Anda di halaman 1dari 3

Nama :

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4201/Hukum Tata Negara
Tugas :1

N JAWABAN
O
1 1. Konstitusi dalam setiap negara tidak selalu tertuang dalam undang-undang dasar
negara atau konstitusi tingkat tinggi. Ada berbagai bentuk konstitusi, dan
penempatan konstitusi dapat berbeda-beda antara negara satu dengan negara
lain. Beberapa negara memiliki konstitusi tertulis yang tertuang dalam
undangundang dasar atau dokumen konstitusi tingkat tinggi, sementara negara
lain mungkin mengandalkan sejumlah dokumen dan norma konstitusi yang
tersebar atau tak tertulis. Hal ini selaras dengan pandangan I gede Dewa
Palguna bahwa konstitusi adalah hukum tertinggi di negara sehingga seluruh
praktik ketatanegaraan harus dilaksanakan sesuai konstitusi dan tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi. “Bahwa setiap negara pasti memiliki konstitusi,
namun tidak setiap negara memiliki konstitusi tertulis. Negara yang tidak
memiliki konstitusi tertulis adalah Inggris, Israel dan Selandia Baru,” jelas
Palguna menjelaskan konstitusi dari negara yang tidak terdokumentasikan
tersebut.
2. Klasifikasi konstitusi Indonesia didasarkan pada bentuk negaranya, yaitu negara
kesatuan (unitary state merupakan konstitusi yang dituangkan dalam bentuk
tertulis. Konstitusi Indonesia yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) sebagai konstitusi tertulis dan dokumen
konstitusi tertinggi. Selain UUD 1945, Indonesia juga memiliki berbagai
undangundang lain yang mengatur berbagai aspek pemerintahan dan hukum,
tetapi UUD 1945 tetap menjadi konstitusi dasar yang berisi prinsip-prinsip
dasar dan aturan pokok yang mengatur negara, pemerintah, dan hak-hak
warganya.

2
3 1. Pemerintahan presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik di
mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasaan legislatif. pemilihan presiden juga dipilih langsung oleh rakyat.
kelebihan dari pemerintahan presidensial yaitu
 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Turki adalah empat tahun, Presiden Filipina
adalah enam tahun, dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.
 Masa pemilihan umum lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
 Legislatif bukan tempat pengkaderan untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
2. Apabila suatu negara memiliki sistem presidensi atau disebut juga
dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di
mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan
kekuasaan legislatif. Kekuasaan tertinggi berada ditangan presiden. Apabila
suatu negara memiliki Sistem demokrasi parlementer maka kekuasaan politik
terletak pada parlemen atau badan legislatif yang terpilih oleh rakyat.
Dalam demokrasi parlementer, rakyat memilih para anggota parlemen melalui
pemilihan umum, dan anggota parlemen tersebut kemudian membentuk
pemerintahan. Dalam sistem ini, kepala negara biasanya merupakan seorang
monarki konstitusional atau presiden seremonial yang memiliki peran simbolis
dan terbatas dalam pemerintahan. Kepala pemerintahan yang sebenarnya adalah
seorang perdana menteri atau kepala kabinet, yang dipilih oleh parlemen atau
partai politik yang memiliki mayoritas di parlemen. Perdana menteri dan
kabinetnya bertanggung jawab kepada parlemen dan harus mempertahankan
kepercayaan mereka untuk tetap berkuasa.

sumber
Sirahan, M. (2021). Monarki. Kbbi. https://kbbi.web.id/monarki
Na Undang Kewenangan Pusat Daerah. 2, 1–170.

Anda mungkin juga menyukai