2. Dasar Hukum
a. UU Nomor 8 Tahun 1995, tentang Pasar Modal.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995, tentang Penyelenggaraan Kegiatan dibidang
Pasar Modal.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 1995, tentang Tata Cara Pemeriksaan dibidang Pasar
Modal.
d.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 645/KMK.010/1995, tentang Pencabutan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548 Tahun 1990 Pasar Modal, dll.
2. Manipulasi Pasar
Tindakan manipulasi pasar adalah merupakan serangkaian tindakan yang maksudnya untuk
menciptakan gambaran yang keliru dan menyesatkan tentang adanya perdagangan yang aktif,
keadaan pasar atau harga dari satu efek di bursa efek, melakukan jual beli yang tidak mengakibatkan
terjadinya perubahan Pemilik Penerima Manfaat, atau transaksi semu.Seperti namanya (manipulasi
pasar) tindakan ini hanya terjadi di pasar sekunder (di bursa) yaitu sesudah saham-saham yang dijual
melalui penawaran umum didaftarkan (listing) di salah satu bursa efek yang ada. Manipula si ini
terutama akan lebih mudah dilakukan di bursa-bursa di mana jumlah investor relatif sedikit. Karena
dengan demikian antara satu investor dengan investor lainnyadapat saling berhubungan untuk
mengadakan kesepakatan-kesepakatan tertentu yang maksudnya untuk memanipulasi pasar. Selain itu
manipulasi pasar ini dapat juga dilakukan dengan transaksi tanpa adanya saham atau tanpa adanya
pengalihan hak atas saham. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai jenis kejahatan ini
berikut ini diberikan ilustrasi tentang modus-modus yang digunakan oleh pialang di bursa untuk
melakukan manipulasi pasar ini.
a. Transaksi Semu
Sebagaimana jual beli lainnya dimanapun maka jual beli di bursa merupakan suatu jual beli dalam
arti yang sebenarnya yaitu jual beli yang harus dilakukan dengan adanya arus barang (dari
penjual). Apabila salah satu dari kedua unsur ini tidak ada (terutama tidak ada barang) maka jual
beli (transaksi) tersebut dapat dikwalifikasikan sebagai suatu transaksi semu (wash sales) yaitu
transaksi yang tidak diikuti oleh adanya perubahan Pemilik Penerima Manfaat (beneficial owner).
Tujuan dari transaksi ini adalah sederhana saja yaitu memberikan gambaran bahwa saham tersebut
memang likuid atau untuk mendapatkan nota transaksi yang berstatus asing sehingga ketika
saham-saham pendiri telah boleh dijual (8 bulan kemudian) pialang ini dapat menggunakan nota
transaksi hasil transaksi semu dengan status asing tersebut untuk mengklaim saham lokal yang
kemudian dibelinya sebagai saham asing. Cara -cara seperti ini dipergunakan karena saham-saham
asing ini memang mempunyai perbedaan harga (spread) yang cukup tinggi.
b. Pembentukan Harga
Cara ini biasanya dilakukan dengan maksud untuk melakukan suatu transaksi pada harga tertentu.
Transaksi seperti ini dapat dilakukan baik dengan menaikan atau menurunkan harga sehingga
tujuan pembentukan harga ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya seorang nasabah
(pemodal) menyuruh dua broker untuk melakukan transaksi pada suatu harga tertentu. Cara lain
adalah seorang pemodal menyuruh temannya untuk melakukan order jual atau beli pada satu
broker sedangkan dia sendiri melakukan order jual atau beli pada broker lainnya dengan harga
yang telah dibentuk tersebut.
Padahal sesuai dengan Peraturan yang berlaku di Bursa Efek Jakarta, misalnya, transaksi yang
dilakukan di papan tutup sendiri haruslah berpedoman pada harga di papan reguler. Ini karena pada
waktu itu harga di papan reguler tidak sesuai dengan permintaan nasabah (misalnya, terlalu tinggi
atau terlalu rendah). Untuk itu pialang yang akan melakukan transaksi ini akan melakukan
pembentukan harga (melalui transaksi di papan reguler) sehingga transaksi yang akan dilakukan di
papan “tutup sendiri” memenuhi harga yang dikehendaki oleh nasabah. Dengan berlakunya
ketentuan baru tentang perdagangan efek di Bursa Efek Jakarta (Keputusan Direksi PT Bursa
Eefek Jakarta No. 05/BEJ/XII/1993) ketentuan bahwa harga pada transaksi crossing harus
berpedoman pada harga reguler
3. Insider Trading
Informasi adalah komoditi yang sangat penting dalam suatu bursa efek. Oleh karena itu informasi
mengenai suatu berita yang terjadi atas suatu emiten yang sahamnya diperdagangkan di bursa tidak
boleh diketahui oleh satu pihak secara eksklusif. Begitu pentingnya informasi ini, umpamanya, dapat
dilihat dari berfluktuasinya harga saham di bursa ketika terjadi suatu peristiwa atas perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan di bursa.Insider trading adalah Perdagangan efek dengan mempergunakan
Informasi Orang Dalam (IOD). IOD adalah informasi material yang dimiliki orang dalam yang belum
tersedia untuk umum Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, tidak memberikan batasan insider trading
secara tegas. Transaksi yang dilarang antara lain yaitu orang dalam dari emiten yang mempunyai
informasi orang dalam melakukan transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten atau
perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan.
Dengan demikian pokok permasalahan insider trading adalah ”informasi”. Orang dalam atau dikenal
dengan “insider” adalah manajer, pegawai atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan
publik, pihak yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan emiten
atau perusahaan publik memungkinkannya mempunyai IOD, termasuk pihak yang dalam 6 bulan
terakhir tidak lagi menjadi orang-orang tersebut. Sementara pihak lain yang dilarang melakukan
insider trading adalah mereka yang memperoleh IOD secara melawan hukum, sebagaimana yang
ditentukan dalam Pasal 97 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa pihak
yang berusaha untuk memperoleh IOD dari orang dalam secara melawan hukum dan kemudian
memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang yang
sebagaimana dimaksud Pasal 95 dan Pasal 96. Demikian juga perusahaan efek yang memiliki IOD,
pegawai Bapepam yang diberi tugas atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bapepam untuk melakukan
pemeriksaan juga dilarang memanfaatkan untuk diri sendiri atau pihak lain kecuali diperintahkan oleh
UU lainnya (Pasal 98 ayat (4)). Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan
informasi orang dalam dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi
atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam.Perdagangan orang dalam
memiliki beberapa unsur, antara lain:
Kasus perdagangan orang dalam diidentikkan dengan kasus pencurian, bedanya bila pada pencurian
konvensional yang menjadi obyek adalah materi milik orang lain, maka pada perdagangan orang
dalam obyek pencurian tetap milik orang lain tapi dengan menggunakan informasi yang seharusnya
milik umum, sehingga pelaku memperoleh keuntungan dari tindakannya. Pada pencurian
konvensional yang menderita kerugian adalah pihak pemilik barang, sedangkan pada kasus
perdagangan orang dalam, yang menderita kerugian begitu banyak dan luas, mulai dari lawan
transaksi hingga kepada pudarnya kewibawaan regulator dan kredibilitas pasar modal. Kalau
kredibilitas pudar, maka kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal juga akan pudar.Dilarangnya
perdagangan oleh orang dalam ini sangat berkaitan dengan adanya ketentuan yang mengatur tentang
‘keterbukaan informasi’ yang harus diumumkan kepada publik, sebagaimana diatur dalam Keputusan
Ketua Bapepam No.Kep-22/PM/1991. Keputusan Ketua Bapepam ini mewajibkan setiap perusahaan
publik untuk menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat
mungkin, paling lambat akhir hari kerja kedua setelah Keputusan atau terjadinya suatu peristiwa,
keterangan penting dan relevan yang mungkin dapat mempergunakan nilai efek perusahaan atau
keputusan investasi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Dalam pada itu perlu
juga ditekankan di sini bahwa perdagangan oleh orang dalam ini tidak saja mengakibatkan terjadinya
suatu tindak pidana tetapi juga merupakan suatu perbuatan melawan hukum menurut ketentuan
Pasal1365 KUH Perdata. Hal ini karena perdagangan oleh orang dalam itu dapat merugikan investor
lain dan karenanya investor yang dirugikan berhak mendapatkan penggantian apabila dapat
membuktikannya. Oleh karena itu menurut ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata maka “tiap perbuatan
melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena
salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995, meletakkan kebijakan kriminal melalui hukum pidana
terhadap tindak pidana pelanggaran pasar modal dalam Pasal 103 ayat (2), yaitu pelanggaran Pasal 23,
Pasal 105, dan Pasal 109. Pelanggaran pasar modal yang dimaksud dalam Pasal 103 ayat (2) adalah
pelanggaran terhadap Pasal 32 yaitu: seseorang yang melakukan kegiatan sebagai wakil penjamin
efek. Wakil perantara pedagang efek atau wakil menager inveatsi tanpa mendapatkan izin Bapepam.
Ancaman bagi pelaku adalah maksimum pidana selama 1 (satu) tahun kurungan dan denda Rp.
1000.000.000.00.-(satu milyar rupiah).
Pelanggaran pasar modal yang dimaksud dalam Pasal 105 adalah pelanggaran Pasal 42 yang
dilakukan oleh Manajer investasi, atau pihak terafiliasinya, yaitu : menerima imbalan (dalam bentuk
apapun), baik langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi manejer investasi itu untuk
membeli atau menjual efek untuk reksa dana. Ancaman pidana berupa pidana kurungan maksimum 1
(satu) tahun kurungan dan denda Rp. 1.000.000.000.00.-(satu milyar rupiah).
Kejahatan dan pelanggaran di pasar modal berupa penipuan, manipulasi pasar dan Insider Trading.
Bapepam adalah lembaga regulator dan pengawas pasar modal, dipimpin oleh seorang ketua, dibantu
seorang sekretaris, dan tujuh orang kepala biro terdiri atas:
a. Biro perundang-undangan dan Bantuan Hukum
Penegakan hukum menurut Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1995, seperti halnya KUHP, juga
membagi tindak pidana di bidang pasar modal menjadi dua macam, yaitu kejahatan dan pelanggaran
di bidang pasar modal. Bila terjadi pelanggaran perundang-undangan pasar modal atau ketentuan di
bidang pasar modal lainnya maka, Bapepam sebagai penyidik akan melakukan pemeriksaan terhadap
pihak yang melakukan pelanggaran tersebut, hingga bila memang telah terbukti akan menetapkan
sanksi kepada pelaku tersebut. Penetapan sanksi akan diberikan atau diputuskan oleh ketua Bapepam
setelah mendapat masukan dari bagian pemeriksaan dan penyidikan Bapepam.
Salah satu kewenangan yang diberikan kepada Bapepam oleh UU Pasar Modal adalah mengadakan
pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan
pelanggaran terhadap Undang-undang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksanaannya serta
pemberian sanksi berupa sanksi administratif.
Nah sudah jelas kan maksud dari pelanggaran hukum di pasar saham. Apakah menurut kalian bank
maybank tetap melanggar peraturan hukum di pasar modal atau tidak nih ? Pikirkan sendiri yaa
jawabannya