Anda di halaman 1dari 5

1.

Pada setiap aksi demonstrasi besar, mahasiswa seringkali berperan sebagai garda terdepan
mewakili masyarakat Indonesia menyampaikan aspirasinya. Seperti, mungkin masih kita
ingat, demonstrasi tritura 1966, demonstrasi reformasi 1998, dan demonstrasi dalam rangka
menolak RUU KUHP dan revisi UU KPK 2019.

Mengenai demonstrasi atau unjuk rasa 11 April 2022 tujuan utamanya adalah menuntut enam
hal kepada pemerintah, yaitu: pertama, Presiden Joko Widodo didesak tegas menolak dan
menanggapi pernyataan penundaan Pemilihan Umum (pemilu) Presiden pada 2024, atau
menambah masa jabatannya menjadi tiga periode.

Kedua, Presiden Joko Widodo dituntut untuk menunda dan mengkaji ulang Undang-Undang
Ibu Kota Negara (UU IKN), termasuk pasal-pasal yang dianggap bermasalah karena akan
menimbulkan dampak pada beberapa aspek penting seperti lingkungan, hukum, sosial,
ekologi, politik, ekonomi, dan kebencanaan.

Ketiga, Presiden Joko Widodo dituntut untuk segera menstabilkan harga dan memeriksa
ketersediaan bahan pokok yang saat ini menjadi prahara masyarakat Indonesia.

Keempat, Presiden Joko Widodo dituntut untuk segera mengusut permasalahan tentang mafia
minyak goreng dan segera mengevaluasi kinerja menteri-menteri terkait permasalahan itu.

Kelima, Presiden Joko Widodo dituntut menyelesaikan konflik agraria di Indonesia.

Keenam, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin dituntut berkomitmen
penuh dalam menepati janji-janji saat keduanya kampanye pada akhir masa jabatan mereka.

Di dunia, aksi demonstrasi sudah ada sejak 71 tahun sebelum masehi. Dalam kehidupan
sosial masyarakat Indonesia pun demonstrasi bukan hal baru. Aksi tesebut dilakukan oleh
masyarakat Indonesia untuk menuntut haknya secara kolektif. Lazimnya aksi demonstrasi
disebabkan karena terjadi berbagai masalah di suatu negara yang berdampak kepada
masyarakat, seperti naiknya harga kebutuhan pokok atau adanya kebijakan pemerintah yang
dianggap merugikan masyarakat luas.

Hukum Aksi Demonstrasi


Pengaturan unjuk rasa atau demonstrasi telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (UU No. 9 Tahun
1998). Undang-undang tersebut mengatur hak dan kewajiban, bentuk-bentuk dan tata cara
penyampaian pendapat di muka umum, serta sanksi bagi pengunjuk rasa maupun pihak yang
menghalangi masyarakat untuk berpendapat di muka umum.

Secara eksplisit Pasal 1 butir 3 UU No. 9 Tahun 1998 menyebutkan bahwa unjuk rasa atau
demonstrasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih untuk mengeluarkan
pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara demonstratif di muka umum.

Maksud di muka umum juga dijelaskan dalam undang-undang tersebut, yaitu di hadapan
banyak orang, atau orang lain termasuk juga di tempat yang dapat didatangi dan atau dilihat
setiap orang.

Sementara itu, dalam Peraturan Kepala Kepolisisan Negara Republik Indonesia Nomor 9
Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan, Pengamanan dan Penanganan
Perkara Penyampaian Pendapat di Muka Umum menyebutkan penyampaian pendapat di
muka umum adalah penyampaian pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya secara bebas
dan bertanggungjawab di hadapan orang banyak, atau orang lain termasuk juga di tempat
yang dapat didatangi dan/ atau dilihat orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Berpendapat di muka umum merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) karena
termasuk hak kemerdekaan dasar setiap insan sejak dilahirkan ke dunia, sehingga harus
memperoleh perlindungan hukum dari negara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 28D (1)
UUD 1945 yaitu bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

Indonesia menjunjung tinggi kebebasan berpendapat sebagai bentuk partisipasi masyarakat


dalam menjalankan roda pemerintahan negara dan pengejawantahan negara demokrasi.
Contoh konktitnya mengikut sertakan masyarakat melalui partisipasi politik dalam segala
tahapan kebijakan, mulai dari pembuatan keputusan, penilaian keputusan, sampai
pelaksanaan keputusan baik secara langsung (sistem demokrasi langsung) menggunakan lisan
atau tulisan melalui lembaga perwakilan rakyat atau jalur-jalur lainnya seperti media massa,
sosial media, dan sebagainya atau secara perwakilan (sistem demokrasi klasik) melalui
pemilu, pemilihan kepala daerah langsung, serta aksi demonstrasi yang tertib, damai dan
santun.
Peraturan Pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR dalam persidangan. Jika tidak
disetujui, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden
Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia selanjutnya yaitu Peraturan
Pemerintah dan Keputusan Presiden.

Peraturan Pemerintah adalah peraturan pelaksanaan dari undang-undang. Untuk membuat


suatu peraturan pemerintah tidak harus secara tegas dinyatakan atau disebutkan oleh undang
undang yang menjadi dasarnya. Misalnya dengan menggunakan kalimat "untuk selanjutnya
akan diatur dengan peraturan pemerintah"

Adapun Presiden berhak mengeluarkan keputusan Presiden yang berisi keputusan yang
sifatnya khusus (einmalig yakni berlaku atau mengatur suatu hal tertentu saja).

Peraturan Daerah
Tata urutan peraturan perundang undangan di Indonesia yang berada di tingkat paling akhir
adalah Peraturan Daerah (Perda). Perda adalah bentuk aturan pelaksana undang-undang
sebagai peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Kewenangan peraturan daerah
bersumber dari kewenangan yang telah ditentukan suatu undang-undang.

Peraturan daerah juga dapat dibentuk untuk mengatur hal-hal yang kewenangan untuk
mengatur hal-hal tersebut tidak diatur secara eksplisit oleh suatu undang-undang. Perda dapat
dilakukan sesuai dengan ketentuan ketentuan UUD 1945 sebagaimana dimaksud dalam pasal
18 ayat (3) dan (4).

Peraturan daerah terbagi dari Peraturan pemerintah Provinsi dan daerah. Peraturan Daerah ini
isinya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah pusat.

Kesimpulan

Demonstrasi merupakan kebebasan bagi setiap warga negara dalam menyampaikan ide,
gagasan, pendapat di muka umum. Indonesia merupakan negara demonstrasi, maka dari itu
indonesia memberikan kebebasan kepada warga negaranya dalam menyampaikan
aspirasinya.

Dari pembahasaan diatas dapat disimpulkan bahwa Kata demokrasi merujuk kepada
konsep kehidupan negara atau masyarakat, dimana warga negara dewasa turut berpartisipasi
dalam pemerintahan melalui wakilnya yang diplih melalui pemilu. Pemerintahan di Negara
demokrasi juga mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragarna, berpendapat,
berserikat setiap warga Negara, menegakan rule of law, adanya pemerintahan menghormati
hak-hak kelompok minoritas; dan masyarakat warga Negara memberi peluang yang sama
untuk mendapatkan kehidupan yang layak.
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis,
yaitu Kesetaraan sebagai warga Negara, memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum, pluralisme
dan kompromi, menjamin hak-hak dasar, dan pembaruan kehidupan social.
Dalam perjalanan sejarah bangsa, ada empat macam demokrasi di bidang politik yang
pernah diterapkan dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, yaitu, Demokrasi Parlementer
(liberal), Demokrasi Terpimpin, Demokrasi Pancasila Pada Era Orde Baru, Demokrasi
Pancasila Pada Era Orde Reformasi.

Saran
Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan namun kini telah
menjadi salah satu sistem politik. Salah satu pemilu yang krusial atau penting dalam
katatanegaraan Indonesia adalah pemilu untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk dalam
parlemen, yang biasa kita kenal dengan sebutan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan
DPRD. Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, para konstituen tersebut pada hakikatnya
adalah bekerja untuk rakyat secara menyeluruh. Itulah yang dinamakan dengan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya pemerintahan agar
menuju Indonesia yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://kumparan.com/lisanov19/hukum-aksi-demonstrasi-di-indonesia-
1xrFfFnbRaH/full
2. https://www.studocu.com/id/messages/question/3981402/urutkan-peraturan-peruuan-
tersebut-dari-peraturan-yang-tertinggi-uud-1945-sampai-dengan-peraturan
3. https://news.detik.com/berita/d-5995476/tata-urutan-peraturan-perundang-undangan-
di-indonesia-jenis-hingga-penjelasan
4. https://brainly.co.id/tugas/51082939
5. Rogaiyah, Alfitri. 2009. Jurnal PPKn dan Hukum: Demokrasi Kesetaraan
atau Kesenjangan. Universitas Sriwijaya. Sumatera Selatan
6. Sulfa, 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas Halu Oleo. Kendari

Anda mungkin juga menyukai