Anda di halaman 1dari 2

NORMA DAN AKHLAK ISLAM DALAM BIDANG PEMASARAN

Dalam kehidupan ekonomi, terutama di bidang pemasaran. Seorang marketing akan


selalu mencari cara untuk mendapatkan keuntungan dengan memasarkan produknya ke pasaran.
Dalam islam, telah diatur dalam fiqh muamalah jual beli mengenai pemasaran. Yang mana
sebagai umat muslim kita harus bisa dan mampu untuk memenuhi dan menjalankan apa saja
yang sudah ditetapkan dalam islam.

Allah Subahanhu Wa Ta’ala berfirman dalam QS. An-Nisa [3] : 29 “Wahai orang-orang
yang beriman! Janganlah kamu sekalian memakan harta sesamamu dengan jalan batil kecuali
dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”

Pemasaran dalam islam adalah bentuk muamalah yang dibenarkan dalam islam,
sepanjang dalam proses transaksinya terpelihara dari hal-hal terlarang dalam ketentuan syariah.
Dari seluruh prosenya, baik proses penciptaan, penawaran, maupun perubahan nilai, tidak boleh
ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsio-prinsip muamalah islam. Kegiatan
pemasaran harus dilandasi semangat beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, berusaha
semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan,
maupuan pribadi. Sebagaimana dalam pemasaran, pebisnis harus dapat menjamin produknya,
manfaat produk, dan penjelasan mengenai sasaran customer dari produk yang dimiliki. Oleh
karena itu, dalam perspektif syariah, pemasaran adalah segala aktivitas yang dijalnakan dalam
kegiatan berbisnis berbentuk kegiatan pencipataan nilai yang memungkinkan siapa pun yang
melakukannya bertumbuh serta mendayagunakan kemanfaatannya yang dilandasin atas
kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keihklasan sesuai dengan proses yang berprinsip pada
akad bermuamalah islami atau perjanjian transaksi bisnis dalam islam.

Bisnis dalam islam memliki sistem pemasaran atau biasa juga disebut etika pemasaran
yang sesuai dengan prinsip islam. Dalam islam diperbolehkan mengikuti persaingan pasar,
perkembangan pasar, namun tentu saja harus tetap sesuai dengan syariat. Hal ini yang dimaksud
adalah menjaga nama baik dengan pelanggan, menjaga kesan dengan pelanggan, menyebutkan
spesifikasi kualitas barang yang sesuai dengan kondisi barang yang bersangkutan, berbicara jujur
dalam melakukan perdagangan, dan mengikuti segala tata atuuran transaksi dalam ekonomi
islam.

Untuk setiap pebisnis, yang paling perlu diperhatikan adalah norma dan tata cara dagang
yang ada dalam islam yang telah diatur dalam Al-qur’an dan mengetahui bahaya yang mengintai
dalam berbisnis. Seperti, paham akan riba, macam-macam riba, bahaya riba, dan cara
bertransaksi menurut agama islam.

Dalam islam terdapat beberapa macam etika (akhlak) yang harus dimiliki tenaga
pemasaran, yaitu :
1. Memliki kepribadian spiritual (taqwa)
2. Berkepribadian baik dan simpatik (shiddiq)
3. Berlaku adil dalam berbisnis (al-‘adl)
4. Melayani customer dengan rendah hati (khitmah)
5. Selalu menepati janji dan tidak curang (tahfif)
6. Jujur dan terpercaya (amanah)
7. Tidak suka berburuk sangka
8. Tidak suka menjelek-jelekkan
9. Tidak melakukan suap (risywah)

Adapun prinsip pemasaran dalam Islam, yaitu :

1. Keadilan, berlaku adil dalam memasarkan produk barang/jasa dengan mampu bertindak
adil dan bijaksana.
2. Menjaga Kualitas Produk, memberikan yang terbaik kepada customer untuk menjaga
hubungan dengan menjaga dan bersikap jujur terkait kualitas produk barang/jasa.
3. Sadar dengan Perkembangan Zaman, pandai dalam melakukan perubahan tindakan
dengan mampu menangkap adanya perkembangan zaman, agar dapat mengikuti
perkembangan pasar bisnis tanpa melanggar aturan fiqh muamalah jual beli yang telah
ditetapkan.
4. Jujur dalam Mengukur Kuantitas dan Kualitas, sebagai umat muslim kita telah diajarkan
untuk jujur juga dalam hal muamalah yang dalam memberikan keterangan terkait
kuantitas dan kualitas produk, pun harga yang sesuai.
5. Khiyar dalam Jual Beli, dalam islam telah diajarkan bahwa pembeli adalah seorang raja
maka dari itu pebisnis harus mampu memasarkan dan memberikan tanggapan yang baik
kepada customer.
6. Fungsi dan Manfaat, dalam pemasaran produk tentunya barang yang kita pasarkan harus
jelas fungsi dan manfaatnya, halal zat yang terkadung dalam barangnya sesuai dengan
yang telah ditetapkan dalam islam.
7. Memasarkan Barang dengan Ikhlas dan Tulus, memasarkan barang adalah ikhtiar dalam
bisnis yang harus dilandasi perasaan yang tulus dan ikhlas, dimana hal ini dapat menarik
perhatian calon customer dan kita akan memperolah keuntungan yang baik.
8. Amanah, pebisnis yang baik dituntut untuk memasarkan barang dengan tujuan
mendapatkan keuntungan yang berkah. Bagaimana kita harus menjaga kepercayaan
customer dalam memberikan keteranga barang yang sesuai apa adanya.

Anda mungkin juga menyukai