Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2(2022.1)

HUKUM TATA NEGARA


HKUM4201

Jawaban :

1.
a) Sistem pemerintahan merupakan sistem yang digunakan pemerintah untuk
mengatur pemerintahan negaranya dimana sistem ini digunakan untuk menjaga
kestabilan negara menyangkut perbedaan sistem presidensi dan parlementer
dimana akan saya jelaskan secara rinci dibawah ini :

-Presidensi (Presiden menjabat sebagai kepala negara sekaligus kepala


pemerintahannya , preseiden berwenang secara simbolis maupun mengatur
langsung pelaksanaan pemerintahan , presiden menjabat selama lima tahun
tergantubg undang-undang dimana jabatan dapat diduduki selama dua periode ,
presiden dipilih langsung oleh rakyat ,presiden memiliki hak prerogatif
membentuk kabinet dan memilih menteri-menterinya , tidak ada lembaga tertinggi
negara , presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen , presiden tidak dapat
membubarkan perlemen karena anggota parlemen dipilih langsung oleh rakyat
dan yanv terakhir ialah adanya pembagian kekuasaan yang jelas antara eksekutif
dan legislatif dan eksekutif tidak bergantung kepada parlemen.

-Parlementer (Kepala negara dijabat oleh raja , sultan maupun presiden sementara
kepala pemerintahan dijabat perdana menteri , kepala negara hanya berperan
secara simbolis sementara perdana menteri bertugas untuk membantu kepala
negara menjalankan pemerintahan , masa jabatan perdana menteri dan kabinet
ditentukan oleh parlemen , kepala negara ditunjuk berdasarkan keturunan
sementara kepala pemerintah dipilih oleh parlemen , kabinet dibentuk oleh
parlemen , supremasi tertinggi dijabat oleh parlemen , perdana menteri dan
kabinet bertanggung jawab kepada parlemen , kepala negara dapat membubarkan
parlemen atas saran dari kepala pemerintahan dan yang terakhir tidak ada
pemisahan kekuasaan yang jelas , kabinet sangat bergantung pada mayoritas
dukungan parlemen , dimana parlemen dikendalikan kabinet jika para anggota
kabinet berasal dari partai mayoritas).
b) Dalam hukum tata negara indonesia (2019) karya fajlurrahman jurdi menurut K.C
Wheare mengartikan bahwa konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan
dari suatu negara berupa kumlulan peraturan dimana kumlulan peraturan tersebut
membentuk , mengatur , atau memerintah dalam lemerintahan satu negara , dan
diindonesia sendiri sudah ada tiga konstitusi yang pernah berlaku sejak proklamasi
kemerdekaannya dimana pemberlakuan konstitusi tersebut tidak lepas dari
perubahan kehidupan tata negara itu sendiri dimana konstitusi yang dimaksud
ialah UUD 1945 dirancang oleh BPUPKI sebelum proklamasi kemerdekaan
bangsa indonesia , rancangan tersebut kemudian disahkan oleh PPKI menjadi
konstitusi negara republik indonesia , dimana indonesia sebagai negara harus
memiliki konstitusi untuk mengatur kehidupan ketatanegaraannya sehingga UUD
1945 disahkan menjadi konstitusi , bentuk negara dalam UUD 1945 adalah
kesatuan , dan kekuasaan negara dikendalikan atau dipegang oleh pemerintah
pusat dimana pemerintah pusat juga dapat menyerahkan urusannya kepada
pemerintah daerah itulah yang dinamakan desentralisasi. Dengan bentuk
republik ,kekuasaan pemerintah negara dipeganv oleh presiden karena presiden
merupakan kepala pemerintahan sekaligus kepala negara , berdasarkan UUD 1945
indonesia menganut pemerintahan presidensial dimana presiden adalah
penyelenggara pemerintahan negara tertinggi dibawah MPR ,tetapi terdapat
perubahan pada tahun 1949 dimana terjadi pergantian konstitusi indonesia akibat
campur tangan belanda , dimana republik indonesia berganti menjadi republik
indonesia serikat sebagai hasil dari perundingan damai indonesia dan belanda
yang dikenal dengan konferensi meja bundar (KMB) dimana konstitusi RIS 1949
dijadikan undang-undang dasar pada saat itu dan bentuk negara pada saat itu
berbentuk serikat atau federal yang mana sangat bertolak belakang dengan UUD
1945 dimana prinsip negara federal negara yang terbagi-bagi atas berbagai
negara ,indonesia pun mengalami hal yang sama pada saat itu yakni menjadi tujuh
negara bagian dan sembilan satuan negara dan untuk sistem pemerintahan sendiri ,
pemerintah RIS menganut sistem kabinet parlementer dimana kebijakan dan
tanggung jawab kekuasaan pemerintah berada ditangan menteri baik secara
bersama ataupun individual. Dan selanjutnya yakni untuk memenuhi tuntutan
rakyat yang tidak puas akan sistem seperti itu dimana rakyat tidak setuju dengan
bentuk negara serikat melalui sebuah pemerintahan RI dan pemerintah RIS pada
19 mei 1950 dibuat piagam persetujuan dimana negara kesatuan yang akan
dibentuk merupakan hasil pengubahan konstitusi RIS dengan prinsip-prinsip
pokok dalam UUD 1945 kemudian terbentuklah undang-undang bersifat
sementara 1950, tetapi ujung-ujungnya kembali lagi me UUD 1945 dimana
konstitusi permanen sebagai pengganti UUDS 1950 ternyata tidak berjalan dengan
baik sehingga presiden sukarno mengusulkan untuk kembali ke UUD 1945 ,
dimana untuk menyelamatkan indonesia presiden sukarno mengeluarkan dekrit
presiden pada tanggal 5 juli 1959 yang berisi (Membubarkan konstituante ,
Berlakunya kembali UUD 1945 , dan membentuk MPRS dan DPAS dalam waktu
sesingkat-singkatnya) Nah menurut saya dengan adanya dekrit presiden itulah
secara otomatis UUD 1945 kembali menjadi konstitusi resmi negara indonesia
hingga sekarang dan semua tatanan kenegaraan kembali disesuaikan oleh
ketentuan yang diatur didalam UUD 1945.
c) Seperti yang sudah dijelaskan pada materi sebelumnya pada april 1950 diadakan
konferensi antara RIS negara indonesia timur dan sumatera timur dimana
keputusannya adalah membentuk negara kesatuan dan republik indonesia dimana
pada tanggal 19 mei 1950 , Hatta dan perdana menteri RI abdul halim sepakat
membubarkan republik indonesia menjadi negara kesatuan republik indonesia
dimana analisis saya pada saat indonesia berbentuk federal terjadi pecah belah
bagian negara dan sistem yang di laksanakan tidak terlaksana dengan baik ,
dengan dibentuknya kembali negara kesatuan ,negara indonesia tidak lagi terpecah
atau terbagi-bagi , semuanya sama dan satu dalam satu rumpun negara yakni
indonesia , walaupun beragam budaya etnis dan suku tetapi tetal satu jua dengan
adanya kesatuan yakni kesatuan negara republik indonesia. Lalu pada tanggal 15
mei 1950 ,presiden sukarno menandatangani UUD sementara republik indonesia
dan dua hari kemudian RIS secara resmi dibubarkan lalu indonesia kembali ke
bentuk negara kesatuan.

2.
I. Status kewarganegaraan menjadi prasyarat utama untuk mendaftar sebagai kepala
daerah , dalam kasus terpilihnya bupati orient patriot riwu kore ada hal yang
bertengangan dengan asas kewarganegaraan yang dianut oleh indonesia dimana kita
ketahui bupati tersebut memiliki kewarganegaraan ganda dimana kedudukan hukum
dari bupati terpilih yang memiliki kewarganegaraan ganda bertentangan dengan
undang-undang kewarganegaraan indonesia sebagaimana terdapat pasal 6 ayat (1)
dalam hal seorang WNI memiliki kewarganegaraan lain statusnya sebagai WNI akan
hilang sebagaimana dinyatakan dalam pasal 31 ayat (1) huruf g peraturan pemerintah
no 2 tahun 2007 tentang tatacara memperolah kehilangan pembatalan dan
memperoleh kembali kewarganegaraan republik indonesia dan dalam pasal 23 huruf h
UU kewarganegaraan.
II. Dalam kewarganegaraan tunggal dan ganda dimana penyelesaian hukum pada kasus
bupati terpilih yang memiliki kewarganegaraan ganda yaitu antara lain dapat
dilakukan penerbitan SK (Kehilangan Kewarganegaran) oleh kementrian hukum
HAM dan pencabutan keputusan penetapan bupati yang dikeluarkan oleh
KPU ,bawaslu berwenang menyelesaikan sengketa pilkada mengenai pelanggaran
administrasi dan yang terakhir penyelesaian melalui MK dimana sebagai salah satu
lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman kemerdekaan untuk
menyelenggarakan pengadilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
III. Hak dan kewajiban warga negara dalam UUD NRI 1945 dimana hak adalah kuasa
untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan
melalui pihak tertentu , hak dan kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan akan tetapi terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang
bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan
penghidupan yang layak tetapi saya lihat pada kenyataannya banyak warga negara
yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya karena menurut
saya semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih banyak
mendahulukan hak daripada kewajiban padahal seorang pejabat tidak cukup hanya
memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk memikirkan diri sendiri jika
keadaannya seperti ini maka tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban , jika
keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Hak dan Kewajiban warga negara :
-Hak warga negara dimana adanya (Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
(pasal 27 ayat 2) , Hak u tuk hidup dan mempertahankan kehidupan (Pasal 28A) , Hak
untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28 ayat 1) , Hak atas kelangsungan hidup dan hak untuk mengembangkan diri
dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan berhak mendapatkan pendidikan
(pasal 28C ayat 1) , Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat , bangsa dan negaranya (Pasal 28C ayat
2) , Hak atas pengakuan jaminan dan perlindungan hukum yang jelas (Pasal 28D ayat
1) , Hak untuk memiliki hak pribadi ,hak untuk hidup dan hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum (Pasal 28I ayat 1).
-Kewajiban warga negara dimana (Warga negara wajib menaati hukum dan
pemerintahan (Pasal 27 ayat 1) , Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara
(Pasal 27 ayat 3) , Wajib menghormati HAM orang lain (Pasal 28J ayat 1) dan warga
negara wajib ikut serta dalam usaha pertahanan san keamanan negara (Pasal 30 ayaf
1).

3.
A. Monarki merupakan salah satu bentuk pemerintahan yang cukup banyak dianut oleh
beberapa negara , dimana bentuk pemerintahan ini dikepalai oleh seorang raja atau
ratu namun terdapat dua jenis pemerintahan dengan karakteristik yang berbeda yang
mana dapat dilihat dari kedudukan raja atau ratu dalam suatu negara , sebagian negara
mungkin menempatkan raja atau ratu sebagai kepala negara yang segala perkataannya
memiliki kekuatan hukum sedangkan negara lain lebih memberi label raja dan rafu
sebagai kepala negara namun sistem pemerintah diatur oleh parlementer , dalam hal
ini pemilihan raja atau ratu bisa dilakukan dengan dua cara yakni hereditary monarch
adalah pemberian status raja atau ratu yang didasarkan pada garis keturunan
sementara itu elective monarch dimana pemberian status raja atau ratu yang
didasarkan pada pemilihan biasanya pemilihan ini dilakukan oleh kelompok elit kecil
dalam suatu negara misalnya dewan kardinal memilih paus sebagai penguasa vatikan.
B. Sistem presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik dimana
kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif
dan didalam sistem presidensial , presiden memiliki kedudukan yang relatif kuat dan
tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik
namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden dan jika presiden melakukan
pelanggaran konstitusi , penghianatan , terhadap negara dan terlibat masalah kriminal
maka kedudukan presiden bisa dijatuhkan dan bila ia diberhentikan karena
pelanggaran tertentu biasanya wakil presiden akan menggantikan posisinya. Dan
terdapat kelebihan sistem ini ialah badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena
tidak tergantung pada parlemen sedangkan legislatif bergantung pada parlemen dan
masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu serta legislatif
bukan tempat pengkaderan untuk jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar
termasuk anggota parlemen sendiri , tetapi disamping itu terdapat juga kekurangan
nya yakni kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak dan pembuatan keputusan atau kebijakan publik
umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi
keputusan tidak tegas.
C. Konsep tugas DPR,DPD dan MPR :
1.DPR (Menyusun program legislasi nasional , menyusun dan membahas
RUU ,menerima RUU yang diajukan DPD (terkait otonomi daerah) Membahas RUU
yang diusulkan oleh presiden ataupun DPD , Menetapkan UU bersama denga
presiden serta menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU
(yang diajukan presiden) untuk ditetapkan menjadi UU. Terdapat juga tugas dan
wewenang DPR lainnya yakni (Menyerap menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi
rakyat , memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang ataupun
perdamaian dengan negara lain , memberikan pertimbangan kepada presiden dalam
hal pemberian amnesti dan abolisi serta mengangkat duta besar dan menerima
penempatan duta besar lain , Memilih anggota BPK dengan memperhatikan
pertimbangan DPD serta memilih tiga orang hakim konstitusi untuk selanjutnya
diajukan ke presiden.
2.DPD (Mengajukan rancangan UU yang berkaitan dengan otonomi daerah ,
hubungan pusat dan daerah serta ikut membahas rancangan UU yang berkaitan
dengan poin pertama , Menyusun dan menyampaikan daftar inventaris masalah RUU
yang berasal dari DPR atau presiden , Memberikan pertimbangan kepada DPR atas
rancangan UU tentang APBN dan rancangan UU yang berkaitan dengan pajak ,
pendidikan dan agama , Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU
mengenai otonomi daerah , Menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan UU
mengenai otonomi daerah serta menerima hasil pemeriksaan atas keuangan negara
dari BPK sebagai bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang RUU yang
berkaitan dengan APBN , Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam pemilihan
anggota BPK serta melakukan pemantauan dan evaluasi atas rancangan peraturan
daerah dan menyusun program legislasi nasional yang berkaitan dengan otonomi
daerah , hubungan pusat dan daerah , pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah serta yang berkaitan dengan pertimbangan keuangan pusat dan
daerah.
3.MPR (Mengubah dan menetapkan UUD ,Melantik presiden dan wakil presiden
berdasarkan hasil pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR ,Memutuskan usul
DPR berdasarkan putusan MK untuk memberhentikan presiden atau wakil presiden
dalam masa jabatannya setelah presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan
penjelasan didalam sidang paripurna MPR , Melantik wakil presiden menjadi presiden
apabila presiden mangkat atau berhentk atau diberhentikan ,Memilih wakil presiden
dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil
presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari , dan yang
terakhir yakni menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR serta memilih
presiden dan wakil presiden bila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa
jabatannya dari dua paket calon presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang paket meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan sebelumnya sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam
waktu 30 hari.

4.
a. Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan ,keluhuran martabat serta perilaku hakim , pada tahun 2006 MK melalui
putusannya Nomor 005/PUU-IV/2006 Menyatakan bahwa hakim konstitusi tidaklah
termasuk hakim yang menjadi objek pengawasan oleh komisi yudisial selain itu pada
tahun 2014 MK melalui putusannya Nomor 1,2/PUU-XII/2014 menyatakan bahwa
badan pengawas atau panel ahli yang dibentuk oleh komisi yudisial untuk mengawasi
hakim konstitusi bertentangan dengan UUD 1945 , pada saat ini hakim yang daoat
diawasi secara eksternal oleh komisi yudisial hanyalah hakim pada lingkup peradilan
MA tidak termasuk hakim konstitusi. Padahal ketika pembahasan rapat PAH 1 BP
MPR tentang amandemen UUD 1945 bahwa objek pengawasan yang dilakukan oleh
komisi yudisial adalah mencangkup seluruh hakim , termasuk hakim konstitusi dan
tidak ada pembedaan istilah hakim , maka perlu dilakukan amandemen 1945 yang
kelima untuk mewujudkan pengawasan hakim konstitusi oleh komisi yudisial.
b. Kedudukan komisi yudisial dalam kekuasaan kehakiman indonesia dimana
kedudukan KY dalam UUD 1945 hasil amandemen , disamakan dengan lembaga-
lembaga negara lain ya g juga diatur dalam UUD 1945 , komisi ini ditentukan dan
diatur tersendiri oleh UUD 1945 karena dianggap mempunyai kedudukan dan posisi
yang sangat penting dan strategis dalam upaya menjaga dan menegakkan kehormatan,
keluhuran martabat dan perilaku kehakiman diindonesia. Kedudukan KY sesuai
dengan bunyi pasal 24B ayat 1 seharusnya menjadi lembaga yang benar-benar
mandiri dalam artian tidak berada dibawah kekuasaan manapun termasuk kehakiman
sehingga komisi yudisial akan benar-benar independen.
c. Menimbang bahwa meskipun MK berwenang untuk memeriksa ,mengadili dan
memutus permohonan akan tetapi untuk menghilangkan keraguan akan
objektivitas ,netralitas dan imparsialitas MK dalam melaksanakan kewenangannya
yang diberikan UUD 1945 ,perlu lebih dahulu mempertimbangkan permohonan kuasa
hukum komisi yudisial (KY) selaku pihak tarkait langsung yang secara khusus
disampaikan pada persidangan tanggal 11 april 2006 agar MK membuat pernyataan
deklarasi dimana deklarasj dimaksud oleh pihak KY agar MK mengesampingkan atau
menganggap dan menyatakan tidak akan melakukan pengujian terhadao ketentuan
dalam UUKY ya g dimohonkan pengujian dalam permohonan putusan sepanjang
menyangkut HK.

Anda mungkin juga menyukai