PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Konstitusi Negara RI
RINGKASAN
BAB II
KONSTITUSI NEGARA RI
. KONSTITUSI YANG PERNAH DIGUNAKAN DI INDONESIA
Seorang pemikir Romawi kuno yang bernama Cicero – SM menyatakan, Ubi societas ibi
ius , yang berarti dimana ada masyarakat di situ ada hukum. Ungkapan ini menunjukkan bahwa
dalam setiap kehidupan kelompok masyarakat dimanapun senantiasa terdapat aturan yang
mengikat warganya guna menjamin keamanan dan ketertiban dalam pergaulan hidup
bermasyarakat.
Lebih-lebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan kehidupan kelompok
manusia yang sedemikian banyak dan sedemikian kompleks permasalahannya, maka sangat
diperlukan adanya aturan-aturan yang menjamin keamanan dan ketertiban, yang harus ditaati oleh
seluruh warga negaranya. “turan tertinggi dalam suatu Negara adalah Konstitusi atau Undang-
Undang Dasar UUD .
Secara umum, Negara bisa dibagi dua yaitu Negara konstitusional dan Negara absolut. Negara
konstitusional adalah Negara yang berdasarkan pada konstitusi atau UUD yang biasanya
memuat hal-hal pokok tentang berdirinya negara, bagaimana cara pengaturan Negara, serta apa hak
dan kewajiban pemerintah dan warga negara. Sedangkan Negara “bsolut adalah negara yang tidak
berdasarkan konstitusi tetapi berdasarkan pada kekuasaan mutlak dari penguasa, sehingga dalam
prakteknya mengarah pada system pemerintahan yang dictator sewenang-wenang dan membuat
rakyatnya tertindas. Namun demikian dewasa ini negara absolut sudah hamper tidak ada, setiap
negara telah memiliki konstitusi atau UUD.
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis, Constitere yang artinya menetapkan atau
membentuk. Dalam bahasa Inggris disebut Constitution . Sedangkan dalam bahasa ”elanda
digunakan istilah Constitutie disamping kata Grondwet .
Dalam istilah sehari-hari konstitusi sering disamakan dengan Undang-Undang Dasar yang
merupakan terjemahan dari bahasa ”elanda Grondwet , grond artinya dasar dan wet artinya
undang-undang. Namun dalam praktek, pengertian konstitusi lebih luas dari UUD, karena konstitusi
mencakup keseluruhan peraturan, baik yang tertulis UUD maupun yang tidak tertulis convention,
konvensi . Jadi UUD hanya bagian dari konstitusi, dan menurut beberapa ahli bahwa istilah
konstitusi lebih tepat diartikan sebagai hukum dasar.
Pengertian bahwa konstitusi itu lebih luas daripada UUD dikemukakan oleh Herman Heller dalam
bukunya Verfassunglehre “jaran Konstitusi sebagaimana dikutip oleh Moh. Koesnardi dan ”intan
Saragih : yang membagi konstitusi dalam tiga tingkat, yaitu :
Pada tingkat ini konstitusi baru mencerminkan keadaan social politik, keadaan yang ada dalam
masyarakat, belum merupakan pengertian hukum.
Pada tingkat ini keputusan-keputusan yang ada dalam masyarakat tersebut dijadikan rumusan yang
normatif, yang harus ditaati. Pada tingkat ini konstitusi tidak selalu tidak tertulis, tetapi ada juga
yang tertulis dalam arti terkodi kasi dibukukan .
Dengan demikian jelas dimana UUD merupakan salah satu bagian dari konstitusi.
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Ferdinand Lasalle yang membagi konstitusi dalam dua
golongan, yaitu :
. Konstitusi dalam pengertian sosiologis dan politis, yaitu berupa factor-faktor kekuatan yang
nyata ada dalam masyarakat. Konstitusi menggambarkan hubungan antara kekuasaan-kekuasaan
yang nyata dalam negara, seperti : raja, parlemen, cabinet, pressure group, partai politik.
. Konstitusi dalam pengertian yuridis, yaitu yang ditulis dalam suatu naskah yang memuat semua
bangunan negara dan sendi-sendi pemerintahan.
”erikut ini adalah pengertian konstitusi yang dikemukakan oleh para ahli :
. James ”ryce, Konstitusi adalah sebagai kerangka negara yang diorganisasikan dengan dan
melalui hukum, dalam hal mana hukum menetapkan :
. C.F. Strong, Konstitusi itu sebagai sekumpulan asas-asas yang mengatur kekuasaan peme-
rintahan, hak-hak yang diperintah rakyat dan hubungan antara pemerintah dengan yang
diperintah.
. E.C.S. Wade dan G. Philips, Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas-tugas
pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja
badan-badan tersebut.
. K.C. Wheare, Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu negara, berupa
kumpulan peraturan-peraturan yang membentuk dan mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara.
. Pembagian Konstitusi
Dalam ketatanegaraan dikenal ada dua macam konstitusi hukum dasar yaitu :
Hukum dasar tertulis UUD adalah piagam-piagam tertulis yang sengaja diadakan dan memuat
segala apa yang dianggap fundamental mendasar bagi negara pada masa itu. Karena dibuat
dengan sengaja, maka UUD ini lebih terang dan tegas dari hukum dasar yang tidak tertulis. Selain
itu, UUD lebih menjamin kepastian hukum dari pada konvensi. Oleh karena cara pembuatannya
melalui suatu badan tertentu yang mnempunyai tingkat tertinggi dalam suatu negara, menyebabkan
UUD relatif sulit untuk diadakan perubahan, sehingga UUD bersifat lebih kaku rigid dari pada
konvensi. Negara-negara yang mempunyai UUD misalnya : “merika Serikat , Perancis ,
”elanda , Uni Soviet , Indonesia , dan lain-lain. Dewasa ini hampir semua negara
mempunyai UUD. ”ahkan India adalah salah satu negara yang memiliki UUD yang amat panjang,
yakni mencapai pasal.
“dapun konvensi adalah kebiasaan-kebiasaan yang timbul dan terpelihara dalam praktek
ketatanegaraan. Meskipun tidak tertulis, konvensi mempunyai kekuatan hukum yang kuat dalam
ketatanegaraan. ”ahkan konvensi ini lebih bersifat eksibel/soepel tidak rigid/kaku , luwes dan
mudah diubah, sehingga mudah menyesuaikan dengan keadaan. Konvensi ini berkedudukan
sebagai pelengkap dari UUD, sehingga tidak boleh bertentangan dengan UUD. ”ahkan di Indonesia,
konvensi bisa dikukuhkan menjadi Ketatapan MPR.
“da suatu pengecualian, yakni Inggris yang tidak mempunyai UUD, tapi pemerintahannya
didasarkan pada konvensi, antara lain :
Negara Indoneisa, selain memiliki UUD juga memiliki dan menerapkan konvensi dalam praktek
ketatanegaraannya. “dapun contoh-contoh konvensi di Indonesia antara lain :
. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. lihat pasal ayat UUD
.
. Pidato Kenegaraan Presiden di depan Sidang DPR setiap tanggal “gustus.
. Pertanggung-jawaban Presiden di akhir masa jabatannya di depan Sidang MPR serta
penilaiannya dari MPR atas pertanggung-jawaban tersebut.
. Prakarsa Presiden menyusun program pembangunan.
. Rati kasi perjanjian-perjanjian oleh DPR.
Sebagai aturan/hukum dasar dalam negara, maka konstitusi UUD mempunyai kedudukan tertinggi
dalam peraturan perundang-undangan suatu negara.
Hukum dasar tertinggi di Indonesia adalah UUD . Dengan demikian semua jenis peraturan
perundang-undangan di Indonesia kedudukannya di bawah UUD . UUD merupakan
sumber hukum tertinggi yang resmi, artinya segala peraturan yang lebih rendah tingkatannya harus
bersumber pada UUD . Dan karena itu pula, UUD berfungsi sebagai alat control bagi
peraturan perundang-undangan di bawahnya, apakah sesuai atau tidak dengan hakikat isi UUD
.
Sebagai hukum dasar, UUD bersifat
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ mengikat, mengikat pemerintah, mengikat setiap lembaga3/22
18/9/2017 Konstitusi Negara RI – PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Sebagai hukum dasar, UUD bersifat mengikat, mengikat pemerintah, mengikat setiap lembaga
negara dan lembaga masyarakat, serta mengikat setiap warga negara Indonesia.
. Fungsi Konstitusi
Konstitusi yang memuat seperangkat ketentuan atau aturan dasar suatu negara tersebut mempunyai
fungsi yang sangat penting dalam suatu negara. Mengapa ? Sebab, konstitusi menjadi pegangan
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan kata lain, penyelenggaraan negara harus
didasarkan pada konstitusi dan tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Dengan adanya
pembatasan kekuasaan yang diatur dalam konstitusi, maka pemerintah tidak dapat dan tidak boleh
menggunakan kekuasaannya secara sewenang-wenang.
Menurut Karl Loewenstein, Konstitusi adalah suatu sarana dasar untuk mengawasi proses-proses
kekuasaan. Oleh karena itu setiap konstitusi senantiasa memiliki dua tujuan, yaitu :
C.J. Frederich menyebutkan, konstitusi sebagai proses tata cara yang membatasi perilaku
pemerintahan secara efektif. Dengan jalan membagi kekuasaan, konstitusionalisme
menyelenggarakan sistem pemerintahan yang efektif atas tindakan-tindakan pemerintah. Jadi
konstitusi mempunyai fungsi yang khusus dan merupakan perwujudan atau manifestasi dari hukum
yang tertinggi yang harus ditaati, bukan hanya oleh rakyat tetapi juga oleh pemerintah.
Menurut Joeniarto, secara umum konstitusi atau UUD mempunyai fungsi sebagai berikut :
. Ditinjau dari tujuannya, yakni untuk menjamin hak-hak anggota warga masyarakatnya, terutama
warga negara dari tindakan sewenang-wenang penguasanya.
. Ditinjau dari penyelenggaraan pemerintahannya, yakni untuk dijadikan landasan struktural
penyelenggaraan pemerintahan menurut suatu sistem ketatanegaraan yang pasti, yang pokok-
pokoknya telah digambarkan dalam aturan-aturan konstitusi/UUD.
Konstitusi atau UUD berisi ketentuan yang mengatur hal-hal yang mendasar dalam bernegara,
seperti tentang batas-batas kekuasaan penyelenggara pemerintahan negara, hak-hak dan kewajiban
warga negara dan lain-lain. ”erikut adalah isi muatan konstitusi atau UUD menurut para ahli :
. A.A.H. Struycken, UUD grondwet sebagai konstitusi tertulis merupakan dokumen formal yang
berisi :
Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan, baik waktu sekarang maupun untuk
masa yang akan datang.
Organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
“da kalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
. Konstitusi/UUD di Indonesia
NO PERIODE KONSTITUSI/UUD
– – s/d – – UUD
– – s/d – – Konstitusi RIS
– – s/d – – UUDS
– – s/d – – UUD
– – s/d Sekarang UUD Hasil “mandemen
Dengan demikian di Indonesia telah pernah dipergunakan tiga jenis konstitusi/UUD dalam lima
periode.
Naskah UUD yang disahkan oleh PPKI tersebut disertai penjelasannya yang dimuat dalam ”erita
Negara RI No. tahun II . UUD tersebut terdiri atas tiga bagian yaitu Pembukaan, ”atang
Tubuh dan Penjelasan. ”atang Tubuh terdiri dari bab yang terbagi dalam pasal, serta pasal
“turan Peralihan dan ayat “turan Tambahan.
”agaimana sistem ketatanegaraan menurut UUD pada saat itu ? Terutama mengenai bentuk
negara, kedaulatan dan sistem pemerintahan dapat dikemukakan sebagai berikut :
”entuk negara diatur dalam Pasal ayat UUD yang menyatakan, Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik . Sebagai negara kesatuan, maka di negara RI hanya ada
satu kekuasaan pemerintahan negara, yakni di tangan Pemerintah Pusat. Di sini tidak ada
pemerintah negara bagian sebagaimana yang berlaku di negara yang berbentuk negara serikat
federasi . Sebagai negara yang berbentuk republic, maka kepala negara dijabat oleh Presiden yang
diangkat melalui suatu pemilihan, bukan berdasarkan keturunan seperti di kerajaan.
Kedaulatan negara diatur dalam pasal
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ ayat UUD yang menyatakan, Kedaulatan adalah di
5/22
18/9/2017 Konstitusi Negara RI – PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Kedaulatan negara diatur dalam pasal ayat UUD yang menyatakan, Kedaulatan adalah di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR . “tas dasar itu, maka kedudukan MPR sebagai
lembaga tertinggi negara, sedangkan kedudukan lembaga-lembaga tinggi negara yang lain berada di
bawah MPR.
Sistem pemerintahan negara diatur dalam pasal ayat yang berbunyi, Presiden RI memegang
kekuasaan pemerintahan menurut UUD . Pasal ini menunjukkan bahwa sistem pemerintahan
menganut sistem presidensial. Dalam sistem ini, Presiden selain sebagai kepala negara juga sebagai
kepala pemerintahan. Menteri-menteri sebagai pelaksana tugas pemerintahan adalah pembantu
Presiden yang bertanggung-jawab kepada presiden, bukan kepada DPR.
Perlu diketahui lembaga tertinggi dan lembaga-lembaga tinggi negara menurut UUD sebelum
amandemen adalah :
Presiden
Mahkamah “gung M“ .
Perjalanan negara baru Republik Indonesia tidak luput dari rongrongan pihak ”elanda yang
menginginkan menjajah kembali Indonesia. ”elanda berusaha memecah belah bangsa Indonesia
dengan cara membentuk negara-negara boneka seperti Negara Sumatera Timur, Negara Indonesia
Timur, Negara Pasundan, dan Negara Jawa Timur di dalam Negara RI.
”ahkan kemudian ”elanda melancarkan agresi atau pendudukan terhadap ibu kota Jakarta, yang
dikenal dengan “gresi Militer I pada tanggal Juli dan “gresi Militer II atas kota Yogyakarta
pada tanggal Desember , sehingga mengakibatkan timbulnya Perang Kemerdekaan pertama
dan kedua.
Untuk menyelesaikan pertikaian ”elanda dengan RI, lalu Perserikatan ”angsa-”angsa P”” turun
tangan dengan menyelenggarakan Konferensi Meja ”undar KM” di Den Haag, ”elanda pada
tanggal “gustus – November . Konferensi ini dihadiri oleh wakil-wakil dari RI, ”FO
”ijeenkomst voor Federal Overleg, yaitu gabungan negara-negara boneka bentukan ”elanda , dan
”elanda serta sebuah Komisi P”” untuk Indonesia.
Perubahan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara serikat mengharuskan adanya
penggantian UUD. Oleh karena itu, disusunlah naskah UUD/Konstitusi RIS, yang rancangannya
dibuat oleh delegasi RI dan delegasi ”FO pada KM”.
Setelah kedua belah pihak menyetujui rancangan tersebut, maka mulai tanggal Desember
diberlakukan suatu UUD yang diberi nama Konstitusi RIS. Konstitusi ini terdiri dari Mukadimah
yang berisi alinea, ”atang Tubuh yang berisi bab dan pasal, serta sebuah lampiran.
Mengenai bentuk negara dinyatakan dalam pasal ayat Konstitusi RIS yang berbunyi, RIS yang
merdeka dan berdaulat adalah negara hukum yang demokratis dan berbentuk federasi . Dengan
berubah menjadi negara serikat/federasi, maka di dalam RIS terdapat beberapa negara bagian, yang
masing-masing memiliki kekuasaan pemerintahan di wilayah negara bagiannya. Negara-negara
bagian itu adalah : negara RI, Indonesia Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura, Sumatera Timur,
dan Sumatera Selatan. Selain itu terdapat pula satuan-satuan kenegaraan yang berdiri sendiri, yaitu :
Jawa Tengah, ”angka, ”elitung, Riau, Kalimantan ”arat, Dayak ”esar, Daerah ”anjar, Kalimantan
Tenggara, dan Kalimantan Timur.
Selama berlakunya Konstitusi RIS , UUD tetap berlaku tetapi hanya untuk negara bagian RI
yang wilayahnya meliputi Jawa dan Sumatera dengan ibu kota di Yogyakarta.
Sistem pemerintahan yang digunakan pada masa itu adalah sistem parlementer, sebagaimana diatur
dalam pasal ayat dan Konstitusi RIS. Pada ayat ditegaskan bahwa, Presiden tidak
dapat diganggu gugat . “rtinya, Presiden tidak dapat dimintai pertanggung-jawaban atas tugas-
tugas pemerintahan. Sebab, Presiden adalah kepala negara, tetapi bukan kepala pemerintahan.
Kalau demikian, siapakah yang menjalankan dan yang bertanggung-jawab atas tugas pemerintahan ?
Perlu diketahui bahwa lembaga-lembaga negara menurut Konstitusi RIS adalah sebagai berikut :
Presiden
Menteri-menteri
Senat
Mahkamah “gung M“
Pada awal Mei terjadi penggabungan negara-negara bagian dalam negara RIS, sehingga hanya
tinggal tiga negara bagian yaitu Negara RI, Negara Indonesia Timur NIT dan Negara Sumatera
Timur NST .
Perkembangan berikutnya adalah munculnya kesepakatan antara RIS yang mewakili NIT dan NST
dengan RI untuk kembali ke bentuk negara kesatuan. Kesepakatan tersebut kemudian dituangkan
dalam Piagam Persetujuan tanggal Mei . Untuk mengubah negara serikat menjadi negara
kesatuan diperlukan UUD negara kesatuan, yakni dengan cara memasukkan isi UUD ditambah
bagian-bagian yang baik dari Konstitusi RIS.
Mengenai bentuk negara kesatuan tersebut terdapat dalam pasal ayat UUDS yang
berbunyi, RI yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan
berbentuk kesatuan .
Sistem pemerintahan yang dianut adalah sistem pemerintahan parlementer, sebagaimana dinyatakan
dalam pasal ayat UUDS bahwa, Presiden dan fiakil Presiden tidak dapat diganggu
gugat . Kemudian pada ayat disebutkan, Menteri-menteri bertanggung-jawab atas seluruh
kebijakan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk
bagiannya sendiri-sendiri . Hal ini berarti yang bertanggung jawab atas seluruh kebijakan
pemerintahan adalah menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen atau DPR.
Menteri-menteri
DPR
M“
DPK
Sesuai dengan namanya, UUDS bersifat sementara yang nampakm pada rumusan pasal
bahwa, Konstituante Lembaga Pembuat UUD bersama-sama dengan pemerintah selekas-lekasnya
menetapkan UUD RI yang akan menggantikan UUDS ini . “nggota Konstituante dipilih melalui
pemilu bulan Desember dan diresmikan tanggal November di ”andung.
Sekalipun Konstituante telah bekerja kurang lebih selama dua setengah tahun, namun belum juga
berhasil menyelesaikan sebuah UUD. Faktor penyebabnya adalah adanya pertentangan pendapat di
antara partai-partai politik yang ada di Konstituante dan di DPR serta di badan-badan pemerintahan.
Pada tanggal “pril Presiden Soekarno menyampaikan amanat yang berisi anjuran untuk
kembali ke UUD , yang pada dasarnya saran tersebut dapat diterima oleh para anggota
Konstituante, tetapi dengan pandangan yang berbeda-beda. Karena tidak ada kata sepakat, akhirnya
diadakanlah pemungutan suara. Namun setelah tiga kali pemungutan suara, ternyata jumlah suara
yang mendukung anjuran Presiden tersebut belum memenuhi persyaratan yaitu / suara dari
jumlah anggota yang hadir.
“tas dasar hal tersebut, demi untuk menyelamatkan bangsa dan negara, pada tanggal Juli
Presiden Soekarno mengeluarkan sebuah Dekrit Presiden yang isinya adalah :
Dengan DP Juli , maka UUD berlaku kembali sebagai landasan konstitusional dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara RI.
Praktik penyelenggaraan negara pada masa berlakunya UUD sejak Juli s/d Oktober
ternyata mengalami berbagai pergeseran, bahkan terjadinya beberapa penyimpangan. Oleh
karena itu pelaksanaan UUD selama kurun waktu tersebut dapat dipilah menjadi dua periode
yaitu Orde Lama – dan periode Orde ”aru – .
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintahan sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang justru bertentangan dengan Pancasila
dan UUD . “rtinya, UUD belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen. Hal ini terjadi
karena penyelenggaraan pemerintahan terpusat pada kekuasaan seorang Presiden Soekarno dan
lemahnya control yang seharusnya dilakukan DPR terhadap kebijakan-kebijakan Preiden.
Selain itu muncul pertentangan politik dan kon ik lainnya yang berkepanjangan sehingga situasi
politik, keamanan dan kehidupan ekonomi semakin memburuk. Puncak dari situasi tersebut adalah
munculnya pemberontakan G- -S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangsa dan negara.
Mengingat keadaan semakin membahayakan, Ir. Soekarno selaku Presiden RI memberikan perintah
kepada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah Maret Supersemar untuk mengambil segala
tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanan, ketertiban dan ketenangan serta kestabilan
jalannya pemerintahan. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde ”aru
Soeharto .
Semboyan Orde ”aru pada masa itu adalah melaksanakan Pancasila dan UUD secara murni dan
konsekuen. “pakah terwujud tekad tersebut ? Ternyata tidak. Dilihat dari prinsip demokrasi, prinsip
negara hukum dan keadilan social ternyata masih terdapat banyak hal yang jauh dari harapan.
Hampir sama dengan pada masa Orde Lama, sangat dominannya kekuasaan Presiden dan lemahnya
control DPR.
Selain itu, kelemahan tersebut terletak pula pada UUD itu sendiri, yang sifatnya singkat dan
luwes eksibel , sehingga memungkinkan munculnya berbagai penyimpangan. Tuntutan untuk
merubah atau menyempurnakan UUD tidak memperoleh tanggapan, bahkan pemerintah Orde
”aru bertekad untuk mempertahankan dan tidak merubah UUD .
Pada tanggal Mei merupakan momentum penting dalam ketatanegaraan RI, dimana Presiden
Soeharto turun dan diganti oleh fiakil Presiden, Prof. Dr. Ing. ”J. Habibie. Pergantian ini didasarkan
pada pasal UUD tentang keadaan presiden dan wakil presiden RI berhalangan.
Peristiwa tanggal Mei menyiratkan adanya tiga hal penting yang berkaitan dengan
ketatanegaraan RI, yaitu :
Perlunya mengevaluasi mekanisme penyerahan kekuasaan dari presiden dan wakil presiden
yang diatur oleh Tap. MPR No. VII/MPR/ .
Runtuhnya Orde ”aru dan lengsernya Presiden Soeharto merupakan keberhasilan gerakan reformasi
yang dilakukan oleh mahasiswa yang didukung oleh tokoh-tokoh reformasi. Oleh karena itu pada
tanggal Mei disebut sebagai awal reformasi.
Seiring dengan tuntutan reformasi dan setelah lengsernya Presiden Soeharto sebagai penguasa Orde
”aru, maka sejak tahun dilakukan perubahan amandemen terhadap UUD . Sampai saat
ini UUD sudah mengalami empat tahap perubahan, yaitu pada tahun , , dan .
UUD telah mengalami perubahan yang cukup mendasar, yang menyangkut kelembagaan
negara, pemilihan umum, pembatasan kekuasaan presiden dan wakil presiden, memperkuat
kedudukan DPR, pemerintah daerah, dan ketentuan-ketentuan yang rinci tentang H“M.
UUD hasil amandemen memang belum dapat dilaksanakan sepenuhnya, karena memang masa
berlakunya belum lama dan masih dalam masa transisi. Namun setidaknya, setelah perubahan ada
beberapa praktek kenegaraan yang melibatkan rakyat secara langsung, seperti dalam pemilihan
Presiden, fiapres, Gubernur, ”upati dan fialikota. Hal ini tentu lebih mempertegas prinsip
kedaulatan rakyat yang dianut negara kita.
Perlu diketahui bahwa setelah perubahan UUD terdapat lembaga-lembaga negara baru yang
dibentuk serta ada pula yang dihapus seperti DP“. “dapun lembaga-lembaga negara menurut UUD
setelah amandemen adalah :
MPR
DPR
”PK
M“
Mahkamah Konstitusi MK
Komisi Yudisial KY
Sebagaimana telah dijelaskan dimuka, bahwa negara Indonesia pernah menggunakan tiga jenis
konstitusi/UUD, yaitu UUD , Konstitusi RIS dan UUDS . Untuk itu kita dapat
membandingkan sistem ketatanegaraan Indonesia menurut ketiga jenis konstitusi/UUD tersebut
yang dapat dilukiskan sebagai berikut :
”entuk Negara Republik artinya negara itu dikepalai oleh Presiden, bukan raja atau nama
lainnya.
Susunan Negara :
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ 10/22
18/9/2017 Konstitusi Negara RI – PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Susunan Negara :
b Kesatuan, yaitu dimana dalam negara hanya ada satu pemegang kekuasaan pemerintahan yakni
Pemerintah Pusat yang berdaulat penuh ke dalam dan ke luar, memiliki satu UUD, tidak mengenal
adanya negara bagian, tetapi dikenal adanya pembagian daerah atas beberapa provinsi.
c Serikat/Federasi, yaitu negara yang memiliki negara-negara bagian yang berdaulat ke dalam,
sedangkan kedaulatan ke luar ada pada pemerintah federal. Menurut C.F. Strong, cirri-ciri negara
federal ialah :
Sistem Pemerintahan :
a Presidensil, yakni sistem pemerintahan yang dipegang dan dikendalikan langsung oleh Presiden.
Kabinet dibentuk oleh Presiden, menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
b Parlementer, yaitu sistem pemerintahan yang dipegang dan dikendalikan oleh Parlemen. Kabinet
bertanggung-jawab kepada Parlemen DPR , kedudukan cabinet ditentukan oleh Parlemen, dan
cabinet menteri-menteri dipimpin oleh seorang Perdana Menteri yang bertanggung jawab kepada
Parlemen.
Negara Indonesia adalah negara konstitusional, yaitu negara yang berdasarkan pada konstitusi, tidak
bersifat absolutism yang berdasarkan pada kekuasan mutlak. Oleh karena itu pemerintahan
Indonesia merupakan pemerintahan yang konstitusional, artinya pemerintahan yang berdasarkan
pada konstitusi atau Undang-Undang Dasar, yakni UUD .
. Pasal ayat berbunyi, Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar .
. Pasal ayat berbunyi, Presiden RI memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar .
. Dalam Penjelasan disebutkan, Pemerintahan berdasar atas sistem konstitusi hukum dasar , tidak
bersifat absolutism kekuasaan yang tidak terbatas .
”erdasarkan UUD setelah amandemen secara terperinci sistem ketatanegaraan Indonesia adalah
sebagai berikut :
”entuk negara Indonesia adalah kesatuan sedangkan bentuk pemerintahan adalah republik
pasal ayat .
Negara Indonesia adalah negara demokrasi yakni kedaulatan berada ditangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD pasal ayat .
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi hukum dasar tidak bersifat absolutism
kekuasaan yang tidak terbatas . Penjelasan .
Sistem pemerintahan adalah presidensiil. Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan
sekaligus kepala pemerintahan pasal ayat . Presiden dan wakil presiden dipilih rakyat secara
langsung dalam satu paket pasal .“ ayat .
Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas artinya kekuasaan kepala negara presiden memang
besar, tetapi tetap ada batasnya antara lain UUD dan berbagai bentuk peraturan perundang-
undangan lainnya pasal – .
DPD adalah perwakilan dari daerah provinsi yang anggotanya dipilih oleh rakyat di daerah
yang bersangkutan pasal .C .
Selain DPR dan DPD terdapat MPR yang memiliki jabatan selama tahun Pasal dan .
Kekuasaan membentuk undang-undang legislatif adalah DPR. Selain itu DPR menetapkan
anggaran belanja negara dan mengawasi jalannya pemerintahan. pasal .“
Kekuasaan yudikatif berada pada M“ dan badan peradilan yang berada di bawahnya serta
sebuah Mahkamah Konstitusi pasal ayat dan juga Komisis Yudisial pasal .” .
Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD dan DPRD provinsi serta DPRD
kabupaten/kota serta memilih paket presiden dan wakil presiden pasal .E ayat .
Indonesia menjalankan otonomi daerah yang nyata, luas dan bertanggung-jawab pasal ayat
Selama pemerintahan Orde Lama pemerintahan Soekarno sejak awal kemerdekaan hingga
terdapat beberapa penyimpangan terhadap UUD yang dapat kita temui dalam tiga periode
yaitu :
Keluarnya Maklumat fiakil Presiden Nomor : fl baca: eks tanggal Oktober yang
mengubah fungsi Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP yang dibentuk PPKI pada tanggal
“gustus dari pembantu presiden menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut
serta menetapkan G”HN sebelum terbentuknya MPR, DPR dan DP“. Padahal fungsi tersebut
seharusnya dilakukan oleh lembaga DPR dan MPR. Hal tersebut bertentangan dengan UUD
pasal “turan Peralihan yang berbunyi, Sebelum MPR, DPR dan DP“ terbentuk, segala kekuasaan
dilaksanakan oleh Presiden dengan bantuan sebuah komite nasional .
”ertepatan dengan pengakuan kedaulatan RI oleh ”elanda, maka Konstitusi RIS diberlakukan sejak
tanggal Desember . Dengan berlakunya Konstitusi RIS jelas terdapat penyimpangan terhadap
UUD yang pada saat itu hanya berlaku di negara bagian RI yang wilayahnya meliputi Jawa dan
Sumatera dengan ibu kota Yogyakarta. Penyimpangan terhadap UUD antara lain :
”erubahnya bentuk negara kesatuan menjadi bentuk negara serikat atau federal. Hal ini
berdasarkan ketentuan Konstitusi RIS pasal ayat yang berbunyi, RIS yang merdeka dan berdaulat
adalah negara hukum yang demokratis dan berbentuk federasi . Hal ini bertentangan dengan UUD
pasal ayat yang berbunyi, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik .
Pada tanggal Juli Pemerintah RIS dan RIS menyetujui Rancangan UUDS yang telah disusun
oleh kedua belah pihak. Rancangan UUDS ini kemudian mendapat pengesahan dari DPR RIS dan
”P-KNIP. Pada tanggal “gustus Presiden Soekarno di hadapan rapat gabungan DPR dan
Senat menandatangani naskah UU Federasi No. tahun yang memuat perubahan Konstitusi RIS
menjadi UUDS yang mulai berlaku sejak tanggal “gustus .
Sejak berlakunya UUDS bentuk negara kembali menjadi negara kesatuan. Hal ini terdapat
dalam pasal ayat UUDS yang berbunyi, RI yang merdeka dan berdaulat ialah suatu
negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan .
Namun demikian sistem pemerintahan yang dianut masih sistem pemerintahan parlementer,
sebagaimana dinyatakan dalam pasal ayat UUDS bahwa, Presiden dan fiakil Presiden
tidak dapat diganggu gugat . Kemudian pada ayat disebutkan, Menteri-menteri bertanggung-
jawab atas seluruh kebijakan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri . Hal ini berarti yang bertanggung jawab atas seluruh
kebijakan pemerintahan adalah menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen atau
DPR.
Dengan dasar yang kuat dan dukungan dari sebagian besar rakyat, pada tanggal Juli Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang isinya yaitu :
Pembubaran Konstituante.
Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota-anggota DPR ditambah utusan daerah dan
golongan, serta DP“S akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Dekrit inilah yang menjadi dasar hukum berlakunya kembali UUD
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ . Namun demikian 13/22
golongan,
18/9/2017 serta DP“S akan diselenggarakan dalam
Konstitusi Negara waktu yang
RI – PENDIDIKAN sesingkat-singkatnya.
KEWARGANEGARAAN
Dekrit inilah yang menjadi dasar hukum berlakunya kembali UUD . Namun demikian
pelaksanaan UUD pada masa ini tercatat ada beberapa penyimpangan, antara lain :
Presiden telah mengeluarkan produk peraturan dalam bentuk Penetapan Presiden, yang hal itu
tidak dikenal dalam UUD .
MPRS dengan Ketetapan No. I/MPRS/ telah menetapkan Pidato Presiden tanggal
“gustus yang berjudul Penemuan Kembali Revolusi Kita Manifesto Politik RI sebagai G”HN
yang bersifat tetap.
Hak budget tidak berjalan, karena setelah tahun pemerintah tidak mengajukan RUU “P”N
untuk mendapat persetujuan DPR sebelum berlakunya tahun anggaran yang bersangkutan.
Pada tanggal Maret , melalui Penetapan Presiden No. tahun , Presiden membubarkan
anggota DPR hasil Pemilu . Kemudian melalui Penetapan Presiden No. tahun tanggal
Juni dibentuklah DPR Gotong-Royong DPR-GR yang anggotanya diangkat dan diberhentikan
oleh Presiden. Hal ini bertentangan dengan UUD pasal ayat yang menyatakan, Susunan
DPR ditetapkan dengan undang-undang . Kemudian Penjelasan UUD tentang sistem
pemerintahan negara RI menyatakan, Kedudukan DPR adalah kuat. Dewan ini tidak dapat dibubarkan
oleh Presiden .
Dibentuknya MPRS yang seluruh anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Hal ini
jelas bertentangan dengan UUD yakni dengan :
. Pasal ayat yang menyatakan, Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
MPR .
. Pasal ayat yang menyatakan, MPR terdiri atas anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan-
utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-
undang .
. Penjelasan UUD tentang pokok-pokok sistem pemerintahan negara RI yang
menyatakan, Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR Die Gezamte Staatgewalt liegi allein bei der
Majelis . Majelis ini memegang kekuasaan negara tertinggi, sedangkan Presiden harus
menjalankan haluan negara yang ditetapkan oleh MPR, serta presiden diangkat oleh Majelis,
bertindak dan bertanggung-jawab kepada MPR.
MPRS mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presiden seumur hidup melalui Ketetapan
Nomor III/MPRS/ . Hal ini sangat bertentangan dengan pasal UUD yang
menyatakan, Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali .
Kedaulatan rakyat dan semua kekuasaan negara, baik eksekutif, legislatif dan yudikatif ada
dalam satu tangan, yaitu dalam kekuasaan Presiden Soekarno. Hal ini jelas bertentangan dengan
UUD dimana terdapat pembagian kekuasaan eksekutif presiden , legislatif DPR dan
Yudikatif M“ .
Masa Orde ”aru atau masa pemerintahan Soeharto ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah
tanggal Maret oleh Presiden Soekarno kepada Letjen Soeharto, yang kemudian dikenal
dengan sebutan Supersemar. Di masa Orde ”aru inipun tercatat beberapa penyimpangan terhadap
UUD , antara lain :
a Dalam prakteknya kekuasaan negara bertumpu pada kekuasaan Presiden Soeharto sejalan
dengan tidak berjalannya fungsi control dari MPR dan DPR.
b MPR berketetapan tidak berkehendak dan akan melakukan perubahan terhadap UUD serta
akan melaksanakannya secara murni dan konsekuen Pasal Ketetapan MPR Nomor I/MPR/
tentang Tata Tertib MPR . Hal ini bertentangan dengan pasal UUD yang memberikan
kewenangan kepada MPR untuk menetapkan UUD dan G”HN, serta pasal yang memberikan
kewenangan kepada MPR untuk mengubah UUD.
c MPR mengeluarkan ketetapan MPR Nomor IV/MPR/ tentang Referendum yang mengatur
tata cara perubahan UUD yang tidak sesuai dengan pasal UUD .
d Umumnya menteri menjadi anggota MPR, bahkan gubernur otomatis menjadi anggota MPR dari
utusan daerah. Hal ini tidak sesuai dengan apirasi rakyat, karena di satu pihak menteri dan gubernur
adalah pelaksana pemerintahan yang berada di bawah Presiden, tetapi di pihak lain mereka menjadi
anggota MPR yang harus menilai pertanggung-jawaban Presiden.
Di masa Orde Reformasi inilah UUD telah mengalami perubahan sebanyak empat tahap, yakni
tahun , , dan . UUD hasil perubahan belum begitu lama dilaksanakan, karena
itu keterlaksanaannya belum banyak dipersoalkan. Lebih-lebih mengingat agenda reformasi itu
sendiri antara lain adalah perubahan amandemen UUD .
Namun demikian, terdapat ketentuan UUD hasil amandemen yang belum dapat dipenuhi oleh
pemerintah, yaitu anggaran pendidikan dalam “P”N dan “P”D yang belum mencapai %. Hal ini
dianggap bertentangan dengan pasal ayat UUD yang menyatakan, Negara
memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari “P”N serta dari “P”D untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional . “kan tetapi mulai tahun ini Pemerintah
Pusat telah menentukan anggaran pendidikan sebanyak % dalam “P”N, maka tinggal menunggu
kebijakan daerah-daerah tentang hal yang sama.
Untuk menghindari kekuasaan pemerintah yang mutlak, maka dalam UUD telah diatur adanya
pembatasan kekuasan pemerintah, yaitu :
. Presiden dan atau fiakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh MPR atas
usul DPR. pasal .“
. Presiden tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR. pasal .C
. Presiden dan fiakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. pasal
. Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain. pasal ayat
. Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat luas dan
mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara, dan atau
mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPR.
pasal ayat
. Presiden mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR. pasal
. Presiden member grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan M“. pasal ayat
. Presiden member amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. pasal ayat
Untuk menjamin hak-hak warga negara dan hak asasi manusia, maka dalam UUD telah diatur
sebagai berikut :
. Pasal sampai dengan pasal mengenai hak dan kewajiban warga negara.
. Pasal .“ sampai dengan .J mengenai hak asasi manusia.
. Dampak penyimpangan konstitusi terhadap sistem demokrasi di Indonesia
Dari penyimpangan-penyimpangan terhadap UUD yang pernah kita alami, maka dapat
dirasakan pula dampak negatifnya terhadap kehidupan demokrasi dalam negara, antara lain :
. Hilangnya pembagian kekuasaan dan kekuasaan negara menjadi tumpang tindih bahkan
bertumpu pada satu tangan, seperti pada tangan Presiden.
. Kedudukan dan fungsi lembaga-lembaga negara menjadi tumpang tindih menurut kehendak
pemegang kekuasaan yang inkonstitusional.
. Hak asasi manusia dan hak warga negara menjadi terabaikan bahkan tidak dapat terjamin oleh
negara.
. Kehidupan politik tidak stabil menimbulkan keamanan negara pun tidak stabil, sehingga
pembangunan nasional praktis tidak dapat dilaksanakan dengan baik, bahkan melahirkan krisis
di berbagai bidang.
. Ketidak-stabilan politik juga akan dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang hendak
memecah-belah keutuhan NKRI, seperti dengan mengadakan pemberontakan untuk merebut
kekuasaan negara atau memisahkan diri dari bingkai NKRI.
Konstitusi merupakan peraturan yang mengatur kehidupan warga negara, maka harus sesuai
dengan perkembangan kehidupan warga negara. Oleh karena itu suatu konstitusi pada masa
tertentu memerlukan adanya perubahan atau amandemen.
Dalam Hukum Tata Negara dikenal adanya dua cara perubahan UUD sebagai konstitusi tertulis,
yaitu :
Teknik perubahan UUD dikenal dengan adanya dua tradisi, yaitu tradisi Eropa Kontinental dan
tradisi “merika Serikat.
. Eropa Kontinental. Dalam tradisi ini perubahan dilakukan langsung dalam teks UUD. Jika
perubahan itu menyangkut materi tertentu, tentulah naskah UUD yang asli tidak banyak
mengalami perubahan. Tetapi jika materi yang diubah banyak, apalagi kalau perubahannya
mendasar, maka biasanya naskah UUD itu disebut dengan nama baru sama sekali. Jadi dalam hal
ini bukan perubahan, tetapi penggantian.
. “merika Serikat. Dalam tradisi ini perubahan dilakukan terhadap materi tertentu dengan
menetapkan naskah amandemen yang terpisah dari naskah asli UUD.
. Dasar Pemikiran Perubahan UUD
Perubahan UUD atau sering pula digunakan istilah amandemen UUD adalah salah satu agenda
reformasi. Perubahan itu dapat berupa pencabutan, penambahan dan perbaikan.
Mengenai amandemen UUD sendiri dilandasi oleh beberapa dasar pemikiran sebagai berikut :
. UUD memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada Presiden yang meliputi kekuasaan
eksekutif dan legislatif, khususnya dalam membentuk undang-undang.
. UUD mengandung pasal-pasal yang terlalu luwes eksibel , sehingga dapat menimbulkan
lebih dari satu tafsir multitafsir .
. Kedudukan Penjelasan UUD seringkali diperlakukan dan mempunyai kekuatan hukum
seperti pasal-pasal batang tubuh UUD .
. Dasar Politis dan Yuridis Perubahan UUD
Pelaksanaan amandemen UUD memiliki dasar politis dan yuridis. Yang menjadi dasar politis,
yaitu mempelajari, menelaah dan mempertimbangkan dengan seksama dan sungguh-sungguh hal-
hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan negara.
Sedangkan yang menjadi dasar hukum yuridis amandemen UUD adalah UUD itu sendiri
yaitu pasal sebagai berikut :
. “yat : Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya / daripada jumlah anggota MPR harus
hadir .
. “yat : Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya / daripada jumlah anggota
yang hadir .
. Prosedur Perubahan UUD
Prosedur perubahan UUD secara eksplisit telah ditentukan oleh pasal ayat dan UUD
, yakni :
“da dua hal yang menjadi latar belakang perubahan UUD , yaitu :
. Tuntutan demokrasi. UUD disusun pada masa persiapan kemerdekaan Indonesia dengan
situasi yang serba mendesak. Oleh karena itu terdapat pasal-pasal yang diarahkan untuk
kepentingan pemimpin terdahulu, serta tidak adanya pasal-pasal yang secara rinci dan tegas
menjamin hak asasi manusia. Oleh karena itu, perubahan UUD dilakukan dalam rangka
memenuhi tuntutan kehidupan yang lebih demokratis.
. Perkembangan zaman. Dalam hal ini UUD sebelum amandemen mengandung beberapa
pasal yang dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan situasi dan permasalahan kenegaraan
dewasa ini. Oleh karena itu diperlukan perubahan agar dapat lebih sesuai dengan perkembangan
zaman.
. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara dalam mencapai tujuan nasional dan
memperkukuh NKRI.
. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta
memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi.
. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan H“M agar sesuai dengan
perkembangan paham H“M dan peradaban umat manusia yang merupakan syarat bagi suatu
negara hukum yang tercantum dalam UUD .
. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern.
. Melengkapi aturan dasar yang sangat penting dalam penyelenggaraan negara bagi eksistensi
negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah negara dan
pemilihan umum.
. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
perkembangan zaman dan kebutuhan bangsa dan negara.
Dalam melakukan perubahan terhadap UUD terdapat beberapa kesepakatan dasar, yaitu :
Prubahan terhadap UUD dilakukan secara bertahap karena mendahulukan pasal-pasal yang
disepakati oleh semua fraksi di MPR, kemudian dilanjutkan dengan perubahan terhadap pasal-pasal
yang lebih sulit memperoleh kesepakatan. Perubahan terhadap UUD dilakukan sebanyak empat
kali melalui mekanisme siding MPR, yaitu :
Perubahan UUD dimaksudkan untuk menyempurnakan UUD itu sendiri, bukan untuk
mengganti. Secara umum hasil perubahan yang dilakukan secara bertahap adalah sebagai berikut :
. Perubahan Pertama
Perubahan pertama terhadap UUD ditetapkan pada tanggal Oktober dapat dikatakan
sebagai tonggak sejarah yang berhasil mematahkan semangat yang cenderung mensakralkan atau
menjadikan UUD sebagai sesuatu yang suci yang tidak boleh disentuh ole hide perubahan.
Perubahan kedua ditetapkan pada tanggal “gustus yang meliputi pasal yang tersebat
dalam bab, yaitu :
Perubahan ketiga ditetapkan pada tanggal November , meliputi pasal yang tersebar dalam
bab, yaitu :
Perubahan keempat ditetapkan pada tanggal “gustus , meliputi pasal yang terdiri atas
butir ketentuan serta butir yang dihapuskan. Dalam naskah perubahan keempat ini ditetapkan
bahwa :
UUD sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga dan keempat
adalah UUD yang ditetapkan pada tanggal “gustus dan diberlakukan kembali dengan
Dekrit Presiden Juli .
Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna MPR-RI ke- tanggal “gustus
Sidang Tahuhan MPR-RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
”ab IV tentang DP“ dihapuskan dan pengubahan substansi pasal serta penempatan-nya ke
dalam bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara.
Hasil perubahan keempat terhadap UUD secara terperinci adalah sebagai berikut :
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ 20/22
18/9/2017 Konstitusi Negara RI – PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Perubahan UUD bukan hanya menyangkut perubahan jumlah bab, pasal dan ayat, tetapi juga
ada perubahan sistem ketatanegaraan RI. Hasil-hasil perubahan tersebut menunjukkan adanya
penyempurnaan kelembagaan negara, jaminan dan perlindungan H“M, dan penyelenggaraan
pemerintahan yang lebih demokratis. Hasil-hasil perubahan tersebut telah melahirkan peningkatan
pelaksanaan kedaulatan rakyat, utamanya dalam pemilihan presiden dan kepala daerah yang secara
langsung oleh rakyat. Perubahan itu secara global adalah sebagai berikut :
. MPR yang semula sebagai lembaga tertinggi negara dan berada di atas lembaga negara lain,
berubah menjadi lembaga negara yang sejajar dengan lembaga negara lainnya, seperti DPR,
Presiden, ”PK, M“, MK, DPD, dan KY.
. Pemegang kekuasaan membentuk undang-undang yang semula dipegang oleh Presiden beralih
ke tangan DPR.
. Presiden dan fiakil Presiden yang semula dipilih oleh MPR berubah menjadi dipilih oleh rakyat
secara langsung dalam satu paket pasangan .
. Periode masa jabatan Presiden dan fiakil Presiden yang semula tidak dibatasi, berubah menjadi
maksimal dua kali masa jabatan.
. “danya lembaga negara yang berwenang menguji undang-undang terhadap UUD yaitu
Mahkamah Konstitusi MK .
. Presiden dalam hal mengangkat dan menerima duta dari negara lain harus memperhatikan
pertimbangan DPR.
. Presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR dalam hal member amnesti dan rehabilitasi.
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ 21/22
18/9/2017 Konstitusi Negara RI – PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Iklan
”log di fiordPress.com.
https://harissuwondo.wordpress.com/konstitusi-negara-ri/ 22/22