Anda di halaman 1dari 4

DEMOKRASI pasca REFORMASI

Jika kita urutkan dalam 2 suku kata, Demokrasi adalah hukum yang berlaku sedangkan
Reformasi adalah perubahan akan tetatpi , dalam kasus 1998, terjadi penyalah artian pada arti
"Reformasi" dimana arti reformasi berubah menjadi "kebebasan yg bebas"
sehingga terjadi pembalakan hutan, kekacauan, dan hal2 buruk yg tidak di inginkan
maka kita di sini, menegas kan bahwa Demokrasi Reformasi adalah demokrasi yang menuntut
perubahan bagi rakyat menuju ke arah yang lebih baik sedangkan demokrasi adalah suatu bentuk
pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh wn
melalui wakil-wakil yg dipilih oleh mereka dan bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu
proses pemilihan yg bebas. Demokratisasi Merupakan proses pendemokrasian segenap rakyat untuk
turut serta dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya, dengan mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi warga negara.

Demokrasi pada masa Orde Reformasi

Setelah tumbangnya rezim orde baru melalui suatu perjuangan mahasiswa yang didukung oleh
segenap komponen bangsa pada awal Mei 1998, maka penerapan Demokrasi Pancasila yang
dilandasi semangat reformasi, dimana paham demokrasi berdasar atas kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta


dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan
Indonesia dan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pelaksanaan Demokrasi Pancasila pada masa reformasi telah banyak memberi ruang gerak kepada
parpol dan komponen bangsa lainnya termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan
rakyat mengawasi dan mengontrol pemerintah secara kritis, sehingga dua kepala negara tidak dapat
melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatanya selama lima tahun karena dianggap
menyimpang dari garis reformasi

Demokrasi Era Reformasi (1998 s.d. Sekarang)

Reformasi lahir setelah Presiden Soeharto mengun-durkan diri sejak 21 Mei 1998 dan digantikan
oleh wakil presiden Dr. Ir. Bj. Habibie.

Berhentinya Soeharto sebagai presiden, karena tidak adanya lagi kepercayaan dari masyarakat serta
menghadapi krisis moneter dan ekonomi yang berkepanjangan

Pelaksanaan pemilu 7 Juni 1999, dianggap paling jujur & adil dibandingkan pemilu sebelumnya.
Pemilu 1999 telah melahirkan banyak partai politik, antara lain : PDIP, Golkar, PPP, PKB, PAN, PBB
dan lain-lain (sebanyak 48 Parpol).

Dalam perkembangan demokrasi di era reformasi, peran mahasiswa, kelompok kepentingan dan
komponen rakyat Indonesia ingin agar dilaksanakan reformasi total disegala bidang
Agenda- Agenda utama Reformasi seperti Pemberantasan terhadap Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN), serta Kebebesan dalam menyampaikan pendapat (unjuk rasa), dan Penegakkan hukum dan
Jaminan terhadap pelaksanaan hak-hak asasi manusia.

Contoh-Contoh Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada era Reformasi

Pemilu 2004 adalah pemilu pertama sejak Indonesia merdeka yang dilaksanakan secara langsung,
dalam arti masyarakat Indonesia dapat memilih Capres (Calon Presiden) dan Cawapres (Calon Wakil
Presiden) dan memilih anggota legislatif secara langsung. Peserta pemilu legislatif tahun 2004
sebanyak 24 partai dan dimenangkan oleh Partai Golongan Karya, sedangkan peserta Pilpres
(Pemilihan Presiden) sebanyak 5 pasangan dan dimenangkan oleh pasangan SBY-JK (Susilo Bambang
Yudhoyono-Jusuf Kalla). Pemilu 2004 adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di Indonesia
pada era reformasi karena dilaksanakan secara bersih dan demokratis.

Melaksanakan kampanye terbuka pada tahun 2009, KPU memutuskan untuk mengadakan
Kampanye Terbuka, yang dimana para kompetitor mempunyai jadwal yang ketat dalam
berkampanye dalam waktu yang singkat Hal ini merupakan salah satu contoh pelaksanaan
demokrasi. Namur hal ini juga tidak lepas dari banyak kekurangan, seperti panitia dengan kinerja
buruk, cuaca tidak mendukung, para perusuh dari partai lain. Mestinya di dalam Kampanye Terbuka,
hal ini harus di HILANGKAN secara hermanen agar menciptakan demokrasi.

Semua golongan bisa menjadi caleg hanya dengan modal NEKAT dan BERANI, para pengangguran
yang biasa kerja free lance jadi tukang becak, satpam, tiba-tiba di panggil oleh para anggota parpol
agar menjadi CALEG, memang hal ini benar sesuai dengan demokrasi, Namur apakah kita tidak
kasihan dengan orang-orang yang sudah bersekolah mal ing ke junjung S2, Namur slotnya di ambil
orang-orang semacam itu?

Demonstrasi atau unjuk rasa diperbolehkan asal secara tertib, damai, dan tidak mengganggu
ketertiban umum. Perwakilan dari pendemo wajib melaporkan tentang jumlah anggota pendemo,
lokasi demonstrasi, atribut yang dipakai kepada pihak kepolisian sebelum unjuk rasa dilaksanakan.
Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi karena kita tahu unjuk rasa
adalah hal yang dilarang pada masa pemerintahan Orde Baru.

Pemilihan kepala daerah secara langsung mulai dilakukan pada masa pemerintahan sekarang yaitu
pemerintahan SBY, sebelumnya kepala daerah dipilih atau ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri.
Sekarang, masyarakat dapat memilih kepala daerahnya masing-masing seperti pemilihan presiden
secara langsung. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi karena
dengan Pilkada secara langsung, kepala daerah yang terpilih adalah pilihan rakyat bukan
pemerintah.

Kebebasan pers media cetak maupun elektronik mulai timbul sejak lengsernya dinasti orde baru,
dalam hal ini pers dapat bebas berpendapat dan mengkritik kinerja pemerintah jika kinerjanya
buruk. Hal ini adalah salah satu contoh pelaksanaan demokrasi di era reformasi karena pada masa
Orde Baru, pers tidak mendapat kebebasan berpendapat dan dilarang mengkritik kinerja
pemerintah. Sebagai contoh, beberapa media cetak pada masa Orde Baru ditutup secara paksa
karena dinilai mengkritik dinasti Soeharto. Dalam sistem demokrasi posisi rakyat adalah sederajat
dihadapan hukum dan pemerintahan. Rakyat memiliki kedaulatan yang sama, baik dalam
kesempatan untuk memilih atau pun dipilih. Tidak ada pihak lain yang berhak mengatur dirinya
selain dirinya sendiri. Demokrasi tidak akan efektif dan lestari tanpa substansi yang berujud jiwa,
budaya atau ideologi yang mewarnai pengorganisasian berbagai elemen politik seperti partai
politik, lembaga-lembaga pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan.

Demokrasi, pada umumnya ditandai dengan

Adanya pembatasan terhadap tindakan pemerintah,Prasarana pendapat umum (media massa) yang
bebas dan betanggung jawab. dan Sikap menghargai hak-hak minoritas dan perorangan

Sesudah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat,
kebebasan memilih, kebebasan berpolitik dan lain-lain semakin terbuka luas. Era reformasi sekaligus
merupakan era demokratisasi. Dalam suasana reformasi, tidak jarang penggunaan kebebasan
tersebut sering berbenturan dengankepentingan umum. Inilah yang perlu ditata lebih baik, sehingga

penerapan kebebasan warga negara dan demokrasi tetap berada dalam koridor hukum dan tidak
mengganggu kepentingan umum. Bagaimanapun juga reformasi telah membuka pintu kebebasan,
yang hal ini sangat diperlukan bagi rakyat dalam proses menemukan sistem demokrasi yang lebih
baik.

Pada awalnya, penerapan demokrasi lebih terfokus pada bidang politik atau sistem pemerintahan.
Wujud penerapannya antara lain dengan penyelenggaraan pemilihan umum, pergantian pemegang
kekuasaan pemerintahan,

kebebasan menyatakan pendapat dan lain-lain. Dalam perkembangannya, konsep demokrasi


juga diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, yakni dalam

kehidupan ekonomi, pendidikan, sosial-budaya, dan bidang- bidang kemasyarakatan lainnya. Dengan
demikian, demokrasi tidak hanya diterapkan dalam kehidupan bernegara, tetapi juga dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Kehidupan yang demokratis adalah kehidupan yang
melibatkan partisipasi rakyat dan ditujukan untukkepentingan rakyat. Bagaimana konsep demokrasi
diterapkan dalambidang ekonomi? Apakah demokrasi ekonomi juga diterapkan di Indonesia?
Apakah UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam bernegara juga memuat ketentuan

tentang demokrasi ekonomi? Coba perhatikan isi UUD 1945 pasal 33 berikut ini

Ayat (1) : Perekonomian disusun sebagai usaha bersamaberdasarkan atas asas kekeluargaan.

Ayat (2) : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.

Ayat (3) : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ayat (4) : Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Tujuan adalah terciptanya kesejahteraan seluruh rakyat atau warga. Demikian pula halnya dalam
bidang ekonomi. Persoalannya adalah bagaimana agar rakyat atau warga ikut serta dalam
kegiatanekonomi, baik dalam proses produksi maupun distribusi. Keikutsertaan rakyat dalam proses
produksi bukan

semata-mata sebagai alat produksi atau buruh yang bekerja pada majikan dengan upah yang
rendah. Mereka harus ikut menikmati keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari hasil produksi itu
dengan memperoleh jaminan hidup yang layak. Dengan demikian akan tercipta
kesejahteraan rakyat.

Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum membudaya. Kita
memang telah menganut demokrsai dan bahkan telah di praktekan baik dalam keluarga,
masyarakat, maupun dalam kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum
membudanyakannya.

Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan Demokrasi telah
menjadi budaya berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah
daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar betapa sering warga negara,
bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai
kebabasan orang lain, kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan,
kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang perorang baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai
cara untuk merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan seterusnya.
Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai demokrasi itu kurang di praktekan
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua warga negara.
Yang paling utama, tentu saja, adalah:

1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.

2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya.

Memahami nilai-nilai demokrasi memerlukan pemberlajaran, yaitu belajar dari pengalaman negara-
negara yang telah mewujudkan budaya demokrasi dengan lebih baik dibandingkan kita. Dalam usaha
mempraktekan budaya demokrasi, kita kadang-kadang mengalami kegagalan disana-sini, tetapi itu
tidak mengendurkan niat kita untuk terus berusaha memperbaikinya dari hari kehari. Suatu hari
nanti, kita berharap bahwa demokrasi telah benar-benar membudaya di tanah air kita, baik dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Anda mungkin juga menyukai