Anda di halaman 1dari 7

NAMA : SYAMSUARNI

NIM : 2187205004
MAKUL : HUKUM TATA NEGARA

PERBEDAAN KONSTITUSI FORMIL DAN KONSTITUSI TERTULIS


Pendahuluan
Istilah dalam konstitusi ada 4, yaitu :
1. Konstitusi dalam arti materiil adalah perhatian terhadap isinya yang terdiri atas
pokok yang sangat penting dari struktur dan organisasi negara.
2. Konstitusi dalam arti formil adalah perhatian terhadap prosedur, pembentukannya
harus istimewa dibandingkan dengan pembentukan perundang-undangan lain.
3. Konstitusi dalam arti tertulis maksudnya konstitusi itu dinaskahkan tertentu guna
memudahkan pihak-pihak mengetahuinya.
4. Konstitusi dalam arti merupakan undang-undang tertinggi adalah baik
pembentukan dan perubahannya melalui prosedur istimewa dan juga ia merupakan dasar
tertinggi dari perundang-undangan lainnya yang berlaku dalam negeri itu.

Perbedaan Konstitusi Formil dan Materil


A. Konstitusi Formil
Landasan Formil Konstitusional Peraturan Perundang-undangan adalah
dimaksudkan untuk memberikan legitimasi prosedural terhadap pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang dicantumkan dalam dasar hukum “mengingat” suatu peraturan
perundang-undangan.
Menguji undang-undang, baik secara formil maupun materiil merupakan salah satu
bentuk upaya perlindungan hak konstitusional warga Negara.
Pengujian undang-undang secara formil adalah menguji pembentukan undang-
undang apakah sudah sesuai dengan proses pembentukan yang telah diatur dalam UUD.
Perbedaan antara keduanya terletak pada objek pengujiannnya. Objek pengujian secara
formil adalah proses pembentukan undang-undang.
B. Konstitusi tertulis atau UUD
Yaitu suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok badan-badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Pada umumnya, semua negara didunia dewasa ini mempunyau konstitusi tertulis.
1) Ciri-ciri UUD
Setiap UUD memuat ketentuan-ketentuan mengenai soal-soal sebagai berikut:
a) Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif,
dan yudikatif dalam negara federal, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dan pemerintah negara-negara bagian, prosedur penyelesaian masalah pelanggaran
yuridiksi oleh salah satu badan pemerintah, dan sebagainya.
b) Hak-hak asasi manusia (biasanya disebut Bill Of Rights jika berbentuk naskah
tersendiri).
c) Prosedur pengubahan UUD
d) Ada kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.Hal ini,
biasanya terdapat jika para penyusun UUD ingin menghindari terulangnya kembali hal-
hal yang baru saja diatasi seperti munculnya seorang diktator atau kembalinya suatu
monarki.
2)Kelebihan konstitusi tertulis antara lain:
a) UU lebih besar kewibawaanya daripada konversi.
b) Pelanggaran terhadap UU lebihmudah diketahui dan dapat diambil tindakan lebih cepat.
c) UUD biasanya terang dan tegas perumusannya.Konvensi biasanya timbul dari
kebiasaan dan terkadang sulit menetapkan kapan suatu kebiasaan menjadi konvensi.
d) Adanya kepastian hukum dalam masyarakat.

PERBEDAAN KONSTITUSI FORMIL DAN KONSTITUSI TERTULIS


Definisi konstitusi adalah Setiap negara membutuhkan sebuah aturan hukum
dasar dalam menjalankan pemerintahannya. Untuk itulah konstitusi diadakan dalam
kehidupan bernegara. Konstitusi berasal dari kata cume dan statuere yang membentuk
kata constituo yang berarti menetapkan sesuatu secara bersama-sama. Konstitusi dalam
pengertian luas adalah keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar.
Sedangkan konstitusi dalam pengertian sempit berarti piagam dasar atau undang-
undang dasar (loi constitutionallle), ialah suatu dokumen lengkap mengenai peraturan
dasar negara. EC Wade menyatakan bahwa Konstitusi adalah naskah yang memaparkan
rangka dan tugas pokok dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-
pokok cara kerja badan tersebut.
1. KONSTITUSI FORMIL
Konstitusi dalam arti formil, menitikberatkan pada prosedur pembentukannya,
yaitu harus istimewa berbeda dengan pembentukan peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi dalam arti formil adalah suatu dokumen resmi, seperangkat norma hukum
yang dapat dirubah hanya di bawah pengawasan ketentuan-ketentuan khusus yang
tujuannya untuk mebuat perubahan-perubahan itu lebih sulit. Konstitusi arti formil
yaitu konstitusi yang di tulis dalam bentuk naskah. Dalam hal ini yang di pentingkan
adalah prosedur dalam pembuatan konstitusi, yang di lakukan secara istimewa berbeda
dengan pembuatan peraturan-peraturan lainnya. Dimana konstitusi formil adalah
dokumen hukum dan isinya berupa aturan-aturan hukum. Dapat ditarik bahwa di
samping sebagai dokumen nasional dan tanda kedewasaan dari kemerdekaan sebagai
bangsa, konstitusi juga sebagai alat yang berisi sistem politik dan sistem hukum yang
hendak diwujudkan.
2. KONSTITUSI TERTULIS
Konstitusi dalam arti tertulis, konstitusi dibuat naskah (tertulis) guna
memudahkan pihak-pihak yang bersangkutan mengetahuinya. Konstitusi tertulis berarti
konstitusi tersebut tertulis dalam satu dokumen dan tidak tersebar dalam berbagai
dokumen. Apa yang tertulis diatas kertas mengenai lembaga lembaga negara dan
prinsip-prinsip memerintah dari suatu negara, sama dengan faham kodifikasi. Konstitusi
tertulis, adalah konstitusi yang di tulis dalam bentuk naskah dan di sebut deengan UUD.
Negara-Negara modern sekarang ini menggunakan konstitusi tertulis. Konstitusi
tertulis, yaitu suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok badan-
badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan
tersebut. Konstitusi tertulis adalah konstitusi dalam bentuk dokumen yang memiliki
“kesakralan khusus” dalam proses perumusannya. Konstitusi tertulis merupakan suatu
instrumen yang oleh penyusunnya disusun untuk segala kemungkinan yang dirasa
terjadi dalam pelaksanaannya.

KESIMPULAN
Perbedaan konstitusi formil dan tertulis itu terletak di pengertiannya,
Konstitusi dalam arti formil, menitikberatkan pada prosedur pembentukannya, yaitu
harus istimewa berbeda dengan pembentukan peraturan-peraturan lainnya.
Konstitusi dalam arti tertulis, konstitusi dibuat naskah (tertulis) guna memudahkan
pihak-pihak yang bersangkutan mengetahuinya. Konstitusi tertulis berarti konstitusi
tersebut tertulis dalam satu dokumen dan tidak tersebar dalam berbagai dokumen.
dimana konstitusi formil itu merupakan sifatnya dan konstitusi tertulis itu merupakan
klasifikasi dan bentuk dari konstitusi itu sendiri.

PERBEDAAN KONSTITUSI FORMIL DAN KONSTITUSI TERTULIS


Konstitusi Menurut Dr. Gruys
Undang-undang dasar adalah suatu jenis istimewa undang-undang (Grondwet is een
bijzondere sort van wet). Jadi, undang-undang dasar merupakan species dari pengertian
genus undang-undang. Gruys mengemukakan tiga pengertian undang-undang yakni :

a. Undang-undang = hukum objektif (objectief rech). Arti kuno ini masih dapat kita
lihat dalam istilah sah (wetting) atau menurut undang-undang (wettelijk) yang
berarti sesuai dengan hukum atau berlaku (rechmatig/rechtgelding) atau sah
menurut peraturan hukum objektif.
b. Undang-undang = dalam arti formal berarti suatu keputusan yang berasal kekuasaan
tertinggi Negara. Kekuasaan tertinggi Negara (hoogste staatgezag) ini dalam Negara
demokrasi ialah parlemen dan pemerintah. Jadi, undang-undang dalam arti formal
(wet in formalle zin) adalah tidak lain dari pada persesuaian kehendak antara
parlemen dan pemerintah.
c. Undang-undang dalam arti materiel berarti setiap keputusan penguasa yang
mengandung tujuan yang bersifat umum. Setiap keputusan penguasa (ieder
overheidsbesluit), berarti tidak perlu yang tertinggi tetapi badan apa saja, asal
mempunyai kekuasaan legislative. Jadi mungkin tingkat propinsi atau kabupaten,
asal mempunyai tujuan yang bersifat umum (algemene strekking).

Demikian pula undang-undang dasar yang merupakan species dari pengertian genus
undang-undang, menurut Gruys mempunyai tiga arti yaitu:
1.      undang-undang dasar = dalam arti formal, sdalah suatu undang-undang yang dibuat
secara istimewa dan ditinjau kembali secara istimewa dan ditinjau kembali secara istimewa
pula. Jadi menurut Gruys, undang-undang dasar bukanlah undang-undang biasa melainkan
undang-undang istimewa yakni yang dibentuk dan di ubah secara istimewa.
2.      undang-undang dasar = dalam arti materiel, adalah suatu undang-undang yang
mengatur pokok-pokok dari alat perlengkapan Negara dan penyelenggaraan Negara. Jadi
tentang isisnya adalah mengenai struktur bangunan Negara dan functie administrasi
Negara.
3.      undang-undang dasar = sebagai naskah yang mempunyai nilai-nilai kenegaraan
(staaskundige waarde). Naskah politik misalnya naskah Uni Van Utrecht, jadi naskah
politik yang penting isisnya.
Menurut Gruys undang-undang dasar yang sama dengan Grundgesetz harus merupakan
undang-undang yang tertinggi, dan yang baik prosedur pembentukannya maupun
perubahannya haruslah istimewa. Hal tersebut pulalah yang membedakan undang-undang
dasar dari undang-undang biasa.
KONSTITUSI FORMIL DAN MATERIIL

Konstitusi, constitution (Amerika Serikat), atau verfasung (Jerman), di


bedakan dari undang – undang dasar atau grundgestz (Jerman) ataupun grondwet
(Belanda). Di karenakan kesalahpahaman dalam cara pandangan banyak orang
tentang konstitusi, maka pengertian mkonstitusi itu sering diidentikkan dengan
pengertian undang – undang dasar. Kesalahan ini di sebabkan antara lain oeh
pengaruh paham kodifikasi yang menghendaki semua peraturan/

Hukum dibuat dalam bentuk tertulis (written document) dengan maksud


untuk mencapai kesatuan Hukum (rechtzekerheid). Begitu besar pengaruh
kodifikasi ini, maka di seluruh dunia berkembang anggapan bahwa setiap
peraturan, di karenakan pentingnnya maka harus di tulis, dan demikian pula
dengan konstitusi. Di zaman modern sekarang ini, dapat di katakana bangsa
Amerika Serikatlah yang pertama menuliskan konstitusi dalam satu naskah,
meskipun leluhur mereka di Inggris tidak mengenal naskah konstitusi yang tertulis
dalam satu naskah.

Oleh karena itu, dalam bahasa Inggris dan Amerika, tidak tersedia kata
yang tepat untuk menggambarkan perbedaan antara konstitusi dan undang –
undang dasar sebagaimana perbedaan antara kedua pengertian ini dalam bahasa
Jerman., Perancis, Belanda dan Negara – Negara Eropa Kontinental lainnya.
Dalam bahasa Jerman jelas di bedakan antara verfasung dan constitutie dan
grondwet.

Untuk memahami perbedaan mengenai kedua pengertian konstitusi dan


undang – undang dasar itu, kita dapat menggunakan antara lain pendangan
Hermann Heller sebagai rujukan. Dari pandangan Hermann Heller ini jelas
tergambar bahwa konstitusi itu memang mempunyai arti yang lebih luas dari pada
undang – undang dasar. Hermann Heller membagi konstitusi itu dalam tiga fase
pengertian, yaitu :

a) Pada mulanya, apa yang di pahami sebagai konstitusi itu mencerminkan


kehidupan politik di dalam masyarakat sebagai suatu kenyataan (Die
politieche verfasung als gesellchaftliche wirklihkeit) dan ia belum merupakan
konstitusi dalam arti Hukum (Ein rechtverfasung). Dengan perkataan lain,
konstitusi itu masih merupakan pengertian sosiologis atau politis dan belum
merupakan pengertian Hukum.

b) Setelah orang mencari unsure – unsure Hukumnya dari konstitusi yang


hidup di dalam masyarakat itu untuk di jadikan satu kesatuan kaidah
Hukum, barulah konstitusi itu di sebut rechtverfasung (die verselbstandigte
rechtverfasung), yaitu konstitusi dalam arti Hukum.

c) Kemudian muncul pula kebutuhan untuk menuliskan konstitusi itu dalam


satu naskah tertentu sehingga orang milai menulisnya sebagai undang –
undang yang tertinggi yang berlaku dalam satu Negara.

Anda mungkin juga menyukai