Negara federal menggunakan teori kedaulatan campuran antara negara dan rakyat. Negara
federal memberikan kekuasaan tertentu kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Kekuasaan tertinggi tetap berada pada negara sebagai satu kesatuan, tetapi pemerintah
daerah memiliki kekuasaan dalam urusan tertentu sesuai dengan konstitusi. Contoh negara
federal adalah Amerika Serikat.
Pada negara federal, hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah bersifat
simetris, di mana keduanya memiliki kewenangan yang sama pentingnya. Namun,
pemerintah daerah hanya memiliki kewenangan dalam urusan yang telah ditetapkan oleh
konstitusi federal. Pemerintah pusat bertanggung jawab atas urusan nasional, sedangkan
pemerintah daerah bertanggung jawab atas urusan daerah.
Pada negara konfederal, pemerintah daerah atau negara bagian memiliki kekuasaan yang
lebih besar dibandingkan pemerintah pusat. Pemerintah pusat hanya memiliki kewenangan
yang terbatas dan hanya dapat melakukan tindakan sesuai dengan persetujuan pemerintah
daerah atau negara bagian. Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah diatur dalam
perjanjian konfederasi.
3 . Sistem presidensial dan parlementer adalah dua bentuk pemerintahan yang memiliki
karakteristik yang berbeda. Sistem presidensial ditandai dengan pemisahan kekuasaan di
antara cabang-cabang pemerintahan, di mana cabang eksekutif bertindak sebagai
administrator atau penegak hukum, cabang legislatif membuat undang-undang, dan cabang
yudikatif menafsirkan dan memutuskan tentang hukum. Presiden dipilih langsung oleh
rakyat melalui mekanisme yang berbeda di setiap negara dan menjabat selama jangka
waktu tetap 4-5 tahun, independen dari dukungan legislatif. Cabang eksekutif juga memiliki
otoritas untuk membuat undang-undang, meskipun hal ini mungkin berbeda di beberapa
negara seperti Amerika Serikat. Sistem presidensial memberikan presiden dengan sumber
legitimasi yang terpisah dari legislatif.
Sebaliknya, sistem parlementer menampilkan fusi cabang eksekutif dan legislatif, dengan
kepala negara dan kepala pemerintahan biasanya dipegang oleh individu yang berbeda.
Rakyat memilih wakil-wakil ke parlemen, yang kemudian membentuk pemerintah dan
menentukan siapa yang akan menjadi kepala pemerintahan, termasuk menteri dan anggota
kabinet. Dalam sistem parlementer, jika sebuah partai memiliki mayoritas kursi di parlemen,
ia dapat dengan mudah membentuk pemerintahan tanpa perlu koalisi. Namun, jika tidak
ada partai yang memiliki mayoritas, mereka perlu membentuk koalisi untuk memerintah.
Secara keseluruhan, perbedaan utama antara sistem presidensial dan parlementer terletak
pada pemisahan kekuasaan dan pemilihan langsung presiden dalam yang pertama,
dibandingkan dengan fusi kekuasaan dan pemilihan tidak langsung kepala pemerintahan
dalam yang kedua.