Anda di halaman 1dari 15

PERBANDINGAN HUKUM TATA NEGARA

PERBANDINGAN KONSTITUSI RIS (27


DESEMBER 1949 – 17 AGUSTUS 1950)
DENGAN UUDS / UNDANG-UNDANG
DASAR SEMENTARA
(17 AGUSTUS 1950 – 5 JULI 1959)

M BIMO P NUGROHO
20190402038
PENGERTIAN KONSTITUSI
• Hukum dasar dibagi 2, yaitu:
• Hukum dasar tertulis, contoh: UUD
• Hukum dasar tidak tertulis, contoh: Konvensi
(pidato Presiden pada setiap 16 Agustus)

• Kedudukan konstitusi yaitu sumber hukum yang


tertinggi
Konstitusi yang Berlaku di Indonesia
Menurut Bentuk, Sifat & Kedudukan
RIS UUDS
Menurut bentuk : Menurut bentuknya:
Konstitusi RIS merupakan kostitusi tertulis UUDS’50 merupakan konstitusi tertulis karena
karena dituangkan dalam suatu dokumen. dituangkan dalam suatu dokumen yang formal.
Terbentuk atas usulan PBB dengan
menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar Menurut sifatnya:
(KMB) di Den Haag UUDS’50 merupakan konstitusi rigid karena
dalam perubahannya mempersyaratkan
Menurut sifat : prosedur khusus sehingga tidak semudah
Konstitusi RIS merupakan konstitusi rigid seperti merubah peraturan perundang-
karena mempersyaratkan prosedur khusus undangan biasa.
untuk perubahan atau amandemennya.
Menurut kedudukannya:
Menurut kedudukan : UUDS’50 merupakan konstitusi derajat tinggi
Konstitusi RIS merupakan konstitusi derajat karena persyaratan merubahnya tidak semudah
tinggi karena persyaratan untuk mengubah peraturan perundangan biasa.
lebih berat jika dibandingkan merubah
peraturan perundangan yang lain.
Sistem Ketatanegaraan
RIS UUDS
• Bentuk Negara : Serikat • Bentuk Negara : Kesatuan
• Bentuk Pemerintahan : Republik • Bentuk Pemerintahan : Republik
• Sistem Pemerintahan :Parlementer • Sistem Pemerintahan : Presidensial
• Pembagian Kekuasan • Pembagian Kekuasan
Legislatif : DPR dan Senat Legislatif : Pemerintah
Eksekutif : Pemerintah dengan DPR
(Presiden) Eksekutif : Dewan Menteri
Yudikatif : MA Yudikatif : MA
Bentuk Negara
RIS UUDS
Mengenai bentuk negara dinyatakan dalam pasal 1 ayat (1) Bentuk Negara serikat ternyata tidak berumur panjang karena bentuk tersebut tidak sesai
Konstitusi RIS yang berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang dengan aspirasi masyarakat Indonesia.Satu persatu Negara-negara bagian yang bernaung di
bawah RIS menggabungkan diri dengan Republik Indonesia (di Yogyakarta) yang sebenarnya
merdeka dan berdaulat adalah negara hukum yang demokratis merupakan satu Negara bagian juga. Desakan-desakan rakyat untuk melakukan integrasi
dan berbentuk federasi”. Dengan berubah menjadi negara dengan Negara RI pada gilirannya menyebabkan semakin berkurangnya Negara-negara bagian.
Sehingga pada bulan Mei 1950 jumlah Negara bagian tinggal tiga; yaitu Negara Republik
serikat (federasi), maka di dalam RIS terdapat beberapa negara Indonesia (di Yogyakarta), Negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra Timur.Rakyat
bagian yang masing-masing memiliki kekuasaan pemerintahan mengangap revolusi Indonesia belum sempurna sebelum terbentuk Negara kesatuan sesuai
UUD 1945.
di wilayah negara bagiannya. Negara-negara bagian itu adalah Piagam Persetujuan antara Republik Indonesia Serikat dan Republik Indonesia ditandatangani
Negara Republik Indonesia, Indonesia Timur, Pasundan, Jawa oleh Hatta dan A.Halim pada tanggal 19 Mei 1950. Hatta, Perdana Menteri RIS, mendapatkan
mandat penuh dari negara Indonesia Timur dan Negara Sumatra timur untuk mewakili negara
Timur, Madura, Sumatra Timur dan Sumatra Selatan. Selain itu RIS dan dua negara bagian sekaligus. Sedangkan A. Halim mewakili Negara Republik Indonesia
terdapat pula satuan-satuan kenegaraan yang berdiri sendiri, Piagam tersebut memuat pesetujuan untuk kembali ke bentuk’’negara kesatuan’’ sesaui
dengan Proklamasi 17 Agustus 1945. Untuk itu perlu disepakati perubahan-perubahan
yaitu: Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, terhadap konstitusi RIS. Menindaklajuti persetujuan itu dibentuk panitia, yang bertugas
Dayak Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan membuat rancangan undang-undang Dasar Sementara (UUDS). Panitia ini menghasilkan
rancangan UUDS yang setelah diadakan perubahan-perubahan oleh Pemerintah RIS dan
Kalimantan Timur (Zulkarnain, 2012: 99). Pemerintah RI, disampaikan kepada BP-KNIP RI, dan DPR serta Senat RIS. Tanpa memberikan
. amdemen, ke tiga lembaga Negara tersebut menyetujui rancangan UUDS untuk diberlakukan
dalam Negara kesatuan Republik Indonesia (Moh.Mahfud MD, 2010:47)
Bentuk negara menurut UUDS 1950 adalah negara kesatuan, yakni negara yang bersusunan
tunggal. Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950 menentukan bahwa Republik Indonesia merdeka dan
berdaulat ialah negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan. Hal itu berarti tidak
ada negara dalam negara. Dalam pasal 13 ayat (1) UUDS 1950 berbunyi: Pembagian daerah
Indonesia atas dasar daerah besar dan kecil yang berhak mengurus rumah tangganya sendiri
(otonom) dengan bentuk susunan pemerintahan ditetapkan dengan Undang-undang dengan
memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dan dasar perwakilan dalam sistem
pemerintahan negara.
Sistem Pemerintahan
RIS
Dalam pasal 1 ayat (2) dijelaskan bahwa kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
UUDS
pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Tugas penyelenggaraan pemerintah Pendapat yang dikemukakan oleh Wilopo bahwa dengan berlakunya UUDS 1950
federal dijalankan oleh Pemerintah. Dalam ketentuan pasal 117 (2) dinyatakan bahwa Pemerintah
menyelenggarakan kesejahteraan Indonesia dan teristimewa mengurus supaya konstitusi, UU Federal, dan berarti sistem parlementer yang dianut di Indonesia adalah demokrasi
peraturan-peraturan lain yang berlaku untuk Republik Indonesia Serikat. Asas dasar atas kekuasaan penguasa parlementer penuh. Sistem itu berlaku bukan hanya di dalam praktik, tetapi juga
diatur dalam ketentuan pasal 34 Konstitusi RIS yang berbunyi, “Kemauan Rakyat adalah dasar kekuasaan diberi landasan-landasan konstitusionalnya di dalam UUD.
penguasa; kemauan itu dinyatakan dalam pemilihan berkala yang jujur dan dilakukan menurut hak pilih yang
sedapat mungkin bersifat umum dan berkesamaan, serta dengan pemungutan suara yang rahasia ataupun Wilopa menulis: ’’Sistem demokrasi parlementer penuh dalam Negara Republik
menurut cara yang juga menjamin kebebasan mengeluarkan suara”. Menurut pasal-pasal Konstitusi RIS 1949 Indonesia berlangsung kira-kira antara tahun 1950-1959, masa inilah yang
sistem pemerintahan negara yang dianut adalah sistem pemerintahan Kabinet Parlementer. Dalam sistem ini,
Kabinet bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat, dan apabila pertanggungjawaban itu tidak dapat dimaksud dengan pemerintahan partai-partai yang disamping kelemahan-
diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dapat membubarkan Kabinet, atau Menteri kelemahannya, tentu juga ada positifnya…. (Moh.Mahfud MD, 2010:48)
yang bersangkutan yang kebijaksanaannya tidak dapat diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Sebaliknya, apabila Dari segi positifnya yaitu apabila akan mengangkat Menteri-menteri harus
Pemerintah tidak dapat menerima kebijaksanaan Dewan Perwakilan Rakyat dan menganggap Dewan Perwakilan
Rakyat tidak representative, Pemerintah dapat membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat; dan pembubaran ini memperoleh dukungan daripada badan perwakilan rakyat. Dan segi negatif,
diikuti dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat yang baru (Soehino, 1992: 66). Menteri-menteri yang tidak lagi memperoleh dukungan dari badan perwakilan
Ketentuan pasal 118 Konstitusi RIS berbunyi, “(1) Presiden tidak bisa diganggu gugat; (2) Menteri-menteri
bertanggungjawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya, maupun masing-
rakyat maka harus mengundurkan diri (Joniarto, 1974:110)
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri dalam hal itu”. Dari ketentuan tersebut, Republik Indonesia Serikat Menurut pasal 45 ayat (1), (2) UUDS 1950 Presiden ialah kepala negara dan dalam
dikatakan memiliki sistem pemerintahan parlementer karena yuridis formal yang ada mengatur bahwa Kabinet melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh wakil presiden. Lebih lanjut
bertanggungjawab atas DPR. Hal tersebut sesuai dengan ciri sistem pemerintahan parlementer.
Namun, ketika pasal 122 Konstitusi RIS ditelaah, maka akan ditemukan penyimpangan dari sistem pemerintahan ditentukan oleh pasal 83 ayat (1), (2) UUDS 1950 bahwa Presiden dan Wakil
parlementer. Ketentuan pasal 122 Konstitusi RIS berbunyi, “Dewan Perwakilan Rakyat yang ditunjuk menurut pasal Presiden tidak dapat diganggu gugat dan pemerintahan adalah di tangan dewan
109 dan 110 tidak dapat memaksa Kabinet dan masing-masing Menteri meletakkan jabatannya”. Muatan dari
ketentuan tersebut berbeda dengan cirri-ciri sistem pemerintahan parlementer. Sudah disebutkan di atas bahwa
menteri yang diketuai oleh seorang Perdana Menteri. Menteri-menteri
cirri sistem parlementer adalah apabila pertanggungjawaban Menteri tidak dapat diterima oleh Dewan Perwakilan bertanggung jawab untuk seluruh kebijaksanaan pemerintah baik secara
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dapat membubarkan Kabinet, atau Menteri yang bersangkutan yang bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya
kebijaksanaannya tidak dapat diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Jadi, di dalam penyelenggaraan
ketatanegaraan RIS, ketika Kabinet tidak mampu mempertanggungjawabkan segala kebijakan yang telah sendiri-sendiri kepada DPR. Dengan demikian UUDS 1950 menggunakan sistem
dilakukannya maka pihak DPR tidak dapat berbuat apa-apa. pemerintahan perlementer.
Kepala Negara:
Persiden Ir.Soekarno dan wakil presiden Muh. Hatta yang dipilih dan diangkat menjadi presiden dan wakil
presiden. 
Kepala Pemerintahan:
Pemerintahan dipimpin oleh Persiden Ir. Soekarno sesuai dengan UUD 1945.
Lembaga - Lembaga Negara
RIS UUDS
Lembaga-lembaga negara menurut Konstitusi RIS Lembaga-lembaga negara menurut UUDS 1950 adalah :
adalah :
a. Presiden dan Wakil Presiden
 Presiden b. Menteri-Menteri
 Menteri-Menteri c. Dewan Perwakilan Rakyat
 Senat d. Mahkamah Agung
 Dewan Perwakilan Rakyat e. Dewan Pengawas Keuangan
 Mahkamah Agung
 Dewan Pengawas Keuangan
Proses Terbentuk Hingga Berakhir
RIS UUDS
- Belanda ingin kembali menjajah Indonesia sehingga berusaha memecah belah bangsa Indonesia dengan cara - Sesuai dengan namanya, UUDS 1950 bersifat sementara yang nampak dalam rumusan Pasal
membentuk negara boneka
- Untuk mewujudkan keinginan mereka tersebut mereka mengadakan penyerangan kembali ke Indonesia yang di 134 yang menyatakan bahwa ”Konstituante (Lembaga Pembuat UUD) bersama-sama dengan
kenal dengan Agresi Militer I (1947) dan Agresi Militer II (1948) pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD Republik Indonesia yang akan menggantikan
- Untuk menyelesaikan pertikaian tersebut PBB mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag pada UUDS ini.”
tanggal 23 Agustus- 2 September 1949
- Konferensi tersebut di hadiri oleh wakil-wakil Indonesia, BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg, yaitu gabungan - Sekalipun konstituante telah bekerja kurang lebih 2,5 tahun, namun lembaga ini masih belum
negara-negara boneka yang dibentuk Belanda), dan Belanda serta sebuah komisi PBB untuk Indonesia. berhasil menyelesaikan sebuah UUD.
- KMB tersebut menghasilkan tiga buah persetujuan pokok yaitu: - Faktor penyebab ketidakberhasilan tersebut adalah adanya pertentangan pendapat di antara
1. didirikannya Negara Rebublik Indonesia Serikat; partai-partai politik di badan konstituante dan juga di DPR serta di badan-badan pemerintahan
2. penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat; dan
- Perbedaan ini paling tidak dapat digolongkan menjadi dua kubu, yakni sebagai berikut:
3. didirikan uni antara RIS dengan Kerajaan Belanda.
 Kelompok yang menghendaki kembalinya kepada Undang-Undang Dasar 1945 yang
- Perubahan tersebut mengharuskan perubahan UUD
dimotori oleh Soekarno dan A.H. Nasution.
- Rancangan UUD tersebut dibuat oleh delegasi RI dan delegasi BFO pada KMB  Kelompok yang menghendaki UUD yang sesuai dengan Piagam Jakarta yang secara tidak
- Hasil kesepakatan tersebut kemudian diajukan kepada KNIP untuk diratifikasi (disahkan) terperinci memasukkan prinsip-prinsip Islam yang dimotori oleh Prawoto
- 6 Desember 1949, KNIP menyatakan hasil KMB dapat diterima Mangkusaswito dan Hamka yang tergabung dalam solidaritas kelompok Islam
- 15 Desember 1949, diadakan pemilihan Presiden RIS
- 16 Desember 1949, Ir. Soekarno terpilih menjadi Presiden RIS dan diambil sumpahnya pada 17 Desember 1949 - Untuk mengatasi masalah pertentangan ini, maka timbullah ide untuk melaksanakan
- 20 Desember 1949, Kabinet RIS yang pertama di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta selaku Perdana Menteri, Demokrasi Terpimpin. - - -Karena dianggap sesuai dengan karakter dan kepribadian bangsa
dilantik oleh Presiden Indonesia
- 27 Desember 1949, delegasi RIS yang dipimpin oleh Drs. Mohammad Hatta berangkat ke Netherland untuk
menandatangani akte “penyerahan” kedaulatan dari Pemerintah Belanda - Presiden Sukarno menyatakan bahwa segala kesulitan yang dihadapi negara disebabkan oleh
- 7 Desember 1949 di Indonesia dan Negeri Belanda terjadi upacara penandatanganan naskah “penyerahan” banyaknya partai politik
kedaulatan dari Pemerintah Belanda kepada RIS.
- Parpol saling bersaing untuk memperoleh kedudukan yang kuat di parlemen berpengaruh
- Adapun yang menjadi negara-negara bagian selain RI berdasarkan Pasal 2 Konstitusi RIS adalah Negara Indonesia
terhadap terjadinya perpecahan dalam tubuh pemerintahan.
- Atas dasar itulah Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit pada tanggal 5 Juli 1959.
Timur, Negara Sumatera Timur, Negara Sumatera Selatan, Negara Madura, Negara Jawa Timur, dan Negara
Adapun isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai berikut.
Pasundan Dibubarkannya Konstituante
- Selain dari pembagian wilayah negara, konstitusi RIS juga mengatur tentang sistem pemerintahan yang
digunakan, yakni:
Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
1. Perdana menteri diangkat oleh presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana lazimnya. Dibentuknya MPRS dan DPAS.
2. Kekuasaan perdana menteri masih dikendalikan oleh Presiden.
3. Kabinet dibentuk oleh presiden, bukan oleh parlemen.
4. Kabinet tidak dapat menyatakan mosi tidak percaya pada kabinet.
5. Presiden RIS menduduki jabatan rangkap, yakni sebagai kepala negara sekaligus sebagai presiden RIS.
6. Presiden adalah kepala negara yang kekuasaannya tidak dapat diganggu gugat dan dipilih orang-orang
yang dikuasakan oleh pemerintah daerah-daerah bagian.
Proses Terbentuk Hingga Berakhir
RIS
- Usia RIS baru enam bulan, mulai timbul berbagai pergerakan di
negara-negara bagian.
- Negara-negara ini hendak bergabung dengan RI untuk
mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena
RIS dianggap tidak sesuai dengan jiwa dan semangat Proklamasi 17
Agustus 1945.
- Pemerintahan RIS dinilai sebagai bentuk warisan penjajah yang
dimaksudkan untuk dapat mempertahankan kekuasaannya di
Indonesia.
- Awal Mei 1950 terjadi penggabungan negara-negara bagian
dalam negara RIS, sehingga hanya tinggal tiga negara bagian, yaitu
negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara
Sumatera Timur.
- Munculnya kesepakatan antara RIS yang mewakili Negara
Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur dengan RI untuk
kembali ke bentuk negara kesatuan
- Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan dalam Piagam
Persetujuan tanggal 19 Mei 1950.
- Perubahan tersebut memerlukan suatu UUD Negara Kesatuan.
- Dengan itu tanggal 15Agustus 1950 ditetapkanlah Undang-
Undang Federal No. 7 tahun 1950 tentang Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS) 1950
- Sejak tanggal 17 Agustus 1950, Konstitusi RIS 1949 diganti dengan
UUDS 1950, dan terbentuklah kembali NKRI
Lain - Lain
RIS UUDS
Isi dari UUD Sementara RI 1950 ini terbagi atas Mukadimah dan bagian Batang Tubuh (the Body
Berdirinya negara RIS dengan Konstitusi RIS (yang terdiri dari Mukadimah 4 alinea, 6 bab, 197 of Constitution) dalam 146 pasal. Konstitusi ini mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950,
pasal dan lampiran) sebagai undang-undang dasarnya, menimbulkan penyimpangan, antara dengan keterangan, bahwa segala’’tindakan-tindakan’’ untuk membentuk alat-alat
lain: perlengkapan RI, sekalian atas dasar ketentuan-ketentuan UUD ini, maka ketentuan-ketentuan
Negara RI hanya berstatus sebagai salah satu negara bagian, dengan wilayah kekuasaan ini berlaku srut samapai pada hari tindakan-tindakan bersangkutan dilakukan (UU 16 Agustus
daerah sebagaimana dalam persetujuan Renville dan sesuai dengan bunyi pasal 2 1950)’’.
Konstitusi RIS. Batang Tubuh Konstitusi terbagai atas enam Bab:
UUD 1945 sejak tanggal 27 Desember 1949 hanya berstatus sebagai UUD negara bagian 1.Negara Republik Indonesia
RI. 2.Alat-alat perlengkapan negara
Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi liberal. 3.Tugas alat-alat perlengkapan negara
Berlakunya sistem parlementer yaitu pemerintahan bertanggung jawab kepada 4.Pemerintah daerah dan daerah-daerah swapraja
parlemen (DPR). Pemerintahan dikepalai seorang Perdana Menteri, sedangkan Presiden 5.Konstituate
sebagai Kepala Negara. 6.Perubahan, ketentuan-ketentuan peralihan dan ketentuan penutup
Sebagai akibat sistem parlementer, kabinet tidak mampu melaksanakan programnya Keenam bab dalam Batang Tubuh, Konstitusi ini sangatlah rapi perhubungannya, karena
dengan baik dan dinilai negatif oleh DPR. seluruhnya ialah ’penyusunan kemerdekaan dalam suatu Piagam Negara yang berbentuk
Terjadinya pertentangan politik di antara partai-partai politik saat itu (yang bercorak republik kesatuan’’.(Mukadimah halaman 4). Dengan berlakunya UUD Sementara RI 1950 ini
agama, nasionalis, kedaerahan dan sosialis, dengan sistem multipartai). sejak tanggal 17 Agustus 1950, maka tidak berlakulah lagi UUD RI 1945 seluruhnya dan
Negara bagian bukanlah bentuk negara yang diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia, Konstitusi RIS 1949 ialah suatu Konstitusi Peralihan (Provisional Constitution) yang akan berlaku
sehingga timbul reaksi rakyat untuk kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Satu sampai Konstituate bersidang menurut harapan konstitusi itu sendiri (Muhammad Yamin,
persatu negara bagian menggabungkan diri kepada negara RI, yang berpusat di Yogyakarta. 1951:95).
Penggabungan negara berdasarkan pasal 44 Konstitusi RIS 1949 dan Undang-Undang Darurat SIFAT UUDS
Nomor 11 Tahun 1950 tentang Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan Wilayah RIS, Dari namanya sudah menunjukkan sifat kesementaraanya, maka sifat kesementaraan Undang-
Lembaran Negara No. 16 Tahun 1950 (mulai berlaku 9 Maret 1950). Akibat penggabungan ini, undang Dasar Sementara Republik Indonesia ini juga dapat diketahui dari ketentuan :
maka Negara RIS hanya memiliki tiga negara bagian yaitu Negara Republik Indonesia, Negara a. Pasal 1 Undang-undang Federal No. 7 Tahun 1950 yang menyatkan: Konstitusi Sementara
Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur. Kemudian Negara RI dan RIS (wakil Negara Republik Indonesia Serikat diubah menjadi Undang-undang Dasar Sementara Republik
Indonesia Timur dan Negara Sumatera Timur) bermusyawarah untuk mendirikan Negara Indonesia; sehingga naskahnya berbunyi sebagai berikut: . . . . . dan seterusnya.
Kesatuan Republik Indonesia. Musyawarah antara negara RI dan RIS mencapai kata sepakat b. Pasal 134 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia yang menyatakan :
untuk membentuk negara kesatuan pada tanggal 19 Mei 1950. Kesepakatan itu dituangkan ’’Konstituante (Sidang Pembuat Unda-undang Dasar) bersama-sama dengan Pemerintah
dalam Piagam Persetujuan RI-RIS, yang oleh Dr. Moh.Hatta (pemegang mandat dua negara selekas-lekasnya menetapakan Undang-undang Dasar Republik Indonesia yang akan
bagian) dan Mr. A. Halim (Pemerintah RI). mengantikan Undang-undang Dasar Sementara ini (Soehino, 1992: 81-82)
Kesimpulan
RIS UUDS
Republik Indonesia Serikat (RIS) berlaku pada periode 27 Desember
1949-15 Agustus 1950. Pada tanggal 2 November 1949 diadakan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, atau
Konferensi Meja Bundar kemudian dilakukan pengesahan pada tanggal dikenal dengan UUDS 1950, adalah konstitusi yang berlaku di
27 Desember 1949 tentang penyerahan kedaulatan terhadap Indonesia. negara Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga
Dalam KMB terdapat tiga kesepakatan yaitu : dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959.
Mendirikan Republik Indonesia Serikat UUDS 1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7
Penyerahan Kedaulatan kepada RIS yang berisi tiga hal, yaitu; (a)piagam Tahun 1950 tentang Perubahan 
penyerahan kedaulatan dari kerajaan Belanda kepada pemerintah RIS; Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi
(b) Status uni; (c) persetujuan perpindahan;
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam
Mendirikan uni antar Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan
Belanda. Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 
Pada periode ini bentuk negara Indonesia adalah negara serikat atau 14 Agustus 1950 di Jakarta.
federasi dengan sistem pemerintahan parlementer. Pada saat itu Konstitusi ini dinamakan "sementara", karena hanya bersifat
presiden tidak lagi memiliki kuasa penuh dalam menjalankan sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan
pemerintahan. Akan tetapi periode RIS juga tidak berlangsung lama. Hal umum yang akan menyusun konstitusi baru. 
ini dikarenakan oleh bentuk negara serikat tidak sesuai dengan jati diri Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara
bangsa Indonesia. Indonesia harusnya berbentuk kesatuan bukan demokratis, tetapi Konstituante gagal membentuk konstitusi
terpisah-pisah seperti pada negara serikat atau federasi. Selain itu pada
baru hingga berlarut-larut. Pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden
periide tersebut juga terjadi beberapa penyimpangan. Oleh karena itu
Konstitusi RIS hanya berlaku satu tahun yaitu sampai tanggal 15 Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959, yang
Agustus 1950. antara lain berisi kembali berlakunya UUD 1945.
Daftar Pustaka
RIS UUDS
Huda, Ni’matul. 2012. Hukum Tata Negara Indonesia Edisi REFERENSI
Revisi. Jakarta: Rajawali Press. Joenarto.1986.Sejarah Ketetangaraan RI.Jakarta: Bina Aksara
Soehino. 1992. Hukum Tata Negara: Sejarah Ketatanegaraan Joenarto.1974.Sumber-sumber Hukum Tata Negara.Yogyakarta:
Indonesia. Yogyakarta: Liberty. Liberty Yogyakarta
Zulkarnain. 2012. Jalan Meneguhkan Negara (Sejarah Tata Soehino.1992.Hukum Tata Negara Sejarah Ketatnegaraan
Negara Indonesia). Yogyakarta: Pujangga Press. Indonesia.Yogyakarta:Liberty Yogyakarta
  Syuhuri, Taufiqurrohman. 2004. Hukum Konstitusi. Jakarta:
Zulkarnain._______. Ketatanegaraan Indonesia Pasca Ghalia Indonesia
Kemerdekaan. “Jurnal” ( Pringgodo.1981.Tiga Undang-Undang Dasar.Jakarta:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Zulkarnain,% PT.Pembangunan
20S.Pd.,%20M.Pd./B.3.JURNAL.pdf Yamin, Muhammad.1951.Proklamasi dan Konstitusi Republik
) Indonesia.Jakarta:Ghalia Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_lembaga_kepresidenan_In Radjad, Dasril.2005.Hukum Tata Negara Indonesia.akarta:
donesia Rineka Cipta
  MD,Moh Mahfud.2010.Politik Hukum di
  Indonesia.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
   

Anda mungkin juga menyukai