Anda di halaman 1dari 6

MENGIDENTIFIKASI KEJAHATAN DIPASAR MODAL

Kejahatan Dalam Pasar Modal

Istilah kejahatan juga dikenal di Pasar Modal. Namun yang dinamakan kejahatan
Pasar Modal berbeda dengan kejahatan pada umumnya. Kejahatan Pasar Modal bukan seperti
mencuri, membunuh, merampok sebagai mana kejahatan pada umumnya yang telah
dijelaskan sebelumnya. Kejahatan Pasar Modal dikarenakan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kemodrenan dunia maya seperti internet, dan lain sebagainya. Pasar
Modal juga membuat definisi tersendiri yang termasuk ke dalam kategori kejahatan Pasar
Modal. Tindak pidana di bidang Pasar Modal mempunyai karakteristik yang khas, yaitu
antara lain adalah “barang” yang menjadi obyek dari tindak pidana adalah informasi, selain
itu pelaku tindak pidana tersebut bukanlah mengandalkan kemampuan fisik seperti halnya
pencurian atau perampokan mobil, akan tetapi lebih mengandalkan pada kemampuan untuk
membaca situasi pasar serta memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Tindak Pidana
Pasar Modal merupakan aktifitasnya (tindak pidananya) terkait langsung dalam ruang lingkup
definisi Pasar Modal Pasal 1 angka 13 UndangUndang Pasar Modal No 8 Tahun 1995
(UUPM).

Jenis-Jenis Kejahatan Dalam Pasar Modal

Kejahatan dalam pasar modal dapat di bagi menjadi 3 (tiga) kategori kejahatan Pasar
Modal berdasarkan Undang-undang Pasar Modal pasal 90 sampai dengan pasal 99 yaitu
Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Perdagangan Orang Dalam.

1. Penipuan (Fraud)
Pada pasal 90 UUPM, mengatur secara implisit jenis kejahatan Pasar Modal yaitu
penipuan. Pengertian penipuan pasar modal adalah apabila terjadi misrepresentation
dan informasi itu masuk ke pasar secara cepat merubah harga suatu saham atau
dengan kata lain informasi tersebut salah. (Bismar Nasution). Bentuk tindak penipuan
bisa berupa menipu atau menggelabui pihak lain atau turut serta menipu atau turut
serta mengelabui pihak lain dan juga membuat pernyataan tidak benar tentang fakta
material atau tidak mengungkapkan fakta material.
2. Manipulasi Pasar (Market Manipulation)
Praktek yang tergolong sebagai manipulasi pasar mengakibatkan kerugian dimana
perdagangan yang berlangsung secara tidak normal memberikan keuntungan bagi
pelaku kejahatan. Beberapa macam tindakan yang dapat digolongkan tindak pidana
manipulasi pasar versi UUPM adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan gambaran pasar modal yang semu. Antara lain dengan jalan:
1) Melakukan transaksi efek yang tidak mengakibatkan perubahan pemilikan,
atau
2) Melakukan penawaran jual atau penawaran beli efek pada harga tertentu,
sedangkan pihak lain yang merupakan sekongkolannya juga melakukan
penawaran beli atau penawaran jual pada harga yang kurang lebih sama
(vide Pasal 91 UUPM)
b. Melakukan dua atau lebih transaksi efek di Bursa Efek sehingga menyebabkan
harga efek tetap, naik atau turun, dengan tujuan agar pihak lain terpengaruh
untuk membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Akibatnya, harga efek
tersebut tidak berdasarkan pada permintaan jual atau beli yang sesungguhnya
c. Membuat pernyataan atau memberi keterangan yang secara material tidak benar,
yang dapat mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.

Dalam praktek pasar modal ada beberapa kegiatan yang digolongkan sebagai
tindakan manipulasi yaitu sebagai berikut :

1) Marking the close


Definisinya yaitu merekayasa harga permintaan atau penawaran efek pada saat
atau mendekati saat penutupan perdagangan dengan tujuan membentuk harga
efek atau harga pembukaan yang lebih tinggi pada hari perdagangan berikutnya.
2) Painting the tape
Definisinya yaitu kegiatan perdagangan antara rekening efek satu dengan
rekening efek lain yang masih berada dalam penguasaan satu pihak atau
mempunyai keteraitan sedemikian rupa sehingga tercipta perdagangan semu.
Pada dasarnya paiting the tape mempunyai kemiripan dengan marking the close,
namun ia dapat dilakukan setiap saat.
3) Pembentukan harga berkaitan dengan merger, konsolidasi dan akuisisi
Dalam pasal 55 UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, ditentukan
bahwa pemegang saham yang tidak menyetujui rencana merger, konsolidasi dan
akuisisi berhak meminta pada perseroan untuk membeli saham dengan harga
yang wajar. Pemegang saham dapat memanfaatkan ketentuan ini untuk
kepentingan pribadi melalui manipulasi pasar dengan skenario sebagai berikut:
Misalnya, Mr. A sebagai pemegang saham PT X (listed company) dimana PT X
akan melakukan merger dengan PT Y. harga saham PT X sebelum adanya
rencana merger sebesar Rp. 1.000, Mr. A tidak menyetujuai adanya merger
sehingga Mr. A berusaha untuk menaikkan harga dengan harapan akan dibeli
oleh perusahaan pada harga yang lebih tinggi.
4) Cornerning The Market
Yaitu membeli efek dalam jumlah besar sehingga dapat menguasai pasar
(menyudutkan pasar). Praktik ini dapat dilakukan dengan cara short selling,
yaitu menjual efek dimana pihak penjual belum memiliki efeknya. Sering
concerning dilakukan dengan cara terlebih dahulu malakukan penjualan dengan
tidak memiliki efek (short selling), dengan cara meminjamkan efek dari
concerning kepada pelaku short selling, tatapi kemudian menarik kembali
saham dalam pinjaman tersebutsehingga pelaku short selling harus mencarinya
di pasar. Hal ini dapat dilakukan karena BEJ menetapkan jangka waktu
penyelesaian transaksi T+3 (penjual wajib menyerahkan efeknya pada hari
ketiga setelah transaksi). Jika penjual gagal menyerahkan efek pada T+3, maka
yang bersangkutan harus membeli efek tersebut dipasar tunai yang biasanya
lebih mahal dari pada pasar regular.
5) Pools (Pump-pump Manipulation)
Pools merupakan perhimpunan dana dalam jumlah besar oleh sekelompok
investor dimana dana tersebut dikelola oleh broker atau seseorang yang
memahami kondisi pasar. Manager dari pools tersebut membeli saham suatu
perusahaan dan menjualnya kepada anggota kelompok investor tersebut untuk
mendorong frekuensi jual beli efek sehingga dapat meningkatkan harga efek
tersebut
6) Wash Sales
Order beli dan order jual antara anggota asosiasi dilakukan pada saat yang sama
dimana tidak terjadi perubahan kepemilikan manfaat atas efek. Manipulasi
tersebut dilakukan dengan maksud bahwa mereka membuat gambaran dari
aktivitas pasar dimana tidak terjadi penjualan atau pembelian yang
sesungguhnya. Transaksi ini merupakan transaksi semu, yakni suatu transaksi
saham yang tidak mengakibatkan terjadinya peralihan saham secara riil.
7) Matching Order
Memadukan 2 perintah investor yang serupa dan saling melengkapi untuk
jumlah dan efek yang sama dan pada saat yang bersamaan (dilakukan pada
waktu yang bersamaan)
8) Free Riding
Pembelian pada saat IPO berharap dapat menjualnya kembali dengan harga
yang mahal dan akan membatalkan pembelian begitu suasana menjelang alokasi
saham kelihatannya kurang menguntungkan.
9) Special Allotments
Special Allotments dilakukan oleh pihak underwriter pada saat IPO dengan
sengaja mengalokasikan suatu sekuritas kepada para partner, atau kerabat dekat
sehingga kelihatan efek tersebut oversubscribed sehingga harga efek, menjadi
mahal.
10) Churning
Dalam hal diberikan discretionary account dapat terjadi bahwa pihak broker
melakukan transaksi yang secara berlebih-lebihan sehingga mendapat fee yang
lebih banyak.

3. Perdagangan Orang Dalam (Insider Trading)


Insider Trading merupakan istilah teknis yang hanya dikenal di pasar modal. Istilah
tersebut mengacu kepada praktek di mana orang dalam (corporate insider) melakukan
transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi eksklusif yang mereka miliki yang
belum tersedia bagi masyarakat atau investor. Secara yuridis, menurut Munir Fuady
diketemukan beberapa elemen dari suatu pranata hukum Insider Trading, yaitu
sebagai berikut:
a. Adanya perdagangan efek
b. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan
c. Adanya Inside Information
d. Inside Information tersebut belum terbuka untuk umum
e. Perdagangan dimotivisir oleh adanya Inside Information tersebut.
f. Tujuannya untuk mendapat keuntungan yang tidak layak

Jenis-Jenis Kejahatan Lain Dalam Pasar Modal

Selain tiga jenis kelompok kejahatan diatas berikut beberapa jenis kejahatan lain yang
mungkin saja terjadi dalam pasar modal:
1. Jenis pelanggaran terhadap Good Corporate Governance (GCG)
Prinsip-prisnip GCG atau pengelolaan usaha yang baik mengacu pada 5 (lima)
komponen, yaitu keterbukaan, akuntabilitas, tanggungjawab, independensi, dan
kewajaran. Namun kelima komponen tersebut dalam efektifitas pelaksanaannya masih
banyak yang belum dilakukan oleh emiten-emiten Indonesia. Pelanggaran yang terkait
dengan pelaksanaan GCG adalah :
a. Keterbukaan informasi
b. Benturan kepentingan transaksi tertentu
c. Transaksi material
d. Laporan keuangan dan porsi kepemilikan
2. Jenis pelanggaran sebagai praktek dari kecurangan (Unfair Trading), berikut yang
termasuk jenis pelanggaran ini:
a. Perdagangan Saham
b. Pengendalian Interen
c. Gagal serah atau gagal bayar
d. Registrasi Saham
e. Proses Stock Split (pemecahan jumlah saham)
f. Pengelolaan Reksa Dana
g. Praktek Tanpa Izin
DAFTAR PUSTAKA

Chyntia Hutagalung, 2021, Jenis-Jenis Pelanggaran Dalam Pasar Modal,


https://www.pphbi.com/jenis-jenis-pelanggaran-dalam-pasar-modal/

Undang-Undang Pasar Modal Pasal 1 angka 13 tahun 1995

Undang-Undang Pasar Modal Pasal 90 sampai dengan pasal 99

Anda mungkin juga menyukai