Anda di halaman 1dari 3

1.

ISTILAH KONSTITUSI

Istilah konstitusi sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu dimana terdapat konstitusi
Athena pada saat itu dipandang sebagai alat demokrasi sempurna.

Istilah konstitusi menurut bahasa Indonesia memiliki 2 makna yaitu :

1. Segala ketentuan dan aturan tentang ketatanegaraan dan UUD suatu negara.

2. UU menjadi dasar semua UU dan peraturan lain disuatu negara yang mengatur bentuk,
sistem pemerintahan pembagian kekuasaan, wewenang badan pemerintahan

Dalam kepustakaan Belanda istilah konstitusi disebut Grondwet. Selain itu, beberapa
ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai berikut :

1. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok
dari badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok
cara kerja badan tersebut.

2. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara
yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur
pemerintahan negara.

3. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:

 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang


mencerminkan kehidupan politik masyarakat.

 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan


kaidah yang hidup di dalam mayarakat.

 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam


suatu naskah sebagai undang-undang.

4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang
didasarkan pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah,
serta hubungan-hubungan antara keduanya yang diatur.

5. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara
dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa


ada dua pengertian konstitusi, yaitu
1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan
ketentuan dasar (hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis
dan hukum dasar tidak tertulis yang mengatur mengenai suatu
pemerintahan yang diselenggarakan di dalam suatu negara.

2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu


dokumen yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang
bersifat pokok dari ketatanegaran suatu negara.

2. SIFAT KONSTITUSI

Konstitusi memiliki dua sifat, yaitu luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan tertulis atau
tidak tertulis. Oleh karena itu, untuk menentukan suatu konstitusi bersifat luwes atau kaku
dapat dinilai dari cara mengubah konstitusi, apakah konstitusi itu mudah atau tidak mengikuti
perkembangan zaman?

Konstitusi pada hakikatnya adalah suatu hukum dasar yang merupakan dasar bagi
peraturan perundangan lainnya. Oleh karena itu bagi negara yang menganggap bahwa
konstitusi tidak dapat diubah dengan cara yang mudah maka konstitusi tersebut dapat
dianggap sebagai konstitusi yang kaku (rigid).

Adapun bagi negara yang menganggap bahwa pengubahan konstitusi tidak perlu
dilakukan secara istimewa, yaitu cukup dilakukan oleh lembaga pembuat undang-undang
maka negara tersebut menerapkan konstitusi yang luwes. Dengan demikian, untuk menilai
bahwa suatu konstitusi itu luwes atau kaku dapat dilakukan dengan menilai apakah suatu
konstitusi tersebut mudah atau tidak mengikuti perkembangan zaman.

Konstitusi yang mudah mengikuti perkembangan zaman biasanya mengatur hal-hal pokok
dalam bernegara. Hal ini disebabkan peraturan yang bersifat khusus biasanya diatur oleh
peraturan yang lebih rendah derajatnya dan lebih mudah membuatnya. Jadi, konstitusi yang
bersifat luwes adalah konstitusi yang mampu mengikuti perkembangan zaman.

Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasar tertinggi bangsa
Indonesia adalah konstitusi yang dapat digolongkan kaku dan luwes. UUD 1945 dikatakan
kaku karena untuk mengubah UUD itu bukanlah hal yang mudah. Hal ini terlihat dalam Pasal
37 ayat 1 UUD 1945 yang mensyaratkan bahwa untuk mengubah Undang-Undang Dasar
sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus
hadir. Sejak tahun 1999 MPR telah mengadakan perubahan (Amandemen) terhadap UUD
sebanyak empat kali. UUD 1945 juga dapat digolongkan sebagai konstitusi yang luwes, jika
ditinjau bahwa UUD 1945 hanya mengatur hal-hal yang pokok dan pengaturan nya
ditentukan oleh peraturan yang lebih rendah derajatnya.

Sifat konstitusi kedua adalah konstitusi yang tertulis atau tidak tertulis. Konstitusi
dinyatakan tertulis, jika ditulis dalam suatu naskah atau beberapa naskah. Konstitusi
dinyatakan tidak tertulis, jika ketentuanketentuan yang mengatur suatu pemerintahan tidak
tertulis dalam suatu naskah tertentu, melainkan dalam suatu konvensi atau Undang-Undang
biasa. Satu-satunya negara di dunia yang menerapkan konstitusi tidak tertulis adalah negara
Inggris. Undang-undang Inggris, yaitu Bill of Rights.

Anda mungkin juga menyukai