Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pasar modal adalah seluruh kegiatan yang mempertemukan
penawaran dan permintaan dana jangka panjang. Dikatakan lebih sempit karena meskipun pasar
modal memiliki arti yang lebih luas, namun pasar modal diartikan hanya sebagai pasar Efek
tempat saham dan obligasi diperdagangkan. Di Indonesia, pengertian pasar modal dapat dilihat
pada Pasal 1 Angka 13 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa pasar
modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan Efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang
berkaitan dengan efek.
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan pasar modal memiliki kegiatan yang sangat luas
yang meliputi kegiatan yang berkaitan dengan:
Emiten adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, surat berharga komersial, saham, obligasi,
tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjang- ka atas Efek, dan
setiap derivatif dari Efek. Selain itu, Emiten juga dapat menawarkan Efek syariah, contohnya
sukuk yang akad dan cara penerbitannya harus sesuai dengan prinsip syariah.
IPO meliputi proses penjualan saham pertama kali ke publik atau masyarakat dan proses
pencatatan saham tersebut di Bursa Efek. Adapun Efek yang ditawarkan antara lain berupa surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan,
surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek. Untuk melakukan
penawaran umum, emiten terlebih dahulu harus mendapatkan "Izin" dari OJK dengan
menyampaikan pernyataan pendaftaran.
Pernyataan pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar
Modal oleh emiten dalam rangka penawaran umum atau perusahaan publik. Izin dari OJK
diberikan dengan menyatakan "Efektif" pernyataan pendaftaran yang disampaikan oleh calon
emiten. Dengan kata lain, penjualan Efek melalui penawaran umum hanya dapat dilakukan
apabila OJK menyetujui penawaran umum sejak tanggal efektif pernyataan pendaftaran.
Pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif pada hari ke-45 (empat puluh lima) sejak tanggal
pernyataan pendaftaran.
Public Offering vs. Private Offering Penawaran Efek pada prinsipnya dapat dilakukan melalui
penawaran umum dan penawaran privat.
Go Public vs. Go Private
Proses go public mempunyai banyak keuntungan antara lain seba- gai sarana penghimpunan dan
pengerahan dana masyarakat, mening- katkan likuiditas, meningkatkan citra dan profil
perusahaan.
Namun go public juga memiliki kelemahan seperti meningkatnya kewajiban untuk mematuhi
segala ketentuan sebagai perusahaan terbuka khususnya ke- terbukaan informasi yang menguras
tenaga, waktu, dan biaya.Kewajiban tersebut menjadi beban bagi perusahaan terbuka karena
manfaat yang diperoleh di go public tidak sebesar yang diharapkan.
Pada umumnya perusahaan terbuka dengan kapitalisasi yang kecil atau menengah tidak dapat
dan tidak berkeinginan untuk tetap memenuhi segala kewajiban sebagai konsekuensi sebagai
perusahaan terbuka.Sehingga banyak dari perusahaan ini yang memutuskan untuk go private.
Go private merupakan lawan dari go public karena pada dasarnya go private merupakan istilah
yang digunakan untuk mendeskripsikan transaksi atau rangkaian transaksi dalam rangka
mengurangi jumlah pemegang saham perusa- haan terbuka, bertujuan menghentikan statusnya
sebagai perusahaan terbuka.
Kegiatan yang berkaitan dengan lembaga atau profesi berkaitan dengan efek
Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan yang meru-pakan satu kesatuan sistem yang
terdiri dari unsur: a) pasar tempat ditransaksikan Efek; lembaga perantara/yang membantu
transaksi Efek; otoritas atau pengawas pasar modal. Agar sistem yang terbangun di pasar modal
berjalan adil, tertib dan teratur, maka kegiatan di pasar modal perlu diatur dan dituangkan dalam
hukum pasar modal. Hukum pasar modal dalam perkembangan terdiri dari aturan yang sifatnya:
institutional regulation, aturan yang mengatur kelembagaan pasar modal, functional regulation,
aturan yang mengatur aktivitas, prosedur, perizinan, dan hal-hal lain yang memungkinkan
berfungsinya pasar modal.
Menurut Michael J. Watson Q.C., salah satu prinsip yang harus diperhatikan ketika mem- buat
aturan hukum pasar modal adalah prinsip keadilan yaitu membuat aturan yang secara adil,
menjamin kesempatan, informasi, dan risiko yang sama dalam berinvestasi kepada semua inves-
tor. Hukum pasar modal harus menjamin transparansi dan prinsip keterbukaan informasi karena
informasi merupakan hal yang vital di pasar modal mengingat informasi dapat memengaruhi
keputusan investasi dan memengaruhi harga efek.
Selain itu, hukum pasar modal harus didesain agar perdagangan Efek dilakukan secara jujur dan
adil sehingga dapat dicegah terjadinya kejahatan dan pelanggaran di pasar modal seperti
manipulasi pasar, penipuan, dan insider trading. Hukum pasar modal juga harus mampu
menentukan standar kompetensi dan perilaku pihak yang terkait di pasar modal agar investor
benar-benar mendapat saran investasi dan jasa bidang pasar modal yang demikian kompleks dari
pihak yang berkompeten. Selain itu, hukum pasar modal harus dibentuk dengan tujuan untuk
menjamin kepercayaan investor pada integritas pasar modal yang didukung dengan aturan
mengenai ketentuan modal, jaminan penyelesaian transaksi, asuransi, penyelesaian sengketa
dalam hal terjadi pelanggaran atau kejahatan pasar modal.