonomi
sukses didaerah orang. Salah satu contohnya yang begitu ketat dalam bersaing di zaman
adalah masyarakat suku bugis yang menetap di modern ini. Dorongan untuk bekerja dalam
Makassar dan melakukan kegiatan ekonomi di ranah ini adalah keuntungan bagi kelompok
Pasar Terong Kota Makassar. mereka sudah perantau ingin menetap di Kota Makassar.
melakukan perdagang ini sampai turun temurun.
Dari orang tua hingga anak-anak mereka b. Adanya Hubungan Kerjasama
dikarenakan mereka sudah menetap dan sukses
dalam usaha berdagang . Di dalam segi pekerjaan bisa terjadi
persaingan antar pedagang (pedagang barang
a. Ajakan keluarga harian), disini para pedagang grosiran (pedagang
barang harian) berlomba-lomba dan bersaing
Para masyarakat urban memiliki faktor antar sesama mereka untuk mendapatkan
pendorong untuk melakukan kegiatan ekonomi keuntungan yang besar untuk menghidupi
di Pasar Terong salah satunya ialah mengikuti kehidupan ekonomi keluarganya masing-masing.
ajakan keluarga. Sebagai kelompok perantau Para masyarakat bugis yang bekerja di Pasar
mengikuti ajakan dari keluarga adalah salah satu Terong Kota Makassar selain terjadi persaingan
bantuan yang sangat di hargai sebagaimana mereka juga melakukan hubungan kerja sama
mampu mengajarkan dan membimbing dalam dengan konsumen maupun juga bekerjasama
antar pedagang.
c. Bagusnya Perputaran Ekonomi sama, akomodasi dan persaingan serta
pedagang menggunakan asas kepentingan
Wilayah Pasar Terong Kota Makassar sendiri. Namun tidak ada terjadinya
adalah salah satu pasar yang diminati oleh pertentangan atau pertikaian (konflik).
pedagang kacil ( gerobak, kaki lima, grosiran) Tetapi setiap pedagang memiliki cara
maupun pedagang besar. Pedagang tersebut bersaing tersendiri yang dimana mamakai
melakukan traksaksi pembelian pada jam-jam teknik untuk mengait pelangga dengan cara
yang tertentu untuk tidak mendapati pembelian yaitu pemberian pinjaman, melayani dengan
yang padat. Pembelian padat terjadi di pagi hari baik serta pemberian hadiah setiap tahun dan
yang dimana seluruh penjuru pembeli tahun baru
mendatangi Pasar Terong untuk memenuhi 3. Faktor pendorong masyarakat bugis
kebutuhan penjualnnya. Wilayah Pasar Terong melakukan kegiatan di Pasar Terong Kota
adalah wilayah yang strategis dipusat kota dan Makassar adalah salah satu usaha untuk
sebagai pasar pematok harga dibandig pasar lain. memperbaiki hidup didaerah asal Dalam
Kegiatan tersebut dilakukan dalam menyepakati kegiatannya ada beberapa faktor yang (1)
suatu proses pembelian yang sudah diatur oleh membuat masyarakat bugis bisa bersaing
mereka. Perputaran ekonomi sangatlah mudah dengan pedagang lainnya diawali dengan
didapatkan dikarenakan proses transaksi yang ajakan keluarga. (2) ialah adanya hubungan
dilakukan cukup mudah. kerjasama antar pedagang untuk melakukan
suatu usaha sehingga usaha tersebut bisa
Pembeli yang berdatangan membuat berkembang. (3) ialah dalam lokasi Pasar
perputaran ekonomi para pedagang yang ada di Terong Kota Makassar berada pusat kota
Pasar Terong Kota Makassar cukup terhitung dan tempat para pedang kecil untuk membeli
banyak. salah satunya adalah para pedagang dan mereka jual kembali.
masyarakat suku bugis yang berjualan di tengah
tengah Pasar Terong. Adanya kebutuhan yang B. Saran
wajib di beli untuk memenuhi kebutuhan
penjualan memaksan para pembeli ini Sehubung dengan kesimpulan diatas, maka
mendatangi Pasar Terong setiap hari untuk penulis ingin mengemukakan sara-saran sebagai
memenuhi kebutuhannya. berikut :
1. Para pedagang masyarakat bugis yang
SIMPULAN DAN SARAN melakukan kegiatan di Pasar Terong Kota
Makassar ini sebaiknya bagaiamana lebih
A. Kesimpulan meningkatkan hubungan yang terjalin antar
semama pedagang baik sesama suku bugis
1. Aktivitas masyarakat suku bugis yang maupun diluar suku bugis. Dalam pemberian
mendiami Pasar Terong Kota Makassar kepercayaan hendaknya harus lebih memilah
adalah kegiatan untuk menyambung hidup milah siapa saa yang akan diberikan
didaerah perkotaan. Selain menjalani kepercayaan agar diantara para pedagang
kegiatan penjualan para pedagang juga tidak ada yang dirugikan.
memiliki ikatan tersendiri sesama penjual. 2. Bagi para masyarakat suku bugis hubungan
Ikatan yang terdiri dari rasa kepercayaan persaingan antar pedagang jangan sampai
dikarekan selau bertemu setiap hari dan terbawa ke ranah konflik. Persaingan terjadi
memiliki lokasi yang sama dan hubungan dalam suatu usaha adalah salah satu
silaturahmi yang semakin kuat karena bagaimana cara mendewasakan para
berasal dari daerah yang sama dan padagang agar lebih jujur dalam bersaing,
membentuk suatu perkumpulan arisan yang dimana diketahui jualan bersifat
sesama pedagang . homogen. Pedagang yang mengait para
2. Dengan Persaingan para pedagang adalah pembeli dengan beberapa cara adalah satu
Bentuk hubungan sosial pedagang persaingan yang sehat maka dari itu
masyarakat bugis adalah dalam bentuk kerja sebaiknya para pedagang lebih berhati hati
dalam memberikan pijaman kepada DAFTAR PUSTAKA
pelanggan yang belum diketahui latar
belakangnya. Para pedagang harus lebih Ammarel. 2003. Bugis Migration and Modes of
memperhatikan kualitas dari barang dagangan Adapttaion to Local Situationsa (Athens:
yang mereka jual agar daya saing mereka bisa Ohio University,).
dilihat oleh pembeli
3. Bagi Pemerintah, diharapkan untuk lebih Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran.
memperhatikan wilayah penjualan dan PT Rajagrafindo Persada. Jakarta
menstabilisasikan ekonomi masyarakat agar
semua golongan masyarakat sebagai Asis, Abdul. 2006. Peranan Pasar Banyorang
produktor, distributor dan konsumen menjadi Terhadap Masyarakat Pedesan
lebih aman, makmur dan sejahtera. Makassar: dapertemen kebudayaan dan
pariwisata balai pelestarian sejarah dan
nilai tradisional masyarakat

Kesuma, Andi Ima. 2012 Moral Ekonomi


Manusia Bugis. Rayhan Intermedia
:Makassar

Koenjaraningrat. 1996. Pengantar Antropologi.


Jakarta. Universitas

Rahman ,2006 Cinta, Laut dan Kekuasaan


Dalam Epos La Galigo (Makassar:
La Galigo Press,

Sukmana ,2005. Sosiologi Dan ekonomi


Sairin, Syafri, Pujo Semedi dan Bambang
Hudayana . 2002. Pengantar
Antropologi Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Meinarno, E. A., Widianto, B., & Halida, R.


(2008). Manusia dalam Kebudayaan
dan Masyarakat. Salemba Humanika

Anda mungkin juga menyukai