Disusun Oleh :
1. Suwaryo (2108205003)
2. Alfina Yunizar (2108205037)
3. Bintang Nurlaela (2108205038)
4. Amelia Dwi Puspa (2108205043)
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “klasifikasi hadis berdasarkan jumlah
rawi” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Studi Hadis. Adapun masalah yang di bahas dalam naskah makalah ini yaitu klasifikasi hadis
berdasarkan jumlah rawi nya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuia dengan waktunya. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang akan membangun kami nantikan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun maupun
yang membaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................12
3.2 Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kedua, Hadis Masyhur. Yakni Hadis yang diriwayatkan dari Nabi oleh beberapa orang
sahabat tetapi tidak mencapai derajat Mutawatir. Boleh jadi di tingkat tābi’in dan
seterusnya pada generasi yang lebih muda, Hadis tersebut diriwayatkan secara Mutawatir.
Ketiga, Hadis Ahad. Yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh satu, dua atau sedikit orang
yang tidak mencapai derajat Masyhur, apalagi Mutawatir.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian rawi.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hadis berdasarkan jumlah rawi
2
BAB II
ISI
Rowi menurut bahasa, adalah orang yang meriwayatkan hadits dan semacamnya.
Sedangkan menurut istilah yaitu orang yang menukil, memindahkan atau menuliskan hadits
dengan sanadnya baik itu laki-laki maupun perempuan.
Rawi menjadi salah satu unsur penting dalam sebuah hadits, secara singkat pengertian
rawi yaitu periwayat atau penyampaian hadits. Sahabat muslim pasti sudah mengetahui, bahwa
hadits menjadi salah satu pedoman yang harus diamalkan oleh umat Islam. Sama pentingnya
dengan Al-Qur’an, hadits berisi penjelasan lebih rinci mengenai ayat-ayat dalam Al-Qur’an.
Istilah rawi yang pertama sama dengan sanad, yaitu oarng yan menerima hadis dan
menyampaikan kepada orang lain tanpa membukukannya. Pada pengertian kedua, rawi lebih
cepat disebut mudawwin (orang yang mengumpulkan dan membukukan hadis).
Dalam ilmu hadis, riwayat adalah memindahkan atau menyampaikan suatu hadis dari
seorang sahabat Nabi Muhammad saw. Kepada orang berikutnya. Riwayat juga berarti
membukukan hadis dalam satu kumpulan hadis dengan menyebutkkan sanad-nya. Rawi pertama
suatu hadis adalah sahabat Nabi Muahmmad saw, sedangkan rawi terahkir adalah orang yang
menulis atau mengumpulkannya, seprti al-Bukhari,Muslim, dan Abu Dawud.1
3
Maksud tinjauan hadis dari segi kuantitasnya, adalah kuantitas hadist disini yaitu dari
segi jumlah orang yang meriwayatkan suatu hadist atau dari segi jumlah sanadnya.. Ditinjau dari
segi sedikit atau banyaknya rawi yang menjadi sumber berita, hadis terbagi menjadi dua macam,
yaitu hadis mutawatir dan hadis ahad.
1. Hadis Mutawatir
Setiap hadis pasti mempunyai rawi yang banyak dari berbagai tingkatan. Jika sejumlah
sahabat yang menjadi rawi pertama suatu hadis itu banyak sekali, rawi yang kedua (tabi’in),
ketiga (tabi’it – tabi’in) dan seterusnya sampai pada rawi yang mendewankan (membukukan)
dalam keadaan yang sama, seimbang atau bahkan lebih banyak jumlahnya, maka
termasuk Hadis mutawatir.
Para ahli berbeda pendapat mengenai jumlah minimal para perawi yang
meriwayatkan hadis mutawatir. Sebagian ulama menetapkan jumlah 20 perawi, dan sebagian
lagi menetapkan 40 perawi pada setiap generasi. Namun demikian para ulama telah sepakat
bahwa hadis yang diriwayatkan secara mutawatir dapat meyakinkan penerimanya bahwa
hadisnya adalah benar-benar datang dari sumbernya, rasulullah SAW. Inilah yang disebut
sebagai Qathiyyah al-Wurud ()قطعية الورود.
4
Setelah anda mengkaji pengertian hadis mutawatir di atas, maka akan menemukan ciri-
cirinya, yaitu :
Dengan demikian jika misalnya suatu hadis diriwayatkan oleh 10 sahabat, kemudian
diterima oleh 5 orang tabi’in dan seterusnya hanya diriwayatkan oleh 2 orang tabi’it tabi’in,
maka tidak termasuk hadis mutawatir.
Keadilan dan kedhabitan (kuat ingatan) dari para perawi hadis mutawatir itu sudah tidak
diragukan lagi, sehingga mereka tidak mungkin untuk berbohong dalam membawa berita dari
Nabi SAW. Karena itu para ulama sepakat bahwa hadis mutawatir memberi dampak pada faedah
ilmu dharury, yakni keharusan untuk menerima bulat-bulat berita dalam hadis tersebut secara
pasti (qath’y wurud). Dengan demikian hadis mutawatir menduduki tingkatan teratas
dibandingkan dengan hadis-hadis yang lainnya.
5
)المتواتر اللفظيadalah hadis yang diriwayatkan secara redaksional adalah mutawatir berdasarkan
sanadnya. Sejak generasi awal sanad hingga akhir matan hadis yang diriwayatkan adalah sama,
konsisten secara redaksional.
Sedang Mutawatir Maknawy, ialah hadis yang rawinya banyak, tetapi redaksi pemberitaannya
berbeda-beda, hanya prinsip dan maknanya saja yang ada kesamaan.
Menurut Abu Bakar Al-Bazzar, hadis tersebut diriwayatkan oleh 40 orang sahabat, dan
sebagian ulama mengatakan bahwa hadis tersebut diriwayatkan oleh 62 orang sahabat dengan
susunan redaksi dan makna yang sama.
Hadis ahad pada dasarnya dapat diterima (maqbul) dan bisa ditolak (mardud), tergantung
pada kualitas perawinya dan atau ketersambungan sanadnya (ittishal as-sanad), bukan karena
jumlah sanad pada setiap generasi itu sendiri. Hadis ahad juga bisa dijadikan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan ajaran islam, namun tidak bisa dijadikan hujjah dalam hal i’tiqad, keyakinan.
[3]
6
Berdasarkan sedikit dan banyaknya para perawi yang terdapat pada tiap-tiap tingkatan
(thabaqat), maka hadis Ahad dapat dibagi menjadi tiga, yaitu hadis masyhur, hadis aziz dan hadis
gharib.
Hadis Masyhur ialah hadis yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, tetapi belum
mencapai derajat mutawatir.
Menurut ulama Fiqh, hadis Masyhur itu Murodif (disebut juga) Hadis Mustafid. Namun
sebagian yang lain berpendapat bahwa hadis Masyhur itu lebih umum daripada hadis Mustafid.
Dalam hadis Mustafid jumlah rawi harus sama dalam setiap tingkatannya, sementara pada hadis
Masyhur tidak harus sama.
Dilihat dari segi makna Masyhur berarti terkenal atau populer. Maka ulama hadis
membagi hadis Masyhur dari segi maknanya menjadi tiga kelompok, yaitu :
Aziz secara bahasa berarti mulia atau kuat dan juga berarti jarang, menurut istilah hadis
aziz adalah hadis yang diriwayatkan dua orang perawi walaupun dua orang perawi tersebut
berada dalam satu tingkatan saja., kemudian setelah itu orang-orang meriwayatkannya.
ه منKKون أحبّ اليKتى أكKدكم حKKؤمن احK ال ي: لمKKأخبرنا عبد الرزاق معمر عمن سمع الحسن قال قال رسول هللا ص ّل هللا عليه وس
والده وولده والناس أخمعين
7
Rosulallah SAW bersabda: “Iman kalian belumlah sempurna sehingga (sebelum) mencintai lebih
kepadaku daripada orang tuanya, anaknya, dan manusia seluruhnya).
Hadis Gharib yaitu hadis yang dalam sanadnya terdapat seseorang yang menyendiri
dalam meriwayatkan, dimana saja penyendirian dalam sanad itu terjadi. Maksudnya penyendirian
itu bisa jumlah personalianya atau sendiri dalam sifat atau keadaannya perawi-perawi lainnya
yang meriwayatkan hadis tersebut.
Mayoritas ulama sependapat bahwa hadis ahad yang maqbul (bisa diterima) dalam arti
shahih, bisa digunakan sebagai dasar hukum Islam, dan wajib diamalkan. Adapun yang berkaitan
dengan akidah ada beberapa pendapat yang netral, hadis ahad yang telah memenuhi syarat
(shahih) dapat dijadikan hujjah / dalil untuk masalah akidah asal hadis tersebut tidak
bertentangan dengan Alquran, dan hadis-hadis lain yang lebih kuat, dan tidak bertentangan
dengan akal sehat.
Pembagian hadis dari segi kuantitas ini sekedar untuk mengetahui sedikit atau banyaknya
sanad, bukan untuk menentukan diterima atau tidaknya hadis. Karena itu kita perlu pula
mengetahui materi berikutnya yang akan membahas tentang kualitas hadis.2
2.3 Periwayatan
Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis dari Rosul, antara lain ;
8
1. Abu Huroiroh (Abdur Rahman bin Shohr Ad Dausi Al Yamani r.a.), beliau lahir pada
tahun 19 H, dan wafat pada tahun 59 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 5374
hadis2.
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi
Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya
adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam
Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari
kalangan sahabat dan tabi'in yang telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".
Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi.
Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, dan kemudian sekretaris
Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah
pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa
tertinggal satu huruf.
Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki
dengan judul Fatawa' Abi Hurairah.
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi
Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Di antara yang meriwayatkan hadist darinya
adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam
Bukhari pernah berkata: "Tercatat lebih dari 800 orang perawi hadits dari
kalangan sahabat dan tabi'in yang telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah".
Marwan bin Hakam pernah menguji tingkat hafalan Abu Hurairah terhadap hadits Nabi.
Marwan memintanya untuk menyebutkan beberapa hadits, dan kemudian sekretaris
Marwan mencatatnya. Setahun kemudian, Marwan memanggilnya lagi dan Abu Hurairah
pun menyebutkan semua hadits yang pernah ia sampaikan tahun sebelumnya, tanpa
tertinggal satu huruf.
Salah satu kumpulan fatwa-fatwa Abu Hurairah pernah dihimpun oleh Syaikh As-Subki
dengan judul Fatawa' Abi Hurairah3.4
2
https://sahabatmuslim.id/pengertian-rawi-syarat-contoh/
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hurairah
9
2. Abdulloh bin Umar bin Khottob, beliau lahir pada tahun 10 SH, dan wafat pada tahun 73
H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2630 hadis.
Ibnu Umar adalah seorang yang meriwayatkan hadist terbanyak kedua setelah Abu
Hurairah, yaitu sebanyak 2.630 hadits, karena ia selalu mengikuti ke
mana Rasulullah pergi. Bahkan Aisyah istri Rasulullah pernah memujinya dan
berkata:"Tak seorang pun mengikuti jejak langkah Rasulullah di tempat-tempat
pemberhentiannya, seperti yang telah dilakukan Ibnu Umar". Ia bersikap sangat berhati-
hati dalam meriwayatkan hadist Nabi. Demikian pula dalam mengeluarkan fatwa, ia
senantiasa mengikuti tradisi dan sunnah Rasulullah, karenanya ia tidak mau
melakukan ijtihad. Biasanya ia memberi fatwa pada musim haji, atau pada kesempatan
lainnya. Di antara para Tabi'in, yang paling banyak meriwayatkan darinya ialah
anaknya Salim dan hamba sahayanya, Nafi'4.5
3. Anas bin Malik, beliau lahir pada tahun 10 SH, dan wafat pada tahun 93 H. hadis yang
diriwayatkannya sejumlah 2286 hadis.
Ibn Malik sangat produktif dalam berkarya, beliau dianugrahi kemampuan dan bakat yang
luar biasa dalam menulis. Karya-karyanya dalam bidang nahwu bahasa, ilmu 'Arudl,
qira'at dan hadits. Kemampuan menulisnya tidak hanya dalam bentuk prosa, tetapi juga
dalam bentuk syair (nazham) sebagaimana didapati dalam beberapa karyanya. Karyanya
yang paling dikenal adalah Al-Kafiyah al-Syafiyah, yang berupa syair Rajaz yang secara
panjang lebar membahas tentang nahwu dan sharf. Karya lainnya adalah Tashil al-Fawaid
wa Takmil al-Maqashid yang secara ringkas membahas tentang kaidah-kaidah nahwu dan
banyak para ahli bahasa memberikan penjelasan (syarh) dari buku ini. Berikut ini adalah
karya-karya Ibn Malik
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_bin_Umar
10
4. Tuhfatu al-Maudud fi al-Maqshur wa al-Mamdud
5. Lamiyatu al-Af`al
6. Al-I`tidhad fi adh-dha' wa azh-zha'
7. Syawahid at-Taudhih limusykilat al-Jami` ash-Shahih, merupakan syarah secara
nahwu dari 100 hadits yang ada di Shahih Bukhari
4. Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq, beliau lahir pada tahun 9 SH, dan wafat
pada tahun 57 SH. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 2210 hadis.
5. Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq, beliau lahir pada tahun 3 SH, dan wafat
pada tahun 67 H. hadis yang diriwayatkannya sejumlah 1540 hadis5.
BAB III
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Mali
11
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rowi menurut bahasa, adalah orang yang meriwayatkan hadits dan semacamnya.
Sedangkan menurut istilah yaitu orang yang menukil, memindahkan atau menuliskan hadits
dengan sanadnya baik itu laki-laki maupun perempuan. Rawi berarti orang yang meriwayatkan
hadis. Ada pula yang mengartikan bahwa rawi adalah orang yang memindahkan hadis dari
seorang guru kepada orang lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadis.
Klasifikasi hadits berdasarkan segi kuantitas yaitu dari segi jumlah orang yang
meriwayatkan suatu hadist atau dari segi jumlah sanadnya.. Ditinjau dari segi sedikit atau
banyaknya rawi yang menjadi sumber berita, hadis terbagi menjadi dua macam, yaitu hadis
mutawatir dan hadis ahad.
Syarat-Syarat Rawi sebagai berikut : islam, baligh, adil, dan dhobth. Sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadis dari Rosul, antara lain ; abu Hurairah, Abdulloh bin Umar bin
Khottob, Anas bin Malik, Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As Shiddiq, dan Sayyidah Aisyah
binti Abu Bakar As Shiddiq.
3.2 Saran
Di dalam pembuatan makalah ini Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan serta
kelemahan. Kami sangat mengharapkan masukan saran dan perbaikan dari siapapun yang
sifatnya membangun untuk memperbaiki penulisan-penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
https://passinggrade.co.id/pengertian-rawi/
https://www.google.com/amp/s/mohamadjuliantoro.wordpress.com/2014/02/08/klasifikasi-hadis-
ditinjau-dari-segi-kwantitas-dan-kualitas-sanad-serta-status-wurudnya/amp/
https://sahabatmuslim.id/pengertian-rawi-syarat-contoh/
https://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hurairah
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_bin_Umar
https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Mali
13